• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Untuk dapat meningkatkan kapasitas saluran irigasi kairatu I, maka diharapkan untuk merubah jenis lining saluran tersier menjadi beton dan menormalisasi saluran tersier dengan bentuk trapezium dengan ukuran lebar bawah (b) = 40cm, lebar atas (B) = 140cm dan tinggi = 70cm, serta melakukan perbaikan untuk saluran sekunder yang mengalami kerusakan.

2. Peneliti menyarankan agar digunakan pola tanam kedua dengan mengoptimumkan keuntungan hasil panen, sehingga keuntungan yang didapatkan bisa maksimal.

3. Untuk peneliti berikutnya agar penelitian tidak hanya terbatas pada jenis lining

beton dan saluran alami dari tanah, tetapi dapat melakukan kombinasi dengan jenis lining lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Nadjadji. (2001). Analisa Sistem Untuk Teknik Sipil. Teknik Sipil ITS, Surabaya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat (2015).

Seram Bagian Barat Dalam Angka.

Balai PSDA Kuantan Indragiri, 2008. Modul Pelatihan OJT di Balai PSDA, Pelatihan

Hidrologi Dan OJT BWRM_WISMP 1 ‐ Panduan Pengukuran debit/aliran. Bungganaen. W (2011) Analisa efisiensi dan kehilangan air pada jaringan utama daerah

irigasi air sagu, Jurnal jptsipildd110142 Vol 1, No1.

Direktorat Jendral Departemen Pekerjaan Umum (1986), Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan 01, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, Desember 1986;

Perencanaan Bagian Saluran, Kriteria Perencanaan Irigasi KP-03, Jakarta. Direktorat Jendral sumber daya air (2014), DED Pengendalian Banjir Sungai Riuapa

Kabupaten Seram Bagian Barat, Badan Penerbit PT. Adhiyasa Desicon, Ambon

Chow, V.T. 1959, Open Chanel Hydarulics, (diterjemahkan oleh Suyatman dkk.) Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta.

Doorenbos, J. and Pruitt, W.O., 1977. Guidelines for Predicting Crop Water Requirement. FAO. ROME.

Hillel, D. 1983. Fundamental of Soil Physics. Academic Press Inc. New York

Idfi (2010). Tugas Ahir : Studi Keseimbangan Air Pada Daerah Irigasi Delta Brantas (Saluran Mangetan Kanal) Untuk Kebutuhan Irigasi Dan Industri. Teknik Sipil ITS.

Kiyatsujono P (1987). Tugas Ahir : Analisa Pengaruh Pembuatan Lining Pada Saluran Terhadap Rembesan Air. Teknik Sipil UKP.

Leman (2010). “Cara Pengoperasian Software QM for Windows 2.0 Pada Kasus Programasi Linier”.http://wahyulemanblogbaru.blogspot.co.id/2010/0 4/cara-pengoperasian-software-qm-for.html

Linsley Ray K., Joseph B. Franzini, (1985), Teknik Sumber Daya Air. Eralanga, Jakarta.

Mechan (2011) “Pengukuran debit di saluran terbuka”.

http://mechanarticle.blogspot.co.id/2011/12/pengukuran-debit-di-saluran-terbuka_14.html

Nasution (2005). Aliran seragam pada saluran terbuka teori & penyelesaian soal-soal, Teknik Sipil Universitas Sumatra Utara

Soemarto, CD. (1995). Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta.

Soewarno. (1995). Hidrologi Untuk Teknik. Penerbit Nova, Bandung. Soewarno. (1995). Hidrologi Jilid 1. Penerbit Nova, Bandung.

Soewarno. (1995). Hidrologi Jilid 2. Penerbit Nova, Bandung.

Sosrodarsono, S. (1983). Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya Paramita, Jakarta Sri Harto Br (1993). Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sudjarwadi (1979). Pengantar Teknik Irigasi, UGM, Yogyakarta.

Sumardiyono, A. (2012). Analisis Efisiensi Pemberian Air di Jaringan Irigasi Karau Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

http://www.ftsl.itb.ac.id/wp content/uploads/2012/07/95010015-Agus-Sumadiyono.pdf

Suranto, D.D. dan Supriyono. 1989. Tata Air Untuk Pertanian. Poltek jember, Universitas Jember, Jember.

Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi, Yogyakarta. Tohary, B. (-). Modul Kuliah Irigasi. Teknik Sipil ITS, Surabaya.

Triatmodjo, B. (2008). Hidrologi Terapan. Beta, Yogyakarta.

Van de Goor G.A.W. dan Zijlstra G. 1968 Irrigation requirements for double cropping of lowland rice in Malaya. ILRI Publication 14. Wageningen

BIODATA PENULIS

Penulis mengakhiri pendidikan formal pada tahun 2010 dan melanjutkan pendidikan pada jenjang strata 1 (S1) pada Teknik Sipil Universitas Kristen Petra pada tahun 2010 dengan mengambil konsentrasi Keairan pada semester 5 (lima), dan menyelesaikan pendidikan pada awal tahun 2015. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang strata 2 (S2) pada Pasca Sarja Teknik Sipil ITS dengan mengambil bidang studi Manajemen dan Rekayasa Sumberdaya Air pada tahun 2015 dan menyelesaikan pendidikan dengan masa studi 3 (tiga) semester pada awal tahun 2017.

Pada akhir masa studi Penulis mengambil tesis pada bidang studi irigasi

khususnya tentang “Studi Pengaruh Lining Saluran Irigasi Terhadap Kehilangan Air Untuk Peningkatan Hasil Produksi (Studi Kasus : DI Kairatu I)”. Apabila pembaca ingin berkorespondesi dengan Penulis, dapat menghubungi melalui email :

angel.rumihin@yahoo.co.id.

