• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Rekomendasi atau saran yang dapat diajukan berkaitan dengan berbagai polemik permasalahan yang dibahas diatas adalah sebagai berikut :

1. Pengaturan dalam keselamatan dan keamanan pelayaran laut Indonesia maupun Internasional yang terdiri dari berbai macam bentuk seperti Undang-Undang no 32 tahun 2004 tentang kelautan, UNCLOS, ISPS CODE, SOLAS, dan lain sebagainya merupakan pengaturan yang sudah bagus dalam kelasnya namun hal yang perlu diperhatikan dalam permasalahan yang tidak ada ujungnya tersebut adalah terletak pada penegak hukum serta para awak kapal yang perlu diberi berbagai pelajaran nasionalisme dan disiplin yang kuat dalam menjunjung tinggi keselamatan dan keamanan pelayaran di laut bebas. Segala hal dapat saja terjadi dengan faktor alam namun dengan para awak kapal yang handal, dapat meminimalisirkan tingkat kecelakaan yang akan terjadi.

2. Prosedur administrasi telah dijalankan sejak jaman dahulu kala dan hal tersebut sudah menjadi rahasia umum bahwa selalu terdapat orang dalam yang melakukan hal-hal tidak senonoh sehingga pada suatu waktu dapat berakibat fatal terhadap hilangnya jiwa para penumpang. Hal tersebut seharusnya dapat ditanggulangi dengan final checking dari otoritas yang

berwenang dan berintegritas tinggi dalam melakukan tugas terakhir yang terpenting dalam meng-cross check segala kemungkinan yang dapat terjadi di dalam pelayaran tersebut.

3. Kasus-kasus yang telah terjadi merupakan cambuk bagi dunia pelayaran dan dunia hukum laut dalam lebih meningkatkan kinerjanya dalam menciptakan produk-produk hukum yang lebih mengikat maupun proses administrasi dalam pengecekan status keadaan udara dan faktor-faktor lainnya yang esensial dalam dunia pelayaran laut.

BAB II

PERDAGANGAN BEBAS SEKTOR JASA DALAM

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

A.

Pengertian dan Latar Belakang Pembentukan Masyarakat Ekonomi

ASEAN

Asociation of South East Asian Nations atau disingkat ASEAN, yang berarti

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN merupakan organisasi

regional (kawasan) yang dibentuk oleh pemerintah lima negara pendiri utama di

kawasan Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan

Thailand dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN atau sering juga disebut

Deklarasi Bangkok oleh kelima menteri luar negeri masing-masing negara

tersebut pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Tanggal itu juga

diperingati sebagai hari lahirnya ASEAN.

14

Kerjasama ASEAN dimulai dengan disahkannya Deklarasi Bangkok pada

tahun 1967 yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan

sosial dan pengembangan budaya.Dalam dinamika perkembangannya, kerjasama

Ekonomi ASEAN diarahkan pada pembentukan MEA (ASEAN Economic

Community) yang pelaksanaannya berjalan relatif lebih cepat dibandingkan

dengan kerjasama dibidang politik-keamanan dan sosial budaya.

14

Sekretariat Nasional ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, ASEAN Selayang Pandang (Jakarta: 1992), hlm. 1.

22

Sebelum ASEAN terbentuk, negara-negara Asia Tenggara telah

melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang

bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti Association of South East

Asia(ASA), Malaysia, Phillipina, Indonesia (MAPHILINDO), South East Asian

Ministers of Education Organization (SEAMEO), South East Asia Treaty

Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC).Namun

organisasi-organisasi tersebut dianggap kurang memadai untuk meningkatkan

integrasi kawasan.

Maksud dan tujuan dibentuknya ASEAN yang tercantum dalam Deklarasi

Bangkok adalah:

15

1.

Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kemajuan sosial serta

pengembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam

semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah

masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.

2.

Untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan

menghormati keadilan dan tertib hukum didalam hubungan antara negara-

negara dikawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan

Bangsa-Bangsa.

3.

Untuk meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam

masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama dibidang-bidang

ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.

15

23

4.

Untuk saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan

penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.

5.

Untuk bekerjasama dengan lebih efektif guna peningkatan pemanfaatan

pertanian dan industri mereka, perluasan perdagangan dan pengkajian

masalah-masalah

komoditi

internasional.

Perbaikan

sarana-sarana

pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat-rakyat

mereka.

6.

Untuk memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara.

7.

Untuk memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan organisasi-

organisasi internasional dan regional dengan tujuan serupa yang ada dan

untuk menjajaki segala kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat

diantara mereka sendiri.

Sejak awal pembentukannya, ASEAN secara intensif menyepakati berbagai

kesepakatan dalam bidang ekonomi.Diawali dengan kesepakatan Preferential

Tariff Arrangement (PTA) pada tahun 1977.PTA Merupakan kelompok

perdagangan yang memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis produk

tertentu kepada negara-negara anggota, dilaksanakan dengan cara mengurangi

tarif (tidak menghapuskan tarif sampai menjadi nol). PTA dapat muncul melalui

perjanjian (kesepakatan) dagang, dimana pada umumnya PTA mengarah ke Free

Trade Area(FTA) sesuai dengan General Agreement on Tariffs and Trade

(GATT).

Kesepakatan yang cukup menonjol dan menjadi cikal bakal visi

pembentukan ASEAN Economy Community (AEC) pada tahun 2015 adalah

24

disepakatinya Common Effective Preferential Tariff - ASEAN Free Trade Area

(CEPT-AFTA) pada tahun 1992 dengan target implementasi semula pada tahun

2008, kemudian dipercepat menjadi tahun 2003 dan 2002 untuk ASEAN-6.

Common Effective Preferential Tarif Scheme (CEPT) adalah program

tahapan penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif yang disepakati

bersama oleh negara-negara ASEAN. Maka dalam melakukan pedagangan sesama

anggota biaya operasional mampu ditekan sehingga akan menguntungkan.

16

ASEAN merupakan organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang

salah satu tujuannya adalah untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di kawasan

tersebut.Upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut, maka ASEAN membentuk

ASEAN

Free

Trade

Area

(AFTA)

dengan

skema

CEPT

sebagai

instrumennya.CEPT merupakan mekanisme untuk melaksanakan AFTA.AFTA

melalui CEPT merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara anggota ASEAN

untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan

daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN

sebagai basis produksi dunia.

17

Isi CEPT adalah merupakan aturan-aturan yang telah disepakati bersama

oleh negara ASEAN dalam melaksanakan AFTA.Berdasarkan hasil pertemuan

Menteri Perdagangan ASEAN-6 di Singapura tanggal 28 Januari 1992, telah

disepakati bahwa untuk melaksanakan penurunan tarif/bea masuk perdagangan

antara ASEAN menjadi 0-15 %. Pada KTT ke-4 telah diputuskan bahwa AFTA

16Joshie Demak, ASEAN Free Trade Areahttp://www.scribd.com/doc/116999672/ (diakses tanggal 11 Juni 2015)

17 Ibid.

25

akan dicapai dalam waktu 15 (lima belas) tahun yaitu terhitung pada 1 Januari

1993-1 Januari 2008 dan hanya menyangkut produk manufaktur, kemudian

dipercepat menjadi 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Produk

manufaktur tersebut termasuk dalam barang-barang modal dan produk pertanian

yang diproses, serta produk-produk.

18

Persyaratan suatu produk yang dapat diperdagangkan melalui program

CEPT apabila produk tersebut memenuhi tiga kriteria yaitu:

19

1.

Produk tersebut harus terdaftar dalam Inclusion List baik di negara

pengekspor maupun pengimpor dan memiliki rentang tarif yang sama yaitu di

atas 20 % atau di bawah 20 %.

