HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Saran
Dalam pengujian dan analisa dari penelitian ini masih perlu dilakukan penyempurnaan. Beberapa saran yang dapat dilakukan antara lain :
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan cara merubah atau memvariasikan jumlah tanaman dan variasi kompos.
2. Untuk pengujian lebih lanjut diperlukan analisis lebih mendalam untuk mengetahui kuat geser tanah akibat akar tanaman akar wangi.
Pegunung-an tropis, Makalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia, PIT ke-20, Desember1991, hal. 471- 481
Bracken, N. and Truong, P.N. (2 000). Application of Vetiver Grass Technology in the stabilization of road infrastructure in the wet tropical region of Australia. Proc. Second International Vetiver Conf. Thailand, January 2000.
Brunsden,D., Schortt,L., & Ibsen,M.L.(editor), 1997, Landslide Recognition, Identificat- ion Movement and Causes, John Wiley &
Sons, England, p. 137 – 148
Buma, J, & Van Asch, T., 1997, Slide (Rotational), dalam Dikau, R. (editor) et.al., 1997, Landslide Recognition, John Willey & Sons, pp. 43-61 Chaobo Zhang, Lihua Chen, Dan Jing Jiang (2008) “Distribusi akar vertikal
dan kohesi akar khas spesies pohon di Dataran Tinggi Huangtu, Cina”
Cheng Hong, Xiaojie Yang, Aiping Liu, Hengsheng Fu, Ming Wan (2003).
A Study on the Performance and Mechanism of Soil-reinforcement by Herb Root System. Proc. Third International Vetiver Conf.
China, October 2003.
Dalton, P. A., Smith, R. J. and Truong, P. N. V. (1996). Vetiver grass hedges for erosion control on a cropped floodplain, hedge hydraulics. Agric. Water Management: 31(1, 2) pp 91-104.
Das, Braja M.1985. Mekanika Tanah, Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis,jilid 1. Terjemahan Noor Endah & Indrasurya Mochtar.
Penerbit Erlangga, 1995.
Das, Braja M.1985. Mekanika Tanah, Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis,jilid 2. Terjemahan Noor Endah & Indrasurya Mochtar.
Penerbit Erlangga, 1995.
Dikau, R. (editor) et.al., 1996, Landslide Recognition, John Willey & Sons, 251 p.
Dirjen Bina Marga 1991, Spesifikasi Perkuatan Tebing
Dermawan H,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Batas – Batas Atterberg ASTM D-4318-00
Dermawan H,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Berat isi dan Kadar Air Tanah ASTM C-29 dan ASTM D-2216-98
Dermawan H,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Berat Jenis ASTM D-854-02 – Piknometer
Dermawan H,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test) ASTM D-3080-04
Dermawan H,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Unconfined Compression Test (Uct) ASTM D2166-06
Dermawan H,Laboratoratorium Mekanika Tanah, UPI. Uji Saringan (Sieve Analysis) ASTM D-1140
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota.
No.11/S/BNKT/1991 ; Spesifikasi Penguatan Tebing
Ekawit, Veerapunth, Suraphol, Sanguankaeo 1999 Vetiver Grass Training Manual Bangkok Thailand, Department Of Highways, Bangkok Thailand.
Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification of Landslides, (ed. : Brunsden, D,& Prior, D.B., 1984, Slope Instability, John Wiley &
Sons, p.1-25
Hengchaovanich, D. (1998). Vetiver grass for slope stabilization and erosion control, with particular reference to engineering applications. Technical Bulletin No. 1998/2. Pacific Rim Vetiver Network. Office of the Royal Development Project Board, Bangkok, Thailand.
Hengchaovanich, D. and Nilaweera, N. S. (1996). An assessment of strength properties of Vetiver grass roots in relation to slope stabilisation. Proc. First International Vetiver Conf. Thailand pp.
153-8.
Hirnawan, R. F., 1994, Peran faktor-faktor penentu zona berpotensi longsor di dalam mandala geologi dan lingkungan fisiknya Jawa Barat, Majalah Ilmiah Universitas Padjadjaran, No. 2, Vol. 12, hal.
32-42.
Jagath C. Ekanayake, Michael Marden, Alex J. Watson, And Donna Rowan (1998) “Akar pohon dan stabilitas lereng: perbandingan antara pinus radiata dan kanuka”
Jaspers-Focks, D.J and A. Algera (2006). Vetiver Grass for River Bank Protection. Proc. Fourth Vetiver International Conf. Venezuela, October 2006.
