• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

1. Bagi pembuat/penjual sop buah agar mendapatkan penyuluhan dan sertifikat tentang higyene sanitasin makanan dan minuman oleh instansi dinas kesehatan dan dinas pariwisata yang terkait.

2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo agar diadakannya pengawasan tentang hygiene sanitasi minuman jajanan sehingga minuman jajanan yang dipasarkan memenuhi syarat kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, M dan Y. Motarjemi. 2001. Dasar-Dasar Keamanan Pangan untuk Petugas Kesehatan. Peterjemahan : Maria A. Wijayarini. EGC. Jakarta. Brooks, Geo F, Janet S. Butel dan Stephen A. Morse. 2001. Mikrobiologi

Kedokteran.Peterjemahan : Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Edisis Pertama. Salemba Medika. Jakarta.

BPS ( Badan Pusat Statistik ), 2009. Proyeksi Penduduk pertengahan tahun 2009. Kabupaten Karo.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Depkes RI.2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPM dan PL. Jakarta.

____ 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI N0. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta.

____ 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI N0. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi, Air dan Udara. Kanisius. Yoyakarta.

Haesti Sembiring. Pemeriksaan Kualitas Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ) di Kabupaten Karo Tahun 2008. Penelitian, Kabanjahe.

Hass, Charles, 1999, Quantitative Microbial Risk Assessment, Jhon Wiley and Sons, Inc., Canada.

Khairuzzaman Annisa,2008, Mengungkap Rahasia 63 Buah Berkhasiat Istimewa. in Azna Books

Kristofel,S. 2008. Pengelolaan dan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada es campur, Skripsi FKM USU, Medan.

Kusmayadi, Ayi dan Dadang Sukandar, 2008. Cara Memilih dan Mengolah Makanan Untuk Perbaikan Gizi Masyarakat. Jakarta

Moehyi, S Jahmien, 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Boga, Penerbit Bratara, Jakarta.

Nurwantoro dan Abbas Siregar. 2001. Mikrobiologi Pangan Hewan – nabati, Edisi Kelima. Kanisius. Yogyakarta.

Ricki M.Muli, 2005, Kesehatan Lingkungan, penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. SNI, 1998. Sistem Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP) serta

Pedoman Penerapannya.

Terang Uli, Dasar-Dasar Teori dan Praktek Isolasi /Determinasi Bakteriologi Kesehatan Jilid 1 Edisi 1, Politeknik Kesehatan Dep.Kes. Medan.

Widyati, Retno dan Yuliars.2002. Hygiene dan Sanitasi Umum dan Restoran. PT. Grasindo, Jakarta.

Wikipediam, 2011 Escherichia coli. http://Wikipedia.org diakes tanggal 19 Maret 2011

Lembar Observasi

Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan : Lama berjualan :

Merupakan jawaban yang sesuai dengan ketentuan dari Kepmenkes RI. N0. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. 3. Yang termasuk jawaban Ya (a), skor = 1.

4. Yang termasuk jawaban tidak (b), skor = 0

N0. Objek Pengamatan Kategori

Ya (a)

Tidak (b) Pemilihan Bahan Baku Minuman Sop Buah

1. Bahan minuman sop buah yang digunakan dalam keadaan segar

2. Bahan minuman sop buah yang digunakan tidak busuk

3 Bahan baku sop buah :

(I) Buah ( isi terlindung kulit luar ) seperti : Marquisa, apel, semangka, alpukat, papaya, kesemak, melon, bengkoang, lengkeng )

ix. Isi buah masih penuh x. Lapisan kulit tetap utuh xi. Buah tidak rusak atau kotor

xii. Tidak ada warna tambahan pada buah

xiii.Tidak ada warna buatan dan warna lain selain warna bawaan buah.

xiv.Tidak bau asam/basi yang tidak segar xv. Tidak ada cairan lain selai getah aslinya xvi.Terdapat lapisan pelindung (masih

terbungkus kulit).

(II) Buah (isi tanpa pelindung kulit luar) seperti : Anggur, strawberry)

viii. Isi buah masih penuh ix. Lapisan kulit tetap utuh x. Buah tidak rusak atau kotor

warna bawaan buah.

xiii.Tidak bau asam/basi yang tidak segar xiv.Tidak ada cairan lain selai getah aslinya ii. Terdapat lapisan pelindung (masih

terbungkus kulit). (III) Minuman kaleng seperti susu

ix. Susu sesuai dengan warna bawaan putih atau coklat

x. Susu masih kental dan tidak bergumpal. xi. Susu tidak mengumpal

xii.Bebas dari debu, bulu, serangga dan lain-lain xiii. Kaleng susu tidak dalam keadaan rusak

