• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan saran sebagai

berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki pengaruh

penambahan tiourea dengan konsentrasi rendah pada berbagai waktu

pemaparan.

2. Sebaiknya dalam menimbang massa baja, menggunakan neraca analitik

dengan tingkat keakuratan yang lebih tinggi (6 angka dibelakang koma dalam

satuan gram).

3. Prosedur pembersihan korosi pada baja karbon sebelum dan sesudah

DAFTAR PUSTAKA

Aidil, E. and Shams El Din, A. M. (1972). Corrosion Inhibition by Naturally Occurring Substances-I. The Effect of Hibiscus subdariffa (karkade) Extract on the Dissolution of Al and Zn. Corrosion Science. (12). 897 - 904.

Al-Mayouf, A. M., Al-Ameery, A. K., and Al-Suhybani, A. A. (2001). Inhibition of Type 304 Stainless Steel Corrosion in 2 M Sulfuric Acid by Some Benzoazoles Time and Temperature Effects. Corrosion.(57). 614 – 620. Anike Malfinora, Sri Handani, dan Yuli Yetri. (2014). Pengaruh Konsentrasi

Inhibitor Ekstrak Daun Kakao (Theobroma cacao) terhadap Laju Korosi Baja Hardox 450. Jurnal Fisika Unand. (3). 222 - 228.

Beiser, Arthur. (1992). Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.

Bundjali, Bunbun, Surdia, N. M., Oei Ban Liang, dan Bambang Ariwajoedi. (2006). Pelarutan Besi Selektif pada Korosi Baja Karbon dalam Larutan Buffer Asetat, Natrium Bikarbonat – CO2 Jenuh. PROC. ITB Sains & Tek. (38 A). 149 – 161.

Desi Mitra Sari, Sri Handani, dan Yuli Yetri. (2013). Pengendalian Laju Korosi Baja St-37 dalam Medium Asam Klorida dan Natrium Klorida Menggunakan Inhibitor Ekstrak Daun Teh (Camelia sinensis). Jurnal Fisika Unand. (3). 204 - 211.

Djaka T, Koswara, Antarikso C, dan Muslim Z.A. (2004). Disain dan Pembuatan Baja Lembaran Panas sebagai Bahan Baku Minyak dan Gas. Proceeding of Indonesian Pipeline Technology, ITB.

Fajar Sidiq, M. (2013). Analisa Korosi dan Pengendaliannya. Jurnal Foundry. (3). 25 - 30.

Fayomi, O. S. I., Abdulwahab, M., and Popoola, A. P. I. (2003). Electro-oxidation Behaviour and Passivation Potential of Natural Oil as Corrosion Inhibitor in Hydrochloric Acid Environment. Int. J. Electrochem. Sci. (8). 12088 - 12096.

Febrianto, Geni Rina Sunaryo, dan Sofia L. Butarbutar. (2010). Analisis Laju Korosi dengan Penambahan Inibitor Korosi pada Pipa Sekunder Reaktor RSG-GAS. Seminar Nasional VI SDM Teknologi Nuklir. 615 - 620. Geetha M. B, Madhavan, K., and Rajendran, S. (2013). Corrosion Inhibition of

International Journal of Engineering Research & Technology. (2). 2265

– 2270.

Gogot Haryono, Bambang Sugiarto, Hanima Farid, dan Yudi Tanoto. (2010). Ekstrak Bahan Alam Sebagai Inhibitor Korosi. Prosiding, Seminar Nasional: Teknik Kimia FTI UPN. D09. 1 - 6.

Hamdi, A., Taouti, M. B., and Benbertal, D. (2015). Corrosion Inhibition of X70 Steel by Thiourea-Zinc Thioucyanate System in Sodium Chloride Solution. J. Mater. Environ. Sci. (6). 93 – 100.

Hardjono Sastrohamidjojo. (1991). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty. Hari Amanto dan Daryanto. (1999). Ilmu Bahan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hmamou, Ben., Salghi, R., Zarrouk, A., Hammouti, B., Al-Deyab, S.S., Zarrok,

H., Chakir,A., Bammou, L., and Bazzi, Lh. (2012). Corrosion Inhibition of Steel in 1 M Hydrochloric Acid Medium by Chamomile Essential Oils. Int. J. Electrochem. Sci. (7) . 2361 – 2373.

