VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.2. Saran
Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan upaya pengelolaan dari instansi terkait terhadap limbah-limbah organik yang sudah melebihi kapasitas asimilasinya yakni COD,
NO3 dan PO4, dengan cara pemantauan secara intensif terhadap parameter-parameter tersebut dan upaya menekan sumber limbah pencemar parameter tersebut.
2. Perlu dilakukan penelitian yang sama pada jarak yang lebih jauh, sehingga dapat melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Anna, S. 1999. Analisis Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi Teluk Jakarta. Thesis (tidak dipublikasikan ). Program Pascasarjana IPB. Bogor. Anonim. 2004. Arus Kapal Dan Barang Di Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa
Terjadi Peningkatan Yang Signifikan. http://members.bumn-ri.com/pelindo2/news.html.[27 April 2004].
American Public Health Association (APHA). 1989. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater. American Public Health Association (APHA). American Water Works Association (AWWA) and Water Pollution Control Federation (WPCF) 17 ed. Washington. 1193 hal.
Bakus, G.J. (1990). Quantitative Ecology and Marine Biology, Oxford & IBH Publishing, New Delhi, 168pp.
Basmi, J. 1998. Planktonologi. Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Biro Pusat Statistik. 2004. Kecamatan Pademangan dalam Angka 2004. Biro Pusat Statistik. 2004. Kecamatan Penjaringan dalam Angka 2004.
Brower, J. E and J. H. Zar. 1990. Field and Laboratory Method for General Ecology. Academic Press, London.
Dahuri, R. 1998. The Application of Carrying Capacity Concept for Sustainable Coastal Resources Development in Indonesia. Indonesia Journal of Coastal and Marine Resources Management I: 13-20.
Effendi, H. 2003. Telaahan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Fachrul, M.F., H. Haeruman dan L.C. Sitepu. 2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Makalah Seminar Nasional MIFA 2005. FMIPA UI-Depok. Jawa Barat..
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta.
Hawkes, H. A. 1979. Invertebrates as indicators of river water quality. Pages 2-1 to 2-45 in: A. James and L. Evison (eds.), Biological Indicators of Water Quality. John Wiley and Sons, New York.
Hidayah, Z. 2003. Pengaruh Kondisi Sedimen terhadap Struktur Komunitas Makrozoobenthos Di Muara Sungai Donan, Cilacap, Jawa Tengah. Skripsi. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor (tidak dipublikasikan).
Hynes, H.B.N. 1978. The Biology of Polluted Water. Liverpool University Press. Hutabarat, S. dan S. M. Evan. 1986. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia
Press. Jakarta
Hutagalung, H.P.1994. Kandungan Logam Berat Dalam Sedimen di Perairan Teluk Jakarta. Prosiding Seminar Pemantauan Pencemaran Laut Jakarta 07-09 Pebruari 1994. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.
Syamsudin, F., 2004. ”Fenomena “Red Tide” di Teluk Jakarta. Inovasi
Online-Vol.1/XVI/Agustus2004–Nasional. http://io.ppi Jepang.org/article.php. [27
April 2004].
Jorgensen, S.E. 1988. Fundamental Of Ecological Modelling. Jhon Willey and Sons. New York.
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 1988 Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Sekretariat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Lampiran I, Tanggal 10 Juli 2003 Tentang Penentuan Status Mutu Air Dengan Metode STORET. Sekretariat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 51 Tahun
2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Sekretariat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta.
King, A.H. 1963. An Introduction To Oceanography. Hills Books Company. Inc. San Fransisco.
Krebs, C. J. 1989. Ecologycal Methodology. University of British Columbia. New York. 470 p
Lin, O. T. 1979. Handbook Of Common Method In Lymnology. The C.V. Musby Company. St. Louis. Missouri. 199p.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologi. Terjemahan Eidman, M., Koesoebiono, dan D. G. Bengen. PT Gramedia.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djembatan Jakarta.
Mason, C. F. 1981. Biology of Freshwater Pollution. Longmans. New York. 250p. Odum, E. P. 1971. Dasar–dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh T. Samingan. Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikoogi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta. 152 p.
