BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
C. Saran
1. Sarana Penghubung
Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang pada umumnya sangat baik dalam menghubungkan antar satu daerah menuju ke daerah lainnya, dikarenakan pembangunan jalan beraspal dan beton yang terdapat di daerah ini sudah dikatakan merata.
2. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang ada di Perumahan Villa Bintaro Indah adalah angkutan umum, ojek, kereta api dan bus way (Trans Bintaro). Sarana seperti inilah yang menjadi prioritas utama masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Namun demikian masih ada juga masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi, seperti: mobil dan sepeda motor .
3. Sarana Ibadah dan Olah Raga
Sarana yang terdapat di Perumahan Villa Bintaro Indah adalah tempat ibadah berupa Masjid dan Gereja. Selain itu terdapat juga sarana olah raga
masyarakat untuk menunjang kesehatan, seperti lapangan tenis, bulu tangkis, basket dan futsal.
4. Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi adalah alat untuk memudahkan dalam proses pemindahan pengertian dalam bentuk getaran atau informasi dari seseorang ke orang lain. Peralatan sarana komunikasi yang terdapat di Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang antara lain berupa radio, televisi, pemancar (tower), telepon rumah dan telepon genggam
(handphone). Untuk mengetahui informasi seputar Perumahan Villa Bintaro Indah juga memiliki majalah bulanan yang khusus diberikan secara gratis kepada seluruh penghuni masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah. Media komunikasi lainnya adalah masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah juga membuat jaringan Facebook di internet, guna membangun tali silaturahmi antar warga.
5. Sarana Keamanan
Untuk menjaga dan memelihara stabilitas keamanan yang baik, Perumahan Villa Bintaro Indah juga dijaga ketat oleh personil Satpam
(security) yang dikerahkan diberbagai titik, untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan warga. Jumlah personil keamanan ini kurang lebih 25 satpam.
60 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2009. Subjek penelitian ini adalah masyarakat pada 7 Rukun Tetangga (RT) di Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat. Tujuh RT tersebut adalah RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RT 06, RT 07 dan RT 08. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 117 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 117 kuesioner atau dapat dikatakan response rate
100%.
Data penyebaran 117 kuesioner ke responden di 7 RT secara rinci ditampilkan pada tabel 5.1 berikut ini :
Tabel 5.1
Sebaran Responden Penelitian
Jumlah Kuesioner Masyarakat
Tersebar Kembali Lengkap Responden
RT 02 15 15 15 15 RT 03 15 15 15 15 RT 04 14 14 14 14 RT 05 17 17 17 17 RT 06 17 17 17 17 RT 07 25 25 25 25 RT 08 14 14 14 14 Jumlah 117 117 117 117
Berikut ini disajikan deskripsi data untuk setiap variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.2
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Setiap Rukun Tetangga (RT)
Tingkat Pendidikan Masyarakat Perkotaan Masyarakat SD SLTP SLTA D1-D3 S1 > S1 Jumlah RT 02 - - 1 2 12 - 15 RT 03 - - 4 3 7 1 15 RT 04 - - 4 1 8 1 14 RT 05 - - 7 1 8 1 17 RT 06 - - 6 2 4 5 17 RT 07 - - 4 7 13 1 25 RT 08 - - 3 2 8 1 14 Jumlah - - 29 18 60 10 117 Tabel 5.3
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
SD - - SLTP - - SLTA 29 24,79% D1-D3 18 15,38% S1 60 51,28% > S1 10 8,55% Jumlah 117 100%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berpendidikan S1.
b. Jenis Profesi
Tabel 5.4
Deskripsi Responden Menurut Jenis Profesi di Setiap Rukun Tetangga (RT)
Jenis Profesi Masyarakat
PNS Karyawan Swasta
Wiraswasta Pensiunan Jumlah
RT 02 2 9 4 - 15 RT 03 2 7 5 1 15 RT 04 2 10 2 - 14 RT 05 1 10 6 - 17 RT 06 3 8 5 1 17 RT 07 3 13 8 1 25 RT 08 3 7 3 1 14 Jumlah 16 64 33 4 117 Tabel 5.5
Deskripsi Responden Menurut Jenis Profesi
Status Guru Jumlah Persentase
PNS 16 13,68%
Karyawan Swasta 64 54,70%
Wiraswasta 33 28,21%
Pensiunan 4 3,41%
Jumlah 117 100%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berprofesi sebagai karyawan swasta.
