• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Satuan Pengawasan Intern pada Perusahaan

BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

5. Penerapan Satuan Pengawasan Intern pada Perusahaan

Perusahaan di dalam menjalankan aktivitas operasionalnya harus sejalan dengan sasaran dan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak manajemen. Hal ini dimaksudkan agar setiap langkah perusahaan terfokus pada hal-hal yang akhirnya menaikkan nilai perusahaan. Pencapaian sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan perusahaan merupakan upaya yang harus disikapi melalui suatu perubahan yang dicirikan pada era ekonomi digital. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian sasaran dan peningkatan kinerja perusahaan diawali dengan penerapan program transformasi bisnis. Program ini diawali dengan penetapan paradigma bisnis baru, dengan merumuskan the winning formula yaitu visi, misi, tata nilai (values) dan strategi yang harus diimplementasikan dalam kehidupan berbisnis perusahaan. Rumusan Paradigma Bisnis Baru PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sadar bahwa tanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III ada pada seluruh karyawan, untuk itu memiliki tekad mewujudkan Paradigma Bisnis Baru PTPN III:

a. Perubahan, perbaikan, dan peningkatan metoda dan kinerja adalah satu keharusan.

b. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan. c. Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. d. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan,

kesetaraan, dan kebhinekaan.

e. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun Kapital Insani (Human and Intellectual Capital) yang dibutuhkan perusahaan.

f. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membina hubungan baik, dan menjadi panutan. g. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan

kinerjanya.

h. Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis.

i. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.

j. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat.

k. Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindaklanjut, tuntas, berkualitas, dan penuh tanggung jawab.

l. Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu dan lingkungan.

Di dalam melakukan aktivitasnya, Program Transformasi Bisnis memiliki beberapa proses manajemen transformasional, yaitu :

1). Langkah awal, dengan merumuskan the winning formula, yang terdiri dari: a) Visi dan Misi

Visi adalah cita-cita yang menjadi penarik dari jalannya roda perusahaan. Oleh sebab itu, penentuan cita-cita haruslah memperhatikan aspek-aspek yang dapat memacu semangat karyawan dengan memperhatikan tata nilai yang harus dijunjung tinggi. Visi yang dicanangkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah: “Menjadi perusahaan agri-bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.” Dalam perjalanan untuk mencapai visi, seluruh karyawan mengemban misi yang mulia, selain ke dalam yang berupa kesejahteraan karyawan dan

lingkungan kerja yang kondusif, juga keluar, baik kepuasan pelanggan maupun pembinaan masyarakat sekitar dan pelestarian lingkungan yang pada akhirnya akan memuaskan para pemegang saham, sehingga tercipta kelanggengan berbisnis. Misi perusahaan dapat dinyatakan sebagai berikut:

(1) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

(2) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

(3) Memperlakukan karyawan sebagai asset stratejik dan mengembangkannya secara optimal.

(4) Menjadikan perusahaan terpilih memberikan ‘imbal hasil’ terbaik bagi para investor.

(5) Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. (6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

(7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

b) Tata Nilai

Tata Nilai (Values) adalah hal-hal yang harus dijunjung atau dipedomani oleh seluruh karyawan dalam melaksanakan kegiatan berbisnis. Tata Nilai ini mencakup hal-hal yang menggugah karyawan untuk memberikan kontribusi positif kepada perusahaan, hubungan antar karyawan, hubungan dengan pihak shareholder, dan hubungan dengan stakeholder. Adapun Tata Nilai perusahaan adalah tata nilai yang berbasis:

(1) Proactivity, selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.

(2) Excellence, selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai dengan kompetensi.

(3) Team Work, selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinerji optimal bagi perusahaan,

(4) Innovation, selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metoda baru dan produk baru.

(5) Responsibility, selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

c) Strategi

Strategi yang tepat dapat merespons dengan baik atas perubahan tuntutan konsumen atau pasar, dan ancaman baik industri sejenis, industri produk substitusi, ataupun dari organisasi-organisasi non pemerintah dalam rangka mendongkrak keuntungan dan melanggengkan bisnis PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Strategi tersebut adalah :

(1) Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra stratejik untuk mewujudkan peluang bisnis.

