6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 Saran
1. Kebersihan alat peracikan perlu diperhatikan guna menjamin keamanan, efektifitas, dan kualitas obat. Perlu adanya prosedur tertulis mengenai cara pembersihan alat racik yang dapat dibaca oleh petugas yang meracik. Bila perlu alat racik untuk meracik obat yang mengandung beta laktam sebaiknya mempunyai alat racik sendiri.
2. Tanggung jawab petugas terhadap masing-masing lemari obat perlu diingatkan kembali, terutama mengenai kontrol persediaan termasuk kontrol expired date obat, kerapihan, dan kebersihan kotak dan lemari obat. Kotak obat yang sudah rusak dan kartu stok yang sudah penuh/rusak sebaiknya diganti dengan yang lebih baik.
3. Setiap karyawan perlu diberikan pemahaman dan pelatihan mengenai Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan di apotek. Pengawasan terhadap pelaksanaan SPO yang telah ditetapkan harus terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa pelayanan yang baik dapat tercapai setiap saat.
Universitas Indonesia
4. Komitmen untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada setiap konsumen harus terus diupayakan dan ditingkatkan oleh apoteker melalui pelayanan informasi obat, konseling dan monitoring penggunaan obat. 5. Evaluasi mutu pelayanan sebaiknya dilakukan secara berkala dengan
menggunakan indikator tingkat kepuasan konsumen, dimensi waktu (lama pelayanan diukur dengan waktu yang telah ditetapkan), dan prosedur tetap untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan. 6. Kedisiplinan karyawan dalam menjalankan setiap tugas dan kewajibannya
zLampiran 1. Alur Pelayanan Penerimaan Resep
Penerimaan Resep
Resep Kredit Resep Tunai
Pemeriksaan kelengkapan administrasi Pemberian harga Pemberian harga Pemeriksaan kelengkapan administrasi Pasien membayar di kasir dan diberi
nomor resep Pemberian nomor urut
Bagian Penyiapan obat
Obat diterima oleh pasien
Resep disimpan petugas Penyerahan obat disertai pelayanan
informasi obat Pemeriksaan kesesuaian
obat Pemberian etiket
Lampiran 2. Surat Pemesanan Narkotika
Lampiran 5. Laporan Psikotropika
Lampiran 7. Kertas Pembungkus Puyer
Lampiran 8. Etiket Obat Dalam
Lampiran 10. Label Obat
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2
JL. SENEN RAYA No. 66 JAKARTA PUSAT
PERIODE 1 MEI – 8 JUNI 2012
TUGAS KHUSUS
ANALISIS KINERJA KATEGORI PRODUK OTC
DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2 PADA BULAN APRIL 2012
NENDEN PUSPITASARI, S.Si
1106047221
ANGKATAN LXXIV
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI
DEPOK
JUNI 2012
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2
JL. SENEN RAYA No. 66 JAKARTA PUSAT
PERIODE 1 MEI – 8 JUNI 2012
TUGAS KHUSUS
ANALISA KINERJA KATEGORI PRODUK OTC
DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2 PADA BULAN APRIL 2012
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ApotekerNENDEN PUSPITASARI, S.Si
1106047221
ANGKATAN LXXIV
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI
DEPOK
JUNI 2012
iii
Halaman HALAMAN JUDUL ... ii DAFTAR ISI ... iii DAFTAR LAMPIRAN ... iv
1. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA ... 3 2.1. Apotek sebagai Bisnis Retail ... 3 2.2. Merchandising di Apotek... 3 2.3. Analisis Kinerja Kategori Produk ... 4
3. METODOLOGI PENELITIAN ... 6 3.1. Waktu dan Tempat ... 6 3.2. Cara Kerja ... 6
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7
5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 11 4.1. Kesimpulan ... 11 4.2. Saran ... 11 DAFTAR REFERENSI ...12 LAMPIRAN ... 13
1 Universitas Indonesia
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Praktek kefarmasian di apotek meliputi pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pelayanan obat atas resep dokter, dan pelayanan informasi obat. Oleh karena itu, seorang apoteker di apotek memiliki peran yang penting baik sebagai profesional, manajer, maupun retailer.