c. Tingkat Pendapatan
Tabel 5.6
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendapatan di Setiap Rukun Tetangga (RT)
Tingkat Pendapatan Masyarakat Masyarakat Rp 500.000-Rp 1.500.000 Rp 1.500.000- Rp 2.500.000 > Rp 2.500.000 Jumlah RT 02 1 - 14 15 RT 03 3 1 11 15 RT 04 1 4 9 14
RT 05 6 4 7 17 RT 06 4 3 10 17 RT 07 4 7 14 25 RT 08 2 3 9 14 Jumlah 21 22 74 117 Tabel 5.7
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase
Rp 500.000-Rp 1.500.000 21 17,95% Rp 1.500.000-Rp 2.500.000 22 18,80% > Rp 2.500.000 74 63,25% Jumlah 117 100%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berpendapatan lebih dari Rp 2.500.000,00.
2. Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru
Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.8
Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru
Skor Frekuensi Persentase Intepretasi Penilaian 178 – 210 153 – 177 136 – 152 119 – 135 42 – 118 3 64 44 4 2 2,56 54,70 37,61 3,42 1,71 Sangat Baik Baik Cukup Baik Buruk Sangat Buruk Jumlah 117 100
Tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru pada masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah terkategorikan sangat baik sebanyak 3 warga atau 2,56%, terkategorikan baik sebanyak 64 warga atau 54,70%,
terkategorikan cukup baik sebanyak 44 warga atau 37,61%, terkategorikan buruk sebanyak 4 warga atau 3,42%, dan terkategorikan sangat buruk sebanyak 2 warga atau 1,71%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpersepsi baik.
a. Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan
Tabel 5.9
Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA D1-D3 S1 >S1 Total Kriteria Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Sangat Baik - - - - 2 1,71 - - 1 0,86 - 3 2,56 Baik - - - - 15 12,82 10 8,55 34 29,06 5 4,27 64 54,70 Cukup Buruk - - - - 12 10,27 7 5,98 20 17,09 5 4,27 44 37,61 Buruk - - - - 1 0,86 - - 3 2,56 - - 4 3,42 Sangat Buruk - - - - - - - - 2 1,71 - - 2 1,71 Jumlah - - - - 30 25,64 17 14,53 60 51,28 10 8,55 117 100
Tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari tingkat pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) SLTA, 2 warga (1,71%) memiliki persepsi sangat baik, 15 warga (12,82%) memiliki persepsi baik, 12 warga (10,27%) memiliki persepsi cukup baik, dan 1 warga (0,86%) memiliki persepsi buruk. 2) D1-D3, 10 warga (8,55%) memiliki persepsi baik dan 7 warga (5,98%) memiliki persepsi cukup baik. 3) S1, 1 warga (0,86%) memiliki persepsi sangat baik, 34 warga (29,06%) memiliki persepsi baik, 20 warga (17,09%) memiliki
persepsi cukup baik dan 3 warga (2,56%) memiliki persepsi baik, 2 warga (1,71%) memiliki persepsi sangat baik. 4) >S1, 5 warga (4,27%) memiliki persepsi baik dan 5 warga (4,27%) memiliki persepsi cukup baik.
b. Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi
Tabel 5.10
Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Jenis Profesi
Jenis Profesi PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Pensiunan Total Kriteria Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Sangat Baik - - 1 0,86 2 1,71 - 3 2,56 Baik 12 10,26 34 29,06 14 11,96 4 3,42 64 54,70 Cukup Baik 3 2,56 24 20,51 16 13,68 1 0,86 44 37,61 Buruk 1 0,86 3 2,56 - - - - 4 3,42 Sangat Buruk - - 2 1,71 - - - - 2 1,71 Jumlah 16 13,66 64 54,71 32 27,35 5 4,28 117 100
Tabel 5.10 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari jenis profesi dapat diuraikan sebagai berikut: 1) PNS, 12 warga (10,26%) memiliki persepsi baik, 3 warga (2,56%) memiliki persepsi cukup baik , dan 1 warga (0,86 %) memiliki persepsi buruk. 2) Karyawan Swasta, 1 warga (0,86%) memiliki persepsi sangat baik, 34 warga (29,06%) memiliki persepsi baik, 24 warga (20,51%) memiliki persepsi cukup baik, 3 warga (2,56%) memiliki
persepsi buruk dan 2 warga (1,71%) memiliki pesrsepsi sangat buruk. 3) Wiraswasta, 2 warga (1,71%) memiliki persepsi sangat baik, 14 warga (11,96%) memiliki persepsi baik dan 16 warga (13,68%) memiliki persepsi cukup baik. 4) Pensiunan, 4 warga (3,42%) memiliki persepsi baik dan 1 warga (0,86%) memiliki persepsi cukup baik.
c. Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan
Tabel 5.11
Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendapatan
Golongan Ruang Rp 500.000- Rp 1.500.000 Rp 1.500.000- Rp 2.500.000 >Rp 2.500.000 Total Kriteria Jml % Jml % Jml % Jml % Sangat Baik - - 1 0,86 2 1,71 3 2,57 Baik 14 11,97 11 9,40 39 33,33 64 54,70 Cukup Baik 7 5,98 8 6,84 29 24,79 44 37,61 Buruk - - 1 0,86 3 2,56 4 3,42 Sangat Buruk - - 2 1,71 - - 2 1,71 Jumlah 21 17,95 23 19,66 73 62,39 117 100
Tabel 5.11 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari tingkat pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Rp 500.000 – Rp 1.500.000, 14 warga (11,97%) memiliki persepsi baik dan 7 warga (5,98%) memiliki persepsi cukup baik. 2) Rp 1.500.000 – Rp
2.500.000, 1 warga (0,86%) memiliki persepsi sangat baik, 11 warga (9,40%) memiliki persepsi baik, 8 warga (6,84%) memiliki persepi cukup baik, 1 warga (0,86%) memiliki persepsi buruk dan 2 warga (1,71%) memiliki persepsi sangat buruk. 3) > Rp 2.500.000, 2 warga (1,71%) memiliki persepsi sangat baik, 39 warga (33,33%) memiliki persepsi baik, 29 warga (24,79%) memiliki persepsi cukup baik, dan 3 warga (2,56%) memiliki persepsi buruk.
B. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis I
a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.
Ha1 = Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.
b. Penarikan Kesimpulan
Tabel 5.12
Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 31,691 36 ,880 ,915 ,607
Within Groups 76,942 80 ,962
Tabel 5.12 di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian perbedaan
mean skor variabel persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jumlah kuadrat antar groups
sebesar 31,691 dan rata-rata kuadrat 0.880. Jumlah kuadrat di antara
groups 76,942 dan rata-rata kuadrat 0,962. Nilai Fhitung= 0,915 lebih kecil dari Ftabel = 1,55. Nilai probabilitas 0,607 lebih besar dari taraf signifikansi (α =5%) atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menolak hipotesis alternatif. Artinya tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.
Tabel 5.13
Mean Skor Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan
TP SLTA TP D1-D3 TP S1 TP >S2 N Valid 30 17 60 10 Missing 0 0 0 0 Mean 154,63 153,71 153,03 152,90 Median 153,00 155,00 154,00 150,50 Mode 153 139 145 143 Sum 4639 2613 9182 1529
Tabel 5.13 di atas menunjukkan mean skor variabel persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan yang diuraikan sebagai berikut: 1) SLTA, mean sebesar 154,63, median sebesar 153, mode sebesar 153, dan sum sebesar 4.639; 2) D1-D3, mean sebesar 153,71, median sebesar 155, mode sebesar 139, dan sum sebesar 2.613; 3) S1, mean sebesar 153,03, median
sebesar 154, mode sebesar 145, dan sum sebesar 9.182; 4) >S1, mean
sebesar 152,90, median sebesar 150,50, mode sebesar 143, dan sum
sebesar 1.529. 2. Pengujian Hipotesis II
a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi.
