• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perlu pengembangan/penelitian lebih lanjut mengenai inokulum tunggal MB dan MD di tanah pasir pantai.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam skala lapangan di lahan pasir pantai guna mengetahui tingkat populasi Rhizobacteri indigenous Merapi di lahan pasir pantai serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil padi Segreng Handayani.

3. Perlu penelitian lebih lanjut tentang frekuensi pemupukan susulan (P) pada budidaya padi Segreng Handayani di tanah pasir pantai.

92

Agung-Astuti, Sarjiyah dan Haryono. 2013.a. Uji Potensi Rhizobacteri indigenous Lahan Pasir Vulkanik Merapi Untuk Dikembangkan Sebagai Pupuk Hayati Di Lahan Marginal. Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Lahan Marginal Sumberdaya Lokal. HITI-UNSOED. Purwokerto.

Agung-Astuti, Sarjiyah dan Haryono. 2013.b. Pengembangan Isolat Rhizobacteri indigenous Sebagai Pupuk Hayati Di Untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Kering. Laporan Hibah Dikti Tahun Ke I. Belum dipublikasikan.

Agung_Astuti. Sarjiyah. A. Fitri. 2014.a. Pengaruh Formulasi Inokulum Padat Dan Bahan Pengemas Terhadap Aktivitas Rhizobacteri indigenous Merapi Dan Pertumbuhan Padi Dalam Cekaman Kekeringan. Skripsi Mahasiswa FP UMY. Tidak Dipublikasikan.

Agung-Astuti, Sarjiyah, Haryono and Habibi. 2014.b. Compatibility Test Of Indigenous Rhizobacterial Isolate Of Merapi With Rice Varieties Under Drought Stress. Proceeding Seminar International Biotechnology Conference (IBC). Konsorsium Bioteknologi Indonesia-LIPI-RISTEK- DEPTAN- UNSRI. Palembang.

Agung_Astuti. Haryono dan Luniawati, T. 2014.c. Pengaruh Formulasi Inokulum Cair Rhizobakteri indigenous Merapi dan Metode Aplikasi Terhadap Pertumbuhan Padi Dalam Cekaman Kekeringan. Skripsi Mahasiswa Pertanian UMY (Tidak Dipublikasikan).

Agus_Arianto. 2016. Kajian Asosiasi Rhizobacteri indigenous Merapi–Mikoriza Dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Segreng Di Tanah Regosol. Skripsi Program Studi Agroteknologi. UMY. Tidak Dipublikasikan.

Ai, N. S dan P. Torey. 2013. Karakter Morfologi Akar Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman (Root Morphological Characters As Water-Deficit Indicators In Plants). Jurnal Bioslogos.3(1). 32-33.

Andi_Surya Z.H. 2014. Pemanfaatan Bahan Organik dalam Perbaikan Beberapa Sifat Tanah Pasir Pantai Selatan Kulon Progo. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Apriyanti. 2007. Pengujian Bentuk Dan Takaran Inokulum Terhadap Aktivitas Infeksi Dan Nodulasi Akar Tanaman Kerandang (Pueraria phaseoloides sp.) Di Tanah Pasir Pantai.

Astuti. F. 2002. Pengaruh Pemberian Inokulan Rhizobacteri Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Varietas Argomulyo. http://digilib.gunadarma.ac.id/go.php?id=jiptumm- gdl-s1-2002-febri-5873-kedelai. Diakses pada tanggal 5 Maret 2015. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat. 2010. Usaha

TaniPadiGogo.http://kalbar.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/lea flet/padi_gogo.pdf. Di akses 4 Februari 2015.

BPS. 2014. Produksi Tanaman Pangan Angka Ramalan II (Aram II) 2014 dalam Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Katalog BPS:9199017. Edisi 54 November 2014.

Brady, N.C., and H. O. Buckman. 1983. The Nature And Properties Of Soils. Mac-millan Publishing Co. Inc, New Delhi.

