KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai unsure penunjang visi dan misi perguruan tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut:
1. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan perpustakaan lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi.
8 2. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang
bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi local, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran.
3. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan perpustakaan.
4. Menyediakan tenaga yang professional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan.
5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.
Menurut Sutarno NS (2006:34),”Tujuan Perpustakaan adalah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi pusat pembelajaran”.
Sedangkan menurut Lasa (2007:14) tujuan perpustakaan adalah:
1. Menumbuhkembangkan minat baca dan tulis. Para siswa dan guru dapat memanfaatkan waktu untuk mendapat informasi di perpustakaan. Kebisaan ini mampu menumbuhkan minat baca mereka yang pada akhirnya dapat menimbulkan minat tulis
2. Mengenalkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi harus terus diikuti pelajar dan pengajar. Untuk itu perlu proses pengenalan dan penerapan teknologi informasi dari perpustakaan
3. Membiasakan akses informasi secara mandiri. Pelajar perlu didorong dan diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri dan mandiri untuk mengakses informasi. Hanya orang yang percaya diri dan mandirilah yang mampu mencapai kemajuan
4. Memupuk bakat dan minat. Bacaan, tayangan gambar, dan musik di perpustakaan mampu menumbuhkan bakat dan minat seseorang. Fakta dan sejarah membuktikan bahwa keberhasilan seseorang itu tidak ditentukan oleh NEM yang tinggi melainkan melalui pengembangan bakat dan minat.
9 2.1.2 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2005), bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah:
1. Mengikuti perkembangan perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran.
2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya.
3. Mengikuti perkembangan program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti.
4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik terbitan cetak maupun tidak tercetak.
5. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan. Setiap pelaksanaannya, selain tujuan dan fungsinya yang baik maka tugas yang diemban perpustakaan senantiasa berusaha menyediakan setiap kebutuhan pengguna.
10 2.2 Koleksi Perpustakaan
Dalam SNI bidang kepustakaan dan kepustakawanan (2011) koleksi perpustakaan adalah “semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemu kembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran”.
Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa koleksi perpustakaan merupakan semua bahan pustaka baik itu berupa buku, skripsi, karya ilmiah, majalah, koran, terbitan berseri, terbitan berkala, jurnal, dan artikel dalam berbagai format baik konvensional maupun elektronik yang diolah, diklasifikasikan dan dipelihara dalam suatu bangunan. Adapun guna koleksi tersebut untuk kebutuhan pengguna perpustakaan yaitu untuk penelitian, pembelajaran, dan rekreasi.
Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2006: 51) Koleksi perpustakaan harus lengkap dalam arti beragam subjeknya dan memadai besarnya agar dapat menunjang tujuan dan program perguruan tinggi di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Berikut adalah ragam koleksi yang selayaknya tersedia di perpustakaan:
1. Koleksi rujukan
Koleksi rujukan merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, fakta, dan lain-lain dapat ditemukan dalam koleksi rujukan. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu melengkapi koleksinya dengan berbagai jenis koleksi rujukan seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi, berbagai standar, dan sebagainya baik dalam bentuk buku dan non buku.
2. Bahan ajar
Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum. Bahan ajar untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang
11 berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lain. Di samping ada bahan ajar yang diwajibkan ada pula bahan ajar yang dianjurkan untuk memperkaya wawasan. Jumlah judul bahan ajar untuk tiap-tiap mata kuliah ditentukan oleh dosen, sedangkan jumlah eksemplarnya bergantung pada tujuan dan program pengembangan perpustakaan setiap perguruan tinggi.
3. Terbitan berkala
Untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat di dalam bahan ajar dan bahan rujukan, perpustakaan melanggan macam-macam terbitan berkala seperti majalah umum, jurnal dan surat kabar. Terbitan ini memberikan informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Perpustakaan seyogiyanya dapat melanggan sedikitnya satu judul majalah ilmiah untuk setiap program studi yang diselenggarakan perguruan tingginya.
