• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Dengan mempertimbangkan keterbatasan penelitian di atas, maka

dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti mengusulkan agar interpretasi

dilakukan lebih dari dua orang. Selain itu, pengkategorian kecemasan

dalam penelitian ini tidak berdasarkan jenis-jenis kecemasan yang

disarankan untuk menggunakan jenis-jenis kecemasan menurut Bellak

dalam melakukan pengkategorian.

2. Bagi orangtua, khususnya orangtua yang bercerai

Kecemasan yang relatif banyak muncul adalah kecemasan terkait

dengan kehadiran orangtua dan kualitas hubungan. Dengan demikian

diharapkan orangtua yang bercerai tetap memperhatikan atau

mempertahankan kehadiran dirinya dalam kehidupan anak dan

mempertahankan perhatian dan kasih sayang terhadap anak.

3. Bagi psikolog dan praktisi anak

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi psikolog

atau praktisi anak mengenai ragam kecemasan yang muncul pada anak

dari keluarga bercerai, sehingga dapat melakukan penanganan pada anak

46

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sumarwi. (2009). Kecenderungan anak berperilaku negatif ditinjau dari keharmonisan orangtua. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 29, 93-114.

Bellak, L., & Abrams, David M. (1997). The TAT, the CAT, and the SAT in clinical use (6th ed). Boston: Allyn and Bacon.

Berk, L.E. (2008).Infant and children, (6thed). USA: Pearson Education, Inc. Bukatko, D. (2008). Child and Adolescent Development: A cronological

approach. New York: Houghton Mifflin Company.

Chaplin, J. P. (2008).Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Daradjat, Zakiah Dr. (1996).Kesehatan mental. Jakarta: Gunung Agung.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, ed 4. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Desmita, Dra., M. Si. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Rosda.

Gunarsa, Singgih D. (2003). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Hurlock, Elizabeth B. (1989). Perkembangan anak, Jilid 2 (edisi keenam). Jakarta: Erlangga.

Jaarsveld, Anna Wilhelmina Van. (2007). Divorce and Children in Middle Childhood: Parents’ contribution to minimise the impact. Diakses pada 25

Oktober 2012 dari

Jasinski, F. (2003).The impact of divorce on anxiety in elementary-aged children. Diakses pada 24 Oktober 2012 dari www2.uwstout.edu/content/.../2003jasinskif.pdf

Kagan, J. and Havemann, E. (1995). Psychology: An introduction (4thed). New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Lazarus, Steven Psy. D. (2003).The Effects of Divorce on Children: How can we help. Diakses pada 10 November 2012 dari http://www.familyresource.com/downloads/slp1.pdf

Mash, E., Wolfe D. (1999). Abnormal child psychology. USA: Wadsworth Publishing Company.

.

Moleong, Lexy J. (2009).Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosda.

Mujahid, A. (2007). Perceraian menurut UU perkawinan. Diakses pada 18 Oktober 2011 dari http://almanaar.wordpress.com/2007/12/06/perceraian-menurut-uu-perkawinan/

Oktaria, Salma dr. (2011). Health News : Perceraian, solusi terbaikkah?. Diakses pada 04 Oktober 2011 dari http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2011/09/21/554/percera

ian--solusi-terbaikah-Papalia, Olds, & Feldman. (2009). Human development (10th ed). Jakarta: Salemba Humanika.

Pickar, Daniel PhD. (2003). Identifying children stress-responses to divorce. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2012 dari http://www.danielpickarphd.com/publications/Identifying-Childrens-Stress.pdf

Poerwandari, Kristi. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: LPSP3 UI.

Prihanto, S. (1993).TAT. Surabaya: Fakultas Psikologi.

Rodriquez, H. & Arnold, C. (1998). Children And Divorce: A snapshot. Diakses pada 10 November 2012 dari http://www.policyarchive.org/handle/10207/bitstreams/17944.pdf

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development:Perkembangan masa hidup (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Save, M. D. (1990).Psikologi keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

__________ (2002).Psikologi keluarga. Jakarta: Cipta Jakarta. (Anggota IKAPI).

Semiun, Yustinus OFM. (2006). Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius.