Seiring perkembangan zaman, apotek sebagai retailer saat ini tidak hanya melayani obat atas resep dokter ataupun pengobatan mandiri, tetapi juga menyediakan perbekalan kesehatan lain yang dapat dibeli konsumen dengan bebas (swalayan/OTC). Tujuan utama retailer adalah mampu menjual produk dan jasa semaksimal mungkin untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, peran apoteker sebagai retailer memegang peranan sangat penting demi lancarnya keberlangsungan bisnis apotek.
Apotek sebagai retailer harus mempunyai varian produk atau jasa yang beragam dan menjualnya secara konsisten Seorang apoteker harus jeli dalam menentukan varian/jenis produk yang tepat yang akan disediakan di swalayan apoteknya sehingga memberikan keuntungan yang maksimal.
Analisis terhadap kinerja kategori produk merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi kategori produk mana yang memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan maksimal bagi apotek. Dengan mengetahui kinerja dari kategori produk, maka apoteker mengetahui produk dari kategori apa yang layak untuk dikembangkan penjualannya. Pengembangan penjualan ini dapat dilakukan dengan menambah jenis/variasi produk atau pun jumlah pengadaan dari kategori tersebut.
Tugas khusus ini berisi analisis kinerja kategori produk OTC yang dilakukan dengan mengkaji pareto penjualan pada bulan April 2012 di apotek Kimia Farma no. 2 Senen, Jakarta Pusat.
Universitas Indonesia
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas khusus ini adalah untuk mengidentifikasi kategori produk OTC Apotek Kimia Farma no. 2 Senen yang memiliki nilai jual paling tinggi berdasarkan pareto bulan April 2012.
3 Universitas Indonesia
2.1 Apotek sebagai Bisnis Retail
Retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Apotek sebagai bisnis retail berarti suatu usaha yang menyediakan pelayanan produk dan jasa yang harus memenuhi kebutuhan konsumen dalam meningkatkan taraf kesehatan konsumen.
Produk dan jasa yang disediakan di apotek antara lain pelayanan obat berdasarkan resep dokter, pelayanan pengobatan mandiri atau upaya pengobatan diri sendiri (UPDS), jasa pelayanan konsultasi, edukasi, dan informasi obat, jasa praktek dokter, serta penyediaan perbekalan kesehatan di swalayan apotek. Penyediaan varian produk atau jasa yang beragam dimaksudkan untuk mencapai tujuan utama retailer, yaitu mampu menjual produk dan jasa semaksimal mungkin untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
2.2. Merchandising di Apotek
Merchandising adalah aktivitas untuk mendapatkan barang atau jasa tertentu dan menjadikannya tersedia pada waktu, tempat, serta jumlah yang mampu membuat peritel mencapai tujuannya. Jadi merchandising merupakan suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, maupun pengaturan dan penempatan produk yang dijual di dalam apotek.
Merchandising berhubungan dengan purchasing, pricing, kategori produk, lay-out dan shelving, display, dan promosi. Program pembelian harus diatur sedemikan rupa sehingga produk tersedia pada saat yang tepat dengan jumlah yang sesuai. Harga jual pun perlu diperhatikan sehingga rasional bagi pelanggan dan memberikan keuntungan yang wajar bagi apotek. Kategori produk yang disediakan harus tepat memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga semua produk terjual. Dekorasi serta penataan masing-masing kategori produk yang dijual penting demi kemudahan dan kenyamanan pelanggan dalam berbelanja di
Universitas Indonesia
swalayan apotek. Promosi diberikan untuk menarik pelanggan yang sensitif terhadap harga sehingga bisa menjadi daya tarik serta nilai tambah bagi pelanggan.
Setiap apotek mempunyai program merchandising masing-masing. Dapat merupakan sebuah hasil evolusi yang tidak direncanakan, maupun merupakan program yang dikembangkan untuk merespon kebutuhan pelanggan dan kondisi pasar.
Bagi chain pharmacy, istilah merchandising berarti sebuah kombinasi terbaik-terburuk untuk positioning, arranging, dan promoting sebuah produk di dalam apotek sedemikian rupa sehingga para pelanggan termotivasi untuk membeli setiap saat. Keputusan seorang pelanggan untuk membeli barang di apotek adalah ketika mereka berada di dalam apotek. Oleh karena itu, merchandising merupakan faktor penting yang harus di perhatikan dalam bisnis apotek.