Pescod, M.D. 1973. Investigation Of Rational Effluens And Streams Standar For Tropical Countries. Air Bangkok. 59p.
Quano. 1993. Training Manual on Assessment of the Quantity and Type of Land Based Pollutant Discharge Into the Marine and Coastal Environment. UNEP. Bangkok.
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 1990. Tentang Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999. Tentang Pengendalian Pencemaran
dan/atau Perusakan Laut.
Rafni, R. 2004. Kapasitas Asimilasi Beban Pencemar Di Perairan Teluk Jobokuto Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Thesis ( tidak dipublikasikan). Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.
La Ode, A. R. 2005. Analisis Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi serta Penyusunan Strategi Pengelolaan Perairan Teluk Kendari. Tesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor.
Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Tinggi. PAU-IPB. Bogor.
Setyobudiandi, I. 1996. Makrozoobenthos. Definisi, Pengambilan Contoh dan Penanganannya. Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan. IPB.
Sutamiharja, R.T.M. 1978. Kualitas dan Pencemaran Lingkungan. Sekolah Pasca Sarjana. Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. IPB. Bogor.
Ward, G.H. 1999. Analysis Of Honduran Shrimp Farm Imfacts On Channel Estuaries Of The Gulf On Forseca. Center For Research In Water Resources. University Of Texas. Austin.
Wirdha S., 2006. Analisis Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta. Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Lampiran 1. Peta lokasi pengambilan sample air dan sedimen
Pelabuhan Sunda Kelapa
Kali Ciliwung
Keterangan :
: titik pengambilan sample air dan sedimen
1
2
Lampiran 2. Hasil pengukuran parameter kualitas lingkungan perairan di Pelabuhan Sunda Kelapa
a. Rerata hasil pengukuran kualitas lingkungan pada setiap stasiun pengamatan pada setiap ulangan pengamatan.
Parameter Stasiun 1/Muara Sungai ( 50 m) Stasiun 2 (500 m) Stasiun 3 (1000 m)
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata Kedalaman (m) 4 2 3 3 6 3 3 4 7,5 6 6 4 Suhu Udara (°C) 30 30 31 30.2 30 31 30 30 30 30 30 30 Suhu Air (°C) 32 32 30 31.3 32 32 30 31 32 30 30 31 Kecerahan (m) 0.23 0.75 1.25 0.743 0.50 1.25 1.80 1.18 0.80 1.75 3.25 1.93 Kekeruhan (NTU) 16.18 18.52 6.83 13.84 8.26 9.26 3.27 6.93 7.12 0.06 1.63 2.94 Salinitas (‰) 30.00 31.33 30.33 30.55 30.00 30.33 31.00 30.44 30.00 30.00 31.00 30.33 TSS (mg/L) 58.53 56.44 20.70 45.22 24.78 27.77 9.60 20.72 21.35 17.79 5.25 14.80 pH 7.0 7.5 8.5 7.7 7.0 7.5 8.5 7.7 7.0 7.5 8.6 8 DO (mg/L) 5.75 5.95 3.72 5.14 5.55 5.28 4.02 4.95 5.65 6.64 4.90 5.73 BOD (mg/L) 4.33 5.18 6.16 5.22 2.96 4.33 4.86 4.05 3.67 3.41 4.75 3.94 TOM (mg/L) 37.29 75.21 423.44 178.65 33.18 73.94 486.64 197.92 49.93 72.68 567.68 230.10 COD 137.94 200.09 206.48 181.50 142.76 220.73 179.80 181.10 126.72 220.73 196.62 181.36 NO3 (mg/L) 0.01 0.23 0.35 0.20 0.02 0.23 0.41 0.22 0.04 0.22 0.40 0.22 NH3 (mg/L) 0.18 0.51 0.04 0.24 0.18 0.52 0.06 0.25 0.17 0.56 0.05 0.26 NO2 (mg/L) 0.01 0.02 0.01 0.01 (0.03) 0.02 0.01 0.00 0.00 0.02 0.01 0.01 PO4 (mg/L) 0.09 0.17 0.08 0.11 0.06 0.15 0.06 0.09 0.08 0.14 0.01 0.07 Alkalinitas 121.02 108.99 118.00 116.00 119.07 108.12 122.00 116.40 132.73 111.61 122.00 122.11 Kesadahan (mg/l) 6,018.01 6,141.41 4,335.58 5,498.33 5,918.91 6,294.62 4,523.27 5,578.93 5,972.97 6,486.14 4,654.65 5,704.59 Pb (air) 0.352 0.010 0.004 0.122 0.460 0.001 0.006 0.156 0.298 0.001 0.002 0.100 Cd (air) 0.017 0.082 0.001 0.033 0.025 0.078 0.000 0.034 0.034 0.078 0.000 0.037 Pb (sedimen) 1.73 0.63 29.50 10.62 1.03 0.70 32.30 11.34 1.08 0.70 36.50 12.76 Cd (sedimen) 0.17 0.33 0.20 0.23 0.17 0.33 0.40 0.30 0.16 0.33 0.50 0.33
b. Hasil pengukuran parameter kimia kualitas air dan beban pencemaran pada setiap stasiun pengamatan.
