• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

7.2 Saran

1. Masyarakat

a. Memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan asupan gizi yang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi sesuai dengan usia anak dan

memberikan makanan yang beraneka ragam untuk mencukupi nilai gizinya.

b. Meningkatkan perhatikan terhadap laju perkembangan anak, seperti perkembangan motorik kasar dan tidak sungkan bertanya kepada petugas kesehatan yang berada di lapangan.

c. Rajin dan aktif dalam melaporkan perkembangan anak kepada petugas kesehatan disetiap bulan penimbangan.

d. Meningkatkan pengetahuan mengenai asupan makanan yang bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar.

e. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahan makanan yang mengandung cukup besi yang bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar.

f. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahan makanan yang dapat menjadi penghambat penyerapan besi dan bahan makanan yang membantu penyerapan besi ke dalam tubuh.

g. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahan makanan yang mengandung cukup protein dalam membantu perkembangan motorik kasar anak

h. Memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan mengenai asupan gizi yang baik untuk perkembangan motorik kasar sejak pada masa hamil.

i. Aktif dan rajin ke posyandu untuk melakukan penimbangan dan pemeriksaan sejak pada masa hamil.

2. Posyandu

a. Memberdayakan posyandu dengan melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang bergizi serta mengaktifkan lagi program penyuluhan.

b. Mengoptimalkan kerja sama dengan Lembaga CSR dalam program penanggulangan gizi.

c. Membantu dalam penyuluhan dan penyebaran informasi mengenai bahan makanan yang mengandung besi dan protein yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak.

d. Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup besi dan cukup protein disetiap bulan penimbangan.

e. Mensosialisasikan kegiatan posyandu kepada masyarakat secara rutin.

f. Berupaya untuk meningkatkan keaktifan masyarakat untuk datang ke posyandu disetiap bulan penimbangan.

3. Puskesmas

a. Memberikan program penyuluhan terpadu dan berkesinambungan kepada masyarakat serta kader-kader posyandu mengenai perkembangan motorik kasar anak, dan mengenai pengetahuan asupan gizi yang bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar. b. Perlu adanya pemantauan kegiatan posyandu secara berkala

terhadap laju perkembangan motorik kasar dengan adanya form penilaian selain KMS, misalnya dengan denver II.

c. Adanya pelatihan cara menilai perkembangan anak kepada kader posyandu selaku pengamat pertama dan dekat dengan masyarakat. d. Memberikan informasi terkait bahan makanan yang mengandung

cukup besi dalam pengaruhnya terhadap perkembangan motorik kasar anak.

e. Memberikan informasi bahan makanan yang mengandung protein dalam pengaruhnya terhadap perkembangan motorik kasar pada anak.

f. Memberikan penyuluhan mengenai bahan makanan yang dapat menghambat penyerapan asupan besi dan bahan makanan yang membantu penyerapan asupan besi ke dalam tubuh.

98

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier , S. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Alqur’an Al-Karim. Al-Madina, Alqur’an dan Terjemahannya. Bandung: C.V

Madina Raihan Makmur.

Amanda, Ameilia. 2014. Hubungan asupan zat gizi (energi, protein, besi, dan seng), stunting dan stimulasi psikososial dengan status motorik anak usia 3-6 tahun di paud wilayah binaan puskesmas kecamatan kebayoran lama tahun 2014. Skripsi Fakultas Kedokteran dan ilmu kesehatan universitas syarif hidayatullah Jakarta

Anwar, Husaini, Mahdin dkk. 2003. Studi motor milestone untuk pembuatan KMS perkembangan anak (hasil penelitian puslitbang gizi dan makanan tahun 2003). Pusat penelitian dan pengembangan gizi kesehatan badan penelitian dan pengembangan gizi departemen kesehatan RI.

Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Depok: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan FKM UI.

Budiarti, 2011. Hubungan antara asupan gizi dengan tumbuh kembang anak usia 5-6 tahun. http;//isjd.pdii.lipi.go.id diunduh 30 desember 2012 Jurnal penelitian kesehatan suara forikes vol II nomor 1

Depkes, 2006. Perkembangan anak usia 0-36 bulan proses tumbuh kembanga deteksi intevensi kota Tasikmalaya: proyek dana dekonsentrasi provinsi Jawa Barat kesehatan ibu dan anak

Emalia, dkk. 2014. Hubungan asupan gizi, pengetahuan dan stimulasi ibu dengan tumbuh kembang anak prasekolah tk handayani dan tk teratai 26 ilir kecamatan bukit kecil Palembang 2014. Jurnal kesehatan

Hasyuti , Nur. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status perkembangan motorik kasar baduta usia 6-18 bulan di Kabupaten Jeneponto tahun 2011. Skripsi Universitas Hasanudin di unduh pada tanggal 23 desember 2012.