2.

Produk tersebut mempunyai program pengurangan tarif yang telah disetujui

oleh Dewan AFTA.

3.

Produk tersebut harus merupakan produk ASEAN yaitu harus memenuhi

muatan lokal ASEAN sekurang-kurangnya 40 %.

Pada tahun 1995, ASEAN mulai memasukkan bidang jasa dalam

kesepakatan kerjasama yang ditandai dengan ditandatanganinya ASEAN

Framework Agreement on Services (AFAS).

AFAS (ASEAN Framework Agreement on Services) adalah persetujuan dan

kerjasama dalam rangka liberalisasi perdagangan bidang jasa dalam forum

ASEAN.Perjanjian antar negara ASEAN ini pada prinsipnya mencerminkan keinginan

18

Hendera Halwani, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 246.

19

26

agar sesama anggota ASEAN melakukan liberalisasi perdagangan jasa antar negara

ASEAN secara lebih luas dan lebih mendalam dibandingkan dengan liberalisasi yang

ditempuh dalam rangka GATS / WTO (General Agreement on Trade in Services / World

Trade Organization).

20

AFAS dipayungi dengan kesepakatan para pemimpin ASEAN yang

dituangkan dalam Bangkok Summit Declaration of 1995, mengenai trade in

services yang menegaskan hal-hal sebagai berikut:

21

1.

Sepakat untuk melakukan integrasi ekonomi.

2.

ASEAN akan terus bergerak meningkatkan kerjasama perdagangan jasa yang lebih

terbuka melalui pelaksanaan ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS).

3.

Anggota ASEAN akan melakukan negosiasi specific commitment on market access,

national treatment dan additional commitments yang mencakup seluruh modes of

supply sektor jasa.

4.

Liberalisasi sektor jasa dilakukan secara bertahap sampai tercapai tingkat liberalisasi

yang lebih tinggi.

5.

Negara anggota ASEAN diberikan fleksibilitas dalam melakukan offer.

Kerjasama dalam bidang Investasi juga disepakati pada tahun 1998 melalui

ASEAN Investment Area (AIA). AIA Council adalah dewan menteri ASEAN yang

bertanggungjawab atas proses negosiasi dan implementasi komitmen di bidang

investasi ASEAN. Pada umumnya, AIA Council mengadakan pertemuan tahunan

dalam rangkaian dengan pertemuan MEA.AIA Council menerima laporan dari

20AFAS (ASEAN

Framework Agreement On Services) http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/ (diakses tanggal 11 Juni 2015).

21 Ibid.

27

pertemuan Coordinating Committee on Investment (CCI) dan membahas isu-isu

yang masih

pending

di tingkat SEOM (Senior Economic Official

Meeting).Koordinator Indonesia untuk AIA Council adalah Kepala BKPM (Badan

Koordinasi Penanaman Modal) yang didampingi oleh Menteri Perdagangan pada

setiap pertemuan.

Pada tahun 1995, ASEAN mulai memasukkan bidang jasa dalam

kesepakatan kerjasama yang ditandai dengan ditandatanganinya ASEAN

Framework Agreement on Services (AFAS).Selanjutnya pada tahun 1998

disepakati pula kerjasama dalam bidang investasi ASEAN Investment Area (AIA).

Pada tahun 1997, kepala negara ASEAN menyepakati ASEAN Vision2020

yaitu mewujudkan kawasan yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi dengan

pembangunan ekonomi yang merata yang ditandai dengan penurunan tingkat

kemiskinan dan perbedaan sosial ekonomi (ASEAN Summit, Kuala Lumpur,

Desember 1997). Kemudian pada tahun 2003, pada pertemuan para kepala negara

ASEAN disepakati 3 pilar untuk mewujudkan ASEAN Vision 2020 yang

dipercepat menjadi 2015 yaitu,ASEAN Economy Community, ASEAN Political-

Security Community, ASEAN Socio-cultural Community (ASEAN Summit, Bali

Oktober 2003).

