BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut maka dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa maka perlu di kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model-model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi untuk melatih siswa agar lebih aktif dan termotivasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung baik pada materi laju reaksi maupun materi kimia lainnya dengan tujuan proses belajar mengajar menjadi lebih maksimal.
2. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat mengaplikasikan model pembelajaran problem posing dan model pembelajaran problem solving pada materi kimia lain yang di anggap relevan (sesuai).
3. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung atau menunjang model pembelajaran yang di terapkan.
72
Keguruan Uin Ar-Raniry. Lantanida Journal, Vol. 3 No. 1.
Alma, Bukhari dkk. (2014). Guru Profesional. Bandung:Alfabeta.
Abdullah, Ramli. (2013).Pencapaian Hasil Belajar Ditinjau Dari Berbagai
Aspek. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara.
________(2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
_________(2004). , Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Anifah Setyawati,Arifatun. (2007). Kimia Kelas XI. Klaten: Cempaka Putih.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Azwan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
________(2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Harnanto, Ari dan Rumitmen.(2009). Kimia 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Seti Aji.
Hadinata, Fikri. (2017).”Penerapan Model Problem Posing Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas V C SD Negeri 6 Metro Barat”. Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung.
Irvananto,Rio Yogi dkk. Peningkatan Prestasi dan Aktivitas Belajar Siswa
Dengan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Post Solution Posing Pada Pokok Bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Siswa Kelas X/Tpm Smk Muhammadiyah 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2013/2014
Jumiati,dkk.(2011). “Peningkatan Hasil BelajarSiswa dengan Menggunakan Model Numbereds Heads Together (NHT) pada Materi GerakTumbuhan di Kelas VIII SMP SEI Putih Kampar”. JurnalLectura,Vol. 02, No. 02. Komsiyah, Indah. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras
73
Kartika, Yulia. (2012). Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving
Dengan Model Pembelajaran Problem Possing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Di MAN Rukoh Banda Aceh”.Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-
Raniry.
Koeswardhani, Yuniarti. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Posing Pada Pokok Bahasan Konsep Mol Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Semester Genap Sma Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1.
Kartika Irawati, Ratna. (2014). Pengaruh Model Problem Solving dan Problem
Possing serta Kemampuan Awal terhadap Hasil Beljar Siswa. Jurnal
Pendidikan Sains,Vol.2, No.
Lony Vera, Bintang. (2016). Perbandingan Keterampilan Proses Sains Siswa antara Model Pembelajaran Problem Posing dan Problem Solving pada Materi Fluida Dinamis untuk SMA Kelas XI. E-Journal, Vol.5.
Maria, (2016).”Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning tehadap Hasil Belajar Siswa Materi Koloid di Kelas XI MAN Darussalam” . Skripsi, Banda Aceh: UIN Ar-Raniry.
Nurhayati, Siti. (2015). Buku Cerdas Kurikulum 2013. Jakarta: Niaga Swadayah. Ningsih dkk. (2007). Sains Kimia SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
Purba, Michaeldan Eti Sarwati, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Septi Sundari, Fatimah. (2014). Big Bank Soal + Bahas Kimia. Jakarta:Bintang
Wahyu.
Sidarmo, Unggul. (2013) .Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Erlangga. Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajarn Berorentasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta : Kencana.
Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta _______. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. _______.( 2008).StatistikaUntukPenelitian. Bandung : Alfabeta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. (2011).PengantarEvaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Stanislaus dan Suyanto. (2009). Pedoman Analisis data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tri Hadianti, Naning. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Posing Terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Kreativitas Siswa Pada Materi Termokimia Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/216. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.5,No.2.
Thobroni,Muhammad. (2013). Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana
dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media.
Wawancara dengan Nursiah, Guru Mata Pelajaran Kimia di MAN 1 Pidie pada tanggal 13 Maret 2017.
Yuli Eko Siswono, Tatag. (2008). Mengajar dan Meneliti: Panduan Tindakan
Kelas untuk Guru dan Calon Guru. Surabaya: Unesa University Press
Yusrizal. (2016). Pengukuran dan Evaluasi Hasil dan Proses Belajar. Yogyakarta:Pale Media Prima.