Hurlock, Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. --- 1995. Perkembangan anak; Jakarta Erlangga.

Husaini, et. al. 2006. Realibilitas dan validitas penggunaan kartu menuju sehat perkembangan motor milestone anak umur 3-18 bulan di puskemas dan posyandu. Jurnal penelitian gizi dan makanan, 29,13-26.

Kartika, Latinulu S. 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik anak suai 12-18 bulan di keluarga miskin dan tidak miskin. Jurnal penelitian gizi dan makanan, 25, 38-48.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). Ketahanan pangan dan gizi di era otonomi daerah dan globalisasi.. Jakarta

Lismawati, Ani. 2010. Peran stimulasi terhadap perkembangan motorik kasar anak 12-18 bulan dengan mempertimbangkan status gizi dan riwayat

persalinan di kelurahan nagasari kecamatan cipedas kota tasikmalaya tahun 2010. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Moersintowati, 2000, Deteksi dini tumbuh kembang. Simposium penatalaksanaan mutakhir bidang ilmu kesehatan anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Bandung: IDAI Jawa Barat.

Narendra, B. Moersintowarti, dkk. 2002. Buku ajar 1 tumbuh kembang anak dan remaja edisi 1. Jakarta : Sagung Seto

---. 2002. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam: Narendra M, Sularyo, Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto

---. 2005. Buku ajar II tumbuh kembang anak dan remaja edisi pertama. Jakarta: Sagung seto

Nursalam. 2005. Asupan Keperawatan Bayi dan anak. Jakarta: Salemba Medika Nutrisiani, Febrika. 2010. Hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MP

ASI)pada anak usia 0-24 bulan dengan kejadian diare di wilayah kerja puskesmas purwodadi kecamatan purwodadi kabupaten grobogan. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Karya Ilmiah.

Olney, et. al 2007. Young zanzibari children with iron deficiency, iron deficiency anemia, stunting, or malaria have lower motor activity scores and spend less time in locomotion. The journal of nutrition, community and international nutrition, p-2755-2762. Diunduh pada tanggal 8 November 2012

Proboningsih, Jujuk 2004. Perbedaan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan keperibadian pada anak usia 12-18 bulan antara status gizi kurang dan status gizi normal: studi di wilayah kerja Puskesmas Porong Sidoarjo. Diunduh dari Skripsi Unair pada tanggal 24 November 2012.

Rosmanindar, Erna. 2013. Asupan protein sebagai faktor dominan terjadinya stunting pada anak 7-36 bulan di wilayah puskesmas pancoran mas kota depok tahun 2013. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Jakarta

Setianingsih. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ini dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (usia 0-12 bulan) di kecamatan cikarang barat kabupaten bekasi, depok: Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Soetjingsih. 1995. Tumbuh kembang anak . Jakarta:EGC

Sulpi, Maulina. 2013. Hubungan ASI Eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 0-12 bulan di rumah sakit syarif hidayatullah tahun 2013. Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Syarif Hidayatullah. Jakarta

Supariasa, et. al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC

Susanthy, novita , ani margawati. 2012. Hubungan derajat stunting, asupan zat gizi dan social ekonomi rumah tangga dengan perkembangan motorik anak usia 24-36 bulan di wilayah kerja puskesmas bugangan semarang.

http//www.fkm.undip.ac.id diunduh pada tanggal 13 november 2012 journal of nutrition college vol 1 hal 683-699

Sutrisno, 2003. Hubungan status gizi dengan tingkat perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun pada keluarga sejahtera di wilayah kecamatan purwodadi kabupaten grobogan - jawa tengah. http//www.fkm.undip.ac.id, diakses pada 8 desember 2012 pukul 20.45 WIB.

Sutrisno, yogie 2014. Hubungan Statua gizi dengan status perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-24 bulan di posyandu desa pari kecamatan mandalawangi kabupaten pandenglang banten tahun 2014. Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta

Sunartini, 2009. Deteksi Gangguan Perkembangan Otak dan Pengembangan Potensi Anak dengan Kemampuan dan Kebutuhan Khusus. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Syukriawati, ria. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dnegan status gizi kurang pada anak usia 24-59 bulan di kelurahan pamulang barat kota tangerang selatan tahun 2011. Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta

William Franskenburg. The denver developmental screening test. The journal of pediatrics 71 (2):181-191. University of Colorado medical center. 1973. Zaviera, Ferdinand. 2008. Mengenali dan memahami tumbuh kembang anak.

