• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPILAN DAN SARAN

2. Saran

2.1. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan khususnya tentang dukungan keluarga terhadap lansia.

2.2. Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tenaga perawat profesional sebagai salah satu wacana dalam memberi konseling tentang Dukungan Keluarga khususnya tentang Dukungan Keluarga Kepada Lansia Di Yayasan Al Yusifiah.

2.3. Bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap lansia.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. konsep keluarga

1.1 Defenisi

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Menurut Friedman (1998) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Setyowati & Murwati, 2009)

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebuadayaan yang sehat (Setiadi, 2010).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Undang-Undang No.10 tahun 1992, dikutip oleh Setiadi, 2010)

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

1.2 Tipe keluarga

Menurut Setiadi (2010) tipe keluarga terbagi atas 2 yaitu:

1.2.1 Secara tradisional

a. Keluarga inti

Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduannya.

b.Keluarga besar

Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek- nenek, paman-bibi).

1.2.2 Secara modren

a. Tradisional nuklear

Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduannya dapat bekerja diluar rumah.

dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau keduannya dapat bekerja diluar rumah.

c. Middle age/aging cople

Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meingglkan rumah karena sekolah/perkawianan/meniti karir.

d. Dyadic nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduannya atau salah satunya bekerja diluar rumah.

e. Single parent

Satu orangtua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

f. Dual carir

suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

g. Commuter married

Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling pada waktu-waktu tertentu.

h. Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

i.Three generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

j. Institusional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

k. Comunal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

l. Group marriage

Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.

n. Cohibing coiple

Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

o. Gay and lesbian family

Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

1.3 Struktur keluarga

Menurut Setiadi (2010) struktur keluarga terdiri dari beberapa macam keluarga, diantaranya adalah:

1.3.1 Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

1.3.2 Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

1.3.3 Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

1.3.4 Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

1.3.5 Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

1.4 Fungsi pokok keluarga

Menurut friedman (1998) secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi efektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan keadaa kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

1.5 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Friedman (1998) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan:

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinnya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemapuan memutuskan untuk menentukan tidakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

3. Memberikan perawatan anggotannya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan untuk tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4. Mempertahankan sesuasana dirumah yang mengntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

1.6 Peran keluarga

Menurut Setiadi (2010) peranan adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan- harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

kelompok, dan masyarakat. Setiap angota keluarga mempunyai peranan masing- masing antara lain adalah:

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, penddik, pelindi=ung/ pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juta sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

2. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, penagsuh dan pendidik anak- anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

3. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembagan fisik, mentaal, sosial dan spiritual.

1.7 Dukungan keluarga

Dukungan keluarga terbagi atas empat tipe yaitu: emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental. Keluarga memiliki beberapa fungsi pendukung yaitu dukungan sosial (keluarga berfungsi sebagai pencari dan penyebar informasi), dukungan penilaian (keluarga bertindak sebagai pembimbing umpan balik, membimbing dan memerantarai perpecahan masalah) dukungan tambahan (keluarga adalah sumber bantuan praktis dan kongret) dan dukungan emosional (

keluarga berfungsi sebagai pelabuan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasa emosional). Berdasarkan berbagai uraian tentang dukungan keluarga tersebut maka dapat di ambil beberapa bentuk dukungan keluarga yang dibutuhkan oleh lansia, menurut Setiadi (2010) antara lain:

1.7.1 Dukungan informasi

Dukungan informasi adalah bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikian kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.

1.7.2 Dukungan emosional

Dukungan emosional adalah setiap orang pasti membutuhkan bantuan efeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empatik, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi, misalnnya dengan menyadiakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain.

1.7.4 Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan adalah suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenernnya dan penderita. Penghargaan ini biasa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penghargaan yang sangat membantu adalah penghargaan positif.

2. Lansia 2.1defanisi

Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Lansia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, fase stabil dan fase regresif (Depkes RI, 2010).

2.2Tipe usia lanjut

Beberapa tipe pada usia lanjut bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonomi menurut Maryam, Siti (2010) tipe tersebut antara lain:

2.2.1 Tipe Arif Bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukkan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.

2.2.2 Tipe Mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman bergaul, dan memenuhi undangan.

2.2.3 Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menetang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengeritik dan banyak menuntut.

2.2.4 Tipe Pasrah

Menerimah dan mengganggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama ringan kaki, pekerjaan apa saja yang dilakukan.

2.2.5 Tipe Bingung

Kaget, kehilangan kepribadian,mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.

2.3.2 Usia lanjut

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut adalah tahap masa tuadalam perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). Sedangkan lanjut usia adalah sudah berumur atau tua.