(2) Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap kecenderungan industri dan pergerakan pasar dan mencermati pesaing. (3) Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan kemampulabaan. (4) Mematuhi aturan-aturan SHE, yaitu Safety (Keselamatan), Health

(Kesehatan), and Environment (Lingkungan).

(5) Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi ‘cost effective’.

(6) Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan Tata Nilai dan Paradigma Baru.

(7) Membangun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dan kinerja.

2). Langkah Kedua menjabarkan dan menerjemahkan The Winning Formula melalui The Bussiness Success Model berisikan Indikator kinerja Utama. Setelah merumuskan the winning formula, maka implementasinya pada kehidupan berbisnis perusahaan akan dilakukan oleh karyawan. Karyawan ini, yang akan dinilai kinerjanya melalui pengukuran Competence Level Index (CLI) dan Employee Satisfaction Index (ESI), akan menentukan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal yang dijadikan sebagai indikator keberhasilan penerapan the winning formula adalah Produktivitas dan Baldrige Score, sedangkan Costumer Satisfaction Index (CSI) adalah indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan penerapan the winning formula pada faktor eksternal.

Karyawan melalui kegiatan-kegiatan inovasi untuk menghasilkan produk atau metoda baru akan meningkatkan citra baik di konsumen dan meningkatkan nilai CSI internal yang seluruhnya akan bermuara pada peningkatan kinerja financial yang dicirikan oleh RLS, yaitu Rentabilitas (ROA), Likuiditas (CR), dan Solvabilitas (DER).

Ketujuh parameter diatas, yaitu CLI, ESI, Productivity, Baldrige Score, CSI, New Product and or Method dan RLS, akan menjadi Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators) bagi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) terhadap keberhasilan menerapkan the winning formula dalam rangka mencapai visi perusahaan. Dan yang akan diukur oleh manajemen

dalam Program Transformasi Bisnis dengan membentuk sebuah team, yang dinamakan the champion team.

3). Langkah Ketiga pendefenisian dan pelaksanaan Stategic Initiatives.

Untuk mencapai target yang telah dicanangkan dalam Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators), maka diperlukan upaya-upaya terobosan yang dirumuskan dalam Strategic Initiatives. Stategic Initiatives itu demikian penting bagi perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar, yang diperoleh dari hasil inovasi, sehingga pada akhirnya mampu mendongkrak kinerja perusahaan secara signifikan dan berkelanjutan. Strategic Initiatives PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) tersebut adalah:

a) Competence Based Human Resources Management (CBHRM), yang

ditanggu ngjawabi oleh Direktur SDM/Umum.

Tujuan dari CBHRM ini adalah mengelola dan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai capital intellectual melalui pembangunan kompetensi.

Penerapan dari strategic initiatives ini adalah dengan:

(1) Melakukan Competency Profile yang telah disusun terlebih dahulu sehingga menciptakan SDM yang berkompetensi.

(2) Melakukan penyempurnaan di dalam Sistem Penilaian Karya (SPK) bagi para karyawan.

(3) Melakukan penyempurnaan Compensation Plan (rencana kompensasi) bagi para karyawan.

b) Operational Excellence (OPEX), yang ditanggungjawabi oleh Direktur

Tujuan dari OPEX ini adalah mewujudkan keunggulan operasional agar perusahaan mencapai best cost dan best services dengan kinerja keuangan prima dan mewujudkan best practices melalui kepemimpinan yang efektif, perencanaan sinerjik, fokus kepada pelanggan, pengelolaan informasi, SDM, proses bisnis, dan hasil usaha serta mewujudkan budaya inovasi yang mendorong terciptanya metoda baru atau produk baru.

Penerapan dari strategic initiatives ini adalah:

(1) Melakukan Activity Based Costing (ABC), yaitu sebuah program untuk menginventarisir cost driver, sehingga akan memudahkan dalam mengontrol dan mengendalikan aspek financial.

(2) Melakukan Digital Businness Design (DBD), yaitu sebuah program untuk mempercepat akses informasi dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Serta melakukan pengontrolan dan pengendalian seluruh operasional perusahaan dari suatu ruang.

(3) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu pada seluruh aspek kehidupan perusahaan dalam upaya mencapai best practices.