2.3 Analisis Kinerja Kategori Produk
Analisis kinerja kategori produk merupakan suatu metode atau kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi kategori produk mana yang memiliki nilai penjualan yang tinggi. Dengan demikian, dapat diketahui kategori produk apa yang memberikan keuntungan tertinggi bagi apotek.
Analisis kinerja kategori produk dilakukan dengan mendata pareto penjualan setiap produk pada kurun waktu tertentu. Setelah didapatkan paretonya, setiap produk dikelompokkan berdasarkan kategori penjualan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengelompokkan ini dapat didasarkan pada farmakologi maupun fungsi dari setiap jenis obat. Setelah dikelompokkan dengan kategori produknya masing-masing, dilihat jumlah nilai jual dari setiap kategori. Dengan demikian, dapat diketahui kategori mana yang memiliki nilai penjualan tertinggi. Pelaksanaan analisis kinerja kategori produk ini dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan program komputer tertentu, maupun secara manual dengan menggunakan program Microsoft Excel.
Universitas Indonesia
Dengan mengetahui kinerja dari kategori produk, maka apoteker mengetahui produk dari kategori apa yang layak untuk dikembangkan penjualannya. Pengembangan penjualan ini dapat dilakukan dengan menambah jenis/variasi produk atau pun jumlah pengadaan dari kategori tersebut.
Kategori produk dengan varian produk yang besar dan beragam dapat menjadi daya tarik pelanggan dengan membentuk citra bahwa suatu apotek menyediakan produk yang lengkap. Dengan demikian, pelanggan akan kerap datang ke apotek tersebut dibanding apotek lain.
6 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengambilan data dan penelusuran pustaka dilakukan di Apotek Kimia Farma no. 2 Senen, Jakarta Pusat pada periode Mei – Juni 2012. Data diambil dari bagian administrasi apotek.
3.2 Cara Kerja
Dilakukan penelusuran data dari pareto penjualan produk OTC pada bulan April 2012 di swalayan Apotek Kimia Farma no. 2 Senen, Jakarta Pusat. Data yang diambil dari bagian administrasi apotek ini kemudian dikelompokkansecara manual berdasarkan kategori yang ada pada setiap gondola di swalayan apotek. Setelah terkelompok dengan baik, tabel data setiap kategori dibuat pada program Microsoft Excel dengan format nama produk, jumlah penjualan dan nilai penjualan. Nilai penjualan dari tiap kategori lalu dijumlahkan dan disusun dari angka nilai penjualan terbesar hingga terkecil. Dengan demikian diketahui urutan nilai penjual tiap kategori.
7
Universitas IndonesiaHASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel pareto penjualan OTC yang didapatkan dari bagian administrasi berisi
data berupa ±400 produk yang dipajang pada gondola swalayan apotek yang memiliki
nilai penjualan terbesar. Pareto penjualan pada bulan April 2012 ini kemudian
dikelompokkan berdasarkan masing-masing kategori pada gondola, dan ditentukan
total nilai penjualannya. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 – 19.
Total nilai penjualan dari masing–masing kategori kemudian disatukan dalam
sebuah tabel sehingga dapat dibandingkan total nilai jual dan nilai persentasenya.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kategori Produk dan Nilai Penjualannya
NO KATEGORI NILAI JUAL
(Rp) NILAI %
1 Suplemen 42.984.754 35,23
2 Medicine 14.944.311 12,25
3 Alat Kesehatan 14.010.496 11,49
4 Topical 11.234.391 9,21
5 Vitamin & Mineral 10.802.003 8,85
6 First Aid 5.859.616. 4,80
7 Milk & Nutrition 5.495.482 4,50
8 Beauty Care 4.980.285 4,06
9 Drink 3.868.269 3,17
10 Oral care 1.761.012 1,44
11 Skin Care 1.556.162 1,28
12 Personal Care 1.309.389 1,07
13 Food & Snack 921.662 0,76
14 Feminine Care 748.072 0,61
15 Baby & Child Care 721.800 0,59
Universitas Indonesia
NO KATEGORI NILAI JUAL
(Rp) NILAI %
17 Soap and Body wash 286.120 0,23
18 Hair Care 203.114 0,17
19 Majalah 70.000 0,06
Total 122.025.914 100,00
Data pada tabel 4.1 kemudian digambarkan dalam bentuk pie chart dengan
tujuan mempermudah perbandingan nilai penjualan antar kategori. Selengkapnya
dapat dilihat pada diagram 4.1.
