• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. SARAN

Setelah dilakukan penelitian yang akhirnya dipaparkan dalam bentuk skripsi, maka di akhir penulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar lebih baik kedepannya. Oleh karenanya penulis sangat berharap kepada semua pembaca khususnya kepada dosen pembimbing untuk bisa memberikan masukan, kritik konstruktif serta saran bilamana pada tulisan ini terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki baik dari segi teknis ataupun substansi dari tema yang sedang disusun.

DAFTAR PUSTAKA

Aizid Rizem, Islam Abangan Dan Kehidupannya. Yogyakarta: DIPTA, 2015.

Arifin, HM, Ilmu Pendidikan Islam Cet.Ke-5. Jakarta : Bumi Aksara , 2010.

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010.

Ayu Amborowati, Aspek Nilai-Nilai Sosial Pada Tradisi Bersih Desa Julungan, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007.

Cahya Janwardhi, Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Sosial Dalam Menumbuhkan Kepedulian Sosial Siswa Mtsn Turen, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Maliki Ibrahim Malang, 2017.

Carapedia, Pengertian dan Definisi Sosial Menurut Para Ahli, 2013, (http://Pengertian dan Definisi Sosial Menurut Para Ahli - Ilmu Pengetahuan - CARApedia.htm), diakses pada 20 Januari 2022.

Claude Levi Strauss, Ruang Lingkup Antropologi. Jakarta : Republika Penerbit 2011.

Endraswara Suwardi, Metodologi Penelitian Kebudayan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.

Geertz Clifford, Tafsir Kebudayaan. Jogyakarta : CV Kanisius, 2010.

Kamal abdul hakam & Ecep Syarief Nurdin, Metode Internalisasi Nilai-Nilai, Jakarta : CV Maulana Media Grafika, 2016.

Kebudayaan Jawa Dalam Buku Prof. Dr. Koentjaraningrat: Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta, 1970.

Khamidah, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa Di Purbosari Kecamatan Seluma Barat, Institut Agama Islam Negeri IAIN Bengkulu, 2019.

Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter, LaksBang PRESSindo: Yogyakarta, 2011.

Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Muhaimin Dan Sutiah, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengaktifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004.

Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media, 1996.

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta: Reverensi, 2013.

Nursid Sumaatmadja, Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. IKAPI: Bandung, 1996.

Sahabuddin Romansa, Transformasi dan internalisasi. Makassar: Maulana Media Grafika, 2014.

Saldana, Miles & Huberman, Qualitative Data Analysis. America: SAGE Publications, 2014.

Sidi Gazalba. Pengantar Sosiologi Dan Sosiografi. Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

St. Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: STAIN Jember Press, 2013.

Sugiya, Upacara Bersih Desa. Jogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2015.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D. Bandung : Alfabeta, 2016.

Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Supriyati, Metodologi Penelitian. Bandung: Labkat Press, 2011.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ketentuan Umum.

Yvon Ambriose, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: Gramedia, 1993.

Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Septian Dwi Ari Yanto Nim : T20179052

Prodi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Institusi : Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Internalisasi NilaiNilai Sosial Dalam Tradisi Bersih Desa pada Masyarakat Gunungsari Umbulsari Jember” secara keseluruhan merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh saya sendiri, kecuali bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 06 Desember 2022 Penulis.

Septian Dwi Ari Yanto NIM. T20179052

JUDUL VARIABEL SUB VARIABLE METODELOGI

PENELITIAN

FOKUS MASALAH

Internalisasi nilainilai Sosial Dalam Tradisi Bersih Desa Pada Masyarakat Gunungsari

Umbulsari Jember.

1.Internalisasi

2.nilai-nilai sosial

3.Tradisi bersih desa

1. Transformasi 2. Transaksi

3. Trans internalisasi

1. keagamaan 2. musyawarah 3. Gotong-royong 4.Tolong-menolong

1. Sejarah tradisi bersih desa

2. Norma dan aturan

1. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif.

2. Data dan sumber data : - Primer berupa observasi serta wawancara

- Sekunder dokumen, foto, maupun berita.

3. Teknik pengumpulan data : - Observasi

- Wawancara - Dokumentasi

1. Bagaimana

Transformasi Nilai-Nilai sosial Sosial Dalam Tradisi Bersih Desa Pada Masyarakat Gunungsari

Umbulsari Jember?

