• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai kajian interaksi obat secara prospektif pada peresepan pasien diabetes melitus atau pada penyakit

11

yang membutuhkan banyak pengobatan lainnya disertai wawancara terkait terapi yang diberikan oleh dokter dan penjelasan yang diperoleh dari apoteker.

2. Bagi pihak rumah sakit untuk mencegah atau mengurangi terjadinya interaksi obat, beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan:

i. Usahakan memberikan jumlah obat sesedikit mungkin pada tiap-tiap penderita, termasuk pemberian obat-obat OTC dan obat herbal.

ii. Dalam memberikan obat, perhatian terutama pada pasien usia lanjut, pasien dengan penyakit sangat berat, dan pasien dengan disfungsi hati atau ginjal. iii. Sangat berhati-hati jika menggunakan obat-obat dengan batas keamanan sempit

(antikoagulan, digitalis, antidiabetik, antiaritmia, antikonvulsan, antipsikotik, antidepresan, imunosupresan, sitostatika), dan obat-obat inhibitor kuat CYP (ketokonazol, itrakonazol, eritromisin, klaritromisin).

iv. Melakukan monitoring terhadap kejadian interaksi (misal, terhadap tanda, gejala, uji laboratorik) sehingga dapat cepat terdeteksi dan diambil tindakan yang memadai, seperti menyesuaikan dosis atau menghentikan salah satu obat yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2016, Standards of Medical Care in Diabetes-2016,

Diabetes Care, Vol. 39 Suppl. 1, pp. S53-S54.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, p. 88-90.

Bushra, R., Aslam, N., and Khan, A.Y., 2011, Food-Drug Interactions, Oman Medical

Journal, Vol. 26 No. 2, p. 77.

Chavda, N.B., Solanky, P.P., Baria, H., Naik, R., and Bharti K., 2015, Study of potential drug-drug interaction between prescribed drugs in patients attending outpatient department of medicine at tertiary-care hospital in south Gujarat region, National

Journal of Physiology, Pharmacy, and Pharmacology, Vol. 5 Issue 3, p. 236.

Gitawati, R., 2008, Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya, Media Litbang Kesehatan, Vol. XVIII No. 4, p. 175.

Hongdiyanto, A., Yamlean, P.V.Y., dan Supriati, H.S., 2013, Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien Rawat Inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013, Pharmacon, Vol. 3 No. 2, p. 85.

12

International Diabetes Federation, 2015, IDF Diabetes Atlas, Seventh Edition, International Diabetes Federation, pp. 12, 52, 59.

Kapadia, J., Thakor, D., Desai, C., and Dikshit, R.K., 2013, A Study of Potential Drug-Drug Interactions in Indoor Patients of Medicine Department at a Tertiary Care Hospital, JAPS, Vol. 3(10), p. 090.

Karalliedde, L., Clarke, S.F.J., Collignon, U., and Karalliedde, J., 2010, Adverse Drug

Interactions: A Handbook for Prescribers, Hodder Education, London, pp.

407-435.

Kautzky-Willer, A., Harreiter J., and Pacini, G., 2016, Sex and Gender Differences in Risk, Pathophysiology and Complications of Type 2 Diabetes Mellitus, Endocrine

Reviews, 37(3), pp. 278-281.

May, M., and Schindler, C., 2016, Clinically and pharmacologically relevant interactions of antidiabetic drugs, Ther Adv Endocrinol Metab, Vol. 7(2), p. 69.

Medscape, 2016, Drug Interaction Checker, http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker.

Murtaza, G., Khan, M.Y.G., Azhar, S., Khan, S.A., and Khan, T.M., 2016, Assessment of potential drug-drug interactions and its associated factors in the hospitalized cardiac patient, Saudi Pharmaceutical Journal, Vol. 24, p. 221.

Ozougwu, J.C., Obimba, K.C., Belonwu, C.D., and Unakalamba, C.B., 2013, The pathogenesis and pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus, J.