Brock, 1997. Biology of Microorganisms. Southern Illinois University- carbondale. Prentice Hall International, Inc.

Budiyanto, Gunawan. 2009. Bahan Organik dan Pengelolaan Nitrogen Lahan Pasir. Unpad Press: 71-75.

Budiasih. 2009. Respon Tanaman Padi Gogo Terhadap Cekaman Kekeringan. Ganec Swara Edisi Khusus 3(3): 22-27.

Chang, Y.C.; Y.C. Chang; R. Baker; O. Kleifeld & I. Chet (1986). Increased Growth Of Plants In The Presence Of The Biological Control Agen Trichodermaharzianum. Plant Disease, 70, 145-148.

Dewi, I. R. 2007. Rhizobacteria Pendukung Pertumbuhan Tanaman (Plant Growth Promotor Rhizobacteria). Makalah Mahasiswa Agronomi. Universitas Padjajaran.

Dhanda, S.S., G.S. Sethi, R.K. Behl. 2004. Indices of Drought Tolerance in Wheat Genotypes as Early Stages of Plant Growth. J. Agronomy & Crop Science 190: 6-12.

Djojosuwito, S. 2000. Azolla, Pertanian Organik dan Multiguna. Kanisius. Yogyakarta.

Farooq, M., A. Wahid, D.J. Lee, O. Ito, and K.H.M. Siddique. 2009. Advances in drought resistance of rice. Critical Reviews in Plant Sciences.. 28(4): 199.

Fembria I.W., Pengaruh Inokulasi Rhizobakteri osmotoleran- Fiksasi Nitrogen dan Kondisi Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Merah-Putih. 2010. Skripsi Mahasiswa Fakultas Pertanian UMY.

Fischer, K.S. and S. Fukai. 2003. How Rice Responds To Drought. In K. S. Fischer,R. Lafitte, S. Fukai, G. Atlin and B. Hardy. Breeding Rice for Drought Prone Environments. International Rice Research Institute. Los Banos. p.32-36.

Gardner, F. P., R. B, Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta.

Gatot_Kustiono, Indarwati dan Jajuk Herawati. 2009. Kajian Aplikasi Kompos Azolla dan Pupuk Anorganik untuk meningkatkan hasil padi sawah (Oryza sativa L.). http://pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp- content/uploads/kajian-aplikasi-kompos-azolla-dan-pupuk-anorganik- untuk-meningkatkan-hasil-padi-sawah-Oryza-sativa-L.pdf Di akses 11 Desember 2014.

Handayani, D., T. Yuwono dan J. Soedarsono. 2000. Dinamika Populasi Rhizobakteri Osmotoleran dalam Rhizozfer Padi pada Aras Lengas Tanah yang Berbeda. Tesis Program Studi Ilmu Tanah. UGM.

Hanafiah, K. A. 2014. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta. 352 hal. Hartatik, Wiwik dan Widowati, L.R. 2006. Pupuk Kandang.

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/04pupu k%20kandang.pdf Diakses 21 Januari 2015.

Hartmann, A., SR. Prabhu and EA. Galinski. (1991). Osmotolerance of Diazotropic Rhizosphere Bacteria Plant and Soil. 137 : 105 – 109.

Hasanah, N. A. U, Agung_Astuti dan L. Utari. 2008. Kajian Aktivitas Rhizobakteri Fiksasi N-Tahan Cekaman Kekeringan Dengan Berbagai Kondisi Air dan Macam Inokulum Pada Padi Merah-Putih R1. Skripsi Mahasiswa FP UMY. Tidak Dipublikasikan.

Husen, E. dan Irawan. 2010. Efektivitas dan Efisiensi Mikroba Dekomposer Komersial dan Lokal dalam Pembuatan Kompos Jerami. http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 20 Februari 2016.