Smith, J. A. (2009). Psikologi Kualitatif: Panduan praktis metode riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tomi, A. (2012). Pemahaman hak asuh anak setelah perceraian terhadap perkembangan mental anak. Diakses pada 6 Desember 2012 dari https://imadiklus.googlecode.com/files/18%20Agustomi%20Pemahaman %20Hak%20Asuh%20Anak%20Setelah%20Perceraian.pdf

Utama, A. (2011). Pengertian perceraian. Diakses pada 22 November 2011 dari http://ilmupsikologi.wordpress.com/2011/03/28/pengertian-perceraian/

Wenar, C. and Kerig, P. (2000). Developmental Psychopathology : From infancy through adolescence (4thed). United States of America : McGraw Hill Inc. Yusuf, S. (2004).Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Rosda.

Subjek 1

a. Identitas Subjek

Nama : FCS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal Lahir : Sleman, 5 November 1999 Usia : 11 tahun

Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara

Agama : Islam

Tanggal tes : 29 November 2010

b. Identitas Orangtua

Keterangan

Orang Tua

Ayah Ibu

Nama NN NN

Usia 35 tahun 33 tahun

Pendidikan SMA SMP

Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Status Pernikahan Cerai Cerai

Agama Islam Islam

c. Latar Belakang

Subjek tinggal bersama eyangnya karena rumah eyangnya lebih dekat dengan sekolah. Pada hari sabtu dan minggu subjek pulang ke rumah orangtuanya dan pergi memancing bersama ayah tirinya. Orangtua subjek bercerai pada saat subjek berumur 8 tahun dikarenakan ayah subjek tidak memiliki pekerjaan dan tidak dapat menghidupi keluarga. Menurut subjek ayah tirinya baik dan senang mengajaknya memancing, subjek pernah dibelikan alat pancing dan saking senangnya langsung dipakai untuk memancing. Sedangkan ibunya adalah seorang yang tidak suka marah, baik dan sering mengajaknya berbelanja. Subjek memiliki pandangan bahwa dirinya itu pemalu, baik dan sayang pada orang-orang di sekitar terutama

pada adik tirinya. Menurut subjek, eyang adalah seorang yang baik, galak dan suka menasehati. Eyangnya sering marah-marah padanya dan sering mengatai subjek bodoh.

Di sekolah subjek memiliki beberapa teman dekat. Subjek sangat senang memancing bersama teman-temannya di rumah namun jika mereka sedang sibuk subjek akan pergi memancing sendiri. Subjek adalah seorang yang rajin beribadah, saat sore hari subjek pergi ke masjid untuk belajar membaca Al-Quran atau sering disebut mengaji. Meski pernah memperoleh perlakuan tidak baik dari Ustad, subjek tetap rajin datang untuk mengaji. Pulang mengaji subjek belajar, ketika ada kesulitan memahami mata pelajaran yang sedang dipelajari subjek lebih senang bertanya pada bude yang kebetulan seorang guru dan rumahnya bersebelahan dengan rumah eyangnya. Di rumah subjek sering mengalami “pemalakan” yang dilakukan oleh tetangganya yang dikenal eyangnya sangat nakal. Subjek merasa dirinya kecil dan lemah sehingga terpaksa memenuhi keinginan si “pemalak”. Hal ini membuat eyangnya geram karena subjek jadi suka mencuri uang dari toko eyangnya.

A. LEVEL TEMATIK TIAP KARTU Kartu 1

Cerita:

Adik bermain di….ada seorang empat yang adik tiga, yang kakak satu untuk, kalok adik bertiga…ad…bertiga membawa sendok satu dan membawa mangkok satu-satu, adik mem…ada tempat makan didapur ada dan meja dan kursi ditempat dapur. Adik sama kakak sama ibu mau makan dan kakaknya pengen makan untuk makan adik bertiga sama kakak yang satu mau mikirin makan bersama tidak..tapi tidak jadi karena mau mikirin makan adik bertiga mau makan, jadi bertiga adik, kakak, ibu dan kakak yang satu mau mikirin makan bersamatrus akhirnya?Adik bertiga sama kakak yang satu mau mikirin makan bersama.