Physiol. Pathophysiol, Vol. 4(4), pp. 53-54.

Singh, A.S., and Masuku, M.B., 2014, Sampling Techniques & Determination of Sample Size in Applied Statistics Research: An Overview, IJECM, Vol. II Issue 11, p. 15. Strandell, J., and Wahlin, S., 2011, Pharmacodynamic and pharmacokinetic drug

interaction reported to VigiBase, the WHO global individual case safety report database, Eur J Clin Pharmacol, Vol. 67, p. 633.

Swamy, V.K.M., Setty, R.S., Shankaraiah, M.M., Jyothi, T.M., and Rajendra, S.V., 2010, A Study on Drug-Drug Interaction of Esomeprazole and Anti-Diabetic Drugs, J

Young Pharm, 2(4), p. 424.

Tornio, A., Niemi, M., Neuvonen, P.J., and Backman, J.T., 2012, Drug interactions with oral antidiabetic agents: pharmacokinetic mechanisms and clinical implications,

13

14

Lampiran 1. Tabel V. Mekanisme, Efek, dan Managemen Interaksi Obat antara Obat Antidiabetika dengan Obat Lain

No Obat

antidiabetika

Obat non-antidiabetika

Mekanisme dan efek interaksi obat Jenis interaksi obat Kategori signifikansi klinis Jumlah interaksi obat

Managemen interaksi obat

1 Metformin Amitriptilin Amitriptilin meningkatkan efek metformin dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

15 Waspada dan monitor glukosa darah setiap minggu sampai stabil. Interaksi kedua obat ini umumnya dianggap aman kecuali diabetes tidak terkontrol atau berhubungan dengan penyakit jantung atau ginjal yang signifikan (Karalliedde et al., 2010). 2 Metformin Clonidine Clonidine menurunkan efek

metformin dengan antagonis farmakodinamik dan clonidine dapat menurunkan gejala hipoglikemia dengan mekanisme terinduksi produksi katekolamin (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

7 Peringatkan pasien mengenai penutupan tanda hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

3 Metformin Vitamin B12 Metformin menurunkan kadar vit.B12 dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik. Dibutuhkan beberapa tahun terapi

metformin untuk mengembangkan defisiensi vit.B12 (Medscape, 2016). Tidak spesifik (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

10 Kombinasi obat dapat diberikan atau tidak memerlukan perubahan apapun dalam pengobatan Medscape (2016).

4 Metformin Nifedipine Nifedipine meningkatkan kadar metformin dengan meningkatkan absorpsi GI, hanya berlaku untuk bentuk sediaan oral dari kedua obat (Medscape, 2016). Interaksi farmakokinetik (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

1 Secara umum, tampaknya tidak ada tindakan pencegahan tertentu yang diperlukan. Namun, jika sebaliknya terjadi kontrol diabetes memburuk tanpa bisa dijelaskan mungkin bijaksana untuk mempertimbangkan penggunaan nifedipine sebagai penyebabnya (Baxter, 2010).

5 Metformin Furosemide Metformin menurunkan atau meningkatkan kadar furosemide dengan mekanisme interaksi yang

Tidak spesifik (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

6 Beberapa gangguan toleransi glukosa mungkin mungkin terjadi, tapi tampaknya kurang bukti dalam literatur untuk

15

tidak spesifik (Medscape, 2016). menunjukkan bahwa diuretik loop

memiliki banyak pengaruh pada kontrol diabetes di kebanyakan pasien sehingga tidak diperlukan tindakan pencegahan khusus (Baxter, 2010).