2.3.3 Usia lanjut resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

2.3.4 Usia lanjut potensial

Usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

2.3.5 Usia lanjut tidak potensial

Usia lanjut yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

2.4Mitos seputar usia lanjut Mitos seputar usia lanjut antara lain:

2.4.1 Mitos kedamaian dan ketenangan

Bahwa para usia lanjut dapat santai menikmati hidup, hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda. Berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati. Kenyataan seiring ditemui setress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit.

2.4.2 Mitos konservatif dan kemunduran

Konservatif berarti kolot: bersikap memperhatikan kebiasaan, tradisi, keadaan yang berlaku. Bahwa para usia lanjut itu tidak kreatif, menolak inovasi,

berorientasi ke masa silam, kembali kemasa kanak-kanak, susah berubah, keras kepala dan cerewet. Kenyataan tidak semua usia lanjut bersikap dan mempunyai pikiran demikian.

2.4.3 Mitos berpenyakitan

Banyak para usia lanjut dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai berbagai penyakit. Kenyataan tidak semua para usia lanjut berpenyakit dan masa sekarang sudah banyak pengobatan dan melakukan pemeriksaan berkala.

2.4.4 Mitos senilitas

Bahwa usia lanjut sudah pikun.

Kenyataannya banyak yang masih tetap sehat dan segar karena banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan daya ingat.

2.4.5 Mitos tidak jatuh cinta

Bahwa para usia lanjut sudah tidak jatuh cinta dan bergairah kepada lawan jenis. Kenyataan perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa dan perasan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi tua.

2.4.6 Mitos aseksual

Bahwa pada usia lanjut hubungan seks menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seksual berkurang. Kenyataan kehidupan seks para usia lanjut normal saja dan gairah tetap tinggi. Hal ini banyak dialami para usia lanjut

2.4.7 Mitos ketidakproduktifitas

Bahwa para usia lanjut dipandang tidak produktif. Kenyataan banyak para usia lanjut mencapai kematangan, kemantapan dan produktivitas mental dan material.

2.5 Dukungan keluarga terhadap lansia di panti werda

Panti werdha adalah organisasi sosial atau lembaga sosial masyarakat yang membantu pemerintah dalam menampung dan merawat lansia. Sesuai ketentuan dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Sosial, untuk menjadi anggota atau penghuni panti werdha, maka hanya lanjut usia yang lemah dan tak mampu mengurus dirinya sendiri serta mempuyai ketergantungan dan dapat diterima atau dirawat (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999).

Lansia yang tinggal dipanti werdha tercukupi keburuhan fisik (pangan, sandang, papan) namun mereka tetap merindukan dapat menikmati sisa hidupnya dengan tinggal bersama keluarga. Menurut Bapak J.A. Wiwoho Hadiwidjojo , SKM, Kepala Panti Werdha Abiyoso Yogyakarta, mengatakan bahwa sisi positif mereka disini. Mereka bisa menemukan teman sebaya, saling bertukar pengalaman dan berbagi suka dan duka. Tapi masih ada pilihan, misalnya masih ada anak, tetap tempat ternyaman bagi kaum lansia adalah di tenga keluarganya sendiri.

BAB I

PENDAHULUHAN

1. LATAR BELAKANG

Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Lansia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari tiga fase, fase progresif, fase stabil, fase regresif (Depkes RI, 2010).

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memprerbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita(Nugroho, 2000).

Perkiraan bertambahnya jumlah lansia Indonesia, dalam kurunwaktu tahun 1990 – 2025, tergolong tercepat di dunia. Jumlah pada tahun2002 sebanyak 16 juta dan diperkirakan akan menjadi 25,5 juta pada tahun2020 atau sebesar 11,37 % penduduk dan ini merupakan peringkat keempat dunia, di bawah Cina, India

nomor satu adalah Jepangdengan usia harapan hidup rata-rata 74,5 tahun (Kuntjoro, 2002).

Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut usia (Constantinides, 1994) dalam Darmojo dan Mastono , 2006)

Lanjut usia dapat mengalami perubahan fisik, mental dan emosional seiring dengan bertambahnya usia mereka. Tetapi dengan adanya bantuan dan dukungan dari keluarga, teman-teman, dan pemberian pelayanan perawatan kesehatan, maka sebagian besar masalah mental dan emosional yang berat dapat dicegah. Agar lajut usia dapat menikmati kehidupan dihari tua sehingga dapat bergembira atau merasa bahagia, diperlukan dukungan dari orang-orang yang dekat dengan mereka. Dukungan tersebut bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari secara teratur dan tidak berlebihan.