Diagram 4.1 Persentase Nilai Penjualan Setiap Kategori
Berdasarkan data pada tabel dan diagram didapatkan bahwa 5 kategori dengan
nilai penjualan terbesar adalah kategori suplemen (35%), kategori medicine (12%),
kategori alat kesehatan (11%), kategori topical (9%%), dan kategori vitamin dan
mineral (9%). Dengan tercapainya nilai penjualan yang tinggi, berarti keuntungan
yang didapatkan oleh apotek dari penjualan kategori ini juga tinggi.
Kategori suplemen menduduki peringkat teratas sebagai kategori produk
dengan nilai penjualan terbesar, bahkan lebih besar dari nilai penjualan obat. Hal ini
dapat menggambarkan bahwa kesadaran sebagian masyarakat indonesia sudah
Universitas Indonesia
meningkat. Masyarakat pergi ke apotek tidak hanya membeli obat sebagai terapi
penyembuhan penyakit, tetapi juga membeli suplemen sebagai terapi pencegahan
penyakit. Ini berarti masyarakat telah menyadari betapa pentingnya kesehatan dan
menganut prinsip lebik baih mencegah daripada mengobati. Selain itu, banyaknya
informasi yang diberikan oleh para SPG juga dapat mendorong pelanggan apotek
yang meskipun awalnya datang tidak dengan niat membeli suplemen, pada akhirnya
tertarik dan membeli.
Kategori produk suplemen memiliki nilai penjualan tertinggi. Ini berarti
apotek mendapatkan keuntungan tertinggi dari penjualan produk kategori ini.
Produk-produk yang terdapat pada kategori ini adalah suplemen antara lain seperti Spartax,
Nature Pristine, Hezzel, dan lain-lain. Produk produk pada kategori suplemen ini
merupakan produk premium yang memiliki harga mahal. Dengan tingginya nilai
penjualan suplemen, berarti apotek memiliki banyak pelanggan dengan kemampuan
ekonomi menengah ke atas dan tidak sensitif terhadap harga. Hal ini dapat
menentukan langkah apa yang dapat diambil untuk pengembangan kategori suplemen
selanjutnya.
Pengembangan produk yang dapat diambil untuk pelanggan yang tidak
sensitif terhadap harga adalah dengan menambah varian atau jenis suplemen dan
memberikan pelayanan jasa konsultasi atau informasi produk dan kesehatan. Hal ini
dapat menambah nilai dari produk suplemen yang dijual, serta meningkatkan loyalitas
pelanggan sehingga tetap membeli suplemen di apotek Kimia Farma Senen.
Dilihat dari data, produk yang berkaitan dengan kesehatan seperti suplemen,
obat, alat kesehatan, topikal, vitamin dan mineral, susu dan nutrisi, serta perbekalan
P3K masih menjadi primadona penjualan apotek. Sementara kategori lainnya seperti
kosmetik, makanan dan minuman nilai penjualannya jauh di bawah produk
kesehatan. Ini mengisyaratkan bahwa tujuan masyarakat ke apotek memang untuk
mencari produk penunjang dan peningkat kesehatan. Akan tetapi produk-produk lain
juga tetap perlu disediakan sebagai pelengkap sehingga bisa menjadi impulse product
yang merupakan sumber pemasukan tambahan bagi apotek.
Universitas Indonesia
Analisis terhadap kategori produk ini perlu dilakukan di apotek karena apotek
merupakan bisnis retail yang memiliki tujuan utama menjual produk dan jasa
semaksimal mungkin sehingga memperoleh keuntungan yang juga maksimal. Dengan
tingginya nilai penjualan dan keuntungan yang diperoleh, maka pengembangan
pelayanan OTC di swalayan apotek dapat terus dilakukan.