Parameter Stasiun 1/Muara Sungai ( 50 m) Beban Pencemaran (BP)(ton/bln) Rerata BP
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3 Rerata BP1 BP2 BP3 (ton/bln)
Salinitas (‰) 30.00 31.33 30.33 30.55 356.92 372.74 360.84 363.50 TSS (mg/L) 58.53 56.44 20.70 45.22 696.30 671.48 246.27 538.02 pH 7.00 7.50 8.45 7.65 83.28 89.23 100.53 91.01 DO (mg/L) 5.75 5.95 3.72 5.14 68.41 70.79 44.26 61.15 BOD (mg/L) 4.33 5.18 6.16 5.22 51.52 61.63 73.29 62.14 COD 137.94 200.09 206.48 181.50 1,641.16 2,380.50 2,456.55 2,159.40 TOM (mg/L) 37.29 75.21 423.44 178.65 443.65 894.77 5,037.78 2,125.40 NO2 (mg/L) 0.01 0.02 0.01 0.01 0.09 0.27 0.12 0.16 N-NO3 (mg/L) 0.01 0.23 0.35 0.20 0.16 2.72 4.13 2.34 NH3 (mg/L) 0.18 0.51 0.04 0.24 2.15 6.09 0.43 2.89 Alkalinitas 121.02 108.99 118.00 116.00 1,439.82 1,296.68 1,403.88 1,380.13 Kesadahan (mg/l) 6,018.01 6,141.41 4,335.58 5,498.33 71,597.97 73,066.07 51,581.62 65,415.22 Pb (air) 0.352 0.010 0.004 0.122 4.19 0.11 0.05 1.45 Cd (air) 0.017 0.082 0.001 0.033 0.20 0.98 0.01 0.40 COD 137.94 200.09 206.48 181.50 1,641.16 2,380.50 2,456.55 2,159.40
Lampiran 3. Analisis regresi antara beban pencemar dan konsentrasi setiap
parameter di perairan Pelabuhan Sunda Kelapa.