Husen, E. Saraswati, R. dan Hastuti, R. D. 2012. Rizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman. http://www.ristek.go.id.. Diakses pada tanggal 10 Februari 2015.

Ikmal_tawakkal. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. ) Terhadap Pemberian pupuk Kandang Kotoran Sapi. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Imas. T., R. S. Hadioetomo, A W. Gunawan dan Y. Setiadi. 1989. Bahan Pengajaran Mikrobiologi Tanah II. Depdikbud, Dirjen Dikti, PAU Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ismoyo,L.,Sumarno dan Sudadi. 2013. Pengaruh Dosis Kompos Azolla dan Kalium Organik Terhadap Ketersediaan Kalium dan Hasil Kacang Tanah pada Alfisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 10 (2): 123-132 Kastono, D. 2003. Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam Terhadap

Penggunaan Pupuk Organik dan Biopestisida Gulma siam ( Chromolaena odorata). http://agrisci.ugm.ac.id/vol12_2/3.103- 116.Gulma%20Siam-pa%20dodik.pdf. Di akses 5 Desember 2014. Kumala, T. A. Jayuska dan P. Ardiningsih. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Isolat

Actinomycetes 9isp1 Dari Spons Asal Perairan Pulau Randayan. JKK. 4 (2) : 30-36

Kristamtini dan Prajitno AL. 2009. Karakterisasi Padi Beras Merah Segreng Varietas Unggul Lokal Gunungkidul. Jurnal Ilmu-ilmu Pengetahuan. 5(2): 45-51.

Kusumastuti, A., T. Yuwono dan J. Soedarsono. 2003. Peran Bahan Organik dalam Interaksi Rhizobakteri osmotoleran dan padi IR-64 pada dua aras lengas tanah di Udipsament. Tesis Program Studi Ilmu Tanah UGM. Lakitan, B. 2007. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Larcher W. 1995. Physiology Plant Ecology. Edisi ke-3. German: SpringngerVerlag Berlin Heidelberg.

Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobia Di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal 34.

Makarim K., dan E. Suhartatik. 2009. Morfologi Dan Fisiologi Tanaman Padi, http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp11.pdf.Di akses tanggal 12 Januari 2015

Manuhuttu, A. P, H. Rehatta, dan J. J. G. Kailola. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Hayati Bioboost Terhadap Peningkatan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa. L). Jurnal Agrologi. 3(1). Hal 8.

Mertikawati, I., A.D. Suyono, dan S. Djakasutami. 1999. Pengaruh berbagai pupuk organik terhadap beberapa sifat fisika dan kimia vertisol dan ultisol serta hasil padi gogo. Konggres Nasional VII. HITI. Bandung. Metting, F. B. Jr.1992. Soil Mikrobial Ecology: Application in agricultural and

enviromental management. Marcel Dekker, Inc. New York. 30-38 p. Noviana, L dan Raharjo, B. 2009. Viabilitas Rhizobakteri Bacillus sp. DUCC-BR

K1.3 pada Media Pembawa Tanah Gambut Disubstitusi dengan Padatan Limbah Cair Industri Rokok. BIOMA. 11 (1) : 30-39.

Pasaribu, Eko A. 2009. Pengaruh Waktu Aplikasi dan Pemberian Berbagai Dosis Kompos Azolla Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan. Skripsi. Universitas Sumatera utara.

Purwaningsih, Heni dan Kristamtini, 2009. Potensi Pengembangan Beras Merah Sebagai Plasma Nutfah Yogyakarta. Jurnal Litbang Pertanian. 28 (3): 88- 95.

Rao, N.S.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. UI press. Jakarta. hal: 63-68.

Republika. 2014. 119 Hektar Tanaman Padi di Bali Gagal Panen. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/09/25/ncftb0- 119-hektare-tanaman-padi-di-bali-gagal-panen. Akses 3 Maret 2014 Samidjo, G.S., T. Yuwono dan J. Soedarsono. 2002. Kajian Peranan Inokulasi

Rhizobakteri Osmotoleran Pada Tanaman Padi di Tanah Pasir Pantai. Tesis Program Studi Agronomi. UGM.