6 Metformin Levofloxacin Levofloxacin meningkatkan efek metformin dengan sinergisme farmakodinamik. Pemberian antibiotik quinolone dapat mengakibatkan hiper- atau hipoglikemia (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

2 Monitoring secara ketat dan beri peringatan pada pasien mengenai gejala hipoglikemia. Tanda hipoglikemia yang biasa terjadi termasuk tremor, berkeringat, parestesia, memucat, jantung berdebar, pusing, bicara tidak jelas, kebingungan dan mudah marah. Sementara, gejala umum hiperglikemia termasuk haus, polidipsia (peningkatan asupan cairan oral), mulut kering, poliuria (sering buang air kecil), nokturia (peningkatan pengeluaran urin di malam hari), penurunan berat badan, capek, kelelahan, dan penglihatan kabur (Karalliedde et al., 2010).

7 Metformin Digoxin Digoxin akan meningkatkan kadar atau efek metformin dengan kompetisi obat utama (kationik) untuk klirens tubular ginjal (Medscape, 2016). Interaksi farmakokinetik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

2 Monitoring glukosa darah dan beri peringatan pada pasien mengenai gejala hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

8 Metformin Ciprofloxacin Ciprofloxacin meningkatkan efek metformin dengan sinergisme farmakodinamik. Hiper dan hipoglikemia telah dilaporkan pada pasien yang diterapi secara bersamaan dengan agen quinolone dan antidiabetik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Monitoring glukosa darah secara hati-hati direkomendasikan (Medscape, 2016). Beri peringatan pada pasien mengenai gejala hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

9 Glimepiride Clonidine Clonidine menurunkan efek glimepiride dengan antagonis farmakodinamik dan clonidine dapat menurunkan gejala hipoglikemia dengan mekanisme

Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, Minor (Medscape, 2016).

4 Peringatkan pasien mengenai penutupan tanda hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

16 terinduksi produksi katekolamin

(Medscape, 2016).

2016). 10 Glimepiride Amitriptilin Amitriptilin meningkatkan efek

glimepiride dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

12 Waspada dan monitor glukosa darah setiap minggu sampai stabil. Interaksi kedua obat ini umumnya dianggap aman kecuali diabetes tidak terkontrol atau berhubungan dengan penyakit jantung atau ginjal yang signifikan (Karalliedde et al., 2010). 11 Glimepiride Gemfibrozil Gemfibrozil meningkatkan efek

glimepiride dengan kompetisi ikatan protein plasma sehingga menimbulkan risiko hipoglikemia dan hipoalbuminemia (Medscape, 2016).

Efek hipoglikemik dari glimepiride dapat meningkat dengan mekanisme penghambatan metabolisme glimepiride (CYP2C9) oleh gemfibrozil (Tatro, 2007). Interaksi farmakokinetik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

7 Monitor secara ketat kadar glukosa darah ketika gemfibrozil ditambahkan ke atau hentikan dari regimen pengobatan. Maka, lakukan penyesuaian dosis glimepiride (Tatro, 2007). Monitor glukosa darah secara ketat dan beri peringatan pada pasien mengenai hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

12 Glimepiride Levofloxacin Levofloxacin meningkatkan efek glimepiride dengan sinergisme farmakodinamik. Pemberian antibiotik quinolone dapat mengakibatkan hiper- atau hipoglikemia (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

3 Awasi dan beri peringatan pada pasien mengenai gejala hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

13 Glimepiride Fenofibrate Fenofibrate meningkatkan efek glimepiride dengan kompetisi ikatan protein plasma sehingga menimbulkan risiko hipoglikemia dan hipoalbuminemia (Medscape, 2016). Interaksi farmakokinetik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

2 Monitor glukosa darah secara ketat. Beri peringatan pada pasien mengenai hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

14 Glimepiride Diklofenak Diklofenak meningkatkan efek glimepiride dengan mekanisme yang tidak diketahui sehingga menimbulkan risiko hipoglikemia (Medscape, 2016). Unknown (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

3 Waspada. Disarankan bahwa sulindak dan diklofenak dengan misoprostol mungkin berinteraksi secara minimal (Karalliedde et al., 2010).