22

Pada tahun 2004, ASEAN mulai bekerjasama dengan negara diluar

ASEAN dalam bidang ekonomi, yang pertama dengan China (ASEAN-China

FTA) dalam sektor barang (Goods). Pada tahun 2005, spirit integrasi ekonomi

22

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economy Community 2015, hlm. 3.

28

ASEAN semakin ditingkatkan dengan menambah sektor prioritas (Priority

Integration Sector (PIS))yaitu untuk secara agresif diliberalisasikan pada tahun

2010 dan jasa logistik pada tahun 2013. Pada tahun 2006, disepakati ASEAN-

Korea FTA (Goods).Pada bulan Januari 2007, para kepala negara sepakat

mempercepat pencapaian AEC dari tahun 2020 menjadi tahun 2015. Pada tahun

yang sama ditandatangani ASEAN Charter and AECBlueprint, ASEAN-China

FTA (services), dan ASEAN-Korea FTA (Services).

Selanjutnya pada tahun 2008, AEC Blueprint mulai diimplementasikan

dan ASEAN Charter mulai berlaku 16 Desember 2008. Pada waktu yang sama,

ASEAN-Japan CEPT mulai berlaku. Pada tahun 2009 ditandatangani ASEAN

Trade In Goods Agreement (ATIGA); ASEAN Comprehensive Investment

Agreement (ACIA), ASEAN-Australia-New Zealand FTA, ASEAN-India FTA

(Goods), ASEAN-Korea FTA (Investment), ASEAN-china FTA (investment) dan

AEC scorecard.

23

Dimulai dari seluruh negara ASEAN rangka menjaga stabilitas politik dan

keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara

keseluruhan di pasar dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi

kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk negara anggota ASEAN,

seluruh negara anggota ASEAN sepakat untuk segera mewujudkankan integrasi

ekonomi yang lebih nyata dan meaningful yaitu ASEAN Economy Community

(AEC) atau biasa disebut MEA. MEA adalah bentuk integrasi Ekonomi ASEAN

23

29

yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. Untuk mewujudkan MEA

tersebut, para pemimpin negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-13 pada bulan

November 2007, di Singapura, menyepakati AEC Blueprint, sebagai acuan

seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen MEA. Pada tahun

2015 ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana

terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus

modal yang lebih bebas diantara negara ASEAN.Dengan terbentuknya pasar

tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi indonesia untuk

meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN.

24

Awalnya, pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN sepakat bahwa

masyarakat ASEAN harus terbentuk pada tahun 2020.Namun pada tahun 2007,

para pemimpin menegaskan komitmen kuat mereka untuk mewujudkan MEA dan

mempercepat target waktunya menjadi tahun 2015. MEA terdiri dari tiga pilar

yang terkait satu dengan yang lain: Masyarakat Politik Keamanan ASEAN, MEA

dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN.Dengan demikian, para pemimpin sepakat

untuk mentranformasi ASEAN menjadi suatu kawasan yang ditandai oleh

pergerakan barang bebas, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal

yang lebih bebas.

25

ASEAN Economic Community (AEC) atau MEA merupakan konsep yang

mulai digunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II),

Bali, Oktober 2003.MEA merupakan salah satu pilar perwujudan ASEAN Vision

24 Arifin Sjamsul, dkk, Op.Cit., hlm. 247. 25

Kementrian Perdagangan, Informasi Umum: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Op.Cit., hlm. 7.

30

2020, bersama-sama dengan ASEAN Security Community dan ASEAN Socio-

Culturan Community. MEA merupakan tujuan akhir integritas ekonomi seperti

dicanangkan dalam ASEAN Vision 2020.

Hal yang mendasar dari MEA adalah adanya sebuah keinginan dari para

pemimpin ASEAN untuk mewujudkan pusat perdagangan kawasan terintegrasi

sebagai wujud komitmen untuk menciptakan dan meningkatkan pembangunan

komunitas ASEAN dalam menghadapi tantangan global.