Sarno. 2009. Pengaruh Kombinasi NPK dan Puuk Kandang Terhadap Sifat Tanah dan Pertumbuhan Serta Produksi Tanaman Caisim. http://journal.unila.ac.id/index.php/tropicalsoil/article/viewFile/37/pdf. Di akses 5 Desember 2014.

Scholes, M.C., Swift, O.W., Heal, P.A. Sanchez, JSI., Ingram and R. Dudal, 1994. Soil Fertility research in response to demand for sustainability. In The biological managemant of tropical soil fertility (Eds Woomer, Pl. and Swift, MJ.) John Wiley & Sons. New York. Setyorini, D.,Saraswati,R.dan Anwar, E.K/ 2006. Pupuk Organik dan Pupuk

Hayati.http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/buku/buk u%20pupuk%20hayatipupuk%20organik/02kompos_diahrasti.pdf diakses 5 Desember 2014.

Sian, Y.Sulistiyanto, dan Giyanto. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Perubahan pH Tanah Gambut Pedalaman. Agripeat. 8 (1): 9-17.

Sitompul dan Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. 412 hal.

Suciati E. C., Nasrullah dan Sutardi. 2010. Uji Daya Hasil Delapan Galur Harapan Padi Sawah (Oryza sativa L.). http://epetani.deptan.go.id. Diakses tanggal 22 Februari 2016.

Suhartini dan T. Adisarwanto. 1996. Manfaat Jerami pada Budidaya Kedelai di Lahan Sawah. Habitat. 97(8): 41-48.

Sulastri, Fardani, 2012. Pengaruh Proporsi Penambahan Kompos Biopa Dan Mulsa Jerami Terhadap Serapan Hara Na, Mg Serta Kandungan Klorofil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.)Yang Ditanam Di Kawasan Pantai Pandansari Bantul. S1 Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sunaryo, J. 2009. Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sistem Intensifikasi Pada Berbagai Populasi. Skripsi Mahasiswa Fakultas Pertanian UMY. Tidak Dipublikasikan.

Suntoro. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya.http://suntoro.staff.uns.ac.id/files/2009/04/pengukuhan- prof-suntoro.pdf. Di akses 5 Desember 2014.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Pemasyarakatan dan Pengembangannya.Kanisius. Yogyakarta.

Tejasuwarno, 1999. Pengaruh pupuk kandang terhadap hasil wortel dan sifat fisik tanah. Konggres Nasional VII. HITI. Bandung.

Tiedje, J.M. 1988. Ecology of Denitrification and Dissimilatory Nitrate Reduction to Ammonium in Biology Of Anaerobic Microorganism edited by Zehnder, A.J.B: 179-183.

Tirtowirjono, S. 1992. Pewarisan Sifat Jumlah Malai Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L). Jurnal Penelitian Pertanian 12(1):Hal 8-13.

Tisdale, S.L.,Nelson, W.L., Beaton,J.D. and Havlin,J.L. 1993. Soil Fertility and Fertilizer 5th-ed. Macmillan ubl. Co. New York: 109-173.

Triana_Kartika S. 2007. Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan Kangkung darat (ipomoea reptans poir) pada media pasir pantai.http://untagbanyuwangi.ac.id/attachments/article/299/pengaruh%2 0pemberian%20pupuk%20kandang%20.pdf. diakses 21 Januari 2015. Utami D. W., Kristamtini, Prajitno al. KS. 2009. Karakterisasi Plasma Nutfah

Padi Beras Merah Lokal Asal Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Karakter Morfo-Agronomi dan Marka SSRs. Yogyakarta.

Wikipedia. 2014. Kompos. http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos. Di akses 10 Desember 2014.