a. Analisis Regresi Antara Beban TSS (ton/bln) dan Konsentrasi TSS pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 182.11409 182.11409 23.570 0.1293 Error 1 7.72637 7.72637
C Total 2 189.84047
Root MSE 2.77964 R-square 0.9593 Dep Mean 20.71667 Adj R-sq 0.9186 C.V. 13.41739
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 0.421495 4.47777568 0.094 0.9403 Load TSS_2 1 0.037722 0.00776986 4.855 0.1293
b. Analisis Regresi Antara Beban TSS (ton/bln) dan Konsentrasi TSS pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 139.27887 139.27887 36.981 0.1038 Error 1 3.76620 3.76620
C Total 2 143.04507
Root MSE 1.94067 R-square 0.9737 Dep Mean 14.79667 Adj R-sq 0.9473 C.V. 13.11558
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0: Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -2.951912 3.12626582 -0.944 0.5183 Load TSS_3 1 0.032989 0.00542471 6.081 0.1038
c. Analisis Regresi Antara Beban BOD5 (ton/bln) dan Konsentrasi BOD5 pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 1.76434 1.76434 11.148 0.1853 Error 1 0.15826 0.15826
C Total 2 1.92260
Root MSE 0.39782 R-square 0.9177 Dep Mean 4.05000 Adj R-sq 0.8354 C.V. 9.82271
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -1.307953 1.62105414 -0.807 0.5678 Load BOD5_2 1 0.086215 0.02582118 3.339 0.1853
d. Analisis Regresi Antara Beban BOD5 (ton/bln) dan Konsentrasi BOD5 pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.62388 0.62388 1.616 0.4243 Error 1 0.38599 0.38599
C Total 2 1.00987
Root MSE 0.62128 R-square 0.6178 Dep Mean 3.94333 Adj R-sq 0.2356 C.V. 15.75521
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 0.757248 2.53162300 0.299 0.8150 Load BOD5_3 1 0.051267 0.04032530 1.271 0.4243
e. Analisis Regresi Antara Beban COD (ton/bln) dan Konsentrasi COD pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 1966.18749 1966.18749 1.827 0.4055 Error 1 1075.99497 1075.99497
C Total 2 3042.18247
Root MSE 32.80236 R-square 0.6463 Dep Mean 181.09667 Adj R-sq 0.2926 C.V. 18.11318
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 30.777714 112.80158094 0.273 0.8304 Load COD_2 1 0.069611 0.05149590 1.352 0.4055
f. Analisis Regresi Antara Beban COD (ton/bln) dan Konsentrasi COD pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 4255.97776 4255.97776 8.306 0.2126 Error 1 512.41631 512.41631
Total 2 4768.39407
Root MSE 22.63661 R-square 0.8925 Dep Mean 181.35667 Adj R-sq 0.7851 C.V. 12.48182
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -39.800466 77.84335359 -0.511 0.6991 Load COD_3 1 0.102416 0.03553685 2.882 0.2126
g. Analisis Regresi Antara Beban NO3 (ton/bln) dan Konsentrasi NO3 pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.07508 0.07508 67.269 0.0772 Error 1 0.00112 0.00112
C Total 2 0.07620
Root MSE 0.03341 R-square 0.9854 Dep Mean 0.22000 Adj R-sq 0.9707 C.V. 15.18604
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -0.004959 0.03353162 -0.148 0.9065 Load NO3_2 1 0.096274 0.01173820 8.202 0.0772
h. Analisis Regresi Antara Beban NO3 (ton/bln) dan Konsentrasi NO3 pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.06304 0.06304 35.753 0.1055 Error 1 0.00176 0.00176
C Total 2 0.06480
Root MSE 0.04199 R-square 0.9728 Dep Mean 0.22000 Adj R-sq 0.9456 C.V. 19.08628
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 0.013876 0.04214357 0.329 0.7975 Load NO3_3 1 0.088213 0.01475293 5.979 0.1055
i. Analisis Regresi Antara Beban NH3 (ton/bln) dan Konsentrasi NH3 pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.11362 0.11362 457.567 0.0297 Error 1 0.00025 0.00025
C Total 2 0.11387
Root MSE 0.01576 R-square 0.9978 Dep Mean 0.25333 Adj R-sq 0.9956 C.V. 6.22020
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 0.015944 0.01435023 1.111 0.4665 Load NH3_2 1 0.082142 0.00384004 21.391 0.0297
