• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada Pemerintah Kabupaten Pringsewu untuk membentuk lembaga yang secara khusus menangani pengembangan kebijakan, pembinaan dan pengendalian pengadaan barang/jasa pemerintah

2. Disarankan kepada Pemerintah Kabupaten Pringsewu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang dapat memenuhi kapasitas untuk dapat melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan baik.

3. Sarana dan Prasarana Informasi dan Teknologi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu yang dapat menunjang untuk pengadaan barang dan jasa melalui layanan Internet, sehingga aplikasi E-Procurement direalisasikan guna mengatasi kendala penyebaran informasi pengadaan barang/jasa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rozali. 1999. Pengantar Kebijakan Publik. Gramedia. Jakarta. Baswir, R. 2002. Paradigma Baru Pengelolaan Keuangan Daerah dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah, MEP-UGM, Yogyakarta.

Dwiyanto, Agus dkk. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Fuady, Ahmad Helmi. 2002. Memahami Anggaran Publik. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Ganie, Meuthia -Rochman. Good Governance : Prinsip. Komponen dan Penerapannya. LP3ES. Jakarta.

Hasibuan, Malayu.S.P. 2007. Organisasi dan Manajemen. Rajawali Press. Jakarta

.

Jefferson, Rumajar. 2007. Otonomi Daerah: Sketsa. Gagasan dan Pengalaman. Media Pustaka. Manado.

Krina, Loina Lalolo. Indikator dan Alat Ukur prinsip Akuntabilitas. Transparansi dan Partisipasi. Sekretariat Good Public Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta. 2003.

Kaho, Josef Riwo. 2002. Prospek Otonomi Daerah di NegaraRepublik Indonesia; Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraanya.

Penerbit Rajawali Press. Jakarta.

Mardiasmo, 2001. Manajemen Penerimaan Daerah dan Struktur APBD dalam Era Otonomi Daerah. FE UGM. Yogyakarta.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Rosda Karya Bandung.

Musa’ad, Muhamad A. . 2005. Penguatan Otonomi Daerah Dibalik Bayang-

Bayang Ancaman Integrasi. ITB. Bandung. 2005.

Nurmandi, 1999. Wacana Pembangunan dalam Negara Demokrasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Rasyid, Ryaas. 2004. Desentralisasi dalam Rangka Menunjang Pembangunan Daerah. LP3ES. Jakarta. 2004.

Ritonga, Irwan Taufiq.2006. Perencanaan dan Penganggaran Daerah. Andi Offset. Yogyakarta

Solihin, Dadang 2008. . Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index. Final Workshop GGI. Jakarta

Santosa, Panji. 2008. Administrasi Publik. Teori dan Aplikasi Good Governance. Refika Aditama. Bandung. 2008.

Sedarmayanti, 2006. Good Governance dan Good Corporate Governanc. CV Mandar Maju. Jakarta.

Thoha, Miftah. 2005. Birokrasi dan Politik di Indonesia.Rajawali Press. Jakarta. Wibawa, Fred. 2002. Kebijaksanaan Negara. Penerbit. Yayasan Obor. Jakarta.

Sumber Lain

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua Atas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.

Lampiran

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Prinsip Kepastian Hukum (Rule of Law)

1. Bagaimanakah pelaksanaan prinsip kepastian hukum (rule of law) dalam pengadaan televisi oleh Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu Tahun Anggaran 2013?

Jawaban Sutikno selaku Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Dalam melaksanakan pengadaan barang dan jasa, tentunya Bagian

Perlengkapan Kabupaten Pringsewu mengacu pada Peraturan Presiden sebagai landasan hukum agar pada pelaksanaannya memiliki kepastian

secara hukum”

2. Bagaimanakah pentingnya prinsip kepastian hukum (rule of law) dalam pengadaan televisi tersebut?

Jawaban Sutikno selaku Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Peraturan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah dalam hal ini mampu menjadi sistem pengadaan yang memberikan jaminan bahwa tujuan pengadaan dapat direalisasikan. Kelemahan yang memungkinkan tidak tercapainya tujuan pengadaan yang efisien, terbuka, dan kompetitif tersebut berkaitan dengan tidak terpacunya persaingan sehingga harga pengadaan tidak efisien”

3. Apakah relevansi prinsip kepastian hukum deangan proses pengadan barang dan jasa?

Jawaban Yusar Riyaman Saleh, selaku Ketua Panitia Pengadaan Barang dan Jasa:

“Pengadaan barang dan jasa pada Bagian Perlengkapan Sekretariat Kabupaten

Pringsewu, kami laksanakan dengan mengacu pada peraturan perundang- undangan yang berlaku sehingga prinsip kepastian hukum dapat direalisasikan, karena Perpres memang menuntut untuk dilaksanakannya kepastian hukum tersebut. Jangan sampai terjadi kecurangan dalam

pelaksanaannya”