4. Terbitan pemerintah
Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaran negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi. Sering juga dimanfaatkan oleh para peneliti atau dosen dalam menyiapkan kuliahnya. Perpustakaan perlu mengantisipasi kebutuhan para penggunanya sehingga koleksi terbitan pemerintah, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, departemen, non departemen, maupun lembaga lainnya dapat memperoleh perhatian.
5. Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus perguruan tinggi seperti sejarah daerah, budaya daerah, atau bidang khusus lainnya juga perlu diperhatikan. Berbagai macam pustaka ini memuat kekayaan informasi yang penting, tidak saja untuk memenuhi kebutuhan kurikulum atau penelitian, tetapi juga untuk pengembangan ilmu. Koleksi itu harus selalu disesuaikan dengan perubahan program perguruan tinggi karena masing-masing bahan tersebut mengandung informasi yang berbeda pula, terutama bila ditinjau dari tingkat ketelitian, cakupan isi, maupun kemutakhirannya. Dengan koleksi yang jumlah atau jenisnya cukup, diharapkan program perguruan tinggi dapat berjalan dengan baik.
6. Apabila memiliki dana yang cukup, perpustakaan sebagai sumber belajar tidak hanya menghimpun buku, jurnal, dan sejenisnya yang tercetak, tetapi juga menghimpun koleksi film, kaset video, kaset audio dan pustaka renik, serta koleksi media elektronik seperti disket, compact disk dan online database/basis data akses maya. Koleksi ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. 7. Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual
Perpustakaan perguruan tinggi perlu menyediakan bahan bacaan atau bahan lain untuk keperluan rekreasi intelektual mahasiswa dan bahan bacaan lain yang memperkaya khasanah pembaca.
12 2.2.1 Pengembangan koleksi
Menurut Depdiknas (2004:43) pengembangan koleksi merupakan “kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan bersama-sama dengan sivitas perguruan tingginya”.
Pengembangan koleksi menurut Yulia (2009:2.3) adalah “proses menghasilkan kepastian bahwa perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam acara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumberdaya informasi yang diproduksi di dalam maupun di luar organisasi”.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Sulistyo Basuki pengertian pengembangan koleksi lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi merupakan kegiatan pengadaan dan pemilihan bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang dilakukan sesuai dengan kebijakan perpustakaan.
Dalam menyediakan informasi bagi pengguna, perpustakaan melakukan kegiatan pengembangan koleksi diantaranya yaitu pengadaan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kebijakan yang berlaku. Bahan pustaka hendaknya relevan dengan program pendidikan pengajaran dan penelitian pada perguruan tinggi. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Pengembangan koleksi harus ditunjukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah tenaga pengajar, tenaga peneliti, tenaga
13 administrasi, mahasiswa dan alumni, yang kebutuhan akan informasinya berbeda-beda.
Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2006: 53) Pengembangan koleksi mencakup kegiatan memilih bahan perpustakaan dan dilanjutkan dengan pengadaan. Memilih bahan perpustakaan memerlukan alat bantu perpustakaan. Alat bantu yang biasa digunakan untuk memilih bahan perpustakaan yaitu:
1. Silabus mata kuliah 2. Bibliografi
3. Tinjauan dan resensi
4. Pangkalan data perpustakaan lain 5. Sumber-sumber lain dari internet.
Prosedur memilih bahan perpustakaan bisa dimulai dari pustakawan sendiri atau pengguna. Pengguna dapat mengajukan usulan kepada perpustakaan untuk memesan bahan perpustakaan yang dipilihnya dengan cara sebagai berikut:
1. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh perpustakaan, yang memuat keterangan: pengarang, judul, edisi, tahun terbit, penerbit, ISBN, jumlah eksemplar, dan harga satuan.