17 15 Glimepiride Captopril Captopril meningkatkan efek

glimepiride dengan sinergisme farmakodinamik. Kedua obat ini menurunkan glukosa darah (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

4 Pengobatan secara bersamaan tidak perlu dihindari dan sering bermanfaat pada diabetes tipe II. Perhatikan dan peringatkan pasien mengenai gejala hipoglikemia. Waspadalah bahwa risiko hipoglikemia lebih tinggi pada lansia dan pada pasien dengan kontrol glikemik yang buruk (Karalliedde et al., 2010).

16 Glimepiride Propranolol Propranolol menurunkan efek glimepiride dengan antagonisme farmakodinamik. Non selektif beta bloker juga dapat menutupi gejala hipoglikemia (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Peringatkan pasien mengenai penutupan tanda hipoglikemia. Kardioselektif beta bloker lebih disarankan, dan semua beta bloker harus dihindari pada pasien yang sering mengalami serangan hipoglikemik; kalau tidak monitor kontrol glikemik, terutama selama terapi awal (Karalliedde et al., 2010).

17 Glimepiride Asam mefenamat

Asam mefenamat meningkatkan efek glimepirid dengan mekanisme interaksi yang tidak diketahui sehingga menimbulkan risiko hipoglikemia (Medscape, 2016). Unknown (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Penggunaan bersamaan kedua obat ini harus dipantau dengan baik. Penurunan dosis sulfonilurea mungkin diperlukan jika hipoglikemia yang berlebihan harus dihindari (Baxter, 2010).

18 Glimepiride Lisinopril Lisinopril meningkatkan efek glimepiride dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Pengobatan secara bersamaan tidak perlu dihindari dan sering bermanfaat pada diabetes tipe II. Perhatikan dan peringatkan pasien mengenai gejala hipoglikemia. Waspadalah bahwa risiko hipoglikemia lebih tinggi pada lansia dan pada pasien dengan kontrol glikemik yang buruk (Karalliedde et al., 2010).

19 Glikuidon Asam mefenamat

Asam mefenamat meningkatkan efek glikuidon dengan mekanisme interaksi yang tidak diketahui sehingga menimbulkan risiko hipoglikemia (Medscape, 2016). Unknown (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Penggunaan bersamaan kedua obat ini harus dipantau dengan baik. Penurunan dosis sulfonilurea mungkin diperlukan jika hipoglikemia yang berlebihan harus dihindari (Baxter, 2010).

20 Glikuidon Lisinopril Lisinopril meningkatkan efek glikuidon dengan sinergisme

Interaksi farmakodinamik

Signifikan (Medscape,

1 Pengobatan secara bersamaan tidak perlu dihindari dan sering bermanfaat pada

18 farmakodinamik (Medscape, 2016). yaitu sinergisme (Medscape, 2016).

2016). diabetes tipe II. Perhatikan dan peringatkan pasien mengenai gejala hipoglikemia. Waspadalah bahwa risiko hipoglikemia lebih tinggi pada lansia dan pada pasien dengan kontrol glikemik yang buruk (Karalliedde et al., 2010).

21 Gliburide atau

glibenklamid

Valsartan Glibenklamid akan meningkatkan kadar atau efek valsartan. Hasil dari studi in vitro dengan jaringan hepar manusia mengindikasikan bahwa valsartan adalah substrat dari transporter uptake hepatik OATP1B1; pemberian dengan OATP1B1 inhibitor dapat meningkatkan paparan sistemik valsartan (Medscape, 2016). Interaksi farmakokinetik (Medcape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

3 Monitor tekanan darah sedikitnya seminggu sekali hingga stabil. Peringatkan pasien untuk melaporkan gejala hipotensi (sakit kepala ringan, pusing ketika berdiri) (Karalliedde et al., 2010).