Inquiry:

masih inget ndak sama gambar ini?ide ceritanya darimana?adik, kakak,kakak lihat adiknya makan, ide ceritanya darimana? Ini adik-adik kecil sama kakak mau makan bersama didapur.idenya kamu dapat dari buku cerita, denger guru cerita, atau kamu keingetan nonton film apa gitu..karena dari gambar di kertas ini. Maksudnya dari diri sendiri trus kamu certain lagi. Karena tidak dari cerita trus tidak melihat tv. Berarti dari diri sendiri?Iya

Asal cerita : pikiran sendiri

Tokoh : adik bertiga dan kakak

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Adik sama kakak sama ibu mau makan dan kakaknya pengen makan. Kakak yang satu mau mikirin makan bersama tidak,

Jika ada seorang anak yang ingin makan tetapi tidak jadi karena memikirkan adik-adiknya. - Kecemasan akan kekurangan / kehilangan materi yang dialami keluarga - Kecemasan akan

tapi tidak jadi karena mau mikirin makan adik bertiga.

keadaan saudaranya

Kartu 2 Cerita:

Ada anak, simbah (putri), kakeknya sudah dipegang talinya mau tarik tambang dipasir lalu bertarik tambang. Adik dan simbah talinya sedikit ka…kakek talinya panjang untuk memenangkan lomba tarik tambang kakek sama simbah menarik kuat untuk memenangkan lomba di pasir ada penontonnya banyak banget untuk ee…memenangkan lomba jadi adik dan simbah menarik tali yang kencang dan kakek menarik tali yang kenceng untuk untuk memenangkan yang untuk tarik tambang ada yang menang ada yang kalah untuk mempertahankan untuk untuk menang di pasir. Lalu yang menang sapa, yang kalah sapa? Yang menang adik sama simbah yang kalah kakek.

Inquiry:

kalo yang ini darimana?dari tidak menonton tv, tidak dari lihat film tapi lihat dari gambar dikertas disini. Tapi disini kan tidak ada tulisananya. Berpikir sendiri, adik sama simbah berlomba tarik tambang.

Asal cerita : pikiran sendiri

Tokoh : eyang dan cucu

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Ada anak, simbah (putri), kakeknya mau tarik tambang. Untuk memenangkan lomba tarik tambang kakek sama simbah menarik

Jika ada seorang anak dan neneknya berkompetisi dengan kakeknya, anak dan nenek akhirnya menang.

Kecemasan akan kekalahan dari orang lain

kuat. Penontonnya banyak banget. Yang menang adik sama simbah yang kalah kakek.

Kartu 3 Cerita:

A…ada seorang adik sama bapak, yang adik memperhatikan bapak, bapak memperhatikan adik. Adik yang sedang ber..duduk di bawah, bapak sedang duduk di atas. Bapak sambil merokok dan karpet kotor dikotori sama bapak. Adik melihat bapak merokok dan bapak melihat adik diam, bapak mau berdiri memegang tongkat untuk berdiri untuk jalan karena matanya sakit. Adik sama bapak, adik memperhatikan bapak, bapak memperhatikan adik. Kenapa adik memperhatikan bapak dan bapak memperhatikan adik? Karena bapak merokok di tempat duduk.

Inquiry:

kalo yang ini darimana?adik sama bapak, adik memperhatikan bapak, bapak memperhatikan adik. Iya tadi ceritanya seperti itu lalu ceritanya darimana dari diri sendiri atau….diri sendiri

Asal cerita : pikiran sendiri

Tokoh : bapak dan anak

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Ada seorang adik memperhatikan bapak, bapak memperhatikan adik. Adik sedang duduk di bawah, bapak sedang duduk di atas.

Jika ada seorang anak memandang ayahnya yang sedang melakukan sesuatu dan melakukan kesalahan.

Kecemasan jika dinilai buruk oleh orang lain

Bapak sambil merokok dan karpet kotor dikotori sama bapak. Adik melihat bapak merokok dan bapak melihat adik diam, bapak mau berdiri memegang tongkat untuk berdiri untuk jalan karena matanya sakit.