Zulaekah, Siti, dkk. 2014. Anemia terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak malnutrisi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang

PAMULANG BARAT KECAMATAN PAMULANG TAHUN 2014

Assalammualaikum Wr.Wb

Nama Nurmalita Sani, Saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi “Hubungan asupan gizi (energi, protein, karbohidrat, lemak, Zinc dan Besi) terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 6-18 bulan”.

Saya mengharapkan kesediaan saudara/i untuk memberikan jawaban atau tanggapan sesuai dengan pendapat saudara/i sendiri. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat khususnya ilmu gizi dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk menerima atau menolak menjadi peserta penelitian ini. Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan saudara menandatangani formulir ini.

1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk pengisian : isilah data di bawah ini dengan lengkap, berikan tanda cek (√) pada tanda kurung yang tersedia dengan sebenar-benarnya.

a. Ayah/ibu/pengasuh balita *coret yang tidak perlu

Nama : Usia : Pendidikan : ( )SD ( )SMP ( )SMA ( ) Sarjana Pekerjaan : Alamat : ( )RT/ ( )RW b. Anak

Jenis kelamin : ( )Laki-Laki ( )Perempuan Usia anak : . . . bulan

makanan DKBM untuk ukuran 1 porsi) T id ak p er n ah 1x/h ar i 2-3x/h ar i 4-6x/h ar i 1x/min ggu 2-3x/min ggu 1x/b u la n 2-3x/b u lan URT (gr) 1.Makanan Pokok Beras/nasi/bubur/sun /nestle/serelac Roti …….. Ketela pohon(singkong) Mie / Bihun

………. Kentang Tepung-tepungan ……….. Lainnya ………. 2. Protein Hewani Telur ayam Telur bebek Ikan ………. Daging

Lainnya ………. 3. Protein Nabati Tahu Tempe Susu kedelai Kacang hijau Kacang tanah Lainnya ………. 4. Sayuran

Sayur bayam wortel

Sayur bayam jagung

Sayur lodeh Kacang panjang Bayam Kangkung Wortel Brokoli Lainnya ……….

Pisang ambon Jeruk manis Semangka Papaya Anggur Melon Mangga Lainnya ………. 6. Susu dan olahannya

………. Keju yogurt Lainnya ………. 7.Lemak/Minyak

Minyak kelapa sawit

Mentega

Santan

Lainnya ………..

Mengangat kepala Kepala terangkat 45^ Kepala terangkat 90^ Duduk kepala tegak Menumpu beban pada kaki

Dada terangkat menumpu satu lengan Membalik

Bangkit kepala tegak

Duduk tanpa pegangan (6 bulan) Berdiri dengan pegangan (7 bulan) Bangkit untuk berdiri (8 bulan) Bangkit terus duduk (9 bulan) Berdiri dua detik (10 bulan) Berdiri sendiri (11bulan)

Membungkuk kemudian berdiri (12 bulan) Berjalan dengan baik (13 bulan)

Berjalan mundur (14 bulan) Lari (15 bulan)

Berjalan naik tangga (16 bulan) Menendang bola kedepan (17 bulan) Melempar bola keatas (18 bulan ) Nilai

100 gr sayur berkuah (5-6 sdm)

15-20 gr sayur tumis

100 gr sayur tumis (5-6 sdm)

200

mL

Air

150 gr semangka

100 gr pepaya

150 gr melon

55 gr p.susu

75 gr p.ambon

80 gr jeruk

manis

11 gr

stawberri

50 gr daging ayam 10 gr sdm ayam suwir

15gr sdm nugget

41 gr sayap ayam

13 gram hati goreng

110 gr paha ayam

60 gr udang

10 gr bakso

10 gr/butir

25 gr ½ telur rebus

50 gram tempe

15 gr tahu sumedang

16 gr 1sdm kacang kedelai

rebus

190 ml susu

90 ml

65 ml 250 ml

28 gr 1 sds Bayam 18 gr 1 sdm bayam

100 gr sayur lodeh 100 gr sayur bayam

83 gr 1 centong magic jar

43 gr 1 centong nasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak normal&suspect 12 18.2 18.2 18.2

normal 54 81.8 81.8 100.0

Total 66 100.0 100.0

ENERGI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kalori dibawah AKG 48 72.7 72.7 72.7

kalori diatas AKG 18 27.3 27.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

PROTEIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid protein dibawah AKg 30 45.5 45.5 45.5

protein diatas AKG 36 54.5 54.5 100.0

Total 66 100.0 100.0

LEMAK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lemak dibawah AKG 54 81.8 81.8 81.8

lemak diatas AKG 12 18.2 18.2 100.0

KARBOHIDRAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid karbo dibawah AKG 41 62.1 62.1 62.1

karbo diatas AKG 25 37.9 37.9 100.0

Total 66 100.0 100.0

BESI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid besi dibawah AKG 43 65.2 65.2 65.2

besi diatas AKG 23 34.8 34.8 100.0

Total 66 100.0 100.0

SENG

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid seng dibawah AKG 40 60.6 60.6 60.6

seng diatas AKG 26 39.4 39.4 100.0

Crosstab

perkmbngn_motor2

Total Tidak

normal&suspect normal

kalori2 kalori dibawah AKG Count 6 42 48

% within kalori2 12.5% 87.5% 100.0%

kalori diatas AKG Count 6 12 18

% within kalori2 33.3% 66.7% 100.0% Total Count 12 54 66 % within kalori2 18.2% 81.8% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.819a 1 .051 Continuity Correctionb 2.547 1 .110 Likelihood Ratio 3.502 1 .061

Fisher's Exact Test .073 .059

Linear-by-Linear Association 3.762 1 .052

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.27.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kalori2 (kalori dibawah AKG / kalori diatas AKG)

.286 .078 1.049

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .375 .139 1.013

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.312 .931 1.851

perkmbngn_motor2

Total Tidak

normal&suspect normal

protein2 protein dibawah AKg Count 2 28 30

% within protein2 6.7% 93.3% 100.0%

protein diatas AKG Count 10 26 36

% within protein2 27.8% 72.2% 100.0% Total Count 12 54 66 % within protein2 18.2% 81.8% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.902a 1 .027 Continuity Correctionb 3.586 1 .058 Likelihood Ratio 5.350 1 .021

Fisher's Exact Test .051 .026

Linear-by-Linear Association 4.828 1 .028

N of Valid Casesb 66

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.45.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for protein2 (protein dibawah AKg / protein diatas AKG)

.186 .037 .928

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .240 .057 1.012

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.292 1.033 1.617

perkmbngn_motor2

Total Tidak

normal&suspect normal

lemak2 lemak dibawah AKG Count 9 45 54

% within lemak2 16.7% 83.3% 100.0%

lemak diatas AKG Count 3 9 12

% within lemak2 25.0% 75.0% 100.0% Total Count 12 54 66 % within lemak2 18.2% 81.8% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .458a 1 .498 Continuity Correctionb .069 1 .792 Likelihood Ratio .430 1 .512

Fisher's Exact Test .679 .376

Linear-by-Linear Association .451 1 .502

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for lemak2 (lemak dibawah AKG / lemak diatas AKG)

.600 .135 2.662

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .667 .212 2.100

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.111 .785 1.573

perkmbngn_motor2

Total Tidak

normal&suspect normal

karbo2 karbo dibawah AKG Count 6 35 41

% within karbo2 14.6% 85.4% 100.0%

karbo diatas AKG Count 6 19 25

% within karbo2 24.0% 76.0% 100.0% Total Count 12 54 66 % within karbo2 18.2% 81.8% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .916a 1 .339 Continuity Correctionb .394 1 .530 Likelihood Ratio .895 1 .344

Fisher's Exact Test .348 .262

Linear-by-Linear Association .902 1 .342

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.55.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for karbo2 (karbo dibawah AKG / karbo diatas AKG)

.543 .154 1.917

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .610 .221 1.685

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.123 .871 1.448

perkmbngn_motor2

Total Tidak

normal&suspect normal

besi2 besi dibawah AKG Count 4 39 43

% within besi2 9.3% 90.7% 100.0%

besi diatas AKG Count 8 15 23

% within besi2 34.8% 65.2% 100.0% Total Count 12 54 66 % within besi2 18.2% 81.8% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 6.540a 1 .011 Continuity Correctionb 4.939 1 .026 Likelihood Ratio 6.251 1 .012

Fisher's Exact Test .018 .015

Linear-by-Linear Association 6.441 1 .011

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for besi2 (besi dibawah AKG / besi diatas AKG)

.192 .050 .734

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .267 .090 .794

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.391 1.017 1.903

perkmbngn_motor2

Total Tidak

normal&suspect normal

seng2 seng dibawah AKG Count 5 35 40

% within seng2 12.5% 87.5% 100.0%

seng diatas AKG Count 7 19 26

% within seng2 26.9% 73.1% 100.0% Total Count 12 54 66 % within seng2 18.2% 81.8% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 2.204a 1 .138 Continuity Correctionb 1.341 1 .247 Likelihood Ratio 2.155 1 .142

Fisher's Exact Test .193 .124

Linear-by-Linear Association 2.170 1 .141

N of Valid Casesb 66

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.73.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for seng2 (seng dibawah AKG / seng diatas AKG)

.388 .108 1.390

For cohort perkmbngn_motor2 =

Tidak normal&suspect .464 .165 1.308

For cohort perkmbngn_motor2 =

normal 1.197 .922 1.555

Dokumen terkait