22 Gliburide atau

glibenklamid

Omeprazole Omeprazole akan meningkatkan kadar atau efek glibenklamid dengan mempengaruhi metabolisme enzim hepatik CYP2C9/10 (Medscape, 2016). Omeprazole menghambat metabolisme glibenklamid sehingga konsentrasi serum glibenklamid dapat meningkat, meningkatkan efek hipoglikemik (Tatro, 2007). Interaksi farmakokinetik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Tidak diperlukan adanya tindakan pencegahan khusus. Jika dicurigai terjadi interaksi, disarankan lakukan penyesuaian dosis glibenklamid (Tatro, 2007). Monitor glukosa darah kapiler lebih ketat, penurunan dosis glibenklamid mungkin diperlukan (Karalliedde et al., 2010).

23 Gliburide atau

glibenklamid

Meloxicam Meloxicam meningkatkan efek glibenklamid dengan mekanisme yang tidak diketahui sehingga menyebabkan risiko hipoglikemia (Medscape, 2016). Unknown (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Penggunaan bersamaan kedua obat ini harus dipantau dengan baik. Penurunan dosis sulfonilurea mungkin diperlukan jika hipoglikemia yang berlebihan harus dihindari (Baxter, 2010).

24 Gliburide atau

glibenklamid

Simvastatin Glibenklamid meningkatkan toksisitas simvastatin dengan menghambat OATP1B1 sehingga dapat meningkatkan risiko miopati (Medscape, 2016). Interaksi farmakokinetik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

2 Tidak diperlukan adanya tindakan pencegahan khusus. Penurunan dosis glibenklamid dapat diperlukan jika dicurigai terjadi interaksi (Tatro, 2007). Ada sedikit bukti yang menunjukkan

19 Konsentrasi glibenklamid dapat

meningkat, meningkatkan efek hipoglikemia dengan mekanisme yang tidak diketahui (Tatro, 2007).

bahwa tindakan pencegahan khusus tampak dibutuhkan oleh pasien diabetes yang menerima glibenklamid dan simvastatin, disarankan monitoring secara ketat (Baxter, 2010).

25 Gliburide atau

glibenklamid

Amitriptilin Amitriptilin meningkatkan efek glibenklamid dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

2 Waspada dan monitor glukosa darah setiap minggu sampai stabil. Interaksi kedua obat ini umumnya dianggap aman kecuali diabetes tidak terkontrol atau berhubungan dengan penyakit jantung atau ginjal yang signifikan (Karalliedde et al., 2010). 26 Akarbosa Amitriptilin Amitriptilin meningkatkan efek

akarbosa dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

3 Waspada dan monitor glukosa darah setiap minggu sampai stabil. Interaksi kedua obat ini umumnya dianggap aman kecuali diabetes tidak terkontrol atau berhubungan dengan penyakit jantung atau ginjal yang signifikan (Karalliedde et al., 2010). 27 Insulin

aspart

Gemfibrozil Gemfibrozil meningkatkan efek insulin aspart dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik sehingga menimbulkan risiko

hipoglikemia dan hipoalbuminemia (Medscape, 2016). Tidak spesifik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

2 Tampaknya tidak ada alasan yang benar untuk menghindari penggunaan bersamaan antidiabetes dan fibrat, tetapi sadari bahwa dosis antidiabetes mungkin perlu penyesuaian. Pasien harus diperingatkan bahwa hipoglikemia berlebihan terjadi kadang-kadang dan tak terduga (Baxter, 2010).

28 Insulin aspart

Amitriptilin Amitriptilin meningkatkan efek insulin aspart dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

6 Waspada dan monitor glukosa darah setiap minggu sampai stabil. Interaksi kedua obat ini umumnya dianggap aman kecuali diabetes tidak terkontrol atau berhubungan dengan penyakit jantung atau ginjal yang signifikan (Karalliedde et al., 2010). 29 Insulin

aspart

Clonidine Clonidine menurunkan efek insulin aspart dengan antagonis farmakodinamik dan clonidine dapat menurunkan gejala hipoglikemia dengan mekanisme terinduksi produksi katekolamin

Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

4 Peringatkan pasien mengenai penutupan tanda hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

20 (Medscape, 2016).