Konsep MEA ini dilandasi oleh empat pilar utama sebagai berikut:

26

1.

Free Movement of Goods and Services. Konsep ini memungkinkan terjadinya

pergerakan barang-barang dan jasa tanpa ada hambatan (pajak bea masuk,

tarif, quota), yang merupakan bentuk lanjut dari kawasan perdagangan bebas

(sebagaimana AFTA) dengan menghilangkan segala bentuk hambatan

perdagangan yang tersisa.

2.

Freedom of Establishment and ProVision of Services and Mutual Recognition

of Diplomas. Konsep ini menjamin setiap warga negara ASEAN akan bebas

membuka praktek layanan kerja di setiap wilayah ASEAN tanpa ada

diskriminasi kewarganegaraan.

3.

Freedom of Movement for Skilled and Talented Labours. Konsep ini

dimaksudkan untuk mendorong terjadinya mobilitas tenaga kerja sesuai

dengan tuntutan pasar dan memberi kesempatan para pekerja untuk

menemukn pekerjaan terbaik sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki.

26

http://www2.kompas.com/kompascetak/0711/23/opini/4017526.htm (diakses pada tanggal 20 Oktober 2014).

31

4.

Free Movement of Capital. Konsep ini akan menjamin bahwa modal atau

kapital akan bisa berpindah secara leluasa diantara negara-negara ASEAN,

yang secara teoritis memungkinkan terjadinya penanaman modal secara bebas

dan efisien.

Pembentukan MEA tak lepas dari semakin meningkatnya kerjasama

ekonomi antar negara dalam ASEAN.Tercatat sejak tahun 2003 perdagangan

intra-ASEAN telah mengalami kenaikan volume secara terus menerus.Hal ini

menjadi pemicu integrasi ekonomi yang lebih erat diantara negara-negara

ASEAN.Selain itu pembentukan MEA disebabkan adanya dinamika eksternal dan

dinamika internal. Maksud dari dinamika eksternal dan dinamika internal adalah

sebagai berikut:

27

1. Dinamika Eksternal

a. Terdapat kecenderungan perubahan lingkungan strategis global yang

menuntut negara-negara di dunia untuk senantiasa meningkatkan daya

saingnya.

b. Pada tataran regional, terdapat gerakan kearah pengintegrasikan kekuatan

ekonomi yang berbasis pada pasar tunggal (single market) dan produksi

tunggal yang terintegrasi (simple production).

c. Munculnya China dan India sebagai kekuatan ekonomi dunia yang

merubah arsitektur perdagangan dunia, khususnya dikawasan Asia Timur.

27 Badan Pengkajian dan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia BPPK Kemenlu-RI, AEC Blueprint: Tindaklanjut dan Kesiapan Indonesia Menuju Implementasi AEC 2015 (Jakarta: Sekretariat BPPK, 2008).

32

2. Dinamika Internal

a. Potensi pasar yang cukup besar.

b. Pertumbuhan kerjasama ekonomi masih cukup rendah dibandingkan

dengan potensi yang dimiliki.

c. Implementasi AFTA, AFAS, ada AIA masih sangat rendah (30%).

Selanjutnya, dalam ASEAN submit pada bulan Januari tahun 2007 telah

disepakati untuk mempercepat pembentukan MEA dari 2020 menjadi 2015.

Beberapa pertimbangan yang mendasari hal tersebut adalah :

28

1.

Potensi penurunan biaya produksi di ASEAN untuk barang konsumsi hingga

20 persen sebagai dampak integrasi ekonomi.

2.

Peningkatan kemampuan kawasan dengan adanya implementasi standar dan

praktek internasional serta penerapan intlectual property lights.

3.

Peningkatan kualitas infrastruktur kawasan seiring dengan integrasi

transportasi, telekomunikasi dan energi.

