• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perlu penelitian lebih lanjut dan lebih luas untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang hubungan antara derajat kepositifan uji tempel terhadap nikel dengan kadar IL-5 dengan metode yang lebih mutakhir untuk didapatkan hasil yang lebih akurat seperti dengan metode isolasi peripheral blood mononuclear cells yang dikultur.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kadar IL-5 pada penderita dermatitis kontak nikel dan dikaitkan dengan aspek pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Thyssen JP, Maibach HI. Nickel release from earrings purchased in the United states: The San Francisco earring study. J Am Acad Dermatol 2008; 58:1000-5

2. Al-Mogairen SM, Meo SA, Abdurrahman SA. Nickel-induced allergy and contact dermatitis: does it induce autoimmunity and cutaneous sclerosis? An experimental study in Brown Norway rats. Rheumatol International 2009;10: 1007-12

3. Marigo M, Nouer DF. Evaluation of immunologic profile in patients with nickel sensitivity due to use of fixed orthodonthic appliances. American Association of Orthodontics. 2003; 124:46-51

4. Rui F, Bovenzi M, Prodi A. Nickel, cobalt dan chromate sensitization and occupation. Contact Dermatitis 2010; 62:225-31

5. Schubert H, Berova N. Epidemiology of nickel allergy. Contact Dermatitis 1997; 16: 122-8

6. Nasution D, Manik M, Lubis E. Insidensi dermatitis kontak di RS Pirngadi Medan Sumatera Utara 1992-1994.IN Kumpulan makalah Kongres Nasional VIII Perdoski. Yogyakarta: Perdoski Yogyakarta, 1995: 125-9.

7. Roesyanto-Mahadi ID. Alergen pada dermatitis kontak di RS.DR. Pirngadi Medan pada periode tahun 1991-1992. Komunitas Penelitian, vol 4(3) September 1992: 282-286 8. Pönka A, Ekman A. Insensitivity of the routine dimethylglyoxime test for detecting

release of nickel from earrings. The Science of the Total Environment 1998;224:161-5 9. Boscolo P, Andreassi M, Sabbioni. Systemic effect ingested nickel on the immune

10.Jacob SE. Nickel allergy in the United States: A public health issue in need of a “nickel directive”. J Am Acad Dermatol 2009; 60:1069

11.Czarnobilska E, Jenner B. Contact allergy to nickel: patch test score correlates with IL-5, but not with IFN-GAMMA nickel-specific secretion by peripheral blood lymphocytes. Ann Agric Environ Med 2009; 16:37-41

12.Sharma AD. Relationship between nickel allergy and diet. Indian Journal Dermatology Venereology Leprology 2007; 307-12

13.Rietschel RL. Fowler JF. Metals. Dalam : Fishers’s Contact Dermatitis, Edisi ke-6, BC Decker Inc, Ontario 2008.h.670-80

14.Sivertsen-Smith T, Dotterud LK, Lund E. Nickel allergy and its relationship with local nickel pollution, ear piercing and atopic dermatitis : a population-based study from Norway. J Am Acad Dermatol 1999; 40:726-35

15.Nickel. Diunduh dari : http://en.wikipedia.org/wiki/Nickel . Update terakhir : 7 Februari 2010

16.Schram SE, Warshaw EM, Laumann A. Nickel hypersensitivity: a clinical review and call to action. International Journal of Dermatology 2010; 49:115-25

17.Panduan peserta Patch test (Uji Tempel) dengan alergen terstandarisasi. Buku panduan Workshop : Update in pathogenesis, diagnostic test and treatment. Makassar, 12-14 Februari 2010.