30 Insulin aspart

Ramipril Ramipril meningkatkan efek insulin aspart dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Pengobatan secara bersamaan tidak perlu dihindari dan sering bermanfaat pada diabetes tipe II. Perhatikan dan peringatkan pasien mengenai gejala hipoglikemia. Waspadalah bahwa risiko hipoglikemia lebih tinggi pada lansia dan pada pasien dengan kontrol glikemik yang buruk (Karalliedde et al., 2010).

31 Insulin aspart

Metilpredniso-lon

Metilprednisolon menurunkan efek insulin aspart dengan antagonisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

1 Monitor glukosa darah selama pengobatan yang diberikan secara bersamaan tersebut, atau anjurkan monitoring mandiri, sampai kadar glukosa darah stabil. Dosis insulin yang lebih besar sering dibutuhkan (Karalliedde et al., 2010). 32 Insulin aspart Coenzyme q10 Coenzyme q10 meningkatkan efek insulin aspart dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

2 Diperlukan monitoring insulin (Medscape, 2016).

33 Insulin aspart

Fenofibrate Fenofibrate meningkatkan efek insulin aspart dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik sehingga menimbulkan risiko

hipoglikemia dan hipoalbuminemia (Medscape, 2016). Tidak spesifik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Tampaknya tidak ada alasan yang benar untuk menghindari penggunaan bersamaan antidiabetes dan fibrat, tetapi sadari bahwa dosis antidiabetes mungkin perlu penyesuaian. Pasien harus diperingatkan bahwa hipoglikemia berlebihan terjadi kadang-kadang dan tak terduga (Baxter, 2010).

34 Insulin aspart

Propranolol Mekanisme interaksi antagonisme farmakodinamik. Non selektif beta bloker menunda pemulihan normoglikemia setelah hipoglikemia terinduksi insulin; namun mereka juga menghambat sekresi insulin, sehingga terapi beta bloker jangka panjang dapat menyebabkan toleransi glukosa

Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

2 Jika beta bloker tidak dapat dihindari, gunakan insulin dengan perhatian pada pasien diabetes. Disarankan pemberian beta bloker yang selektif atau aktivitas simpatomimetiknya intrinsik. Awasi pasien secara ketat untuk tanda hipoglikemia (contoh: diaforesis) yang tidak dipengaruhi oleh beta bloker. Pasien yang terus-menerus mengalami

21 menjadi berkurang. Hipoglikemia

terinduksi insulin dapat menginduksi hipertensi selama terapi non selektif beta bloker (Medscape, 2016). Propranolol menyebabkan respon yang diperantarai simpatetik menjadi tumpul untuk hipoglikemia sehingga terjadi hipoglikemia berkepanjangan dengan penutupan gejala hipoglikemia (Tatro, 2007).

hipoglikemia harus dikurangi dosis insulinnya jika beta bloker tidak dapat dihentikan (Tatro, 2007).

35 Insulin glargine

Gemfibrozil Gemfibrozil meningkatkan efek insulin glargine dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik sehingga menimbulkan risiko hipoglikemia dan hipoalbuminemia (Medscape, 2016). Tidak spesifik (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Tampaknya tidak ada alasan yang benar untuk menghindari penggunaan bersamaan antidiabetes dan fibrat, tetapi sadari bahwa dosis antidiabetes mungkin perlu penyesuaian. Pasien harus diperingatkan bahwa hipoglikemia berlebihan terjadi kadang-kadang dan tak terduga (Baxter, 2010).

