• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen Oleh: Fikri Firmansyah C (Halaman 67-76)

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Penentuan wilayah Kawasan Konservasi Laut dengan menggunakan perangkat lunak Marxan membutuhkan fitur konservasi dan fitur cost. Fitur tersebut digunakan untuk tahap pengidentifikasian tipe habitat dan sumber degradasi lingkungan. Saran untuk penelitian selanjutnya di Pulau Maratua dan Pulau Kakaban adalah menambahkan jumlah dan jenis data fitur konservasi dan fitur cost sehingga ruang lingkup wilayah kajian dapat diperluas. Selain itu disarankan untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap dengan melakukan zonasi wilayah terhadap wilayah KKL yang sudah dirancang.

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff, S. 1989. Geographic Information System : A Management Perspective. Canada : WDL Publication Ottawa.

Aster-Indonesia. 2009. ASTER. Jakarta. http://Aster-indonesia.com/ [16 Agustus 2009]

Andrefouet, S., Kramer, P., Pulliza, D. T., Joyce, K. E., Hochber, E. J., Perez, R. G., Mumby, P. J., Riegl B., Yamano, H., White , W.H., Zubia, M., Crock, J C., Phin, S.R., Naseer, A., Hatcher, B. G., and Karger, F.E. 2003. Multi-site evaluation of IKONOS data for classification of tropical coral reef environments. Science direct. 128-143 ppi

Ball, I. R. and Possingham, H. P. 2000. Marxan (v1.8.2). Manual Book. Australia Ball, I. R. and Possingham, H. P. 2004. Marxan-A Reserve System Tool

http://www.eocology.uq.edu.au/marxan.htm [24 Juli 2009]

Beck. M. W. 2003. Drafting a Conservation Blueprint; A Practitioners Guide to planning fro Biodiversity. Island Press. Washington. 457p. Eds: Groves. C.R.

Bengen, D. G. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut-IPB. Bogor

Bengen, D. G. 2003. Studi Valuasi Ekonomi dan Konservasi Mangrove Di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Laporan Akhir P4L dan TNC Berau Kalimanatan Timur.

Bohnsack, J. A. 2004. Why Have No-Take marine Protected Areas?. h. 185-193 dalam American Fisheries Society. Prosiding American Fisheries Society Symposium 42

Capolsini, P., Andrefouet, S., and Payri, C. 2003. A comparison of Landsat ETM+, SPOT HRV, Ikonos, ASTER, and airborne MASTER data for coral reef habitat mapping in South Pacific islands. Canadian Aeronautics and Space Institute. 187-200 ppi

Dimyati, R.D. 1997. Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis untuk Perencanaan. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah : Jakarta. Hall, R. 1995. http//TheCasco Bay Experience. [10 Januari 2009]

Herdiana, Y., S. J. Campbell, dan and A. Baird. 2008. Systematic Marine Conservation Planning towards a representative areas network in Aceh,

Indonesia. Proceedings of the 11th International Coral Reef Symposium, Ft. Lauderdale, Florida.

Ismuranty, C., Mardiastuti, A., dan Steffen, J. H. 2004. Merintis Konservasi Pulau Kakaban. Yayasan KEHATI. Jakarta

Kato, M., Sonobe, T., Oyanagi, M., Yasuoka, Y., Tamura, M., dan Hayashi, M. 2001.Aster Data Utilization for wetland Mapping and Forest Mapping. Centre for Remote Imaging, Sensing, and Processing, Singapore Institute of Surveyors and Valuers. Asian Associatio on Remote Sensing. 6 ppi Kiswara, W. 1999. Perkembangan Penelitian Ekosistem Padang Lamun Di

Indonesia. Prosiding Seminar Tentang Oseanologi dan Ilmu Lingkungan laut, 1999. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta

Kenchington, R.A. and Hudson B.E.T. 1988. Coral Reef Management Handbook. UNESCO regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. Pp. 187-195.

Loss, S. A. 2001. Exploration of Marxan Utility in Marine Protected Area Zoning. [Tesis] University of Victoria, Australia.

Purwadhi, S. H, Susanto, dan Hidayat. 1998. Sistem Informasi Geografis (SIG).LAPAN : Jakarta.

Meerman, J. C. 2005. NPASP – Protected Areas System Assessment & Analysis: MARXAN Analysis.page 1-3,5-10.

Murni, H. C. 2000. Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Estuari Dengan Pendekatan Tata Ruang Dan Zonasi (Studi Kasus Segara Anakan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah). [Disertasi]. IPB. Bogor.

National Academy of Science. 2001. Marine Protected Areas : Tools For Sustaining Ocean Ecosystem. National Academy Press. Washington DC Pulliza, D.A. 2004. A Multi-Sensor Comparison For Coral Reef Habitat Mapping:

A Case Study Using A Tropical Patch Reef Environment In Biscayne National Park, Florida. Thesis. University of Puerto Rico. Mayaguez Salm, R. V., Clark, J. R, dan Sirrila, E. 2000. Marine And Coastal Protected

Areas : A Guide For Planner And Managers. IUCN. Washington D. C. Sihite, J., Darmawan, A., dan Subijanto, J. 2007. Marxan Untuk Perancangan

Jejaring Kawasan Konservasi Laut Di Wilayah Lesser Sunda (Bali, NTB, NTT, Timor Leste). Proceeding Geo-Marine Research Forum. 373 - 384 ppi

Tomascik, T, AJ Mah, A Nontji, and MK Moosa. 1997. The ecology of the Indonesian seas, part 2. Periplus editions.