(4) Melakukan peningkatan ilmu pengetahuan dan suasana organisasi untuk mendorong karyawan berinovasi menjadi focus utama dalam aspek inovasi dan pertumbuhan.

c) Customer Relationship Management (CRM), yang ditanggungjawabi oleh

Direktur Pemasaran. Tujuan dari CRM ini adalah untuk mewujudkan hubungan yang efektif dengan pelangan guna meningkatkan loyalitas pelanggan melalui Feedbak Management.

(1) Melakukan peningkatan hubungan dengan pelanggan (2) Melakukan survey kepuasan pelanggan

(3) Melakukan evaluasi terhadap produk sebagai proses

Untuk mendukung strategi usaha atau strategi perusahaan tersebut di atas, maka telah ditetapkan juga strategi untuk masing-masing bidang sebagai berikut:

a) Pemasaran

(1) Mempertahankan pasar yang ada baik didalam maupun diluar negeri, serta membuka pasar baru yang potensial untuk komoditi primer.

(2) Memperluas jaringan pemasaran lokal dan internasional dengan segmentasi pada pembeli perusahaan besar yang reputasinya baik dan memposisikan produk dengan delivery on time serta tepat mutu.

Penerapan dalam strategi pemasaran ini adalah:

(a) PT. Perkebunan Nusantara III memasarkan komoditi dari hasil tanaman kelapa sawit, karet ke pasar lokal dan luar negeri. Untuk mendukung pemasaran komoditi dan produk yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di Indonesia telah membentuk Kantor Pemasaran Bersama (KPB) yang berkedudukan di Jakarta dan Anak Perusahaan di Hamburg Jerman.

b) Pengadaan Barang dan Jasa

(1) Membuat, melaksanakan serta mengevaluasi kebijakan dan program bidang Pengadaan Barang dan Jasa dalam upaya meminimumkan stock barang di gudang.

(2) Melakukan supplier assessment

(a) Melakukan prinsip desentralisasi dalam kegiatan pengadaan barang kepada unit kerja dengan memberi wewenang untuk melaksanakan pengadaan barang.

(b) Pengadaan barang bukan untuk stock tetapi untuk digunakan langsung paling lama disimpan 1 (satu) bulan, sedangkan khusus barang obat-obatan untuk kebutuhan Rumah Sakit paling lama 3 (tiga) bulan.

c) Produksi

(1) Melaksanakan peremajaan tanaman tua (karet/kelapa sawit) sesuai Rencana Jangka Panjang (RJP) yang telah disusun.

(2) Meningkatkan produktivitas tanaman karet, kelapa sawit melalui penerapan kultur teknis yang lebih baik dan pelaksanaan pemupukan sesuai rekomendasi.

(3) Memaksimalkan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari petani plasma dan meningkatkan pengawasan produksi.

(4) Meningkatkan produktivitas pemanen melalui peningkatan keterampilan pemanen dan rasionalisasi ancak.

(5) Memaksimalkan pembelian bahan olah karet dari petani plasma dan meningkatkan pengawasan produksi.

Penerapan dalam strategi produksi adalah:

(a) PT Perkebunan Nusantara III mengusahakan komoditi yang terdiri dari budidaya karet dan kelapa sawit dengan luas keseluruhannya 183.691,09 ha yang terdiri dari kebun sendiri 163.387,31 ha dan kebun plasma 20.303,78 ha.

(b) Produktivitas Karet dan Kelapa Sawit untuk kebun sendiri mengalami penurunan akibat percepatan gugur daun pada klon-klon tertentu, sebahagian areal pemulihan daun terlambat, kerugian hasil pada saat menderes akibat gangguan curah hujan, kemarau berkepanjangan sehingga terjadi aborsi buah dan angka kerapatan panen dibawah taksasi.

(c) Produktivitas Karet Plasma mengalami peningkatan karena harga produksi karet yang ditawarkan pihak ketiga lebih tinggi sehingga petani plasma menjual hasil produksinya kurang kepada PT Perkebunan Nusantara III.

(d) Produktivitas Kelapa Sawit Plasma mengalami kenaikan karena harga beli TBS yang ditawarkan perusahaan relatif baik dan sangat kompetitif sehingga para petani plasma cenderung menjual hasil produksi TBSnya lebih ke PKS PT Perkebunan Nusantara III.