Ika Marcelina Sari Dewi, Imam Rochani, dan Heri Supomo. (2012). Studi Perbandingan Laju Korosi dengan Variasi Cacat Coating pada Pipa Api 5L Grade X65 dengan Media Korosi NaCl. Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Imelda Akmal. (2009). Rumah Ide Baja Ringan Edisi 10/IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Isdiriayani Nurdin dan M. Syahri. (1999). Inhibisi Korosi Baja Karbon di dalam Larutan Karbonat-Bikarbonat. Proc ITB. (31). 19 - 23.

Kamal, Noor Khadidjah Mustafa, Adibatul Khusna Fadzil, Karimah Kassim, Shadatul Hanom Rashid, dan Mohd Sufri Mastuli. (2014). Sintesis, Characterization and Corrosion Inhibition Studies of o,m,p-Decanoyl Thiourea Derivatives on Mild Steel in 0,1 M H2SO4 Solutions. The Malaysian Journal of Analytical Sciences. 18. 21-27.

Khopkar, S. M. (2003). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Loto, R. T., Loto, C. A., and Popola, A. P. I. (2012). Corrosion Inhibition of Thiourea and Thiadiazole Derivates : A Review. J. Mater. Environ.Sci.(5). 885 -894.

Maria Erna, Emriadi, Admin Alif, dan Syukri Arief. (2011). Karboksimetil Kitosan sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Lunak dalam Media Air Gambut. Jurnal Matematika dan Sains. (16). 106 – 110.

Peigen Cao, Jianlin Yao, Bin Ren, Renao Gu, and Zhongqun Tian. (2002). Surface-Enhanced Raman Scattering Spectra of Thiourea Adsorbed at an Iron Electrode in NaClO4 Solution. J. Phys. Chem. B. (106). 10150 –

10156.

Quraishi, M. A and Sardar, R. (2002). Aromatic Triazoles as Corrosion Inhibitors for Mild Steel in Acidic Environments. Corrosion. (58). 748 – 755. Quraishi, M. A., Rawat, J., and Ajmal, M. (1998). Macrocyclic Compounds as

Corrosion Inhibitors. Corrosion. (54). 996 - 1000.

Rajapriya, V., Uma, K., and Rekha, S. (2015). Corrosion Inhibition and Adsorption Behaviour of Thiourea and 3-Mercapto Propionic Acid on Mild Steel in Methane Sulphonic Medium. Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences. 27-30.

Roberge, P. R. (2000). Handbook of corrosion Engineering. New York: Mc Graw-Hill.

Rivera-Grau, L. M., Gonzales-Rodriguez, J. G., and Martinez, L. (2016). Effect ohf Hydroxyethil imidazoline and Ag Nanoparticles on the CO2 Corrosion of Carbon Steel. Int. J. Electrochem. Sci. (11). 80 – 94.

Satria Nova M. K. dan M. Nurul Misbah. (2012). Analisi Pengaruh Salinitas dan Suhu Air Laut Terhadap Laju Korosi Baja A36 pada Pengelasan SMAW.

Jurnal Teknik. (1). 75 – 77.

Salem Edrah dan Hasan, S. K. (2010). Studies on Thiourea Derivates as Corrosion Inhibitor for Aluminium in Sodium Hydroxide Solution. Journal of Applied Sciences Research. (6). 1045 – 1049.

Shen, C. B., Wang, S. G., Yang, H. Y., and Long, K. (2006). Corrosion and Corrosion Inhibition by Thiourea of Bulk Nanocrystallized Industrial Pure Iron in Dilute HCl Solution. Corrosion Science. (48). 1655 – 1665. Singh, I. (1993). Inhibition of Steel Corrosion by Thiourea Derivatives.

Corrosion. (49). 473 – 478.

Smallman, R. E. and Bishop, R. J. (2000). Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material. Jakarta: PT. Erlangga.

Sundararajan, R. S., Senthilkumar, M., and Ramachandraraja, C. (2013). Studies on the Effect of Zinc Chloride Mixing on Bisthiourea Cadmium Chloride Crystals. Journal of Minerals and Materials Characterization and Engineering. (1). 315 – 320.

Tety Sudiarti. (2014). Tegangan Permukaan Inhibitor Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Air Sadah. J. Sains Dasar. (3). 118 – 123.