Kartu 4 (tidak relevan) Kartu 5

Cerita:

Ada seorang…ada tempat tidur ada ruang tidur di kamar ada yang tempat tidunya lebih besar ada tempat tidur yang kecil, ada korden, jendela, pintu sama lampu. Adik sama kakak tidur ditempat yang lebih kecil, bapak dan ibu bertempat lebih besar. Untuk bapak sama ibu tidur ditempat yang lebih besar dan kakak sama..kakak sama adik tidur yang lebih kecil karena bapak sama ibu yang lebih besar dan ibu sama, adik sama kakak tidur yang lebih sempit. Yang dipikirkan kakak sama adik? Tidur bersama-sama ditempat yang lebih besar. Kakak sama adik pengen tidur ditempat yang lebih besar. Iya biar bersama-sama tidurnya sama siapa?bapak, ibu, kakak, adik.trus perasaannya gimana? Kakak sama adik mau Tanya sama ibu tapi ibu ndak ada. Emang ibu kemana? Pergi.

Inquiry:

kalo ini?kamu kan cerita kalo adik kakak ini ingin tidur dengan orangtuanya, ide ceritanya darimana?mikir sendiri, dari ide di kertas yang tidak ada tulisannya.

Tokoh : kakak dan adik

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Ada seorang tidur di kamar yang tempat tidurnya lebih besar dan ada tempat tidur yang kecil. Adik sama kakak tidur ditempat yang lebih kecil, bapak dan ibu di tempat lebih besar. Biar bapak, ibu, kakak, adik. bersama-sama tidurnya. Kakak sama adik mau tanya sama ibu tapi ibu ndak ada. Ibunya pergi.

Jika ada seorang anak yang ingin bersama orang tua, akhirnya tidak bisa karena ibu tidak ada. - Kecemasan ditinggalkan - Kecemasan kesendirian Kartu 6 Cerita:

Ada pohon, trus sama pohon sama tanaman, ada seorang adik, bapak sama ibu. Adik dan ibu dan bapak, ibu dan bapak tidur ditempat pinggir jalan dan adik bermain daun di dimana? di jalan kan ada daun-daun yang kecil-kecil. mereka dijalan ngapain? kalok bapak sama ibu tidur dan adik membersihkan rumput dijalan. Kok tidurnya dijalan? karena ndak punya rumah. trus yang dipikirkan adik, bapak sama ibu? ingin punya rumah. lalu adik itu sapa, sapanya bapak sama ibu? adiknya ibu sama bapak.maksudnya anaknya?iya. trus akhir ceritanya gimana? Bapak, ibu sama adik ingin punya rumah trus akhirnya mereka punya rumah tidak? Tidak. kenapa mereka ndak punya rumah? karena ndak punya uang.

Inquiry:

tadi kamu cerita kalo bapak,ibu dan adik tidur dijalan, ide ceritanya kamu dapat dari mana? Mikir sendiri

Asal cerita : pikiran sendiri

Tokoh : orangtua dan anak

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Adik, ibu dan bapak. Ibu dan bapak tidur di pinggir jalan dan adik bermain daun di jalan. Adik membersihkan rumput dijalan karena ndak punya rumah. Bapak, ibu sama adik ingin punya rumah tetapi tidak punya uang.

Jika ada seorang anak dan orangtuanya tidak memiliki tempat tinggal karena tidak punya uang. - Kecemasan akan kekurangan / kehilangan materi yang dialami keluarga - Kecemasan akan ketidakberdayaan Kartu 7 Cerita:

Ada seorang dua yang kecil ada yang besar ada pepohonan, yang besar baru memasak yang kecil ngganggu yang besar. Lalu ada anak kecil yang me…me…lari karena dikejar sama yang be…besar untuk menyelamatkan diri yang anak kecil lari kencang yang..dan yang besar mau menangkap adiknya tapi adiknya lari kencang dijalan langsung adik..adik berlari kencang yang lebih besar memasak air hangat yang besar ini kenapa ngejar yang kecil?karena yang kecil ganggu yang besar.ooh…kenapa dia ganggu?karena mau ngganggu yang masak ooh…jadi dia jahil?iya.trus yang besar itu siapanya yang kecil?yang besar raksasa yang kecil orang lain.akhir ceritany gimana?yang kecil lari yang besar mau menangkap yang kecil gitu.yang dirasaain sama tokohnya apa?yang kecil ngganggu yang besar baru mau

masak.maksudnya apa dia takut, atau gemetar, atau malah senang? malah takut yang kecil.