4. Mengapa sering terjadi perubahan pada kerangka hukum pengadaan barang dan jasa oleh Pemerintah?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Seringnya terjadi perubahan tentang tatacara pengadaan barang/jasa

pemerintah tersebut, di satu sisi menunjukkan bahwa pemerintah selalu berusaha untuk memerbaiki sistem pengadaan yang ada. Sistem pengadaan barang/jasa ini mampu mewujudkan hasil efisien”

5. Apakah yang dimaksud dengan hasil yang efisien tersebut?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Efisiensi berkaitan dengan tingkat perbandingan antara output dengan input yang diperlukan untuk memeroleh output yang bersangkutan. Dengan demikian pengadaan barang/jasa dikatakan efisien jika untuk memperoleh barang/jasa tertentu dibiayai dengan dana yang minimal, setidaknya setara dengan harga wajar di pasaran umum. Untuk itulah maka sebelum melakukan pengadaan barang/jasa, pejabat pembuat komitmen (PPK) terlebih dahulu harus melakukan survei harga yang dituangkan dalam HPS (Harga Perkiraan Sendiri). HPS digunakan sebagai tolok ukur efisiensi harga pengadaan. Pasal

83 (1) huruf f Perpres Nomor 54 Tahun 2010 jo Perpres Nomor 70 Tahun 2012 menyatakan bahwa pelelangan/pemilihan langsung gagal apabila harga penawaran terendah lebih tinggi daripada HPS”

6. Bagaimanakah upaya yang ditempuh untuk memperoleh harga yang efisien tersebut?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Untuk memeroleh harga yang efisien, pasal 36 dan 42 Perpres Nomor 54

Tahun 2010 jo Perpres Nomor 70 Tahun 2012 mengatur agar pengadaan barang/jasa sedapat mungkin dilakukan dengan pelelangan umum dan untuk pengadaan jasa konsultasi dengan seleksi umum. Prinsip-prinsip pengadaan yang harus dipenuhi agar pengadaan tersebut efisien dan efektif adalah:

transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel”

7. Bagaimanakah upaya untuk menghindari permainan dalam memperoleh harga yang efisien?

Jawaban Sutikno selaku Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Upaya untuk menghindari adanya permainan di antara pihak-pihak terkait dalam pengadaan, pasal 131 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 jo Perpres Nomor 70 Tahun 2012 juga mewajibkan seluruh instansi pemerintah melaksanakan pengadaan secara elektronik (e-Procurement) mulai tahun anggaran 2012. Dengan berbagai aturan tersebut dapat diketahui bahwa Prespres memang menghendaki hasil yang efisien dari dari setiap

pengadaan barang/jasa”

8. Bagaimanakah upaya untuk menghindari adanya kecurangan dalam pengadaan barang dan jasa?

Jawaban Sutikno selaku Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Pentingnya pelaksanaan prinsip kepastian hukum dalam pengadaan barang/jasa pada instansi Pemerintahan ini adalah untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan tender dalam pengadaan barang/jasa tersebut. Kecurangan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilarang menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Nomor 5/1999). Larangan Kecurangan dalam pelaksanaan tender dilakukan karena dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan bertentangan dengan tujuan dilakukannya tender tersebut, yaitu untuk memberikan kesempatan yang sama kepada pelaku usaha agar dapat menawarkan harga dan kualitas bersaing. Dengan adanya larangan ini diharapkan pelaksanaan tender akan menjadi efisien, artinya mendapakan harga termurah dengan kualitas terbaik”

9. Apakah Perpres Nomor 70 Tahun 2012 menjamin adanya kepastian hukum dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah?

Jawaban Yusar Riyaman Saleh, selaku Ketua Panitia Pengadaan Barang dan Jasa:

“Dengan mengacu kepada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 maka seluruh tahapan proses pengadaan barang dan jasa pada Bagian Perlengkapan Sekretariat Kabupaten Pringsewu selaras dengan prinsip kepastian hukum, karena pemberlakuan Perpres memenuhi prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik ”

10.Apakah yang harus diupayakan pemerintah dalam rangka mengatasi Kecurangan dalam pelaksanaan tender ?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Mengingat impikasi yang ditimbulkan atas adanya Kecurangan dalam pelaksanaan tender , pemerintah juga senantiasa memperbaharui peraturan

tentang pengadaan barang dan/jasa di sektor publik dengan menetapkan pembaharuan Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berikut beberapa amandemennya. Peraturan tersebut dimaksud agar pegadaan barang dan/atau jasa pemerintah dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka, serta perlakuan yang adil dan layak bagi semua pihak terkait, sehingga hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan pelayanan masyarakat.”

11.Menurut Anda apakah pengadan proses pengadaan televisi pada Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 telah memenuhi prinsip kepastian hukum?

Jawaban Edwin Jatmiko, selaku Direktur CV. Wini Bersaudara:

“Meskipun kami tidak memenangkan tender, tetapi kami tetap merasa

puas dengan seluruh tahapan pengadaan televisi pada Bagian Perlengkapan Sekretariat Kabupaten Pringsewu, karena tahapan dilaksanakan dengan kepastian hukum dan terbuka. Kami menyadari bahwa ada rekanan lain yang sanggup memberikan penawaran lebih murah

dibandingkan dengan penawaran kami”

Prinsip Transparansi (Transparancy)

12.Menurut Anda bagaimanakah pelaksanaan prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa?