Trethewey, K. R. and Chamberlain, J. (1991). Korosi Untuk Mahasiswa dan Rekayasawan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yatiman, P. (2009). Penggunaan Inhibitor Organik Untuk Pengendalian Korosi Logam Dan Paduan Logam (Application Of Organic Inhibitors For Corrosion Control Of Metals And Alloys). Prosiding, Seminar Nasional. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Yatiman, P., Surdia, N. M., Purwadaria, S., dan Ariwahjoedi, B. (2006). Inhibisi Korosi Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida oleh Beberapa Senyawa Organik. Jurnal Teknologi Industri. (X). 231 - 240.

Yonna Ludiana dan Sri Handani. (2012). Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Daun Teh (Camelia sinensis) terhadap Laju Korosi Baja Karbon

Schedule 40 Grade BRW. Jurnal Fisika Unand. (1). 12 - 18.

Zakaria, (2003). Analisis Kandungan Mineral Magnetik pada Batuan Beku dari Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Metode X-Ray Diffraction. Skripsi. Universitas Haluoleo.

Lampiran 1 Prosedur Kerja

1. Pembuatan Larutan Etanol ≈ 0%

2. Pembuatan larutan natrium klorida 1 M dengan penambahan inhibitor Menggojok larutan tersebut hingga homogen.

Menambahkan akuades kedalam labu ukur tersebut hingga batas Memasukkan larutan etanol absolut sebanyak 50 mL ke dalam labu ukur 500

mL

Membagi larutan diatas kedalam tiga tabung uji yang masing-masing sebanyak 50 mL (dibuat triplo).

Mengulangi langkah diatas untuk konsentrasi 25, 100, 300, 500, 700, 1000, dan 1100 ppm dengan penambahan inhibitor tiourea masing-masing sebanyak 3,75,

15, 45, 75, 105, 150, dan 165 mg Mengaduk larutan hingga homogen

Menambahkan inhibitor tiourea sebanyak 2,25 mg kedalam larutan tersebut sehingga diperoleh larutan natrium klorida 1 M dengan konsentrasi inhibitor 15

ppm

Memasukkan larutan NaCl 1 M sebanyak 150 mL kedalam gelas beaker 250 mL

3. Penentuan laju korosi dan efisiensi inhibisi tiourea dengan variasi konsentrasi

Mengulangi langkah diatas dengan menambahkan tiourea. Variasi konsentrasi tiourea yang ditambahkan adalah 15, 25, 300, 500, 700, 1000, dan 1100 ppm.

Mengeringkan spesimen dan menimbang beratnya

Membersihkan korosi yang terbentuk menggunakan pasta natrium bikarbonat dan mencucinya menggunakan etanol 10%

Memaparkan spesimen dalam dalam 50 mL larutan NaCl 1 M pada suhu 45oC selama 6 jam (dibuat triplo)

Membersihkan spesimen menggunakan etanol 10%, mengeringkan dan menimbang beratnya

Mengukur panjang, lebar, dan tinggi spesimen menggunakan jangka sorong Memoles spesimen menggunakan kertas silikon karbida 200 grit dilanjutkan

dengan kertas silikon karbida 800 dan 1500 grit Memotong spesimen baja dengan ukuran 1,9 x 1,0 x 0,2 cm

4. Penentuan laju korosi dan efisiensi inhibisi tiourea dengan variasi waktu

mengulangi langkah b sampai dengan h dengan waktu pemaparan 3, 6, 18, 24, 30 jam.

mengulangi langkah b sampai dengan g dengan penambahan tiourea dengan konsentrasi 500 ppm

Mengeringkan spesimen dan menimbang beratnya

Membersihkan korosi yang terbentuk menggunakan pasta natrium bikarbonat dan mencucinya menggunakan etanol 10%

Memaparkan spesimen dalam dalam 50 mL larutan NaCl 1 M pada suhu 45oC selama 1 jam (dibuat triplo)

Membersihkan spesimen menggunakan etanol 10%, mengeringkan dan menimbang beratnya