Inquiry:

kamu dapat ide ceritanya darimana?mikir sendiri

Asal cerita : pikiran sendiri

Tokoh : anak yang kecil

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Ada seorang yang kecil ada yang besar. Yang besar baru memasak yang kecil ngganggu yang besar. Lalu ada anak kecil yang lari karena dikejar sama yang besar. Yang besar mau menangkap adik tapi adiknya lari kencang dijalan untuk menyelamatkan diri. Yang lebih besar memasak air hangat. Yang kecil takut.

Jika ada seorang anak akan disakiti orang lain akhirnya anak lari karena takut.

Kecemasan akan bahaya

Kartu 8 Cerita:

Ada seorang empat yang kecil adiknya ibunya ini, ini ibunya satu dikorsi dan ada dua putri berceri…bercerita tentang ini….ada kursi, tikar dan ada poto diatas.ibu

menyuruh adiknya mengambil minum satu lagi, ibu nyuruh adik ke dapur langsung ibu berbalik kesini dan ibu Tanya,”ada cerita apa ya bu?” ibu bertanya, ”ndak ada apa-apa ya.” lalu ibu berteriak-teriak, ”adik, cepat minumnya ibu sudah tidak tahan lagi” berbalik lagi, ibunya berdua diam aja dan ada foto diatas. Ibu berdua ini siapa? tetangga. trus yang dirasaain apa, adiknya, ibunya, tamunya?ini tamunya bercerita sama ini ibunya nyuruh ngambil minum adiknya untuk ibu.trus akhir ceritanya gimana?tamunya bercerita dan ibu menyuruh adik membuatkan minum.

Inquiry:

kalo yang ini?ide ceritanya darimana?mikir sendiri tapi ibu menyuruh adik ambil minum untuk tamu,tamu berbisik-bisik,”ibunya jahat”

Asal cerita : pikiran sendiri

Tokoh : ibu

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Ada empat orang yang kecil adiknya, ibunya satu di kursi dan ada dua putri bercerita. Ibu menyuruh adik mengambil minum satu lagi, ibu nyuruh adik ke dapur. Lalu ibu berteriak-teriak kepada adik, disuruh cepat minumannya karena ibu sudah tidak tahan lagi. Tamunya bercerita dan ibu menyuruh adik

Jika ada seorang ibu yang menyuruh anak dan anak menaati.

Kecemasan akan penolakan

membuatkan minum.

Kartu 9 Cerita:

Ada seorang di ruang tidur di dalam ada pintu yang terbuka ada adik di dalam adik mau turu (tidur) tapi pintunya terbuka. Ada jendela, ada kaca, ada korden, ada tempat tidur, ada karpet. Adik tidur di atas untuk tidur yang nyenyak tapi pintunya terbuka, adik memanggil-manggil ibu tetapi tidak bisa karena adik sakit kaki, lalu adik memanggil ibu suruh menutup pintunya, adik lalu sama ibu, “makasih ya,bu.” Ibu lalu tanya,”ya” untuk menutup pintunya adik, ibu menutup pintu untuk adik biar tidak diganggu di tidurnya, tempat tidurnya adik. Yang ganggu tu siapa?yang ganggu pintunya. Ooooh…pintunya terbuka trus merasa terganggu? Iya.

Inquiry:

tadikan kamu cerita, adik ndak bisa tidur karena pintunya terbuka, ide ceritanya darimana?mikir sendiri sama puny aide untuk menjelaskan adik mau tidur tapi terganggu pintu terbuka.