Jawaban Sutikno selaku Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Transparansi memiliki makna bahwa undang-undang, peraturan, lembaga-lembaga yang terlibat, proses, rencana dan keputusan yang dibuat dapat diakses oleh masyarakat atau paling tidak perwakilan masyarakat. Sehingga seluruh proses dan keputusan dapat dipantau, dibahas, dan mendapat masukan dari para pihak serta pembuat kebijakan juga dapat dimintai pertanggungjawabannya”

13.Menurut Anda bagaimanakah arti penting pelaksanaan prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

”Transparansi (Transparancy) yaitu pengadaan barang dan jasa dilaksanakan secara terbuka dan dapat diakses oleh public. Pada dasarnya pengadaan barang dan jasa pemerintah harus memenuhi nilai-nilai integritas, transparansi, akuntabilitas; keadilan, ekonomis, dan efisiensi. Integritas berarti proses pengadaan barang dan jasa berjalan secara jujur dan memenuhi hukum-hukum yang berlaku, dasar pemilihan panitia tender adalah staf terbaik, memiliki kemampuan teknis dan tidak diskriminatif, tender dilakukan secara jujur dan terbuka, mendorong persaingan usaha yang sehat sehingga kualitas pekerjaan dan harga yang tepat, serta hasilnya bermanfaat dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh pihak”.

14.Bagaimanakah penerapan prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Kami menerapkan pengadaan barang dan jasa melalui media internet, termasuk infromasi pengadaan, dokumen penawaran, hukum dan prosedur yang terkait, dan hasil tender dan dapat diakses secara gratis oleh pihak manapun yang membutuhkan informasi tersebut. Upaya ini mungkin akan berhasil menekan manipulasi dan telah mendapat dukungan kuat dari seluruh pihak”

15.Bagaimanakah kaitan antara prinsip transparansi dengan akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Akuntabilitas mengandung makna bahwa pemerintah, lembaga atau perusahaan publik dan pejabat publik di satu sisi serta sektor swasta, perusahaan dan pihak-pihak yang berperan dalam perusahaan pada sisi lainnya, harus dapat mempertanggung-gugatkan pekerjaan dan tugas, serta semua keputusan yang menjadi tanggungjawabnya. Prosedur akuntabilitas penuh harus sistematis dan dapat diterapkan”

16.Sebagai rekanan bagaimanakah tanggapan Anda mengenai prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa pada instansi pemerintah? Jawaban Ayu Warsito selaku Direktur CV. Duta Agung Persada:

“Kami mengikuti semua proses dan tahapan lelang secara terbuka dan

transparan, sampai akhirnya kami ditunjuk sebagai pemenangnya. Semua tahap kami ikuti dengan baik, tanpa melakukan rekayasa apalagi bermain

mata atau bersekongkol dengan Panitia”

17.Bagaimanakah proses keputusan terhadap pemenang lelang dalam pengadaan barang dan jasa?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Keputusan pemenang lelang harus adil dan tidak memihak, sebab dana publik tidak boleh digunakan untuk menguntungkan beberapa orang atau perusahaan tertentu; standarisasi dan spesifikasi tidak boleh diskriminatif; penyedia dan kontraktor harus dipilih berdasarkan kualifikasi dan kemampuan mereka; harus adanya perlakuan yang sama mengenai batas waktu, kerahasiaan, dan sebagainya menyangkut seluruh aspek dalam pengadaan”

18.Hal apakah yang harus dimiliki pihak ketiga sebagai pemenang lelang dalam pengadaan barang dan jasa?

Jawaban Djohan, selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Pakta Integritas, yaitu bentuk kesepakatan tertulis mengenai transparansi dan pemberantasan korupsi dalam pengadaan barang/jasa barang publik melalui dokumen-dokumen yang terkait, yang ditandatangani kedua belah pihak, baik sektor publik maupun penawar dari pihak swasta”

19.Bagaimana sikap Anda terhadap prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa pada instansi pemerintah?

Jawaban Ayu Warsito selaku Direktur CV. Duta Agung Persada:

“Kami sebagai peserta lelang, mengikuti semua tahapan lelang dengan

sebaik-baiknya sesuai aturan yang ada dan semua peserta berkompetisi secara

sehat dan terbuka”

20.Menurut Anda bagaimanakah pelaksanaan prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa secara elektronik?

Jawaban Sutikno selaku Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Pringsewu:

“Proses Pengadaan Barang/Jasa pemerintah secara elektronik yang telah dilaksanakan oleh Pemrintah Provinsi Lampiung juga lebih meningkatkan dan menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pembelanjaan uang negara. Selain itu, proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik ini juga dapat lebih menjamin tersedianya informasi, kesempatan usaha, serta mendorong terjadinya persaingan yang sehat dan terwujudnya keadilan (non discriminative) bagi seluruh pelaku usaha yang bergerak di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”

Dokumen terkait