Mengukur panjang, lebar, dan tinggi spesimen menggunakan jangka sorong Memoles spesimen menggunakan kertas silikon karbida 200 grit dilanjutkan

dengan kertas silikon karbida 800 dan 1500 grit

Menentukan konsentrasi tiourea yang menunjukkan efisiensi inhibisi yang

memadai (EI ≥ 90%), pada penelitian ini konsentrasi tiourea yang digunakan

Lampiran 6 Difraktogram

1. Sampel Baja Karbon API 5L X65 Sebelum Pemaparan (Blanko)

Peak List

General information

Analysis date 2016/03/24 11:01:06

Sample name 1A Measurement date 2016/03/24 10:49:48

File name 156-xrd-2016.ras Operator administrator

Comment

Measurement profile

Peak list

No. 2-theta(deg) d(ang.) Height(count

s)

FWHM(deg) Int. (counts) Int. W(deg) Asym. factor

1 44.204(18) 2.0473(8) 332(18) 0.42(2) 1038 0.66(7) 0.93(17) 2 64.55(3) 1.4426(5) 269(16) 0.38(3) 1022 0.57(7) 1.5(4) 3 81.88(3) 1.1755(4) 223(15) 0.39(4) 1012 0.44(5) 1.2(4) Meas. data:156-xrd-2016/Data 1 BG data:156-xrd-2016/Data 1 Calc. data:156-xrd-2016/Data 1 2-theta (deg) Intensity (counts) 40 60 80 100 120 0 200 400 600 800 1000

2. Sampel Baja Karbon API 5L X65 yang Dipaparkan dalam Larutan NaCl 1 M Tanpa Penambahan Tiourea dan Waktu Pemaparan 30 Jam

Peak List

General information

Analysis date 2016/03/24 11:21:53

Sample name 1B Measurement date 2016/03/24 11:02:28

File name 157-xrd-2016.ras Operator administrator

Comment

Measurement profile

Peak list

No. 2-theta(deg) d(ang.) Height(count

s)

FWHM(deg) Int. (counts) Int. W(deg) Asym. factor

1 44.7443 2.02379 11312210.78 9360 0.1 3121 4.81318e-005 1 2 82.4388 1.16899 26.227599 0.1 709 0.792815 1 3 98.9177 1.01363 40.316580 0.1 681 1.772352 1 Meas. data:157-xrd-2016/Data 1 BG data:157-xrd-2016/Data 1 Calc. data:157-xrd-2016/Data 1 2-theta (deg) Intensity (counts) 40 60 80 100 120 0 1000 2000 3000

3. Sampel Baja Karbon API 5L X65 yang Dipaparkan dalam Larutan NaCl 1 M dengan Penambahan Tiourea 500 ppm pada Suhu 45oC dan Waktu Pemaparan 30 Jam

Peak List

General information

Analysis date 2016/03/24 11:25:44

Sample name 1C Measurement date 2016/03/24 11:14:05

File name 158-xrd-2016.ras Operator administrator

Comment

Measurement profile

Peak list

No. 2-theta(deg) d(ang.) Height(count

s)

FWHM(deg) Int. (counts) Int. W(deg) Asym. factor

1 44.531(4) 2.03296(18) 2879(54) 0.235(3) 4256 0.292(7) 1.02(7) 2 82.08(5) 1.1731(6) 88(9) 0.33(6) 912 0.36(10) 0.5(4) 3 98.71(3) 1.0152(2) 185(14) 0.40(4) 1076 0.42(7) 1.0(3) Meas. data:158-xrd-2016/Data 1 BG data:158-xrd-2016/Data 1 Calc. data:158-xrd-2016/Data 1 2-theta (deg) Intensity (counts) 40 60 80 100 120 0 1000 2000 3000 4000

Lampiran 7 Spektra IR

Lampiran 8

Foto Mikroskopi Menggunakan Mikroskop dengan Perbesaran 1000 kali

Mikroskop yang digunakan yaitu Mikroskop merk Olympus Jepang seri CH

dilengkapi Eyepiece merk Optilab (yang disambungkan ke komputer). 1. Sampel Baja Karbon API 5L X65 Sebelum Pemaparan (Blanko)

2. Sampel Baja Karbon API 5L X65 yang Dipaparkan dalam Larutan NaCl 1 M

3. Sampel Baja Karbon API 5L X65 yang Dipaparkan dalam Larutan NaCl 1 M

dengan Penambahan 500 ppm Tiourea pada Suhu 45oC dan Waktu

Dokumen terkait