Kazutoki Abe dan Robert R. Ziemer (1991) “Effect of tree roots on a shear zone: modeling reinforced shear stress”
Le Van Du, and Truong, P. (2003). Vetiver System for Erosion Control on Drainage and Irrigation Channels on Severe Acid Sulphate Soil in Southern Vietnam. Proc. Third International Vetiver Conf. China, October 2003.
Pangular, D., & Sudarsono 1986, Petunjuk Penyelidikan &
Penanggulangan Gerakan Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, 233 hal
Pasuto, A., & Soldati, M., 1997. Rock Spreading, dari Dikau, R., Brunsden, D., Schortt, L., & Ibsen, M.L. (ed.), Landslide Recognition, Identification, Movement and Causes, John Wiley & Sons, England, p. 122 – 136
Pedoman Panitia Teknis No 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01/S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan. “Penanaman Rumput vetiver untuk pengendalian erosi permukaan dan pencegahan longsoran dangkal pada lereng jalan”
PLAXIS User Guide Ver. 8.2 Editor R.B.J. Brinkgreve. Plaxis B. V., The Netherlands. 1998
Rully Wijayakusuma (2007) dalam Green Design Seminar, “Stabilisasi Lahan Dan Fitoremediasi Dengan Vetiver System”. Truong, P. N.
(1998). Vetiver Grass Technology as a bio-engineering tool for infrastructure protection. Proceedings North Region Symposium.
Queensland Department of Main Roads, Cairns August, 1998.
Truong, P., Gordon, I. and Baker, D. (1996). Tolerance of Vetiver grass to some adverse soil conditions. Proc. First International Vetiver Conf. Thailand, October 2003.
Truong P, Tran tan van, Elise Pinners dan David Booth (2011) Penerapan Sistem Vetiver Buku panduan Teknis Edisi Bahasa Indonesia Diterbitkan Oleh The Indonesia Vetiver Network
Varnes, D.J., 1978, slope Movement Tyepes and Processes, Special Report, Washington, D.C.
Xia, H. P. Ao, H. X. Liu, S. Z. and He, D. Q. (1999). Application of the Vetiver grass bio-engineering technology for the prevention of
highway slippage in 72 southern China. International Vetiver Workshop, Fuzhou, China, October 1997.
Xie, F.X. (1997). Vetiver for highway stabilization in Jian Yang County:
Demonstration and Extension. Proceedings abstracts.
International Vetiver Workshop, Fuzhou, China, October 1997.
YEAR BOOK MITIGASI BENCANA 1999, Januari 2000, Direktorat Teknologi Pengelolaan Sumerdaya Lahan dan Kawasan, Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, BPPT, hal. I.105 - I.123
Zakaria, Zufialdi. Analisis Kestabilan Lereng Tanah. Bandung.
Zakaria, Z., 2000, Peran Identifikasi Longsoran dalam Studi Pendahuluan Permodelan Sistem STARLET Untuk Mitigasi Bencana Longsor.
Data lapisan tanah pada permodean Plaxis 2D yang dipergunakan merupakan data gabungan dari hasil Analisa laboratorium dan hasil korelasi dari nilai-nilai tanah yang diurutkan dari perkiraan nilai N-SPT tanah secara umum.
Lapisan tanah kedua merupakan hasil dari pengujian tanah yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah dengan mendapatkan nilai E dari grafik tegangan regangan percobaan Unconfined Compression Test (UCT),nilai berat isi dari pengujian kompaksi tanah, serta nilai Kohesi (C) dan nilai sudut geser dari pengujian Direct Shear Test.
Lapisan tanah pertama, ketiga dan keempat didapatkan dari pendekatan korelasi tanah berdasarkan nilai N-SPT tanah yang biasanya ada pada tanah dengan acuan data dari hasil pengujian tanah lapisan kedua yang didapatkan dari pengujian laboratorium. Data tanah lapis pertama merupakan tanah lempung, lapisan ketiga merupakan lempung berpasir, dan lapis keempat merupakan lempung padat.
Tabel 2. Korelasi N – SPT dan qc dengan modulus elastisitas pada tanah pasir
Tabel 4. korelasi berat jenis tanah jenuh (sat)untuk tanah non kohesif
Tabel 5. Korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan unconfied compressive strength dan berat jenis (sat) untuk tanah kohesif
pengujian tersebut adalah, pada lapisan tanah yang diberikian perkuatan akar wangi merupakan “elastic material” dengan nilai E yang didapatkan dari pengujian Unconfined Compression Test (UCT) sebesar 1489 kN/m2.