Asal cerita : pikiran sendiri

Tokoh : adik

Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Kecemasan

Ada adik di dalam ruang tidur mau tidur tapi pintunya terbuka. Adik memanggil-manggil ibu tetapi tidak bisa karena adik sakit kaki, adik memanggil ibu suruh menutup pintunya.

Jika ada seorang anak yang meminta bantuan ibu untuk melakukan sesuatu agar tidak terganggu.

- Kecemasan akan bahaya

- Kecemasan akan orangtua yang tidak bisa membantu / memenuhi keperluan anak

Adik lalu berterima kasih sama ibu. Lalu ibu menutup pintunya adik, biar tidak mengganggu tidurnya.

Subjek 2

a. Identitas Subjek

Nama : NL

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat & Tanggal lahir : Yogyakarta, 3 Desember 2000 Usia : 10 tahun

Urutan kelahiran : Anak ke 2 dari 2 bersaudara Agama : Katolik

Tanggal tes : 25 November 2010

b. Identitas Orangtua

Keterangan

Orang Tua

Ayah Ibu

Nama NN NN

Usia 50 tahun 48 tahun

Pendidikan SMA D3

Pekerjaan Swasta Ibu Rumah Tangga Status Pernikahan Cerai Cerai

Agama Islam Katolik

c. Latar Belakang

Subjek adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakak laki-lakinya berada di atasnya 2,5 tahun. Relasi di dalam keluarga subjek kurang harmonis karena ayah dan ibu subjek telah berpisah beberapa tahun yang lalu. Setelah perpisahan itu, ayah subjek sama sekali tidak pernah menemui subjek lagi. Hal ini membuat subjek benar-benar tergantung pada figur ibunya. Meskipun demikian, subjek mengungkapkan bahwa dirinya merindukan kehadiran ayahnya. Hubungan dengan kakak kandungnya sering diwarnai pertengkaran karena perbedaan pendapat, saling mengejek, berebut barang atau makanan, saling memukul dan lain-lain. Pertengkaran ini akan berakhir bila salah satunya menangis dan dilerai oleh ibunya.

Subjek memandang dirinya sebagai orang yang komunikatif, riang, senang bergaul dan suka menolong teman. Di dalam keluarga maupun di dalam pergaulan sehari-hari, subjek sering menjadi narasumber dalam berbagai topik pembicaraan. Pada hari-hari tertentu, subjek juga sering pergi menghabiskan waktu bersama teman-temannya dengan bermain bersama, menonton film, atau makan bersama. Subjek dikenal oleh teman-teman dan orang-orang terdekatnya sebagai pribadi yang komunikatif, setia kawan, dan dapat bekerja dalam kelompok. Hal ini terlihat pada saat subjek terlibat dalam pembicaraan dengan teman-teman atau di dalam keluarga, subjek akan banyak bicara dan mengeluarkan pendapatnya. Apabila subjek telah mengalami kecocokan dalam berteman, maka pertemanan itu akan bertahan lama.

Subjek termasuk orang yang suka bergaul dengan teman-teman sebayanya, Subjek juga merasa nyaman dengan kebersamaan dengan teman-temannya. Subjek juga tidak mengalami berkenalan dengan orang yang baru karena subjek termasuk orang yang komunikatif sehingga mampu memulai pembicaraan dengan orang yang baru. Oleh karena itu, subjek tidak mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain maupun dalam hal penyesuaian diri. Subjek juga tetap menjaga hubungan baik dengan teman-temannya melalui telpon, SMS ataupun internet. Subjek menikmati pergaulannya, baik dengan teman-teman perempuannya maupun dengan teman laki-lakinya.

A. LEVEL TEMATIK TIAP KARTU Kartu 1

Cerita :

Ini Mbak Putri punya gambar yang pertama. Bisa diceritain. Jadi, suatu hari ada. Pada suatu hari ada sebuah keluarga yang. Eee… Bahagia, rukun. Mereka itu tidak pernah bertengkar. Pada suatu hari, mereka pun mengikuti undian. Dan mereka itu

Dalam dokumen Kecemasan pada anak dari keluarga bercerai. (Halaman 58-171)

Dokumen terkait