2. Menandai katalog penerbit dengan cara tertentu yang mudah dilihat
3. Menghubungi staf perpustakaan melalui telepon dengan memberikan informasi seperti judul, pengarang, edisi, tahun terbit, penerbit, ISBN, jumlah eksemplar, dan harga satuan
14 2.2.2 Pengadaan koleksi
Menurut Yulia (2009:5.1) ada beberapa bentuk pengadaan bahan pustaka yang bisa dilakukan yaitu: pengadaan melalui pembelian, pengadaan melalui hadiah, dan pengadaan melalui pertukaran.
Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2006: 54), cara pengadaan bahan perpustakaan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pembelian dan pelangganan
Langkah pembelian dan pelangganan adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yang diusulkan.
b. Mencocokkan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melalui catalog perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan. c. Menerima atau menolak usulan
d. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan e. Mengirimkan daftar pesanan
f. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan g. Membayar pesanan/langganan
h. Menyusun laporan pembelian/pelangganan
Prosedur penerimaan bahan perpustakaan yang dibeli atau dilanggan adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa secara teliti bahan perpustakaan yang diterima dan surat pengantarnya
b. Mencocokkan bahan perpustakaan yang diterima dengan arsip pesanan
c. Menyisihkan dan mengembalikan bahan perpustakaan yang tidak sesuai dengan pesanan, cacat atau rusak disertai dengan permintaan pergantian
d. Menandatangani tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepada pengirim
e. Menandai kepemilikan bahan perpustakaan dengan membubuhkan cap perpustakaan
15 2. Hadiah/sumbangan
Bahan perpustakaan hadiah dapat diperoleh secara langsung dari penyumbang atau diminta. Perpustakaan yang menerima hadiah secara langsung perlu:
a. Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokkannya dengan surat pengantarnya
b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan
c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang tidak diperlukan. 3. Pertukaran
Perpustakaan yang melakukan pertukaran bahan perpustakaan perlu: a. Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan
b. Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratannya, misalnya biaya pengiriman dan pengambilan
c. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan d. Mencatat alamat pemesan
e. Menyampaikan bahan perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau lembaga yang memesannya.
4. Wajib simpan terbitan perguruan tinggi 5. Titipan.
Informasi terus berkembang sesuai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dari itu perpustakaan dituntut untuk selalu menyediakan bahan pustaka yang terbaru dan relevan dengan pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Dalam memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi, perpustakaan mengadakan kegiatan pengadaan koleksi yaitu dari pembelian, hadiah, dan pertukaran.
16 2.3 Evaluasi Koleksi
Menurut Crawford (2000:13) “Evaluasi atau penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.”
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi merupakan hal yang penting dilakukan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih bersifat untuk merencanakan kedepan apa yang harus dilakukan agar suatu kegiatan berjalan lebih baik dari sebelumnya dengan cara menilai kegiatan yang sudah berjalan, Evaluasi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jasa, layanan ataupun produk yang diberikan kepada pelanggan ataupun pengguna.
Evaluasi dapat juga dilakukan pada perpustakaan, baik itu perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi. Adapun kegiatan evaluasi yang dilakukan di perpustakaan antara lain kinerja pegawai, kinerja pustakawan, pelayanan, sarana dan prasarana, serta yang paling penting evaluasi koleksi karena koleksi perpustakaan merupakan hal inti dari suatu perpustakaan, baik itu koleksi tercetak ataupun elektronik.
Menurut Depdiknas (2004:67) evaluasi adalah upaya untuk menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan akademika pemustaka serta program perguruan tinggi. Evaluasi harus selalu dilaksanakan dengan teratur
17 supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Agar dapat mencapai tujuan yaitu: (1) mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi, (2) menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi, (3) mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi, (4) meningkatkan nilai informasi, (5) mengetahuai kekuatan dan kelemahan koleksi, dan (6) menyesuaikan kebijakan penyiangan.