2. Bagaimana Transaksi Nilai-Nilai Sosial Dalam Tradisi Bersih Desa Pada Masyarakat Gunungsari

Umbulsari Jember?

3. Bagaimana Transaksi Nilai-Nilai Sosial Dalam Tradisi Bersih Desa Pada Masyarakat Gunungsai

Umbulsari jember?

yang terkait tradisi bersih desa 3.Persiapan tradisi bersih desa 4.Penyelenggaraan tradisi bersih desa 5.Bentuk partisipasi masyarakat dalam tradisi bersih desa 6.Nilai-nilai yang tergambarkan dalam penyelenggaraan bersih desa

4. Teknik analisis data teori Miles dan Huberman : - Pengumpulan data - Reduksi data - Penyajian data - Verifikasi dan penegasan kesimpulan 5. Uji keabsahan data : - Triangulasi sumber - Triangulasi teknik

PEDOMAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN

Transformasi nilai-nilai sosial tradisi bersih desa

Sudah melaksanakan

Transaksi nilai- nilai sosial dalam tradisi bersih desa

Melakukan implementasi ke kehidupan sehari

Trans-internalisasi nilainilai sosial tradisi

bersih desa

Indikator:

1. Nilai-nilai positif dalam tradisi bersih desa

2. Nilai-nilai negatif dalam tradisi bersih desa

Indikator:

1. Nilai-nilai sosial yang terdapat dalam tradisi bersih desa

2. Cara penyampai nilai-nilai sosial tradisi bersih desa

3. Penerimaan masyarakat terhadap nilai-nilai sosial yang terdapat dalam tradisi bersih desa

Indikator:

1. Nilai-nilai sosial yang sudah tertanam dalam kehidupan seharihari

2. Komunikasi verbal 3. Kepribadian orang

Observasi:

1. Cara penyampaian nilai-nilai sosial tradisi bersih desa

Observasi:

1. Nilai-nilai sosial yang terdapat dalam tradisi bersih desa

Observasi:

1. penerimaan

masyarakat

terhadap nilai-nilai sosial tradisi bersih desa

Dokumentas:

1. Foto kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai posistif dan negatif 2. Bentuk perilaku

nilai-nilai sosial

Dokumentasi:

1. Dokumentasi transaksi nilai-nilai sosial 2. Bentuk

penyampaian nilai sosial 3. Profil desa umbulsari

Dokumentasi:

4. Foto kegiatan 5. Struktur organisasi 6. Susunan acara

pelaksanaan tradisi bersih desa

Wawancara:

1. Pada saat

pelaksanaan tradisi bersih desa nilai-nilai positif apa yang dapat disampaikan kepada masyarakat?

2. Apa saja yang disampaikan tentang norma dan aturan yang terkait dengan pelaksanaan acara tradisi bersih desa?

3. Apakah terdapat dampak positif dan negative dalam tradisi bersih desa?

4. Apa saja dampak positif dalam tradisi bersih desa?

5. Apa saja dampak negative tradisi bersih desa?

Wawancara:

1. Penanaman nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam tradisi bersih desa?

2. Bagaimana cara pelaksanaan tradisi bersih desa?

3. Bagaimana sumber-sumber penyampaian tradisi bersih desa?

4. Bagaimana nilai-nilai

sosial yang

disampaikan kepada masyarakat pada saat acara bersih desa?

5. Melalui bentuk apa

saja untuk

penyampaian nilai-nilai sosial tradisi bersih desa?

6. Apakah bapak/ibu dapat menerima nilai-nilai sosial tradisi bersih desa?

7. nilai-nilai sosial apa saja yang anda dapatkan dalam tradisi bersih desa?

Wawancara:

1. Dari nilai-nilai sosial tradisi bersih desa

apakah dapat

memberikan pengaruh pada kegiatan lain?

2. Selain di dalam kegiatan tradisi bersih desa, pembiasaan nilai-nilai sosial dapat diterapkan melalui kegiatan apa saja?

3. Bagaimana nilai-nilai tradisi bersih desa dapat di implementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari?

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : ustad Ma’shum

Penanya : Pada saat pelaksanaan tradisi bersih desa nilai-nilai positif apa yang dapat disampaikan kepada masyarakat?