Ha2 = Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi.
b. Penarikan Kesimpulan
Tabel 5.14
Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Jenis Profesi.
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 22,639 36 ,629 1,271 ,187
Within Groups 39,583 80 ,495
Total 62,222 116
Tabel 5.14 di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian perbedaan
mean skor variabel persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi, jumlah kuadrat antar group sebesar 22,639 dan rata-rata kuadrat 0,629. Jumlah kuadrat di antara groups
39,583 dan rata-rata kuadrat 0,495. Nilai Fhitung= 1,271 lebih kecil dari
Ftabel= 1,55. Nilai probabilitas 0,187 lebih besar dari taraf signifikansi (α =5%) atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menolak
hipotesis alternatif. Artinya tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi.
Tabel 5.15
Mean Skor Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Berdasarkan Jenis Profesi
JP PNS JP Karyawan Swasta JP Wiraswasta JP Pensiunan N Valid 16 64 32 5 Missing 0 0 0 0 Mean 156,88 152,33 153,66 157,40 Median 157,00 153,00 152,00 156,00 Mode 158 152 145 148 Sum 2510 9749 4917 787
Tabel 5.15 di atas menunjukkan mean skor variabel persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi yang diuraikan sebagai berikut: 1) PNS, mean sebesar 156,88, median
sebesar 157, mode sebesar 158, dan sum sebesar 2.510; 2) Karyawan Swasta, mean sebesar 152,33, median sebesar 153, mode sebesar 152, dan sum sebesar 9.749; 3) Wiraswasta, mean sebesar 153,66, median
sebesar 152, mode sebesar 145, dan sum sebesar 4.917; 4) Pensiunan,
mean sebesar 157,40, median sebesar 156, mode sebesar 148, dan sum
sebesar 787. 3. Pengujian Hipotesis III
a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan.
Ha3 = Ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan.
b. Penarikan Kesimpulan
Tabel 5.16
Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendapatan.
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 15,706 36 ,436 ,632 ,936
Within Groups 55,183 80 ,690
Total 70,889 116
Tabel 5.16 di atas menunjukkan bahwa perbedaan mean skor variable persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan, jumlah kuadrat antar groups sebesar 15,706 dan rata-rata kuadrat 0,436. Jumlah kuadrat di antara groups 55,183 dan rata-rata kuadrat 0,690. Nilai Fhitung= 0,632 lebih kecil dari Ftabel= 1,55. Nilai probabilitas 0,936 lebih besar dari taraf signifikansi (α =5%) atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menolak hipotesis alternatif. Artinya tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan.
Tabel 5.17
Mean Skor Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru BerdasarkanTingkat Pendapatan.
TPEND Rp 500.000-Rp 1.500.000 TPEND Rp 1.500.000-Rp 2.500.000 TPEND > Rp 2.500.000 N Valid 21 23 73 Missing 0 0 0 Mean 154,24 152,17 153,75 Median 156,00 153,00 153,00 Mode 156 151 145 Sum 3239 3500 11224
Tabel 5.11 di atas menunjukkan mean skor variabel persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan yang diuraikan sebagai berikut: 1) Rp 500.000 – Rp 1.500.000, mean sebesar 154,24, median sebesar 156, mode sebesar 156, dan sum sebesar 3.239; 2) Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000, mean
sebesar 152,17, median sebesar 153, mode sebesar 151, dan sum
sebesar 3.500; 3) > Rp 2.500.000, mean sebesar 153,75, median
sebesar 153, mode sebesar 145, dan sum sebesar 11.224.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendidikan.
Dari hipotesis dalam bab II dinyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan. Namun hasil pengujian hipotesis menyatakan lain, ternyata
tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.