Wikipedia. 2015. Azolla. http://id.wikipedia.org/wiki/Azolla. Diakses 2 Februari 2015.

Wikipedia. 2015. Kabupaten Gunungkidul. http://id.wikipedia.org/ wiki/Kabupaten_Gunungkidul. Diakses 15 April 2016.

Wuryaningsih, Y. R. 2010. Pengaruh Berbagai Formulasi dan Lama Penyimpanan Pupuk Organik cair Diperkaya Rhizobakteri osmotoleran Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman Padi. Skripsi Mahasiswa FP UMY. Tidak Dipublikasikan.

Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Scinse. Tre International Rice Research Institute. Los Banos, Laguna. Philippine

Yovita. 2012. Pengaruh Pemberian Tiga Jenis Pupuk Kompos dan Dosis NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis di Tanah Gambut Pedalaman. Tesis.Universitas Lambung Mangkurat.

Yuwono, Nasih W. 2009. Membangun Kesuburan Tanah di Lahan Marginal. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 9(2): 137-141.

Yuwono, T., Desi Handayani, and Joedoro Soedarsono. 2005. The role of osmotolerant rhizobacteria in rice growth under different drought conditions. Australian Journal of Agricultural Research. 56:1-7.

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Lay out Penelitian

A. Lay out perlakuan

Lay out per Unit

Keterangan:

A. Kompos Kotoran Sapi takaran 30 ton/hektar B. Kompos Kotoran Sapi takaran 40 ton/hektar C. Kompos Kotoran Ayam takaran 30 ton/hektar D. Kompos Kotoran Ayam takaran 40 ton/hektar E. Kompos Azolla takaran 20 ton/hektar

F. Kompos Aza takaran 30 ton/hektar

G. Kontrol (Tanpa kompos/hanya inokulasi Rhizobacteri indigenous)

G2

E1

E2

F1

B2

D3

C2

A2

A1

G1

F3

D2

D1

A3

F2

C1

B1

E3

C3

G3

B3

Kr

Kr

Kr

Kr

Kr

Kr

Tanaman Korban (1,2,3), Tanaman cadangan (7), dan tanaman Sampel (4,5,6) 1 2 3 4 5 6 7 U T B S

Lampiran 2. Komposisi Media

1. Media Luria Bertani Cair/L

a. Tryptone = 10 ml b. Yeast Extract = 5 gram c. NaCl = 10 gram d. Aquadest = 1000 ml

e. pH = 7,2

2. Media Luria Bertani Agar/L

a. Tryptone = 10 ml b. Yeast Extract = 5 gram c. NaCl = 10 gram d. Agar = 15 % e. Aquadest = 1.000 ml

Lampiran 3. Skema Perbanyakan isolat MB dan MD Rhizobacteriindigenous

Merapi Merapi

Gambar 2. Skema alur perbanyakan isolat MB dan MD

Gambar 3. Skema alur pembuatan inokulum campuran

Gambar 4. Formulasi inokulum padat Sumber

Isolat

LBA 1 ose

Inkubasi pada suhu ruang selama 48 jam Inokulasi

Gambar 1. Skema alur pembuatan biakan murni isolat bakteri MB dan MD

Biakan murni LBC 1 ose

Suhu ruang selama 48 jam Inokulasi Rotary shaker Inkubasi MB MD 100 ml LBC per erlenmeyer 10% per isolat (10 ml) setiap erlenmeyer

Diinokulasikan dan dicampur

Inkubasi selama 48 jam di rotary shaker Suhu ruangan 10 ml Isolat MB MD P1 Plastik P2 Alumunium foil 50 gr Carrier 15 ml Inokulum campuran MB MD

Lampiran 4. Kebutuhan benih, carrier inokulum padat dan starter campuran

Rhizobacteri indigenous Merapi saat persemaian

a. Kebutuhan benih untuk penanaman

Berat 1000 butir benih padi Segreng Handayani = 24,33 g Kebutuhan benih per polibag =0,049 g / polibag Total kebutuhan benih = 0,049 g x 187 polibag