(e) Produktivitas Kelapa Sawit Rakyat mengalami kenaikan karena harga beli TBS yang ditawarkan pihak ketiga lebih tinggi sehingga para petani menjual hasil produksi TBSnya kurang ke PKS PT Perkebunan Nusantara III.

d) Keuangan

(1) Menyediakan dana bagi pengembangan perusahaan secara efektif dan efisien.

(2) Mengevaluasi penggunaan dana investigasi dan eksploitasi secara efektif dan efisien.

(3) Meminimalkan penarikan kredit modal kerja melalui pengendalian arus kas.

(4) Memelihara secara teratur dan tertib administrasi pendanaan prefinancing maupun pencairan dana kredit.

(5) Mengendalikan anggaran Kantor Direksi sesuai kebutuhan dari bagian secara efektif dan efisien.

Penerapan dalam strategi keuangan adalah:

(a) Menggunakan dana yang ada untuk kegiatan perusahaan seperti peremajaan tanaman dan rekondisi pabrik, membayar hutang jangka pendek, pemeliharan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit, penanaman ulang kelapa sawit dan konversi kakao serta karet menjadi kelapa sawit, melunasi kredit investasi, investasi rutin dan refinancing untuk peningkatan likuiditas. (b) Mengawasi pengeluaran operasional dengan cara menyusun

Rencana Kerja Operasional (RKO) per bulan. (c) Menyusun skala prioritas investasi.

(d) Memberi kewenangan kepada Distrik Manajer dan Manajer Kebun/Unit untuk mengawasi kegiatan operasional sesuai dengan RKO yang telah disepakati bersama.

e) Akuntansi

(1) Memperbaiki budaya kerja Sumber Daya Manusia di bagian Akuntansi antara lain:

(a) Sistem Kerja (b) Kompetensi Kerja

(c) Sistem informasi Manajemen

(2) Menyempurnakan kode rekening pembukuan disesuaikan dengan struktur organisasi yang baru.

(3) Melaksanakan evaluasi terhadap Aktiva Perusahaan (Asset Assessment) sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal.

(4) Menetapkan jadwal penerimaan Laporan Manajemen (LM) dari kebun/unit dan penyelesaian LM PT Perkebunan Nusantara III serta mengirimnya kepada stakeholder.

Penerapan dalam strategi akuntansi adalah:

(a) Penyusunan dan penerbitan Laporan Manajemen, Laporan Keuangan Tahunan untuk disampaikan kepada Pemegang Saham. (b) Pengawasan dan evaluasi aktiva dalam rangka mengendalikan

asset perusahaan.

(c) Pengawasan kegiatan/proses akuntansi yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban.

(d) Pelaksanaan kegiatan verifikasi yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.

(e) Penerapan Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan di lingkungan kerja Bagian Akuntansi.

(f) Mencatat semua transaksi kegiatan keuangan di Kantor Direksi melalui Jurnal yang digunakan sesuai Pedoman Akuntansi Umum BUMN Perkebunan.

f) SDM

(1) Mengembangkan dan melaksanakan Competency Based Human Resource Management (CBHRM)

(2) Peningkatan sarana dan prasarana Program Personalia di Bagian/Kebun/Unit dengan menyediakan software/hardware.

(3) Penyusunan proses bisnis sesuai dengan restrukturisasi struktur organisasi

(4) Penyusunan peraturan perusahaan bidang SDM (5) Mengevaluasi Profil Kompetensi

(6) Melaksanakan analisa job

(7) Pengelolan SDM yang aplikatif dan mampu memotivasi (sistem balas jasa dan insentif, pengembangan karier dan pemeliharaan kesejahteraan SDM) untuk mendukung terwujudnya produktivitas kerja yang optimal.

(8) Optimalisasi penempatan dan pemanfaatan tenaga kerja tidak melebihi RKAP yang telah ditetapkan.

(9) Menyusun dan mengefektifkan indeks tenaga sesuai dengan norma yang ditetapkan.

Penerapan dalam strategi SDM ini adalah :

(a) Melakukan pengembangan SDM yang berkelanjutan dan konsisten melalui pendidikan dan pelatihan.

(b) Memberikan penghargaan berupa penghargaan karyawan teladan dan inovasi.

(c) Melaksanakan Feedback Management Competency Level Index (CLI).

(d) Melaksanakan kegiatan assessment dan program Competence Based Human Resources Management (CBHRM).

Dokumen terkait