36 Insulin glargine

Amitriptilin Amitriptilin meningkatkan efek insulin glargine dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

5 Waspada dan monitor glukosa darah setiap minggu sampai stabil. Interaksi kedua obat ini umumnya dianggap aman kecuali diabetes tidak terkontrol atau berhubungan dengan penyakit jantung atau ginjal yang signifikan (Karalliedde et al., 2010). 37 Insulin

glargine

Coenzyme q10

Coenzyme q10 meningkatkan efek insulin glargine dengan sinergisme farmakodinamik (Medscape, 2016). Interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

1 Diperlukan monitoring insulin (Medscape, 2016).

38 Insulin glargine

Clonidine Clonidine menurunkan efek insulin glargine dengan antagonis farmakodinamik dan clonidine dapat menurunkan gejala hipoglikemia dengan mekanisme terinduksi produksi katekolamin

Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, 2016). Minor (Medscape, 2016).

1 Peringatkan pasien mengenai penutupan tanda hipoglikemia (Karalliedde et al., 2010).

22 (Medscape, 2016).

39 Insulin glargine

Propranolol Mekanisme interaksi antagonisme farmakodinamik. Non selektif beta bloker menunda pemulihan normoglikemia setelah hipoglikemia terinduksi insulin; namun mereka juga menghambat sekresi insulin, sehingga terapi beta bloker jangka panjang dapat menyebabkan toleransi glukosa menjadi berkurang. Hipoglikemia terinduksi insulin dapat menginduksi hipertensi selama terapi non selektif beta bloker (Medscape, 2016). Propranolol menyebabkan respon yang diperantarai simpatetik menjadi tumpul untuk hipoglikemia sehingga terjadi hipoglikemia berkepanjangan dengan penutupan gejala hipoglikemia (Tatro, 2007). Interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme (Medscape, 2016). Signifikan (Medscape, 2016).

1 Jika beta bloker tidak dapat dihindari, gunakan insulin dengan perhatian pada pasien diabetes. Disarankan pemberian beta bloker yang selektif atau aktivitas simpatomimetiknya intrinsik. Awasi pasien secara ketat untuk tanda hipoglikemia (contoh: diaforesis) yang tidak dipengaruhi oleh beta bloker. Pasien yang terus-menerus mengalami hipoglikemia harus dikurangi dosis insulinnya jika beta bloker tidak dapat dihentikan (Tatro, 2007).

Daftar Pustaka:

Baxter, K., 2010, Stockley’s Drug Interactions, Ninth edition, Pharmaceutical Press, London, pp. 536-572.

Karalliedde, L., Clarke, S.F.J., Collignon, U., and Karalliedde, J., 2010, Adverse Drug Interactions: A Handbook for Prescribers, Hodder Education, London, pp. 407-435. Medscape, 2016, Drug Interaction Checker, http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker.

23

24

25

BIOGRAFI PENULIS

Sridea adalah putri sulung dari pasangan Pepito dan Komaria yang lahir di kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan pada tanggal 14 Januari 1996. Pendidikan dimulai dari Taman Kanak-Kanak di TK. Methodist VII di kota Lubuklinggau pada tahun 2000 hingga tahun 2001. Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Xaverius Lubuklinggau pada tahun 2001 hingga tahun 2007. Kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Xaverius Lubuklinggau pada tahun 2007 hingga tahun 2010. Setelah itu dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas yaitu SMA Xaverius Lubuklinggau pada tahun 2010 hingga tahun 2013.

Pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan masa studi pada tahun 2017. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi kerohanian yaitu Komunitas Mahasiswa Buddhis Kong Hu Cu (KMBK) Dharma Virya selama 3 tahun. Penulis berkesempatan menjadi pengurus dalam organisasi tersebut yaitu sebagai Koordinator Divisi di tahun kedua dan Ketua di tahun ketiga. Penulis bersama keempat rekan penulis menerima penghargaan dari Universitas Sanata Dharma karena Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) berhasil didanai oleh Kemenristekdikti pada tahun 2016.

Dokumen terkait