Pengembangan swalayan apotek tidak hanya dari segi penambahan varian
produk, tapi juga perlu diperhatikan display atau tata letak tiap produk dalam gondola
kategori, serta tata letak gondola dalam ruangan. Untuk gondola kategori produk yang
menjadi product destination seperti suplemen, medicine, alat kesehatan, topical, serta
vitamin dan mineral dapat diletakkan pada bagian ujung atau pojok. Sementara untuk
gondola kategori produk lainnya, sebaiknya diletakkan pada wilayah yang mudah
tertangkap oleh mata. Hal ini bertujuan agar ketika pelanggan menuju produk
tersebut, dapat sembari melihat-lihat gondola dari kategori produk lain, sehingga
diharapkan terjadi penjualan impulse product.
Seperti kategori produk dengan penjualan tinggi, kategori produk yang
memiliki nilai penjualan rendah pun perlu mendapatkan perhatian yang sama.
Pemilihan item produk yang dijual harus dipilih seselektif mungkin, disesuaikan
dengan target pasar swalayan apotek yang pada umumnya adalah menengah dan
menengah ke atas.
11 Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Kategori produk dengan nilai penjualan tertinggi adalah kategori suplemen dengan nilai penjualan total sebesar Rp.42.989.754 dan persentase penjualan sebesar 35,23% dari total penjualan.
5.2 Saran
Setelah mengetahui kategori produk dengan penjualan tertinggi, maka perlu dilakukan pengembangan kategori tersebut seperti penambahan variansi, pelayanan jasa informasi obat dan kesehatan, pemberian pelayanan cek kesehatan, promosi dan diskon, dan sebagainya.
Pengembangan kategori produk sebaiknya tidak hanya dilakukan pada satu kategori produk dengan nilai penjualan tertinggi saja, tapi pada setidaknya lima kategori produk dengan nilai penjualan tertinggi.
Analisis kinerja kategori produk ini perlu dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
12 Universitas Indonesia
Keputusan Presiden RI. (2009). Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Keputusan Presiden RI. (2009). Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 13. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
PT. Kimia Farma Apotek. 2012. Merchandise structure and Display Manual. PT. Kimia Farma Apotek. Jakarta.
PT. Kimia Farma Apotek. 2012. Panduan Analisa Kinerja Category Produk. PT. Kimia Farma Apotek. Jakarta.
13 Lampiran 1. Daftar Pareto Kategori Suplemen Bulan April 2012
NO NAMA OBAT SATUAN NAMA PABRIK QTY NILAI JUAL
1 SPARTAX CAP@10 CAP PHARMASI BINANGKIT 286 7,235,800
2 NEW PROZOS CAP@1 CAP SARAKA MANDIRI SEMESTA 154 3,580,000
3 N.PRIST W.ALASKA SALMON OIL@30 BH UP. KIMIA FARMA JAKARTA 19 2,758,800 4 REDISS SARI BUAH MERAH CAP@60 BTL PT REDISS PAPUA 12 2,640,000
5 HEZZEL JOINT GUARD 900 @60 BTL HEZZEL FARM 6 1,488,000