Sebuah paradigma baru menyimpulkan bahwa, salah satu kriteria penilaian layanan perpustakaan yang bagus adalah dilihat dari kualitas koleksinya. Koleksi yang dimaksud tentu saja mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi. Setiap kegiatan lain di perpustakaan akan bergantung pada pemilikan koleksi perpustakaan yang bersangkutan. ( Ade Kohar, 2003 )
Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2006: 67), mengevaluasi koleksi adalah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan sivitas akademika serta program perguruan tinggi. Evaluasi koleksi harus selalu dilaksanakan dengan teratur supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Tujuannya dapat dirinci sebagai berikut:
1. Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi
2. Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 3. Mengikuti perubahan, perkembangan, social budaya, ilmu dan teknologi 4. Meningkatkan nilai informasi
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 6. Menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi. 2.4 Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan keagamaan yang banyak diajarkan di Indonesia. Pendidikan ini diajarkan baik formal maupun non formal. Jenjang pendidikan yang mengajarkan pendidikan agama Islam mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Doktoral. Untuk non formal pendidikan ini diajarkan di pondok pesantren.
18 Menurut Zakiah Daradjat (1996:86) pendidikan agama Islam atau At-Tarbiyah Al-Islamiah adalah “usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup”.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba (1998:9) pendidikan Islam adalah “bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju terciptanya kepribadian utama menurut ukuran Islam”.
Menurut Zuhairini dan Abdul Ghofir dalam buku Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (2004:1) Pendidikan agama Islam adalah “suatu kegiatan yang bertujuan menghasilkan orang-orang beragama, dengan demikian pendidikan agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan karakter”.
Ditinjau dari beberapa definisi pendidikan agama Islam di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah segala usaha berupa arahan dan bimbingan untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan akal pikiran (kecerdasan, keimanan, kejiwaan, keyakinan, kemauan, akhlak, perasaan dan panca indra) dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
19 2.4.1 Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar atau pondasi pendidikan agama Islam adalah al Qur’an dan al Hadits, yang keduanya merupakan sumber hukum Islam yang dapat diyakini kebenarannya. Selain al Qur’an dan al Hadits sebagai dasar dalam pemikiran membina sistem pendidikan, bukan saja dipandang kebenarannya dan diyakini saja, akan tetapi wajar jika kebenaran itu kita kembalikan pada pembuktian dan kebenarannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 2 yaitu :
َﻦْﻴِﻘﱠﺘُﻤْﻠﱢﻟ ﻯًﺪُﻫ ِﻪْﻴِﻓ َﺐْﻳَﺭ َﻻ ُﺐﺘِﻜْﻟ ﺍ َﻚِﻟ ﺫ Artinya : “Kitab (al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. Dalam buku Al Qur’an dan Terjemahannya terbitan Agama RI (1993:8).
Adapun pelaksanaan pendidikan agama Islam tersebut berdasarkan kepada al Qur’an dan al Hadits, sebagaimana disebutkan oleh Ahmad D. Marimba (1980:41), bahwa “dasar pendidikan Agama Islam adalah firman Allah dan sunnah Rasulullah”.
Berdasarkan firman Allah di atas, pendidikan agama Islam adalah al Hadits, sebagaimana sabda Nabi :
. ُﻪَﻟ ْﻮُﺳَﺭ ُﺔﱠﻨُﺳَﻭ ِﷲ َﺏ ﺎَﺘِﻛ ﺎ َﻤِﻬِﺑ ْﻢُﺘْﻜﱠﺴَﻤَﺗ ْﻥِﺍﺎَﻣ ﺍ ْﻮﱡﻠِﻀَﺗ ْﻦَﻟ ِﻦْﻳَﺮْﻣَﺍ ْﻢَﻜْﻴِﻓ ُﺖْﻛَﺮَﺗ ْﺪَﻘَﻟ Artinya : “Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda : Telah aku tinggalkan dua perkara yang apabila kamu berpegang kepada keduanya, niscaya tidak akan sesat yaitu Kitabullah dan Sunatullah”. Dalam buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits (1974:25).