Penulis Penulis dilahirkan di Kota

Ambon pada tanggal 19

September 1993, merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dengan nama Angel Rumihin. Penulis memulai menempuh pendidikan formal pada TK Efata Ambon, SD Inpres 18 Ambon, SMP Negeri 6 Ambon, dan SMA Negeri 1 Ambon.

Lampiran 2a. Tabel Besaran Nilai Angot (Ra) Dalam Hubungan Dengan Letak Lintang (mm/hari). (Sumber : Modul Kuliah Irigasi)

LS Bulan

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

20 17.3 16.5 15 13 11 10 10.4 12 13.9 15.8 17 17.4 18 17.1 16.5 15.1 13.2 11.4 10.4 10.8 12.3 14.1 15.8 16.8 17.1 16 16.9 16.4 15.2 13.5 11.7 10.8 11.2 12.6 14.3 15.8 16.7 16.8 14 16.7 16.4 15.3 13.7 12.1 11.2 11.6 12.9 14.5 15.8 16.5 16.6 12 16.6 16.3 15.4 14 12.5 11.6 12 13.2 14.7 15.8 16.4 16.5 10 16.4 16.3 15.5 14.2 12.8 12 12.4 13.5 14.8 15.9 16.2 16.2 8 16.1 16.1 15.5 14.4 13.1 12.4 12.7 13.7 14.9 15.8 16 16 6 15.8 16 15.6 14.7 13.4 12.8 13.1 14 15 15.7 15.8 15.7 4 15.5 15.8 15.6 14.9 13.8 13.1 13.4 14.3 15.1 15.6 15.5 15.4 2 15.3 15.7 15.7 15.1 14.1 13.5 13.7 14.5 15.2 15.5 15.3 15.1 0 15 15.5 15.7 15.3 14.4 13.9 14.1 14.8 15.3 15.4 15.1 14.8

Lampiran 2b. Tabel Pengaruh Suhu f (T) Pada Radiasi Gelombang Panjang (Rnl). (Sumber : Modul Kuliah Irigasi)

Suhu (T) ˚C 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

f(T) = σΓk4 11 11.4 11.7 12 12.4 12.7 13.1 13.5 13.8 14 14.06 15

Lampiran 2c. Tabel Tekanan Uap Jenuh Terhadap Suhu Udara Rata-rata (mbar). (Sumber : Modul Kuliah Irigasi)

Suhu (T) C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Ea mbar 6.1 6.6 7.1 7.6 8.1 8.7 9.3 10 10.7 11.5 12.3 13.1 14 15 16.1 17 18.2 19.4 20.6 22 Suhu (T) C 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Ea mbar 23.4 24.9 26.4 28.1 29.8 31.7 33.6 35.7 37.8 40.1 42.4 44.9 47.6 50.3 53.2 56.2 59.4 62.8 66.3 69.9

Lampiran 2d. Tabel Nilai Faktor Pemberat (W) Untuk Efek Radiasi Pada Eto Dalam Hubungan Suhu Dan Ketinggian. (Sumber : Modul Kuliah Irigasi)

Suhu (T) ˚C 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 W Altitude (m) 0 0.43 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.78 0.8 0.82 0.83 0.84 0.9 500 0.44 0.48 0.51 0.54 0.57 0.6 0.62 0.65 0.67 0.7 0.72 0.74 0.76 0.78 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.9 1000 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.8 0.82 0.83 0.85 0.86 0.9 2000 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.87 0.9 3000 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.87 0.88 0.9 4000 0.54 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.87 0.89 0.9 0.9

Lampiran 2e. Tabel Nilai Faktor Pemberat (1-W) Untuk Efek Kecepatan Angin Dan Kelembaban Udara Pada Eto Dalam Hubungan Suhu Dan Ketinggian. (Sumber : Modul Kuliah Irigasi)

Suhu (T) ˚C 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 W Altitude (m) 0 0.57 0.54 0.51 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.22 0.2 0.18 0.17 0.16 0.15 500 0.56 0.52 0.49 0.46 0.43 0.4 0.38 0.35 0.33 0.3 0.28 0.26 0.24 0.22 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 1000 0.54 0.51 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.2 0.18 0.17 0.15 0.14 0.13 2000 0.51 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12 3000 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12 0.11 4000 0.46 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 0.13 0.11 0.1 0.1

Lampiran 2f. Tabel Harga Angka Koreksi Penman. (Sumber : Modul Kuliah Irigasi)

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

Lampiran 3a. Input Program QM Untuk Scenario 2 (Kondisi Eksisting Dengan Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Luas Lahan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Lampiran 3b. Hasil Program QM Untuk Scenario 2 (Kondisi Eksisting Dengan Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Luas Lahan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Lampiran 4a. Input Program QM Untuk Scenario 2 (Kondisi Eksisting Dengan Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Keuntungan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Lampiran 4b. Hasil Program QM Untuk Scenario 2 (Kondisi Eksisting Dengan Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Keuntungan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Lampiran 5a. Input Program QM Untuk Scenario 3 (Lining Untuk Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Luas Lahan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Lampiran 5b. Hasil Program QM Untuk Scenario 3 (Lining Untuk Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Luas Lahan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Lampiran 6a. Input Program QM Untuk Scenario 3 (Lining Untuk Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Keuntungan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Lampiran 6b.Hasil Program QM Untuk Scenario 3 (Lining Untuk Luas Lahan 715Ha) Dengan Fungsi Tujuan Keuntungan (Sumber : Hasil Perhitungan)

Dokumen terkait