Narasumber :kalau hal positif yang disampakain kepada masyarakat pada saat ritual bersih desa ini adalah hikmah-hikmah peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu, di zaman nabi-nabi sebelum nabi Muhammad, hal ini kan berbicara tentang keimanan, selain itu juga dapat diabil hikmah dari kejadian itu adalah kehati-hatian dalam menjalani hidup agar selamat dan tidak sering melakukan pelanggaran terhadap syariat agama Allah, sebab umat-umat terdahulu diadzab oleh Allah swt kerena mereka terlalu banyak pelanggran terhadap syariat yang sudah ditentukan oleh Allah swt

Penanya desa?

: Penanaman nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam tradisi bersih

Narasumber : kalau dihayati kembali secara mendalam terkait Bari‟an bersih desa ini kan ada bimbingan rohani untuk saya pribadi dan juga semua masyarakat yang hadir untuk meningkatkan keimanan kepada Allah swt, oleh karenanya di dalam acara ritual bersih desa ini adalah dalam rangka membimbing masyarakat untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan bahwasanya di buan Suro ini Allah swt berkehendak adanya peristiwa yang luar biasa.

Masyarakat kan dikasik tau melalui bimbingan keagamaan bahwa kalau di bulan Suro banyak kejadian atau peristiwa yang luar biasa sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat bahwa Allh swt adalah satu-satunya dzat yang maha pemberi selamat, dan bagi meraka yang diselamatakan Allah swt akan mendapat keberuntungan hakiki, begitu juga sebaliknya di bulan Suro ini Allah juga dapat mendatangkan petaka, celaka

terhadap umat manusia. Oleh karenanya orang jawa memiliki berbagai macam ritual termasuk ya ritual bersih desa yang kita laksanakan setiap setahun sekali ini

Penanya : Melalui bentuk apa saja untuk penyampaian nilai-nilai sosial tradisi bersih desa?

Narasumber :Iya mnurut saya sebelum bersih desa ini dilakukam penting untuk bermusyawarah terlebih dahulu, sebab kalau tidak musyawarah kurang tepat karena ritual bersih desa ini acaranya orang banyak jadikalau langsung ditentukan kurang enak kuatir ada yang tidak cocok, akan tetapi kalau sudah melalui musyawarah bila ada yang komplain kan tinggal menjawab bahwa hasil ini sudah melalui musyawarah dengan RW, dan RT. Namun alhdmllhh selama ini lancar-lancar saja tidak ada komplain dr masyarakat, kalau sudah ada sosialisasi ya masyarakat langsung kompak

Penanya : Dari nilai-nilai sosial tradisi bersih desa apakah dapat memberikan pengaruh pada kegiatan lain?

Narasumber : iya nilai sosial yang ada di bari‟an ini adalah tentang keimanan yang menurut saya disampaikan pada saat acara berlangsung, dan ini juga dapat mempengaruhi pada kegiatan lainnya, artinya, keimana seseorang adalah kepercayaan terutama terkait dengan tauhid. Sedangkan manusia ini terutama mayarakat di sini semua muslim tentunya iman kepada Allah swt ini tetap melekat di hati masing-masing, jadi di bari‟an ritual bersih desa ini disampaikan terkait dengan keimanan dalam rangka meningkatkan dan memantapkan iman yang memang sudah tertanam di hati masingmasing

Transkip Wawancara Nama Narasumber : Buyamin

Penanya : Apa saja yang disampaikan tentang norma dan aturan yang terkait dengan pelaksanaan acara tradisi bersih desa?

Narasumber :kalau ada saat acara bari‟an bersi desa ini yang disampaikan kepada mayarakat oleh kiai adalah manusia itu harus meningkatkan keimanan, taqwa kepada Allah swt, sebab kata kiai iman itu adalah akar kehidupan, iman kepada Allah yakni memiliki keyakinan bahwa Allah adala satu-satunya dzat yang maha pemberi keselamatan dan juga dzat yang maha memberikan celaka kepada hambaNya yang dikehendaki. Jika jiwa raga kita sudah muncul keimanan maka amal yang lain akan mengikutinya seperti sedekah, saling tolong menolong. Itu, kalau hidup di masyarakat ini harus mampu mengimbangi keadaan. Kalau tidak begtu maka akan ditinggal oleh masyarakat

Penanya : Bagaimana cara pelaksanaan tradisi bersih desa?