j. Analisis Regresi Antara Beban NH3 (ton/bln) dan Konsentrasi NH3 pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.14142 0.14142 182.236 0.0471 Error 1 0.00078 0.00078
C Total 2 0.14220
Root MSE 0.02786 R-square 0.9945 Dep Mean 0.26000 Adj R-sq 0.9891 C.V. 10.71446
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -0.004849 0.02536916 -0.191 0.8798 Load NH3_3 1 0.091643 0.00678865 13.499 0.0471
k. Analisis Regresi Antara Beban PO4 (ton/bln) dan Konsentrasi PO4 pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.00535 0.00535 115.771 0.0590 Error 1 0.00005 0.00005
C Total 2 0.00540
Root MSE 0.00680 R-square 0.9914 Dep Mean 0.09000 Adj R-sq 0.9829 C.V. 7.55590
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -0.024620 0.01135316 -2.169 0.2751 Load PO4_2 1 0.087053 0.00809064 10.760 0.0590
l. Analisis Regresi Antara Beban PO4 (ton/bln) dan Konsentrasi PO4 pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.00669 0.00669 3.775 0.3026 Error 1 0.00177 0.00177
C Total 2 0.00847
Root MSE 0.04211 R-square 0.7906 Dep Mean 0.07667 Adj R-sq 0.5812 C.V. 54.92214
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -0.051496 0.07029785 -0.733 0.5975 Load PO4_3 1 0.097339 0.05009659 1.943 0.3026
m. Analisis Regresi Antara Beban Pb (ton/bln) dan Konsentrasi Pb pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.13887 0.13887 2041.755 0.0141 Error 1 0.00007 0.00007
C Total 2 0.13894
Root MSE 0.00825 R-square 0.9995 Dep Mean 0.15567 Adj R-sq 0.9990 C.V. 5.29799
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -0.005341 0.00594716 -0.898 0.5342 Load Pb_2 1 0.111039 0.00245740 45.186 0.0141
n. Analisis Regresi Antara Beban Pb (ton/bln) dan Konsentrasi Pb pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.05859 0.05859 4128.112 0.0099 Error 1 0.00001 0.00001
C Total 2 0.05861
Root MSE 0.00377 R-square 0.9998 Dep Mean 0.10033 Adj R-sq 0.9995 C.V. 3.75498
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 -0.004251 0.00271679 -1.565 0.3620 Load Pb_3 1 0.072127 0.00112259 64.250 0.0099
o. Analisis Regresi Antara Beban Cd (ton/bln) dan Konsentrasi Pb pada Stasiun 2 (jarak 500 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.00312 0.00312 55.564 0.0849 Error 1 0.00006 0.00006
C Total 2 0.00317
Root MSE 0.00749 R-square 0.9823 Dep Mean 0.03433 Adj R-sq 0.9646 C.V. 21.81355
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 0.003872 0.00594951 0.651 0.6327 Load Cd_3 1 0.076794 0.01030228 7.454 0.0849
p. Analisis Regresi Antara Beban Cd (ton/bln) dan Konsentrasi Pb pada Stasiun 3 (jarak 1000 m)
Analysis of Variance
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Prob>F Model 1 0.00285 0.00285 13.704 0.1680 Error 1 0.00021 0.00021
C Total 2 0.00306
Root MSE 0.01442 R-square 0.9320 Dep Mean 0.03733 Adj R-sq 0.8640 C.V. 38.63222
Parameter Estimates
Parameter Standard T for H0:
Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 0.008200 0.01145739 0.716 0.6045 Load Cd_3 1 0.073445 0.01983981 3.702 0.1680
Lampiran 4. Prosedur pengukuran parameter kimia
a. Prosedur pengukuran oksigen terlarut (DO) dengan metode titrasi Winkler
Tahapan analisis
1. Masukkan air laut contoh ke dalam botol BOD, tambahkan dengan 0,5 ml MnSO4 dan 0,5 ml NaOH-KI. Kemudian botol diputarbalikkan sempurna. 2. Larutan didiamkan agar semua endapan turun ke dasar botol.
3. Setelah mengendap tambahkan 1 ml H2SO4, tutup dan kemudian kocok dengan sempurna sampai endapan larut.
4. Ambil 50 ml air laut contoh ke Erlenmeyer dan titrasi dengan Na2S2O3 0,025 N.
5. Setelah warna berubah menjadi kuning muda, titrasi dihentikan dan catat volume Na2S2O3 yang terpakai (A).
6. Tambahkan 3 tetes amilum hingga berwarna ungu kehitaman.
7. Titrasi dilanjutkan sampai warna ungu kehitaman hilang dan larutan menjadi tidak berwarna. Catat volume Na2S2O3 yang terpakai (B).