75
77
79
Lampiran 6
SILABUS Nama Sekolah : MAN 1 Pidie
Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/Ganjil Tahun Ajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran/Minggu
Kompetensi Inti :
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
menggunakan teori
Laju Reaksi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengertian dan pengukuran laju reaksi
Mengamati beberapa reaksi yang terjadi disekitar kita, misalnya kertas dibakar, pita magnesium dibakar, kembang api, perubahan warna pada potongan buah apel dan kentang, pembuatan tape, dan besi berkarat.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
Hukum laju reaksi dan penentuan laju reaksi
yang mempengaruhi laju reaksi.
Menyimak penjelasan tentang teori tumbukan pada reaksi kimia.
Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis) dan melaporkan hasilnya.
Membahas cara menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.
Mengolah dan menganalisis data untuk menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.
Membahas peran katalis dalam reaksi kimia di laboratorium dan industri.
Mempresentasikan cara-cara penyimpanan zat kimia reaktif (misalnya cara menyimpan logam natrium).
4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali
3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
81
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan :MAN 1 Pidie
Mata Pelajaran :Kimia Kelas/Semester :XI/ 1
Materi Pokok : Laju reaksi Alokasi Waktu :4 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
3.7.1 Menjelaskan pengertian laju reaksi dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi 3.7.2 Menjelaskan konsep orde
reaksi.
3.7.3 Menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.
4.7. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju rekasi dan orde reaksi.
4.7.1 Menjelaskan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju rekasi dan orde reaksi dengan cara membuat suatu percobaan mempresentasikannya
C. Tujuan Pembelajaran :
a. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian laju reaksi
b. Peserta didik mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
c. Peserta didik mampu menjelaskan persamaan laju reaksi dan cara menentukannya
d. Peserta didik mampu menganalisis orde reaksi
e. Peserta didik mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi melalui percobaan
D. Materi Pembelajaran :
a. Fakta :
Laju reaksi terjadi dalam kehidupan sehari-hari
Peningkatan konsentrasi pereaksi dapat mempercepat laju reaksi.
Peningkatan suhu dapat mempercepat laju reaksi.
Penambahan luas permukaan bidang sentuh akan mempercepat laju reaksi.
Katalis dapat mempercepat reaksi. b. Konsep :
Peningkatan konsentrasi berarti jumlah partikel akan bertambah pada volume tersebut dan menyebabkan tumbukan antar partikel lebih sering terjadi. Banyaknya tumbukan memungkinkan tumbukan yang berhasil akan bertambah sehingga laju reaksi meningkat.
Suhu suatu sistem adalah ukuran dari rata-rata energi kinetik dari partikel-partikel pada sistem tersebut. Jika suhu naik maka energi kinetik partikel-partikel akan bertambah, sehingga kemungkinan terjadi tumbukan yang berhasil akan bertambah dan laju reaksi meningkat.
Makin besar luas permukaan, menyebabkan tumbukan makin banyak, karena makin banyak bagian permukaan yang bersentuhan sehingga laju reaksi makin cepat. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi (Ea), sehingga dengan energi yang sama jumlah tumbukan yang berhasil lebih banyak sehingga laju reaksi makin cepat.
c. Prinsip :Berikut ini diberikan contoh pengaruh katalis terhadap energi pengaktifan suatu reaksi.
Reaksi : 2N2O(g) → 2N2(g) + O2(g) Reaksi : 2HI(g) → H2(g) + I2(g)
E. Metode Pembelajaran : 1.Model : Problem Posing
2. Pendekatan : Saintifik dan Kontekstual 3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab
F. Media Pembelajaran :
1. Media : gambar (cetak).
2. Alat dan Bahan: Lembar Kerja Peserta Didik,Papan Tulis
83
1. Unggul Sudarmo, 2014, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga. 2. Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
H. Langkah-langkah Pembelajaran : 1. Pertemuan pertama
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN DESKRIPSI
KEGIATAN Pendahuluan a. Mempersiapkan peserta didik
b. Membuka pembelajaran yang akan berlangsung,
c. Guru mengajukan kepada peserta didik : apa yang dimaksud laju reaksi? apakah laju reaksi ada dalam kehidupan kita?Apa contohnya?