= 9,16 g = 10 g

b. Kebutuhan inokulum padat dan starter campuran

Komposisi carrier setiap 50 g inokulum padat;

No Carrier inokulum padat Kebutuhan Satuan

1 Gambut 44,5 Gram

2 Gula 0,5 Gram

3 Arang aktif 5 Gram

Kebutuhan inokulum padat per kg benih = 6 g/kg Kebutuhan inokulum padat per/polibag =

= 0,000294 g

= 0,000294 g Kebutuhan inokulum padat untuk 10 g benih =

= 0,06 g = 1 g

Kebutuhan inokulum padat dalam penelitian yaitu; 25 g untuk kultur kerja dan 25 g untuk kultur stok. Menurut Noviana dkk (2009) dalam setiap 50 g inokulum padat membutuhkan 15 ml starter campuran, sehingga total kebutuhan carrier inokulum padat dan starter campuran untuk 50 g inokulum padat (2 kemasan) adalah:

No

Carrier inokulum padat (50 g) Starter campuran (50 g) Bahan Kebutuhan Isolat

MB Isolat MD Uji viabilitas Total 1 Gambut 44,5 g 7,5 ml 7,5 ml 10 ml 25 ml 2 Gula 0,5 g 3 Arang aktif 5 g

Lampiran 5. Deskripsi Padi Segreng Handayani

No Deskripsi Keterangan

1 Golongan padi Padi Gogo

2 Umur panen 109 HST

3 Hasil padi 3,4-4,4 ton/h

4 Bentuk gabah Ramping, cere, berbulu, biji beras merah

5 Tinggi tanaman 78,25 cm

6 Jumlah anakan produktif 10,14 Produktif 7 Jumlah gabah per malai 103,6

8 Bobot 1000 biji 24,33 gram

9 Panjang malai 21,18 cm

10 Jumlah gabah per malai 143,60

11 Bulu daun Kasar

12 Muka daun Kasar

13 Posisi daun Tegak

14 Daun bendera Tegak

15 Warna helai daun Hijau 16 Warna pelepah daun Hijau 17 Warna daun bendera Hijau 18 Warna lidah daun Transparan 19 Warna leher daun Transparan 20 Warna telinga daun Transparan

21 Lebar daun Agak sempit

22 Ketuan daun Lambat

23 Sudut batang Tegak

24 Kekuatan batang Kuat

25 Warna noda (buku) Putih 26 Warna inter noda Hijau muda 27 Warna dasar batang Hijau keunguan

28 Tipe malai Terbuka

29 Leher malai Pendek

30 Kerontokan Mudah rontok

31 Bulu gabah (apiculus) Tak ada 32 Warna ujung gabah Kuning pucat 33 Warna sterilema (kelopak) Putih kekuningan

Lampiran 6. Kebutuhan Pupuk

Kebutuhan penggunaan pupuk NPK (Urea=250 kg/hektar, SP-36=150 kg/hektar dan KCl=150 kg/hektar (BPTP Kalbar, 2010).

BV Tanah Pasir = 1,59 gram/cm3 1 hektar = 100 m x 100 m

= 10000 cm x 10000 cm = 108 cm2

Kedalaman akar = 20 cm

Volume tanah 1 hektar = 108 cm2 x 20 cm = 2.109 cm3

Berat Tanah 1 hektar = Volume Tanah x BV = 2.109 cm3 x1,59 gram/cm3 = 3,18.109 gram

= 3,18.106 kg

Kebutuhan Kompos per polybag= Berat sampel tanah per polybag x dosis Berat Tanah 1 hektar