Gambar 1. Pemodelan lereng jalan
C : 1,5 kN/m2 C : 7 kN/m2 C : 1 kN/m2 C : 10 kN/m2 E : 1179 kN/m2 E :1764 kN/m2 E : 2x104 kN/m2 E : 1x104 kN/m2 Kx : 0,01 m/day Kx : 0,01 m/day Kx : 1 m/day Kx : 0,01 m/day
: 270 : 200 : 330 : 330
sat : 18 kN/m3 sat : 18 kN/m3 sat : 20 kN/m3 sat : 20 kN/m3
Nilai-nilai yang didapatkan dari lapisan 2 merupakan hasil analisis di laboratoium sedangkan untuk lapisan tanah 1, 3 dan 4 di asumsikan menggunakan pendekatan nilai N – SPT sebagai Berikut :
Lapisan tanah 2
Pada lapisan tanah 2 diperoleh dari hasil analis laboratorium.
Lapisan tanah 1
- Pada tanah lapisan 1 diasumsikan nilai N-SPT nya adalah 2, sehingga dari tabel korelasi yang didapatkan nilai kohesi (c) sebesar (1,5 kN/m2), nilai modulus elastisitas (E) sebesar 1179 kN/m2, nilai koefisien permeabilitas 0.01 m/day, sudut geser sebesar () 270 dan nilai gamma saturasi (sat): 18 kN/m3.
Tabel 2. korelasi N-SPT dengan sudut geser dalam tanah
Tabel 7 Korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan unconfied compressive strength dan berat jenis (sat) untuk tanah kohesif
= 0,68 x 2
= 1,36 kN/m2
= 1,5 kN/m2
2. Nilai Modulus Elastisitas (E)
Karena diasumsikan Nilai N-SPT 2 maka dari tabel didapatkan nilai E = 171 psi di konversi ke kN/m2 maka dikalikan 6,895
= 171 X 6,895
= 1179 kN/m2
3. Sudut geser () dari tabel diperoleh 270
4. Nilai gamma saturasi (sat)daritabel diperoleh 18 kN/m3
Lapisan tanah 3
- Pada tanah lapisan 3 diasumsikan nilai N-SPT nya adalah 10, sehingga nilai kohesinya tanah pasir adalah 1 kN/m2, nilai modulus elastisitas (E) sebesar 2x104 kN/m2, nilai koefisien permeabilitas 0.01 m/day, sudut geser sebesar () 330 dan nilai gamma saturasi (sat): 20 kN/m3
Tabel 3. korelasi berat jenis tanah jenuh (sat)untuk tanah non kohesif
2. Nilai Modulus Elastisitas (E)
Karena diasumsikan Nilai N-SPT 10 maka dari tabel didapatkan nilai E = 2900 psi di konversi ke kN/m2 maka dikalikan 6,895
= 2900 X 6,895
= 19995,5 kN/m2
= 2x104 kN/m2
3. Nilai Sudut geser () dari tabel diperoleh 330
4. Nilai gamma saturasi (sat)daritabel diperoleh 20 kN/m3
Lapisan tanah 4
- Pada tanah lapisan 4 diasumsikan nilai N-SPT nya adalah 15, sehingga dari tabel korelasi yang didapatkan nilai kohesi sebesar 0.1 kg/cm2 (10 kN/m2), nilai modulus elastisitas (E) sebesar 1x104 kN/m2, nilai koefisien permeabilitas 0.01 m/day, sudut geser sebesar () 330 dan nilai gamma saturasi (sat): 20 kN/m3.
Tabel 2. korelasi N-SPT dengan sudut geser dalam tanah
Tabel 7 Korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan unconfied compressive strength dan berat jenis (sat) untuk tanah kohesif
= 0,68 x 15
= 10,2 kN/m2
= 10 kN/m2
2. Nilai Modulus Elastisitas (E)
Karena diasumsikan Nilai N-SPT 10 maka dari tabel didapatkan nilai E
= 1450 psi di konversi ke kN/m2 maka dikalian 6,895
= 1450 x 6,895
= 9997,75 kN/m2
= 1x104 kN/m2
3. Nilai sudut geser () dari tabel di peroleh 330
4. Nilai gamma saturasi (sat) dari tabel diperoleh 20 kN/m3