d. Pemusatan perhatian peserta didik (motivasi) dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Menyampaikan proses kegiatan yang akan dilakukan
10 menit
Inti Mengamati
a. Peserta didik memperhatikan intruksi dari
guru dalam pembagian kelompok
berdasarkan nomor urut absensi kelas.
b. Guru memberi penjelasan bahwa yang mereka pelajari hari ini adalah orde reaksi dan persamaan laju reaksi
c. Peseta didik diberikan LKPD yang berisi tentang orde reaksi
d. Guru meminta peserta didik untuk membaca, mengenai orde reaksi dan persaam laju reaksi dan memahami contoh-contoh orde reaksi dan persamaan laju reaksi
Menanya
a. Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang telah dipelajari dari buku pegangan peserta didik atau dari sumber lain
Pengumpulan Data
a. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan materi yang diberikan. b. Peserta didik dalam setiap kelompok
mengkaji berbagai buku dan literatur lainnya mengenai materi pelajaran yang diberikan.
Mengasosiasikan
a. Setiap kelompok mendiskusikan hasil data yang diperoleh mengenai orde reaksi dan persamaan laju reaksi
Mengkomunikasikan
a. Peserta didik secara kelompok menjawab pertanyaan yang telah dibuat oleh kelompok lain
b. Memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelompok
Penutup a. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan bantuan guru. b. Memberikan penghargaan kepada
kelompok yang memiliki kinerja terbaik. c. Bersama peserta didik melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini. d. Pemberian tugas
e. Pemberian informasi untuk pertemuan berikutnya f. Melaksanakan evaluasi 20 2 0 m e n i t 2. Pertemuan kedua
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN DESKRIPSI
KEGIATAN Pendahuluan a. Mempersiapkan peserta didik.
b. Membuka pembelajaran yang akan berlangsung
c. Pemusatan perhatian peserta didik (motivasi) dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari dengan menyampaikan pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
10 menit
Inti Mengamati
e. Peserta didik memperhatikan intruksi dari
guru dalam pembagian kelompok
berdasarkan nomor urut absensi kelas.
f. Guru memberi penjelasan bahwa yang mereka pelajari hari ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
85
g. Peseta didik diberikan LKPD yang berisi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
h. Guru meminta peserta didik untuk membaca, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Menanya
a. Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang telah dipelajari dari buku pegangan peserta didik atau dari sumber lain
Pengumpulan Data
a. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan materi yang diberikan.
b. Peserta didik dalam setiap kelompok mengkaji berbagai buku dan literatur lainnya mengenai materi pelajaran yang diberikan.
Mengasosiasikan
a. Setiap kelompok mendiskusikan hasil data yang diperoleh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Mengkomunikasikan
a. Peserta didik secara kelompok menjawab pertanyaan yang telah dibuat oleh kelompok lain
b. Memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelompok.
Memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelompok.
Penutup a. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan bantuan guru.
b. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik.
c. Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran hari ini.
d. Pemberian tugas
e. Pemberian informasi untuk pertemuan berikutnya
Melaksanakan evaluasi
I. Penilaian Hasil Pembelajaran :
1. Jenis /teknik penilaian : Penugasan (diskusi) , Laporan, Tes tertulis. 2. Bentuk penilaian : essay, tertulis, laporan
3. Contoh penilaian : Terlampir
Mengetahui, Sigli, Oktober 2018
Guru kimia MAN 1 Pidie Peneliti
87
Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal essay :
1. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 2. Apa yang dimasksud dengan laju reaksi ?
No
Soal Kunci Jawaban Skor
1 Faktor-Faktor yang MemengaruhiKecepatan Reaksi 1. Konsentrasi Pereaksi
Jika dalam suatu reaksi, konsentrasi molar salah satu pereaksi diperbesar diperkecil, bagaimana pengaruhnya terhadap kecepatan reaksi?