Kompos kotoran sapi 30 ton/hektar = 10 kg x 30. 103 kg 3,18.106 kg

= 3. 105 kg 3,18.106

= 94,34 gram/ polybag Kompos kotoran sapi 40 ton/hektar = 10 kg x 40. 103 kg

3,18.106 kg = 4. 105 kg

3,18.106

= 125,79 gram/ polybag Kompos kotoran ayam 30 ton/hektar = 10 kg x 30. 103 kg

3,18.106 kg = 3. 105 kg 3,18.106

= 94,34 gram/ polybag Kompos kotoran ayam 40 ton/hektar = 10 kg x 40. 103 kg

3,18.106 kg = 4. 105 kg 3,18.106

Kompos Azolla 20 ton/hektar = 10 kg x 20. 103 kg 3,18.106 kg

= 2. 105 kg 3,18.106

= 62,89 gram/polybag Kompos Azolla 30 ton/hektar = 10 kg x 30. 103 kg

3,18.106 kg = 3. 105 kg

3,18.106

= 94,34 gram/polybag

Kebutuhan pupuk dasar 100 % NPK anjuran

 Urea =250 kg/hektar = 0,79 gram/ polybag  SP-36 =150 kg/hektar = 0,47 gram/polybag  KCl =150 kg/hektar = 0,47 gram/polybag Kebutuhan pupuk susulan

 14 HST= Urea 30% (75 kg/hektar) dan KCl 50% (125 kg/hektar) = Urea (0,23 gram/polybag) dan KCl (0,39 gram/polybag)  30 HST= Urea 40% (100kg/hektar)

= Urea (0,31gram/polybag)

 40 HST= Urea 30% (75 kg/hektar) dan KCl 50% (125 kg/hektar) = Urea (0,23 gram/polybag) dan KCl (0,39 gram/polybag) Tabel 1. Kebutuhan pupuk

No Macam Pupuk HST (gram/polibag)

0 14 30 40

1 Kotoran sapi 30 ton/hektar 94,34 - - - 2 Kotoran sapi 40 ton/hektar 125,79 - - - 3 Kotoran ayam 30 ton/hektar 94,34 - - - 4 Kotoran ayam 40 ton/hektar 125,79 - - -

5 Azolla 20 ton/hektar 62,89 - - -

6 Azolla 30 ton/hektar 94,34 - - -

7 Urea 0,79 0,23 0,31 0,23

8 SP-36 0,47 - - -

Lampiran 7. Karakterisasi Koloni Rhizobacteri indigenous Merapi (Pada medium LB tanpa stres)

a. Karakteristik Rhizobacteri indigenous Merapi isolat MA, MB dan MD

No Karakterisasi Koloni Isolat MA Isolat MB Isolat MD

1 Warna Putih serabut Putih Putih cream

2 Diameter 0,1 cm 0,4 cm 1,3 cm

3 Bentuk Koloni Curled Circular Ramuse

4 Bentuk Tepi Undulate Entire Filamentous

5 Elevasi Convex Law convex Convex rugose

6 Struktur Dalam Transparant Coarsely

Granular Arborescent

7 Bentuk Sel Baccil Baccil Coccus

8 Gram Negatif Negatif Negatif

b. Hasil uji Kemampuan Rhizobacteri indigenous Merapi sebagai pupuk hayati

No Potensi Isolat MA Isolat MB Isolat MD

1 Stres NaCl 2,75 M ++ ++ ++

2 Pelarutan P + ++ +++++

3 Nitrifikasi Merah ++ Merah +++ Merah ++ 4 Amonifikasi Biru ++ Biru ++ Biru ++ Sumber : Agung _Astuti dkk (2012)

Lampiran 8. Sidik Ragam Parameter Pertumbuhan dan Hasil Padi Segreng Handayani

c. Sidik Ragam Proliferasi Akar minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 14,95238095 2,49206349 5,81 0,0032 s Galat 14 6,00000000 0,42857143