Narasumber : yang terpenting di dalam setiap pelaksanaan bersih desa setiap bulan syuro itu adalah doa lee,, itu yang teroenting dan yang terutama, acara selametandimanapun terlebih berkaitan dengan selamtena desa yang sangat erat kaitannya dengan memohon keselamatan orang satu desa yang kita mengutamakan doa, mesji tidak menafikan pentingnya hal-hal lainnya seperti kekompakan masyarakat, musyawarah sebelumnya, tp lebih dari itu doa merupakan substansi dari acara ritual bersih desa. Kalau sekrang doanya sudah dipimpin oleh kiai atau ustadz, kalau dulu berdoa menggunakan bahasa jawa, namun doa itu tidak ada penerusnya, itu sepengetahuan saya

Penanya : nilai-nilai sosial apa saja yang anda dapatkan dalam tradisi bersih desa?

Narasumber bersih dea ini begini lee, orang itu biar memiliki rasa kepekaan sosial,peduli terhadap tetagga, caba kita fikir berkumpul di depan ini di pertigaan jalan kalau misal ada orang yang tidak ikut hadir

kan ditanya, kenaa kok tidak hadir apakah tidak punya uang untuk beli kue buat ambeng, atau apa karena sakit, atau bagaimana, terlebih dengan berkumpulnya kita di pada saat ritual bari‟an ini kan juga menguji sejauhmana kita kompak

Transkip Wawancara

Nama Narasumber : Satiman selaku ketua RT

Penanya : Apakah terdapat dampak positif dan negative dalam tradisi bersih desa?

Narasumber :iya kalau sudah bari‟an atau bersih desa yang disampaikan itu halhal yang baik sesuai syariat Islam, disuruh Sholat lima waktu, iman kepada Allah, bersedekah, dan juga kita dilarang untuk berbuat yang jelak (mungkar) karena di bulan Suro ini banyak kejadian.

Allah memberikan pertolongan kepada kepada orang-orang sholeh dan mencelakakan orang-orang yang durhaka

Penanya : Bagaimana sumber-sumber penyampaian tradisi bersih desa?

Narasumber : sebelum acara ritual berlangsung kita rembukan dlu, muswarah bersama, saya selaku RW, pak RT, dan pak Ayan (ustd. Ma'shum) biasanya itu kita rembukan dulu untuk menentukan waktu hari dan tanggal pelaksanaan ritual bersih desa, hasil keputusan kita sosialisasi melalui pengeras suara di Musholla dan masjid. Yang terpenting itu adl bulan tanggal satu suro tp hitungan kita kadang yang selisih,, makanya perlu musyawarah bersama

Penanya : nilai-nilai sosial apa saja yang anda dapatkan dalam tradisi bersih desa?

Narasumber : lagi, pula manfaat dari ritual bersih desa ini juga untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat agar memiliki rasa kepedulain terhadap sesamanya, dari berkatan (ambeng) yang disguhkan pada saat pelaksanaan bersih desa ini merupakan simbol

atau pembiasaan diri bagi individu untuk memberikan sebagian harta kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan makanan untuk diberi sedekah.

Transkip Wawancara

Nama Narasumber : Rahmatullah

Penanya : Apa saja dampak positif dalam tradisi bersih desa?

Narasumber : bagi saya le, dampak positif ritual bersih desa ini bisa tenang ke jiwa, tidak was-was, karena kita kan sudah usaha secara doa bersama di perempatan jalan itu menurut orang sini seperti itu kan tolak balak, jadi tidak perlu kuatir, akan tetapi kita ini harus selalu hati-hati setiap harinya, misalkan kalau naik sepeda bila melewati permpatan, pertigaan jangan terlalu kencang naiknya, meski kita sudah doa bersama jika tidak hati-hati ini juga memiliki kemungkinan besar kita diberi apes oleh Allah. Kalau dari sisi negatifnya bagi saya tidak ada, apa jelekanya kok yang dibaca kalimat-kalimat yang baik (tayyibah), jadi menurut saya tidak ada jeleknya

Penanya : nilai-nilai sosial apa saja yang anda dapatkan dalam tradisi bersih desa?