2. Luas Permukaan Sentuh
Apakah yang dimaksud dengan luas permukaan? Untuk mengetahui ini, Anda dapat mencitrakan luas permukaan bola. Berbeda dengan luas permukaan bola, yang dimaksud dengan luas permukaan dalam reaksi kimia adalah luas permukaan zat-zat pereaksi yang bersentuhan untuk menghasilkan reaksi.
Dalam reaksi kimia, tidak semua luas permukaan zat yang bereaksi dapat bersentuhan hingga terjadi reaksi, hal ini bergantung pada bentuk partikel zat-zat yang bereaksi.
3. Suhu Sistem Reaksi
Apakah suhu berpengaruh terhadap kecepatan reaksi? Reaksi asam oksalat (C2H2O4) dan KMnO4 merupakan reaksi redoks. Persamaan reaksinya:
3C2H2O4(aq)+2KMnO4(aq) 2MnO2(s)+2H2O(� )+ 6CO2(g) + 2KOH
Sebagai indikator terjadinya reaksi, dapat diukur dari pembentukan gas atau perubahan warna larutan KMnO4, tetapi yang paling mudah diamati adalah
perubahan warna dari ungu menjadi tidak berwarna. Berdasarkan data hasil penyelidikan, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu, reaksi berlangsung semakin cepat. Umumnya, kenaikan suhu 10° dapat mempercepat reaksi dua kali lipat.
4. Katalisator
Untuk mempercepat laju reaksi, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan konsentrasi pereaksi atau suhu reaksi, tetapi kadang-kadang cara ini kurang efisien. Misalnya, sintesis gas NH3 dari gas N2 dan gas H2, reaksi ini berlangsung pada suhu sekitar 450oC. Jika suhu terlalu rendah, reaksi berlangsung sangat lambat.
Reaksi pada suhu tinggi kurang menguntungkan secara ekonomi sebab memerlukan peralatan khusus dan pemeliharaannya sukar. Adakah cara lain selain metode yang telah dibahas sebelumnya? Jawabannya ada, yaitu dengan menambahkan katalisator. Apa dan bagaimana kerja katalis dalam mempercepat reaksi? Katalis adalah zat yang ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam suatu system reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada akhir reaksi, katalis diperoleh kembali dalam bentuk zat semula. Katalis bekerja dengan cara turut terlibat dalam setiap tahap reaksi, tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk kembali. Jika suatu campuran zat tidak dapat bereaksi, penambahan katalispun tidak akan membuat reaksi terjadi. Dengan kata lain, katalis tidak dapat memicu reaksi, tetapi hanya membantu reaksi yang berlangsung lambat menjadi lebih cepat.
5. Jenis Katalis
Berdasarkan jenis fasanya, katalis digolongkan ke dalam katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis
89
homogen adalah katalis yang memiliki fasa yang sama
dengan pereaksi. Katalis heterogen adalah katalis yang berbeda fasa dengan pereaksi. Katalis homogen bekerja melalui interaksi dengan partikel pereaksi membentuk keadaan transisi. Selanjutnya, keadaan transisi bergabung dengan pereaksi lain membentuk produk, dan setelah produk dihasilkan katalis melakukan regenerasi menjadi zat semula.
2 Laju reaksi adalah laju perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Kita dapat mendefinisikan laju reaksi dalam bentuk perubahan konsentrasi setiap pereaksi atau produk, dan kita dapat menghubungkan berbagai definisi ini melalui stoikiometri reaksi.
30
Uraian Materi
Laju Reaksi
1. Menjelaskan pengertian laju reaksi
Kata laju mempunyai hubungan dengan selang waktu. Apabila waktu yang diperlukan singkat, berarti lajunya besar. Sebaliknya, jika selang waktunya panjang, dikatakan bahwa lajunya kecil. Jadi, laju berbanding terbalik dengan waktu. Reaksi kimia menyatakan perubahan suatu zat menjadi zat lain, yaitu perubahan suatu pereaksi menjadi hasil reaksi. Perubahan ini dinyatakan dalam sebuah persamaan reaksi. Di dalam sebuah persamaan reaksi, jumlah relatif zat-zat pereaksi dan hasil reaksi dapat dilihat dari koefisien reaksinya.