Total 20 20,95238095

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

d. Sidik Ragam Proliferasi Akar minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 3,23809524 0,53968254 0,76 0,6158 ns Galat 14 10,00000000 0,71428571

Total 20 13,23809524

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

e. Sidik Ragam Panjang Akar minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 3159,024762 526,504127 3,71 0,0203 s Galat 14 1987,806667 141,986190

Total 20 5146,831429

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

f. Sidik Ragam Panjang Akar minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 1031,404762 171,900794 2,25 0,0993 ns Galat 14 1070,166667 76,440476

Total 20 2101,571429

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

g. Sidik Ragam Berat Segar Akar minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 4850,586429 808,431071 9,34 0,0003 s Galat 14 1212,092800 86,578057

Total 20 6062,679229

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

h. Sidik Ragam Berat Segar Akar minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 1587,566181 264,594363 0,89 0,5272 ns Galat 14 4157,762800 296,983057

Total 20 5745,328981

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

i. Sidik Ragam Berat Kering Akar minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 146,4152571 24,4025429 5,53 0,0040 s Galat 14 61,7534667 4,4109619

Total 20 208,1687238

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

j. Sidik Ragam Berat Kering Akar minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 37,7818286 6,2969714 0,63 0,7060 ns Galat 14 140,4152667 10,0296619

Total 20 178,1970952

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

k. Sidik Ragam Tinggi Tanaman minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F

Model 6 1245,098695 207,516449 6,09 0,0026 s

Galat 14 477,334400 34,095314 Total 20 1722,433095

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

l. Sidik Ragam Tinggi Tanaman minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F

Model 6 1816,577029 302,762838 4,12 0,0136 s

Galat 14 1028,652800 73,475200 Total 20 2845,229829

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

m. Sidik Ragam Berat Segar Tajuk minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 5763,118895 960,519816 8,66 0,0005 s Galat 14 1552,747600 110,910543

Total 20 7315,866495

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

n. Sidik Ragam Berat Segar Tajuk minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 5843,58118 973,93020 1,36 0,2967 ns Galat 14 10034,72733 716,76624

Total 20 15878,30851

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

o. Sidik Ragam Berat Kering Tajuk minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F

Model 6 310,5277810 51,7546302 7,46 0,0010 s

Galat 14 97,0944000 6,9353143 Total 20 407,6221810

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

p. Sidik Ragam Berat Kering Tajuk minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 320,6806952 53,4467825 1,11 0,4045 ns Galat 14 674,0639333 48,1474238

Total 20 994,7446286

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

q. Sidik Ragam Jumlah Anakan minggu ke-5

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 510,1258476 85,0209746 2,53 0,0716 ns Galat 14 470,7808667 33,6272048

Total 20 980,9067143

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

r. Sidik Ragam Jumlah Anakan minggu ke-8

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 941,689448 156,948241 2,52 0,0720 ns Galat 14 870,605267 62,186090

Total 20 181,294714

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

s. Sidik Ragam Umur Pembungaan

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F

Model 6 403,3000000 67,2166667 6,80 0,0020 s

Galat 13 128,5000000 9,8846154 Total 19 531,8000000

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

t. Sidik Ragam Umur Panen

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F

Model 6 91,5333333 15,2555556 1,45 0,2688 ns

Galat 13 136,6666667 10,5128205 Total 19 228,2000000

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

u. Sidik Ragam Jumlah Malai Per Rumpun

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 110,9009383 18,4834897 0,84 0,5608 ns Galat 13 285,9867167 21,9989782

Total 19 396,8876550

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

v. Sidik Ragam Berat Biji Per Rumpun

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F Model 6 177,8255200 29,6375867 2,90 0,0510 ns Galat 13 132,9898000 10,2299846

Total 19 310,8153200

Keterangan: ns = tidak ada beda nyata pada taraf 5% s = ada beda nyata pada taraf 5%

w. Sidik Ragam Berat 1000 Biji

Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F hitung Pr>F