(bergelembung/cembung) atau bocor xiv. Mempunyai merk dan label yang jelas nama

pabrik pembuatnya

xv.Sudah terdaftar pada BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan memiliki nomor pendaftaran

xvi. Ada tanda kadaluarsa dan dalam keadaan tidak kadaluarsa

(IV) Santan

iv. Warna Putih bersih sesuai warna santan v. Tidak bau asam/ basi yang tidak segar vi. Kental dan tidak bergumpal

(V) Gula

iv. Sop buah memakai gula pasir v. Gula aren/ gula merah

vi. Menggunakan pemanis buatan sari gula Penyimpanan Bahan Baku Sop Buah

4. Bahan baku buah segar sop buah dicuci mengunakan air yang mengalir

5. Tempat penyimpanan bahan baku sop buah tertutup 6. Tempat penyimpanan bahan baku sop buah menjadi

tempat bersarang serangga dan tikus

7. Tempat penyimpanan bahan baku sop buah tidak terlihat/terdapat lalat/ lalat buah,serangga dan tikus. 8. Tempat penyimpanan bahan baku sop buah dalam

keadaan bersih

Pengolahan Bahan Baku Sop Buah

9. Penjamah minuman tidak menderita penyakit mudah menular missal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya.

11. Menggunakan tutup kepala saat mengolah sop bauh 12. Penjamah minuman selalu mengunakan celemek 13. Mengunakan pakaian kerja yang rapi dan bersih 14. Tidak menggunakan perhiasan saat mengolah sop

buah

15. Selalu mencuci tangan sebelum mengolah sop buah dan sesudah keluar dari kamar mandi

16. Tidak bercakap-cakap pada saat mengolah sop buah 17. Tidak merokok saat mengolah sop buah

18. Selalu memelihara kebersihan tangan, rambut, kuku tangan dan kaki saat menangani sop buah

19. Peralatan yang digunakan selalu dalam keadaan bersih dan dicuci dahulu sebelum digunakan. 20. Tersedia tempat mencuci tangan dan peralatan 21. Peralatan yang dicuci menggunakan air yang

mengalir

22. Peralatan yang digunakan tidak gompel dan retak 23. Tempat pengolahan bebas dari serangga ,lalat buah

dan tikus

24. Lantai dan dinding tempat pengolahan dalam keadaan bersih

25. Tersedia tempat pembuangan sampah yang tertutup. Penyimpanan Minuman Jadi Sop Buah

26. Penyimpanan bahan-bahan yang siap diracik untuk sop buah yang siap saji di tempatkan yang tidak terjangkau lalat buah, serangga.

27. Penyimpanan bahan-bahan yang siap diracik untuk sop buah yang siap saji disimpan pada wadah yang bersih.

28. Penyimpanan bahan-bahan yang siap diracik untuk buah segar dan gula/santan yang sudah siap saji (dipotong-potong) mempunyai masing-masing wadah sesuai jenisnya.

29 Penyimpanan bahan-bahan (buah segar) yang siap diracik untuk sop buah yang siap saji disimpan pada suhu 100C.

Pengangkutan Bahan Siap Saji Sop Buah

30 Tersedia tempat khusus untuk mengangkut minuman jadi dan tersedia tempat sesuai masing-masing bahan.

31. Gula yang sudah dimasak sebagai pemanis diangkut dalam keadaan tertutup

33. Alat pengangkutan tersedia khusus angkutan dalam keadaan bersih

Penyajian Sop Buah

34. Peralatan untuk penyajian dalam keadaan bersih 35. Penyaji menjaga kebersihan anggota tubuhnya saat

menyajikan sop buah

36. Tangan penyaji tidak kontak langsung dengan sop buah

Lokasi Penjualan Sop Buah

37. Lokasi jauh atau minimal 500 meter dari sumber pencemaran lintas transportasi

38. Dilengkapi fasilitas sanitasi Penyediaan Air Minum. ( PAM)

39. Dilengkapi fasilitas pengendalian vector

40. Lokasi di lengkapi dengan penampungan sampah yang tertutup

41. Saluran pembuangan limbah yang terhindar dari vector dan tikus

LAMPIRAN

Gambar Lampiran 1. Pemilihan bahan baku buah segar.

Gambar lampiran 2. Proses pengolahan berupa pengupasan dan pemotongan buah segar.

Gambar Lampiran 3 Pewadahan buah segar yang sudah potong-potong dan merupakan

Gambar Lampira 4 Penyajian Sop buah pada penjamah minuman sop buah siap saji

Gambar Lampira 5 Sampel sop buah diisi pada beaker glass dan ditandai, disusun ke dalam termos es yang tertutup untuk

Gambar Lampira 6 Sampel sop buah diperiksa dengan pemeriksaan Most Probable Number (MPN) di laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Dokumen terkait