Turak, E. 2003. Coral Biodiversity and Reef Status . The Nature Conservancy : Berau

Wahyuni, S., Darjamuni, Litasari, L., Sutrisno., Krisnanti, R., Agus, S. B., Sunuddin, A.,dan Triana, T. 2008. Panduan Pengelolaan daerah perlindungan Laut/Area Perlindungan Laut (DPL/APL) Kepulauan Seribu. Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta. Wapedia. 2009. http://pulau-maratua.html [31 Januari 2009]

Wasista, M. dan Rahmad, B. 2000. Studi Potensi Perikanan Kecamatan Kepulauan Derawan. Yayasan KEHATI. Jakarta.

Wiryawan, B. dan Dermawan, A. 2006. Panduan Pengembangan Marine Management Area Di Wilayah Coremap II Indonesia Bagian Barat. COREMAP. Jakarta

Wiryawan, B., Khazali, M., dan Knight, M. 2005. Menuju Kawasan Konservasi Laut Berau Kalimantan Timur. Program Bersama Kelautan TNC-WWF-Mitra Pesisir. Berau

Wiryawan, B. 2007. Panduan Penyusunan Rencana Zonasi dan Rencana Pengelolaan KKLD. COREMAP.

Yagoub, M.M., dan Kolan, G.R. 2006.Monitoring coastal zone land use and land cover changes of Abu Dhabi using remote sensing.Springer India. 57- 68 ppi

M1 M2 M3

M1 M4

M5 M6 M7 M8

M9 M10 M11 M12

M1 M18 M19

M17 M20

M21 M22 M23 M24

M25 M26 M27 M28

M1 M34 M35

M33 M36

M37 M38 M39 M40

M41 M42 M43 M44

Skenario 1 Conserva)on


Feature
 Feature
Name
 Target
 Amount
Held
 Occurrence
Target

 Occurrences
Held
 Separa)on
Target

 Separa)on
Achieved
 Target
Met


3
 KARANG
 683.5
 684
 0
 684
 0
 0
 yes


2
 LAMUN
 13
 15
 0
 15
 0
 0
 yes


1
 MANGROVE
 2.1
 3
 0
 3
 0
 0
 yes


Skenario 2 Conserva)on


Feature
 Feature
Name
 Target
 Amount
Held
 Occurrence
Target

 Occurrences
Held
 Separa)on
Target

 Separa)on
Achieved
 Target
Met


3
 KARANG
 820.2
 821
 0
 821
 0
 0
 yes


2
 LAMUN
 13
 30
 0
 30
 0
 0
 yes


1
 MANGROVE
 1.4
 2
 0
 2
 0
 0
 yes


Skenario 3 Conserva)on


Feature
 Feature
Name
 Target
 Amount
Held
 Occurrence
Target

 Occurrences
Held
 Separa)on
Target

 Separa)on
Achieved
 Target
Met


3
 KARANG
 683.5
 684
 0
 684
 0
 0
 yes


2
 LAMUN
 19.5
 36
 0
 36
 0
 0
 yes


Skenario 5 Conserva)on


Feature
 Feature
Name
 Target
 Amount
Held
 Occurrence
Target

 Occurrences
Held
 Separa)on
Target

 Separa)on
Achieved
 Target
Met


3
 KARANG
 683.5
 684
 0
 684
 0
 0
 yes
 2
 LAMUN
 16.25
 31
 0
 31
 0
 0
 yes
 1
 MANGROVE
 1.75
 2
 0
 2
 0
 0
 yes
 3
 KARANG
 820.2
 821
 0
 821
 0
 0
 yes
 2
 LAMUN
 9.75
 31
 0
 31
 0
 0
 yes
 1
 MANGROVE
 1.75
 2
 0
 2
 0
 0
 yes


Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 20 Maret 1986 dari pasangan Bapak (Alm) Sjahruddin dan Ibu Sri Martani

Endaningsih sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Lulus pada tahun 2004 dari SMU Negeri 5 Bogor, penulis melanjutkan studinya di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui Jalur USMI.

Selama menjalani kuliah di Ilmu dan Teknologi kelautan, FPIK-IPB, penulis aktif dalam klub selam Fisheries Diving Club (FDC-IPB) dari tahun 2004 – 2009. Bersama FDC-IPB penulis turut berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ekosistem terumbu karang, Ekspedisi Zooxanthellae VIII di Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Propinsi Jawa Timur dan Ekspedisi Zooxanthellae IX di Kabupaten Wakatobi, Propinsi Sulawesi Tenggara. Selain dengan FDC-IPB penulis juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan monitoring ekosistem terumbu karang yang dilakukan LSM Wildlife Conservation Society pada tahun 2009 di Pulau Weh dan Pulau Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.

Untuk menyelesaikan studinya dan memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, penulis menyusu skripsi dengan judul

“Identifikasi Wilayah Konservasi Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Marxan di Pulau Maratua dan Pulau Kakaban, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur”.

Dalam dokumen Oleh: Fikri Firmansyah C (Halaman 67-76)

Dokumen terkait