8. Nilai DO dihitung dengan rumus sebagai berikut : C x N x 8000 DO =
ml sampel x ml botol BOD-ml reagent ml botol BOD
Keterangan :
V = volume botol BOD N = Normalitas Na2S2O3
C = Volume Na2S2O3 yang terpakai dalam titrasi (A+B)
b. Prosedur pengukuran oksigen terlarut (BOD5)
Tahapan analisis
1. Ambil air laut sampel sampai 1-2 liter. Apabila air terlalu keruh (terutama karena plankton), lanjutkan ke prosedur 2, bila tampak jernih lanjutkan ke prosedur 3
2. Encerkan 400 – 500 ml sampel sampai 5 kali, tergantung pada tingkat kepekatan sampel, dengan menggunakan akuades bebas biota.
3. Tingkatkan kadar oksigen air tersebut dengan aerasi menggunakan aerator baterai selama kurang lebih 5 menit.
4. Pindahkan air sampel tersebut ke dalam botol BOD gelap dan BOD terang sampai penuh. Air dalam BOD terang segera dianalisa kadar oksigen terlarutnya (DO1). Air sampel pada BOD gelap segera diinkubasi dengan BOD inkubator pada suhu 200C. Setelah 5 hari, tentukan kadar oksigen terlarut dalam botol BOD gelap (DO5). Penentuan kadar oksigen terlarut ini bisa dilakukan secara titrimetrik atau dengan menggunakan DO meter.
5. Setelah mengendap tambahkan 1 ml H2SO4, tutup dan kemudian kocok dengan sempurna sampai endapan larut.
6. Nilai BOD5 dihitung dengan rumus sebagai berikut : BOD 5 = (DO1 – DO5) x faktor pengenceran
c. Prosedur pengukuran ammonium-nitrogen total metode
Phenate/Indophenol Tahapan analisis
1. Saring 25-50 ml air laut sampel dengan kertas saring Whatman no. 42. 2. Pipet 10 ml sampel air yang telah disaring ke dalam breaker glass.
3. Sambil diaduk, tambahkan 1 tetes MnSO4, 0,5 ml chlorox (oxydizing
solution) dan 0,6 ml phenate. Phenate ditambahkan segera dengan
menggunakan pipet tetes yang sudah dikalibrasi. Diamkan selama kurang lebih 15 menit, sampai pembentukan warna stabil (warna akan tetap stabil sampai beberapa jam).
4. Buat larutan blanko dari 10 ml aquades. Lakukan prosedur 3.
5. Buat larutan standar dari 10 ml larutan standar amonia (0,3 ppm). Lakukan prosedur 3.
6. Dengan larutan blanko pada panjang gelombang 630 nm, set spectrophotometer pada ”absorbance” 0,000 (atau ”transmittance” 100%), kemudian lakukan pengukuran sampel dengan larutan standar.
Cst x As TAN mg/l sebagai N = ppm NH3-N x
Ast
Keterangan :
Cst = Konsentrasi larutan standar (0,3 mg/l) Ast = Nilai absorbance larutan sampel As = Nilai absorbance air sampel
8. Konsentrasi amonia yang terukur pada tahap 7 dalam kadar nitrogen (N) yang terdapat dalam amonia (NH3). Untuk mengetahui konsentrasi amonia yang dinyatakan dalam mg /l (= ppm NH3), nilai TAN di atas dikalikan dengan faktor seperti persamaan berikut :
BM NH3 NH3 (mg/l) = ppm NH3-N x = ppm NH3-N x 1,216 BA N Keterangan : BM = Berat molekul BA = Berat atom
d. Prosedur pengukuran NO3-N Metode Brucine
Tahapan analisis
1. Saring 25-50 ml air laut sampel dengan kertas saring Whatman no. 42.
2. Pipet 5 ml sampel air yang telah disaring ke dalam gelas piala. Untuk perairan bersalinitas tinggi (air laut) tambahkan 1 tetes sodium arsenit.