Dukungan dari keluarga terdekat dapat saja berupa anjuran yang besifat mengingatkan si lanjut usia untuk tidak bekerja secata berlebihan (jika lansia masih berlebihan) memberikan kesempatan kepada lansia untuk melakukan aktivitas yang menjadi hobinya, memberi kesempatan kepada lansia untuk menjalankan ibadah dengan baik, dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepadanya sehingga lanjut usia tidak mudah setres atau cemas (Ismayadi, 2004).

Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga dengan penderitaan yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotannya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Panti werdha adalah organisasi sosial atau lembaga sosial masyarakat yang membantu pemerintah dalam menampung dan merawat lansia. Sesuai ketentuan dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Sosial, untuk menjadi anggota atau penghuni panti werdha, maka hanya lanjut usia yang lemah dan tak mampu mengurus dirinya sendiri serta mempuyai ketergantungan dan dapat diterima atau dirawat (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999).

Fenomena yang terjadi pada Lanjut Usia di Panti Werdha menimbulkan masalah tersendiri, masalah yang biasa dihadapi pada Lanjut Usia di Panti Werdha adalah tidak ada yang perduli, memperhatikan, kurang kasih sayang dari keluarga, kekosongan, rasa tidak dibutuhkan lagi, dan kesepian. Lanjut usia yang tinggal di panti werdha ditampung dan disantuni oleh pemerintah baik itu panti pemerintah maupun swasta. Mereka tinggal di panti karena berbagai alasan, diantaranya menghadapi anak-anak yang sudah selesai pendidikannya dan mulai mandiri sehingga mulai meninggalkan rumah dan berdiri sendiri, kehilangan suami, istri, anak maupun keluarga lain (sebatang kara), memiliki keluarga tetapi

ingin hidup menyendiri, menjauhkan diri dari keluarga bahkan ada yang ingin melupakan keluarga (suami, istri, anak cucu dan menantu).

2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Dukungan Keluarga Kepada Lansia diYayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

3. TUJUAN PENELITIAN 3.1 Tujuan umum

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui dukungan emosional yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti

2. Untuk mengetahui dukungan penghargaan yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti

3. Untuk mengetahui dukungan informasi yang diberikan keluarga kepada lansia yang berda dipanti

4. Untuk mengetahui dukungan instrumental yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Pendidikan keperawatan

Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi informasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama pada bagian keperawatan keluarga yang berkaitan dengan dukungan keluarga terhadap lansia.

4.2Bagi pelayanan keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat dalam praktik keperawatan yang berhubungan dengan keluarga dan lansia.

4.3Bagi masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi kepada masyarakat tentang gambaran kepuasan lansia pada peran keluarga dalam merawat lansia sehingga masyarakat dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada lansia di panti sehingga dapat meningkatkan kulaitas hidup lansia.

Judul : Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

Nama : Ika Wulandari Nim : 111101025

Program Studi : Ilmu Keperawatan

ABSTRAK

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang hidup dimana didalamnya terdapat sebuah informasi, saran, bantuan nyata dan sikap yang diberikan oleh keluarga terutama lansia yang sangat membutuhkan perhatian dari anaknya karena mereka ingin menghabiskan masa tua mereka bersama keluarga dan orang-orang terdekat dari mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan tehnik sampel total samplingdengan jumlah sampel 45 orang. Analisa data menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, lebih dari setengah responden (64,4%) memiliki dukungan keluarga emosional yang baik, lebih dari setengah responden (57,8%) memiliki dukungan keluarga penghargaan yang baik, lebih dari setengah responden(51,1%) memiliki dukungan keluarga informasi dengan baik, lebih dari setengan responden (77,8%) memiliki dukungan keluarga instrumental/nyata yang baik. Bagi peneliti selanjutnnya diharapkan dapat melakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi lansia.

DUKUNGAN KELUARGA KEPADA LANSIA DI YAYASAN

AL YUSUFIAH DESA HUTA HOLBUNG KEC. BATANG

ANGKOLA KAB. TAPANULI SELATAN

IKA WULANDARI 111101025

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DUKUNGAN KELUARGA KEPADA LANSIA DI YAYASAN

AL YUSUFIAH DESA HUTA HOLBUNG KEC. BATANG

ANGKOLA KAB. TAPANULI SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Keperawatan

Oleh

IKA WULANDARI 111101025

Pembimbing :

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ika Wulandari

Nim : 111101025

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saua yang berjudul : Dukungan Keluarga Kepada Lansia Di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum perna diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 02 Maret 2016 Yang nenyatakan,

( Ika Wulandari ) NIM: 111101025

Judul : Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

Nama : Ika Wulandari Nim : 111101025

Program Studi : Ilmu Keperawatan

ABSTRAK

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang hidup dimana

Dokumen terkait