Contoh soal:
Pada percobaan serbuk besi yang dibubuhkan pada larutan HCl terjadi reaksi sebagai berikut.
Perubahan diamati selama 10 menit ditilik dari pengukuran banyaknya sisa Fe dan hasil gas H2 yang diperoleh,diperoleh data sebagai berikut,
Zat Permulaan Selang waktu Akhir Perubahan
Reaktan Fe
10 gram 10 menit 4,4 gram telah bereaksi
sebanyak 5,6 gram atau 0,1 mol
Produk 0 liter 10 menit 2,24 liter terbentuk 2,24
liter H2 atau 0,1 mol Ditilik dari laju terpakainya Fe tiap detik:
Laju reaksi = laju bereaksinya Fe
= =
= 0,000167 moldetik–1
Ditilik dari laju terbentuknya gas H2 tiap detik: Laju reaksi = laju terbentuknya gas H2
= =
= 0,000167 moldetik–1
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu. Atau dapat juga didefinisikan sebagai banyaknya mol zat per liter (untuk gas atau larutan) yang berubah menjadi zat lain dalam satu satuan waktu.
91
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Proses berlangsungnya reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini akan memengaruhi jumlah tumbukan antarmolekul dari zat-zat yang bereaksi. Suatu reaksi akan berlangsung lebih cepat jika tumbukan antarpartikel dari zat-zat pereaksi lebih sering terjadi dan lebih banyak. Sebaliknya, reaksi akan berlangsung lebih lambat jika hanya sedikit partikel dari zat-zat pereaksi yang bertumbukan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi, antara lain: a) konsentrasi;
b) luas permukaan sentuhan; c) temperatur;
d) katalis.
a. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Laju reaksi dari berbagai reaksi biasanya berbedabeda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Salah satu faktor yang memengaruhi laju reaksi di antaranya adalah konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi merupakan persamaan aljabar yang menyatakan hubungan laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi dapat diperoleh dari serangkaian eksperimen atau percobaan. Dalam setiap percobaan, konsentrasi salah satu pereaksi diubah-ubah, sedangkan konsentrasi pereaksi lain dibuat tetap. Secara umum ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut.
a A + b B c C + d D
dan persamaan laju reaksinya: r = k [A]m [B]n r = laju reaksi
m, n = orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B
Orde reaksi hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Orde reaksi pada reaksi keseluruhan disebut orde reaksi total. Besarnya orde reaksi total adalah jumlah semua orde reaksi pereaksi. Jadi, orde reaksi total (orde reaksi) pada reaksi tersebut adalah m + n.
b. Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi merupakan suatu faktor yang memengaruhi kecepatan reaksi bagi campuran pereaksi yang
heterogen, misalnya antara zat padat dan gas, zat padat dengan larutan, dan dua
macam zat cair yang tak dapat campur. Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat pereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Hal ini terjadi jika antara zat-zat yang akan bereaksi terjadi kontak. Semakin luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi, semakin banyak molekul-molekul yang bertumbukan dan semakin cepat reaksinya.
Pada reaksi antara zat padat dan gas atau antara zat padat dan larutan, kontak terjadi di permukaan zat padat itu. Kontak yang terjadi antara dua zat cair yang tidak dapat bercampur terjadi pada bidang batas antara kedua macam zat cair tersebut. Untuk membuktikan pengaruh luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi terhadap laju reaksinya, dapat diambil contoh reaksi antara pualam dan larutan HCl yang berlangsung menurut persamaan sebagai berikut.
CaCO3(g) + 2 HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(aq)
Pada percobaan pertama digunakan CaCO3 berbentuk butiran dan pada percobaan kedua digunakan CaCO3 berupa serbuk. Harus diperhatikan bahwa pada kedua percobaan itu massa CaCO3 dan konsentrasi larutan HCI yang
93
digunakan harus sama. Perbedaan kecepatan reaksi tersebut dapat diketahui