Narasumber :Bagi saya lee,, musyawarah itu penting, sebab musyawarah itu bertujuan untuk meningkatkan kekompakan masyarakat, apalagi dengan berkumpul bersama musyawarah orangorang bisa mengeluarkan uneg-unegnya, mungkin salah satu dari masyarakat ada hal yang ingin disampaikan kepada masyarakat kan bisa langsung diselesaikan bersama, mungkin ada kekurangan-kekurangan yang perlu dicari solusinya untuk melangkapinya.

Proses penyampaian nilai melalui komunikasi dua arah antara tokoh masyarakat dengan masyarakat lingkungan sekitar secara timbal balik sehingga dapat terjadi proses interaksi. Dengan adanya transaksi nilai ini tokoh masyarakat dapat mempengaruhi nilai mayarakat lingkungan sekitar melalui contoh nilai yang

dijalankannya (modeling) sedangkan peserta latih dapat menerima nilai baru disesuaikan dengan nilai dirinya

Penanya : Bagaimana nilai-nilai tradisi bersih desa dapat di implementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari?

Narasumber :saya kalau ada tetangga tidak punya itu ya kasihan, tidak tega, dirinya kan ingin juga sama dengan tetangga namun apalah daya, kemaren ini di sebelah barat rumah ada tetangga bu Nem mau ikut bari‟an tidak memiliki apa-apa katanya, semua tetangga semua sudah pada masak-masak untuk persiapan, makanya saya datangi ke rumahnya lalu saya nyutuh bibinya ini buat berkatan/ambengan lima tak suruh kasik ke bu Nem, sore setelah asar diantar ke rumahnya biar nanti dia sendiri yang antar ke lokasi bari‟an

Transkip Wawancara Nama Narasumber : Mbah Sanur

Penanya : Apa saja dampak negative tradisi bersih desa?

Narasumber :lah.. kalau bari‟an bersih desa ini tidak ada jeleknya nak,, malah sebaliknya, kebaikannya yang banyak tidak ada efek yang jelek kalau di ritual desa ini kecuali memang sekelompok orang yang enggan untuk melakukan dan bahkan menolak keberadaan bersih desa ini itu beda lagi, tapi inya Allah kalau masyarakat di sini semuanya pada tahu semua kalau bari‟an bersih desa ini adalah sesuatu yang baik, wong kita berdoa bersama untuk keselamatan bersama, itu kan baik, kalu ada yang mengatakan barian ritual desa ini sesuatu yang jelek apalagi ada efek negatif ino kan tidak nyambung, justru adanya barian ini memberikan efek positif untuk keyakinan kita akan diberi keselamatan oleh Allah. Enggi kuleh bisa silaturrahmi, bisa bersedekah, dan bisa mendengar tausiah dari ustad meski sedikit

Penanya : Penanaman nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam tradisi bersih desa?

Narasumber :di dalam ritual bersih desa ini sudah berdasarkan agama memang ritualnya seperti ini doa bersama di perempatan atau pertigaan jalan, kalau jalan depan ini nanti akan berkumpul di pertigaan depannya sekolahan itu, kalau di wilayah selatan nanti titik kumpul masyarakatnya di perempatan jalan

Nama Narasumber : Lora Ainul Yaqin

Penanya : Bagaimana cara pelaksanaan tradisi bersih desa?

Narasumber :kalau di sini setiap tahun mengadakan ritual bari‟an atau bersih desa, sebenrnya ini merupakan ekspresi atau cara bagaimana mayarakat itu bisa memiliki kekompakan untuk

berdoa kepada Allah swt, kita memohon pertolongan kepada Allah.diletakkan di perempatan atau petigaan jalan

sesungguhnya ini adalah simbol agar supaya masyarakat ketika melewati perempatan jalan, pertigaan jalan agar hati-hati dan pelan kalau naik sepeda atau mobil biar selamat dari

kecelakaan, sebab kami di sini dengan adanya ritual ini adalah mendoakan keselamatan masyarakat pada umumnya terutama bagi masyarakat desa Gunungsari

Penanya : Selain di dalam kegiatan tradisi bersih desa, pembiasaan nilai-nilai sosial dapat diterapkan melalui kegiatan apa saja?