Terbukti bahwa nilai Fhitung= 0,915 lebih kecil dari Ftabel= 1,55. Nilai probabilitas 0,607 lebih besar dari taraf signifikansi (α =5%) atau sebesar 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.
Menurut pendapat penulis tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru antara masyarakat yang berpendidikan rendah dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi disebabkan oleh pemahaman masyarakat mengenai dunia pendidikan itu sendiri, meskipun di dalam masyarakat perkotaan Perumahan Villa Bintaro Indah itu warganya berlatar belakang pendidikan SMA, Diploma, S1 maupun S2, tetapi masyarakat tersebut memiliki kesamaan dalam menilai profesi seorang guru.
2. Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Jenis Profesi.
Dari hipotesis dalam bab II dinyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi. Namun hasil pengujian hipotesis menyatakan lain, ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi.
Terbukti bahwa nilai Fhitung= 1,271 lebih kecil dari Ftabel= 1,55. Nilai probabilitas 0,187 lebih besar dari taraf signifikansi (α =5%) atau = 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi.
Menurut pendapat penulis tidak adanya perbedaan persepsi yang signifikan persepsi tersebut dikarenakan masyarakat perkotaan Perumahan Villa Bintaro Indah masih mempunyai kesamaan pandangan terhadap profesi guru yaitu mempunyai pandangan yang baik terhadap profesi itu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa profesi seorang guru untuk saat ini masih dihormati dan disegani oleh masyarakat perkotaan Perumahan Villa Bintaro Indah.
3. Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendapatan.
Dari pengujian hipotesis pada bab II menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan. Namun hasil uji hipotesis menyatakan lain, tidak ada perbedaan yang signifikan masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan.
Terbukti bahwa nilai Fhitung= 0,632 lebih kecil dari Ftabel= 1,55. Nilai probabilitas 0,936 lebih besar dari taraf signifikansi (α =5%) atau = 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hal ini
menunjukkan tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan.
Menurut pendapat penulis tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru antara masyarakat yang berpendapatan tinggi dan masyarakat yang berpendapatan rendah karena meskipun di dalam masyarakat perkotaan Perumahan Villa Bintaro Indah itu warganya berlatar belakang pendapatan Rp 500.000,00-Rp1.500.000,00, Rp 1.500.000,00-Rp 2.500.000,00, maupun lebih dari Rp 2.500.000,00, tetapi masyarakat tersebut memiliki kesamaan dalam menilai profesi seorang guru.
76 BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dibahas pada bab V maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai Fhitung = 0,915 lebih besar dari Ftabel = 1,55. Nilai probabilitas 0,607 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
2. Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari jenis profesi. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai
Fhitung= 1,271 lebih kecil dari Ftabel=1,55. Nilai probabilitas 0,187 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
3. Tidak ada perbedaan persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendapatan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai Fhitung = 0,632 lebih kecil dari Ftabel = 1,55. Nilai probabilitas 0,936 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
B. Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Keterbatasan itu antara lain adalah:
1. Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga penulis hanya bisa menyebarkan kuesioner sebanyak 117 ekslempar, guna mengetahui persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan.
2. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan kuesioner penelitian, seperti halnya penulisan bahasa yang masih kurang di mengerti dan jumlah pertanyaan yang terlalu banyak, sehingga berdampak pada hasil penelitian yang kurang maksimal.
3. Keterbatasan kemampuan responden dalam menjawab kuesioner, seperti halnya daya ingat, kemampuan berpikir dan pengetahuan mengenai kondisi profesi guru yang sebenarnya, sehingga penulis kurang mampu melacak kejujuran.
C. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti berdasarkan penelitian ini adalah:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat hendaknya dalam memberikan penilaian terhadap profesi guru lebih objektif. Masyarakat jangan hanya memandang profesi guru
dari salah satu sisi saja dan terlalu menonjolkan sisi negatif guru, misalnya sisi materi saja dan tidak memandang sisi yang lain dari profesi guru yang lebih positif. Sisi positif yang cenderung kurang diperhatikan pada masyarakat modern ini adalah pengabdian dan pengorbanan. Masyarakat modern sekarang ini cenderung menilai segala sesuatunya dengan uang. Masyarakat hendaknya menghargai guru karena di tangan guru masa depan bangsa ini berada dan guru merupakan salah satu kunci utama yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa ini.