4.

Peningkatan manfaat bagi sektor swasta ASEAN.

Pencapaian keempat pilar dalam MEA akan dilakukan secara bertahap,

dengan fokus saat ini pada pencapaian pilar pertama, yaitu terciptanya liberalisasi

di perdagangan barang, jasa, dan investasi. Tercapainya pilar pertama akan

menjadi dasar menuju pencapaian pilar-pilar selanjutya, sehingga pada akhirnya

ASEAN akan siap untuk sepenuhnya berintegrasi dengan perekonomian global.

28

Wijoyo Santoso, dkk.,Intergritas Ekonomi ASEAN dan Prospek Perekonomian Nasional (Jakarta: Outlook Ekonomi Indonesia, 2008), hlm. 21.

33

Harapan bahwa pada akhirnya dapat sepenuhnya berintegrasi dengan

perekonomian global skaligus menunjukkan keyakinan ASEAN bahwa kerjasama

regional dalam MEA merupakan "building blocks" menuju tercapainya

perdagangan bebas multilateral. Kerjasama regional yang dilakukan akan

mendorong terciptanya keunggulan komparatif bagi kawasan secara keseluruhan,

sehingga pada akhirnya akan memperbesar kesempatan masing-masing negara

dalam persaingan global. Selain itu, kerjasama regional yang dijalankan ASEAN

juga bersifat terbuka, yang berarti bahwa bersamaan dengan penurunan tarif dan

hambatan disesama negara anggota (Prefential Liberalization), negara-negara

ASEAN juga melakukan penurunan tarif dan hambatan perdagangan terhadap

semua negara di dunia.

29

Perdagangan barang ASEAN sudah mencapai kemajuan cukup berarti

dalam hal ASEAN Free Trade Area Common Effective Prefential Tariff (AFTA

CEPT). Sebagai gambaran, pada tahun 2006 rata-rata tariff CEPT untuk negara

ASEAN-6 sudah tinggal 1,74%, untuk Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam

(CLMV) 4,65% dan untuk seluruh negara ASEAN-10 sebesar 2,82%. Oleh karena

itu, cetak biru MEA untuk perdagangan barang akan difokuskan pada hal-hal

seperti pengurangan hambatan non-tarif, perbaikan sistem kepabeanan, dan

penyeragaman dalam standar produksi.

30

Perdagangan jasa liberalisasi sektor jasa akan dilakukan dalam kerangka

ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) yang sebenarnya telah

29 Hadi Soesastro,

Kebijakan Persaingan, Daya Saing, Liberalisasi, Globalisasi, Regionalisasi (Jakarta: CSIS Working Paper Series, 2004).

30 Ibid.

34

dideklarasikan sejak tahun 1995. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah

mengkompilasi berbagai hambatan dalam pergerakan jasa antar negara,

penyusunan MRA (Mutual Recognition Agreement) untuk jasa arsitektur,

akuntansi, kualifikasi surveyor, tenaga kerja medis termasuk diantaranya dokter

gigi (ditargetkan selesai 2008), dilanjutkan MRA untuk jasa-jasa profesional

lainnya (selesai 2015), serta peningkatan partisipasi asing dalam 4 sektor jasa

(hingga 51%) serta jasa logistik (hingga 49%) pada tahun 2008.

31

Bidang investasi, langkah-langkah yang dilakukan pada dasarnya

memperkuat kerangka yang sudah ada yaitu Framework Agreement on the ASEAN

Investment Area (AIA) yang sudah ditetapkan pada tahun 1998 menjadi suatu

kerangka yang lebih komprehensif, yaitu ASEAN Chomprehensive Investment

Agreement (ACIA). Termasuk didalamnya adalah pencabutan semua resriksi

dalam bidang investasi (2008-2009), peningkatan semua fasilitas penunjang

kegiatan investasi seperti database FDI, jejaring antara ASEAN Investment

Promotion Agencies, serta database untuk kluster-kluster industri.