Narasumber :di dalam bari‟an bersih desa ini masyarakat dibimbing untuk meningkatkan keimanan terutama mengenal rukun iman yang ada enam, di sini saya kaitkan antara bersih desa dengan momentum di bulan Suro dengan adanya peristiwa yang luar biasa, kajadian begini kan tidak lepas dari peran para malaikat, jin bahkan syaithan sebagai makhluk gaib ciptaan Allah. Bersih desa yang kemaren ini saya jelaskan tentang peristiwa yang terjadi di bulan Suro merupakan ujian keimanan bagi orang-orang sholeh, dan juga siksaan atau adzab bagi orang yang durhaka kepada Allah swt.

Selain itu, kaitannya dengan bersih desa orang-orang ini bisa peka terhadap lingkungannya, bila ada orang sedang kesusahan ya dibantu. Tempo hari itu di tetangga sebelah di barat sana ada yang terkena ujian berupa kebakaran rumah ya kita sebagai tetangga harus peduli, di bari‟an ini juga kita diajarkan memiliki sikap peduli terhadap sesamanya. Misalnya, ada salah seorang tetangga kita ingin melakukan selametan bersih desa ini namun dalam keadaan terjepit ekonominya tidak punya uang iya dibantu, bukan dibantu dikasi pinjaman uang, tapi dibantu dibuatkan kue, dan halhal yang dibutuhkan lainnya. hal ini meruapaknhal-hal yang dianggap kecil, namun ini menjadi latiahn terdapad jiwa untuk bisa peka terhadapkeadaan sosial sehingga kita juga dapat membantu kebutuhan orang lain meski hal itu merupakan perkara yang berat.

Transkip Wawancara

Nama Narasumber : Sintam

Penanya : Apakah bapak/ibu dapat menerima nilai-nilai sosial tradisi bersih desa?

Narasumber :penting bagi saya secara pribadi ikut selametan desa di pertigaan depan ini karena doanya adalah untuk keselematan bersama dari bala‟ dan musibah, kalau bersama-samakan enak mudah diterima Allah (kabul) sebenarnya saya doa sendiri ya bisa namun jika doa itu dilakukan bersama-sama lembaih mantap ke hati, oleh karenanya saya setiap tahunnya tidak pernah kosong, selalu mengikutinya kalau tidak ikut ya eman

Transkip Wawancara

Nama Narasumber : Pak Sungib salah seorang warga sepuh Penanya

desa?

: Apakah bapak/ibu dapat menerima nilai-nilai sosial tradisi bersih

Narasumber : Kalau saya pribadi ya tetap semangat dalam ha mengikuti ritual bersih desa ini, yang penting dapat informasi dari sosialisasi yang disiarkan melalui pengeras suara di musholla atau masjid. Mau kapan acaranya yang penting dengar kabar. Sebab bagi saya ritual semacam penting untuk berdoa bagi keselamatan diri sendiri.

Soalnya apae (na‟as) seseorang itu tidak ada yang tahu kapan datangnya

Transkip Wawancara

Nama Narasumber : Pak Suwarno Penanya

desa?

: Apakah bapak/ibu dapat menerima nilai-nilai sosial tradisi bersih

Narasumber : Ritual bersih desa ini dilaksanakan bersama-sama dengan semua masyarakat, hanya saja kalau di sini dipetakan perwilayah RT, tapi tetap mengadakan musyawarah bersama untuk melaksanakan ritual bersih desa, sebab kalau tidak dimusyawarahkan bersama akan berakibat pada perasaan masyarakat yang akan merasa dadakan, atau bisa terjadi ketidak kompakan masyarakat, kalau sudah dimusywarahkan tentunya kan masyarakat dengar kabar dari lisan ke lisan. Setelah sudah mencapai titik mufakat dalam musyawarah, kami selalu bersama-sama menjalankan tradisi ini dengan bergotong royong. Seperti membersihkan jalan bersama sebelum bersih desa dan membawa alat-alat kebutuhan bersih desa semuanya bekerja bersama-sama tidak ada yang tidak bekerja.

Dalam dokumen INTERNALISASI NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TRADISI (Halaman 110-136)