6 N.PRIST EVENING PRIMROSE OIL @ BH UP. KIMIA FARMA JAKARTA 14 1,422,960
7 HP PRO CAP@120 CAP BIO LIFE 200 910,800
8 NEW PADIBU KPL@30 DUS KPL UP. KIMIA FARMA JAKARTA 234 903,942
9 PROPOLIS DIAMOND 6ML BTL PNZ PROPOLIS 9 900,000
10 HEZZEL GREEN CARE SOAP BH HEZZEL FARM 13 884,000
11 ASTHIN B-OND CAP@30 CAP SOHO 90 853,920
12 HEZZEL ADULT FORM MULTIVIT@90 BH HEZZEL FARM 4 840,000
13 FITUNO CAP@30 BTL UP. KIMIA FARMA BANDUNG 11 757,669
14 SEA QUIL OMEGA 3 SALMON@100 FLS SEA-QUIL 3 688,500
15 HEZZEL ADULT FORM MULTIVIT@30 BH HEZZEL FARM 6 672,000
16 SUPER ESTER C HOLISTICARE@30 BTL MUGI LABORATORIUES 19 654,607 17 REDISS SARI BUAH MERAH 125ML BTL PT REDISS PAPUA 4 640,000
18 VIOSTIN COM DS KPL@30 KPL PHAROS INDONESIA 90 569,250
19 HEZZEL BEE PROPOLIS CAP@90 BH HEZZEL FARM 1 550,000
20 THERMOLYTE PLUS KPL@30 BH PHAROS INDONESIA 3 538,890
21 FOLAMIL GENIO SOFTCAP@30 CAP DEXA MEDICA 150 517,950
14
NO NAMA OBAT SATUAN NAMA PABRIK QTY NILAI JUAL
23 N.PRIST GLUCOSAMIN CHOND @30 BH UP. KIMIA FARMA JAKARTA 2 479,160 24 N.PRIST EYE FACTOR CAP@30 BH UP. KIMIA FARMA JAKARTA 3 431,244
25 HEZZEL SPIRULINA@ 30 BH HEZZEL FARM 3 429,000
26 SEA QUIL VIT E 400IU NAT@60+60 BTL SEA-QUIL 2 420,000
27 VERMINT CAP@30 BTL VERMINDO INTERNATIONAL 11 418,000
28 MARINOX OMEGA 3 PLUS CAP@ 30 BTL MARINS INTERNATIONAL 5 415,000
29 HEZZEL VITAMIN E@90 BH HEZZEL FARM 2 414,000
30 NOURISH SKIN TAB@30 DUS PHAROS INDONESIA 2 394,680
31 REDISS SARI BUAH MERAH CAP@30 BTL PT REDISS PAPUA 3 390,000
32 SEA QUIL DHA-GOLD 200MG@50 BTL SEA-QUIL 2 374,000
33 SLIMCAP 500MG CAP@30 BTL ALOMAMPA PERSADA 6 360,000
34 N.PRIST GLUCOBALANCE@30 BTL UP. KIMIA FARMA JAKARTA 2 359,370 35 NUTRIMAX RAINBOW KIDZ 240ML BTL BACTOLAC PHARMACE / NUTRI 1 337,500
36 HEZZEL HAIR & SKIN CARE@60 BH HEZZEL FARM 1 319,000
37 LING SHEN YAO @40 BTL ASIAPAC PANCA MAKMUR 1 306,130
38 SEA QUIL SUGAR SHIELD TAB@50 BTL SEA-QUIL 1 305,000
39 MARINOX HARVEST COUGH MIXT 150 BTL MARINS INTERNATIONAL 3 285,000
40 NATUR E SOFTCAP@160 CAP DARYA VARIA 288 277,902
41 MARINOX HARVEST COUGH MIXT 60M BTL MARINS INTERNATIONAL 5 275,000 42 NUTRIMAX COMPL MULTIV+GINS@60 BTL BACTOLAC PHARMACE / NUTRI 1 250,000 43 MARINOX MULTIVITAMIN PLUS @30 BTL MARINS INTERNATIONAL 2 246,000
44 SUCHOL TAB@30 TAB UP. KIMIA FARMA JAKARTA 120 244,920
45 SEA QUIL NEO CHITO TRIM TAB@30 FLS SEA-QUIL 1 243,000
15
NO NAMA OBAT SATUAN NAMA PABRIK QTY NILAI JUAL
47 WOMENCAP 500MG CAP@10 BTL ALOMAMPA PERSADA 8 231,250
48 MARINOX URICAID@30 BTL MARINS INTERNATIONAL 1 207,000
49 SEA QUIL GINGKO BILOBA EXT@60 BTL SEA-QUIL 1 199,000
50 MARINOX OMEGA 3 PLUS CAP@100 BTL MARINS INTERNATIONAL 1 196,200 51 MARINOX VIT E 400UI TAB@100 BTL MARINS INTERNATIONAL 1 193,500