32

Mutual Recognition Arrangement (MRA) merupakan pembahasan definisi-

definisi, yang antara lain menjelaskan definisi Professional Engineer, Registered

Foreign Professional Engineer, dan Professional Regulatory Authority.

Professional Engineer mengacu kepada seseorang warga negara, negara anggota

ASEAN, yang oleh Professional Regulatory Authority telah dinyatakan layak

secara teknis, moral, dan legal untuk menjalankan praktek profesi insinyur.

31

Departmen Perdagangan Republik Indonesia, Op.Cit., hlm. 4. 32

35

Tenaga kerja terlatih (skilled labor), penyusunan MRA untuk tenaga kerja

professional (termasuk dalam daftar sektor yang diprioritaskan) ditargetkan akan

selesai pada tahun 2008. Dalam Blueprint MEA skilled labor didefinisikan

sebagai berikut:

33

1. Pekerja yang mempunyai keterampilan khusus, pengetahuan, atau

kemampuan dibidang pekerjaannya.

2. Lulusan universitas, akademi, sekolah teknik, atau keahlian yang diperoleh

melalui pekerjaan sehari-hari.

Adapun langkah-langkah terkait dengan mobilitas faktor produksi tenaga

kerja dalam BlueprintMEA secara garis besar adalah sebagai berikut :

34

1. Pengaturan mobilitas atau fasilitas masuk bagi tenaga kerja sesuai dengan

peraturan yang biasa digunakan oleh negara penerima. ASEAN akan

memfasilitasi penerbitan visa dan kartu pekerja bagi tenaga profesional

ASEAN dan tenaga kerja terampil.

2. Untuk memudahkan arus bebas jasa-jasa pada 2015, ASEAN melakukan

upaya harmonisasi dan standardisasi melalui:

a.

Kerjasama diantara anggota ASEAN University Network (AUN) untuk

meningkatkan mobilitas pelajar dan staf jajarannya.

33

Wijoyo Santoso, dkk.,Op.Cit., hlm. 22. 34

36

b.

Penyusunan indeks core competencies (sesuai dengan keahlian dan

kualifikasi) untuk pekerjaan dan trainers skill di sektor jasa prioritas

(2009) dan sektor jasa lainnya (2010-2015).

c.

Memperkuat riset dalam rangka meningkatkan keterampilan, penempatan

kerja, dan pengembangan jejaring informasi pasar tenaga kerja.

Pembentukan MEA bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN lebih

stabil, sejahtera, dan sangat kompetitif, dimana terdapat kebebasan lalu lintas

barang, jasa, investasi, modal, pembangunan ekonomi yang merta dan mengurangi

tingkat kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2015.

B. Proses Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN

Pada konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 ASEAN tanggal 15 Desember

1997 di Kuala Lumpur, Malaysia, para pemimpin ASEAN mengesahkan Visi

ASEAN 2000 dengan menciptakan Kawasan Ekonomi ASEAN yang stabil,

makmur dan memiliki daya saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas

barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih

bebas, kemudahan pergerakan atau perpindahan tenaga kerja yang bebas dan

pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan

kesenjangan sosial-ekonomi, mempercepat liberalisasi perdagangan dibidang jasa,

serta meningkatkan tenaga kerja professional dan jasa lainnya secara bebas

dikawasan ASEAN.

Pada KTT ke-6 ASEAN tanggal 16 desember 1998 di Hanoi, Vietnam,

para pemimpin ASEAN mengesahkan Rencana Aksi Hanoi (Hanoi Plan of

37

Action/ HPA) yang merupakan langkah awal untuk merealisasikan tujuan dari

Visi 2020 ASEAN. Rencana aksi ini memiliki batasan waktu 6 tahun yakni dari

tahun 1999 sampai 2004.Pada KTT tersebut, para pemimpin ASEAN juga

Dokumen terkait