18.Rustemeyer T, Hoogstraten I, Blomberg B. Mechanisms in Allergic Contact Dermatitis. Dalam : Contact Dermatitis, Edisi ke-4, Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006.h.11-42

19.Grabbe S, Schwarz T. Immunoregulatory mechanisms involved in elicitation of allergic contact hypersensitivity. American Journal of Contact Dermatitis, Vol.7, No.4 (December), 1996: p.238-246

20.Belsito DV. The rise and fall of allergic contact dermatitis. American Journal of Contact Dermatitis, Vol.8, No.4 (December), 1997: p.193-201

21.Gaspari AA. Mechanisms of Resolution of Allergic Contact Dermatitis. American Journal of Contact Dermatitis, Vol.7, No.4 (December), 1996:p. 212-219

22.Czarnobilska E, Obtulowicz K, Wsolek K. Mechanisms of nickel allergy. Przegl Lek. 2007; 64(7-8):502-5

23.Sanderson CJ. Interleukin-5, eosinophils and disease. The Journal of the American Society of Hematology. Vol.79, No.12, June 15 1992: p.1303-6

24.Fleming CJ, Burden AD, Forsyth A. The genetics of allergic contact hypersensitivity to nickel. Contact Dermatitis 1999; 41:251-53

25.Thyssen JP, Linnebero A, Menne T. The Association between hand eczema and nickel allergy has weakend among young women in the general population following the Danish nickel regulation: results from two cross-sectional studies. Contact Dermatitis 2009; 61:342-348

26.Lachapelle JM, Maibach HI. The standart and additional series of patch test. Dalam : Patch test and Prick test, a practical guide. Springer-Verlag Berlin 2003.h.73-94

27.Patch test. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Patch_test_(medicine). Last updated 5 Jan 2011.

28.Interleukin-5. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Interleukin-5. Update terakhir : 23 Februari 2010

29.Baratwidjaja KG, Rengganis I. Sitokin. Dalam : Imunologi dasar. Edisi ke-9. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2009. h.217-55

30.Interleukin-5. Diunduh dari :

http://www.rndsystems.com/mini_review_detail_objectname_MR99_IL-5.aspx 31.Hypereosinophilic syndrome. Diunduh dari :

http://emedicine.medscape.com/article/1051555-overview. Update terakhir 1 Feb 2010 32.Baratawidjaja KG. Imunologi parasit. Dalam : Imunologi dasar. Edisi ke-9. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI, 2009. h.322-33

33.Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam : Sastroasmoro S, Ismael S, editor. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto, 2008.h.302-30.

34.Duarte I, Amorim JR. Metal contact dermatitis : Prevalence of sensitization to nickel, cobalt dan chromium. An Bras Dermatology 2005; 80(2):137-42

35.The Basic Science Papers : Nickel Allergic Contact Dermatitis. Nickel Institute Health and Environment. Diunduh dari http://www.nickelinstitute.org/index.cfm/ci_id/99.htm 36.Torres F, Gracas M, Melo M. Management of contact dermatitis due to nickel allergy : an

update. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology 2009:2, 39-48

37.Flemming CJ, Burden AD, Forsyth A. The genetics of allergic contact hypersensitivity to nickel. Contact Dermatitis 1999; 41:251-53

38.Erikson’s stages of psychosocial development. Diunduh dari:

http://en.wikipedia.org/wiki/Erickson’s_stages_of_psychosocial_development. Update terakhir tanggal 26 Juni 2010.

39.Walton, S., Nayagam, A. T. and Keczkes, K. Age and sex incidence of allergic contact dermatitis. Contact Dermatitis, 15: 136–139.

40.Thyssen JP, Hald M, Avnstorp C. Characteristics of Nickel-allergic Dermatitis Patients seen in private dermatology clinics in Denmark : A questionnaire study. Acta Derm Venereol 2009; 89: 384-88

41.Shum KW, Meyer JD, Chen Y, Cherry N. Occupational contact dermatitis to nickel : experience of the British dermatologists (EPIDERM) and occupational physicians (OPRA) surveillance schemes. Occup Environ Med 2003; 60 : 954-957

42.Rui F, Bovenzi M, Prodi A. Nickel, cobalt and chromate sensitization and occupation. Contact Dermatitis 2010: 62 ; 225-231

43.Schram SE, Warshaw EM. Genetics of Nickel Allergic Contact Dermatitis : Human Leukocyte Antigen Studies. Diunduh dari :

http://www.medscape.com/viewarticle/564081_5

44.Spiewak R, Moed H. Allergic contact dermatitis to nickel ; modified in vitro test protocols for better detection of allergen-specific response. Contact Dermatitis 2007: 56:63-69

45.Borg L, Christensen JM. Nickel-induced cytokine production from mononuclear cells in nickel-sensitive individuals and controls. Cytokine profiles ini nickel-sensitive individuals with nickel allergy-related hand eczema before and after nickel challenge. Arch Dermatol Res 2000 Jun; 292 :285-91

46.Buchvald D, Lundeberg L. Impaired responses of peripheral blood mononuclear cells to nickel in patients with nickel-allergic contact dermatitis and concomitant atopic dermatitis. Br J Dermatol 2004 Mar, 150(3): 484-92

LAMPIRAN 1.

NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN / ORANGTUA PASIEN

Selamat pagi/siang.

Perkenalkan nama saya dr. Sharma Hernita. Saat ini saya sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program spesialis yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara kadar Interleukin-5 dalam Serum dengan Derajat Kepositifan Uji Tempel pada pasien Dermatitis Kontak Nikel”.

Tujuan penelitian saya adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar Interleukin-5 (IL-5) dalam darah, yaitu suatu zat yang dikeluarkan oleh sistem kekebalan tubuh yang dijumpai meningkat pada pasien alergi nikel dengan ringan atau beratnya hasil pemeriksaan suatu uji tempel, yaitu suatu pemeriksaan untuk membuktikan adanya alergi pada pasien tersebut dengan cara menempelkan ekstrak nikel pada punggung pasien. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk membuka wawasan mengenai fungsi zat tersebut dalam menyebabkan alergi nikel.

Untuk melakukan penelitian ini, Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i yang alergi terhadap nikel, pertama-tama akan diwawancara serta diminta untuk mengisi kuesioner yang saya berikan. Setelah itu Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i akan diminta untuk melakukan pemeriksaan feses yaitu dengan cara menampung feses sebanyak ± 5 gr dan kemudian akan diperiksa di laboratorium untuk melihat apakah pada feses tersebut terdapat parasit Schistosoma mansoni yang juga dapat menyebabkan peningkatna IL-5, sehingga bila dijumpai maka Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i tidak dapat diikutkan dalam penelitian. Selanjutnya saya akan menilai derajat kepositifan alergi terhadap nikel dengan cara melakukan uji tempel terhadap alergi nikel dengan cara menempelkan ekstrak nikel pada punggung

Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i selama 2 hari atau 48 jam dan membaca hasil pemeriksaan uji tempel tersebut pada hari ke-2 (48 jam), hari ke-3 (72 jam) dan hari ke-4 (96 jam) dan dinilai derajat kepositifannya apakah negatif bila tidak dijumpai ruam apapun, +1 bila dijumpai kemerahan dan bintil- bintil pada kulit, +2 bila dijumpai kemerahan, bintil-bintil kecil dan bintil-bintil berisi cairan serta +3 bila dijumpai adanya kemerahan, bintil-bintil kecil, bintil-bintil berisi cairan dan adanya lepuh. Kemudian kepada Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i akan dilakukan pengambilan darah sebanyak 8cc dari lipat siku untuk keperluan pemeriksaan kadar Interleukin-5 dalam darah. Selanjutnya darah akan dibawa ke Laboratorium Prodia untuk dilakukan pemeriksaan kadar IL-5.

Adapun pemeriksaan ini akan sedikit menimbulkan rasa sakit dan diharapkan tidak akan menimbulkan akibat yang membahayakan jiwa. Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i tidak akan dikutip biaya apapun dalam penelitian ini. Kerahasiaan mengenai penyakit yang diderita penelitian akan terjamin. Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i yang ikut dalam penelitian ini adalah sukarela. Bila tidak bersedia, maka Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i berhak menolak ikut dalam penelitian ini dan tidak akan ada konsekuensi dan perlakuan yang tidak layak.

Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i bersedia dan menyetujui pemeriksaan ini, mohon untuk menandatangani formulir persetujuan ikut serta dalam penelitian.

Apabila Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i mengeluh adanya pusing (sakit kepala), demam, lemas (perasaan ingin pingsan), demam, nyeri terus-menerus atau perdarahan yang tidak berhenti pada lokasi pengambilan darah dalam waktu 6-12 jam setelah pengambilan darah, atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi saya.

Terima kasih.

Alamat : Jl. Pantai Timur A-16

Perumahan Taman Hako Indah

Medan

Telp. 061- 77948204

Dokumen terkait