3. Tambahkan larutan Brucine dan aduk.
4. Tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat (dalam ruang asam) dan aduk. 5. Buat larutan blanko dari 5 ml akuades. Lakukan prosedur 3 dan 4. 6. Buat larutan standar NO3-N dengan konsentrasi seperti tabel berikut.
ppm NO3-N yang ingin dibuat ml standar NO3-N (5 ppm) yang diperlukan untuk diencerkan menjadi 100 ml 0,025 0,05 0,10 0,25 0,50 0,75 1,00 0,50 1,00 2,00 5,00 10,00 15,00 20,00
7. Sebelum pengenceran sampai 100 ml, tambahkan terlebih dahulu 20-30 ml aquades dan 8 ml NH4OH pekat, kemudian baru tambahkan lagi aquades sampai tanda tera. Selanjutnya lakukan prosedur 2,3, dan 4.
8. Dengan larutan blanko dan pada panjang gelombang 410 nm, set spectrophotometer pada absorbansi 0,000 Absorbance, kemudian ukur sampel dan larutan standar.
9. Buat persamaan regresi (y = A + Bx) dari larutan standar untuk menentukan kandungan NO3-N contoh air.
10. Rumus perhitungan sebagai berikut :
BM NO3- mg NO3-/l = ppm NO3-N x
BA N = ppm NO3-N x 4,43
e. Prosedur pengukuran NO2-N Metode Sulfanilamid
Tahapan analisis
1. Saring 25-50 ml air laut sampel dengan kertas saring Whatman no. 42. 2. Pipet 10 ml sampel air yang telah disaring ke dalam breaker glass.
3. Tambahkan dengan 4 tetes (0,2 ml) larutan sulfanilamid dan campurkan dengan sempurna.
4. Tambahkan 4 tetes NED ( N-1-naphtyl-ethyline-diamine-dihydrocloride), aduk. Biarkan 10 menit agar terbentuk warna merah (pink) dengan sempurna.
5. Tutup dengan alumunium foil dan biarkan 20-30 menit agar terbentuk komplek.
6. Buat larutan blanko dari 10 ml aquades. Lakukan prosedur 3 dan 4.
7. Buat larutan standar NO2-N dengan konsentrasi seperti berikut: 0,025, 0,05, 0,01, 0,02, 0,06, dan 0,08 dari larutan satndar 1 ppm, dengan pengenceran yang tepat (gunakan pipet dan labu takar yang sesuai). Lakukan prosedur 2,3 dan 4.
8. Dengan larutan blanko dan panjang gelombang 543 nm, set spectrophotometer pada absorbance 0,000, kemudian ukur sampel dan larutan standar.
9. Untuk menentukan NO2-N, Buat persamaan regresi (y = A + Bx) dari larutan standar. Perhitungan : BM NO2 mg NO3-/l = ppm NO2-N x BA N = ppm NO2-N x 3,28 f. Prosedur prosedur PO4-P Tahapan analisis
1. Pipet 50 ml sampel air ke dalam tabung reaksi atau erlenmeyer. Bila kadar P sampel melampaui skala kepekatan, sampel harus diencerkan menjadi 50 ml. Kemudian tambahkan 1 tetes indikator fenolftalein. Jika terjadi warna merah, hilangkan dengan H2SO4 N tetes demi tetes sampai warna merah hilang.
2. Tambahkan 8 ml larutan reagen campuran dan aduk hingga merata, biarkan selama 10 menit.
3. Buat larutan blanko dari 50 ml aquades. Lakukan prosedur 1 dan 2.
4. Buat larutan standar PO4-P dengan konsentrasi seperti berikut: 0,01, 0,15, 0,13, 0,20, 0,25, dan 0,30 dari larutan standar 1 ppm, dengan pengenceran yang tepat (gunakan pipet dan labu takar yang sesuai). Lakukan prosedur 1,2 dan 3.
5. Dengan larutan blanko dan panjang gelombang 880 nm, set spectrophotometer pada absorbance 0,000, kemudian ukur sampel dan larutan standar.
6. Untuk menentukan PO4-P, Buat persamaan regresi (y = A + Bx) dari larutan standar. Perhitungan : BM PO4- mg PO4-/l = ppm PO4-P x BA P