52 SELOXY AA KPL@30 KPL FERRON PAR PHARM 30 189,750
53 MARINOX VIT E 400UI CAP@30 BTL MARINS INTERNATIONAL 2 180,000
54 SEA QUIL HERBAL SLIMING TEA@24 BTL SEA-QUIL 1 179,100
55 NUTRIMAX C+ PLUS BETA TAB@30 BTL BACTOLAC PHARMACE / NUTRI 2 170,000 56 MARINOX BRAIN GUARD TAB@50 BTL MARINS INTERNATIONAL 1 165,000
57 SEA QUIL SELENIUM ACE SOFS@30 FLS SEA-QUIL 1 158,000
58 MARINOX B100 COMPLEX@30 BTL MARINS INTERNATIONAL 1 150,000 59 NUTRIMAX DHA PLUS CAP@30 BTL BACTOLAC PHARMACE / NUTRI 1 150,000
60 MAXVITA GLOMEGA CAP@30 BTL MAX VITA 1 148,500
61 SEA QUIL OMEGA 3 SALMON@60 FLS SEA-QUIL 1 145,500
62 HEZZEL NUTRI BRAIN@30 BH HEZZEL FARM 1 145,000
63 EXO X CAP@2 CAP JAMU PUSPO INTERNUSA 6 144,210
64 MARINOX VITAMIN C 1000 TAB@50 BTL MARINS INTERNATIONAL 1 140,000
65 HEZZEL CALCIUM + VITAMIN D@100 BH HEZZEL FARM 1 136,000
66 SEA QUIL SPECTRA 3 TAB@ 30+5 FLS SEA-QUIL 1 128,250
67 NUTRIMAX LIVER GUARD CAP@30 BTL BACTOLAC PHARMACE / NUTRI 1 120,000
68 HEZZEL VITAMIN E@30 BH HEZZEL FARM 1 115,000
69 HEZZEL APPLE CIDER VINEGAR@30 BH HEZZEL FARM 1 112,000
16
NO NAMA OBAT SATUAN NAMA PABRIK QTY NILAI JUAL
71 MERIT 30PIL SACH@10 SAC SARI SEHAT 9 103,500
72 SEA QUIL HERBACOLD LOZ@30 BTL SEA-QUIL 1 87,000
73 HARVEST SANODIA CAP@30 BTL INDO SEHAT LESTARI 1 75,000
74 VALEO 500MG CAP@40 CAP ULTRATRENT BIOTECH INDONE 20 75,000 75 ENERVITA M.S.M TAB@30 DUS BEST PT(BERKAT ASIA TUNGG 1 69,000 76 ENERVITA HORNY GOAT WEED @30 DUS BEST PT(BERKAT ASIA TUNGG 1 68,000
17 Lampiran 2. Daftar Pareto Kategori Medicine Bulan April 2012
NO NAMA OBAT SATUAN NAMA PABRIK QTY NILAI JUAL
1 OMEPROS TAB@30 TAB PHAROS INDONESIA 210 841,470
2 NEUROBION 5000MG TAB@250 TAB MERCK INDONESIA 260 615,680
3 AMBEVEN CAP@100 CAP MEDIKON PRIMA LAB 460 554,300
4 ACTIFED COUGH DM SYR 60ML BTL GLAXO SMITH KLINE 19 514,989 5 SIDO M TOLAK ANGIN+MADU 15ML SAC SIDO MUNCUL 266 495,747 6 ACTIFED PLUS EXP SYR 60ML BTL GLAXO SMITH KLINE 18 484,101 7 BATUGIN ELIXIR 300ML BTL UP. KIMIA FARMA BANDUNG 18 450,846
8 NEUROBION TAB@250 TAB MERCK INDONESIA 370 443,960
9 ACTIFED COUGH DM SYR 120ML BTL GLAXO SMITH KLINE 9 397,918
10 LACTO B SACH@40 BH NOVELL PHARM 80 328,880
11 LORIC CAP@30 CAP UP. KIMIA FARMA BANDUNG 180 300,060
12 OBH NELLCO SPECIAL 100ML BTL NELLCO INDOPHARMA 18 299,826
13 MICROLAX ENEMA 5ML TUB PHAPROS 15 265,650
14 MYLANTA SUSP 150ML BTL VICEN ECHINACEA 9 264,132
15 BISOLVON EXTRA SYR 60ML BTL BOEHRINGER INGELHEIM 9 256,158 16 ORALIT SACH@100 GKF SAC UP. KIMIA FARMA BANDUNG 559 244,283 17 MAGASIDA SUSP 150ML BTL UP. KIMIA FARMA JAKARTA 8 223,752
18 SANMOL SYR 60ML BTL SANBE FARMA 18 209,718
19 OBH COMBI B.FLU 100ML MENTHOL BTL COMBIPHAR 19 209,589