2. Bagi Guru
Persepsi merupakan salah satu hal yang penting, karena berawal dari persepsi ini akan terbentuk sikap dan tingkah laku seseorang. Agar masyarakat mempunyai persepsi positif terhadap profesi guru maka guru harus mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik. Sebagai seorang pendidik, guru hendaknya mampu menjadi sosok yang penuh kasih dan menjadi teladan baik di dalam maupun di luar sekolah.
3. Bagi Pemerintah
Semoga dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah untuk memperhatikan dunia pendidikan terutama nasib dan kesejahteraan para guru. Guru bukan saja pahlawan tanpa tanda jasa tetapi guru adalah pahlawan dengan tanda jasa yang berupa penghasilan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Oleh karena itu pemerintah hendaknya memberikan insentif dan kesejahteraan yang lebih baik. Dan berupaya untuk bisa memperbaiki guru sebagai garda
terdepan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya, yakni melalui pendidikan, diklat, seminar dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun. (1973). Guru Dalam Administrasi Sekolah Pembangunan. Bandung : IKIP Bandung.
Ariani, Yulita. (2006). Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru, Lingkungan Fisik, dan Lingkungan Non Fisik Dengan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta: USD.
Bimo, W. (1994). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Consuelo, et al. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI.
Djarwanto. (2001). Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian.Yogyakarta: Liberty.
Ganjar. (2008). Artikel berjudul ”Profesi Guru Di Mata Masyarakat” dari situs: http://www.google.com
Ghozali, Imam. (2002). Statistik Non-Parametik. Semarang: Undip. Hartomo, H. (1990). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Husein, Umar. (2003). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia. Joesoef, Soelaeman. (1986). Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara 2005.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyono, A. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Munandar S. (1986). Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Eresco.
Poerwadarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Riwayati, Ririnsih. (2005). Perbedaan Kesejahteraan Petani Tembakau Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, dan Pengalaman Kerja.Yogyakarta: USD.
Shalahudin, Mahfud. (1991). Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Bina Nusantara.
Sinyoegi. (2008). Artikel berjudul ”Guru, Salah Satu Profesi Terberat” dari situs: http://www.google.com
Soedjono D. (1973). Pengantar Sosial. Bandung: Alfabeta.
Soerjono S. (1982). Sosial Suatu Pengantar. Jakarta: Radar Jaya Offset. Soekartawi. (1995). Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya.
Sudjana. (1996). Metoda Statistika:Edisi 6. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sumardi, Mulyanto. (1985). Kemiskinan Dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV Rajawali.
Thoha, M. (1998). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Trimo. (2008). Artikel berjudul ”Memaknai Perjuangan Profesi Guru” dari situs: http://www.google.com
Winkel. (1986). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
Zahara, Idris. (1981). Dasar-Dasar Pendidikan. Padang: Angkasa Raya. ---. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Timur Putra Mandiri.
---. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Timur Putra Mandiri.
LAMPIRAN I
( Kuesioner )
83
KUESIONER PENELITIAN
PERSEPSI MASYARAKAT PERKOTAAN TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS PROFESI, DAN
TINGKAT PENDAPATAN
Studi Kasus Pada Masyarakat Perumahan Villa Bintaro Indah, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
(Penelitian dalam rangka penyusunan skripsi)
2009
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat Perkotaan Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Jenis Profesi dan Tingkat Pendapatan”. Bagi saya, penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden penelitian ini. Saya berharap Bapak/Ibu berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu dan memastikan bahwa jawaban Bapak/Ibu hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ini.
Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu aktivitas Bapak/Ibu. Oleh sebab itu, saya mohon maaf sebelumnya.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, Juni 2009 Hormat saya,
Pandhu Rizkiarto Mudjono Peneliti
84 Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Jenis Profesi dan
Tingkat Pendapatan 2. Pilihlah SS : Sangat Setuju S : Setuju