• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Saran

Alat ukur kadar kurkumin menggunakan monokromator prisma ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut. Saran bagi pengembangan aplikasi ini selanjutnya meliputi:

1. Penggunaan lampu halogen yang sesuai dengan spektrofotometer standar agar besar intensitas cahaya yang didapatkan juga lebih baik.

2. Pengukuran kadar kurkumin segera dilakukan setelah ekstrak kunyit dibuat agar tidak adanya perubahan pada kadar kurkumin.

75

DAFTAR PUSTAKA

[1] Seminar Nasional Kunyit (Curcuma longa): Tinjauan Filosofis dan Ilmiah, http://ugm.ac.id/index.php?page=infougm&artikel=442, diakses 10 Juni 2012

[2] Wardiyati, T., 2008, Eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Temulawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb.) dan Kunyit (Curcuma domestica val.) sebagai Bahan Baku Industri Biofarmaka : Laporan Penelitian Hibah Bersaing, http://elib.pdii.lipi.go.id/ katalog/index.php/searchkatalog/byId/54212, diakses 10 Juni 2012

[3] Spektrofotometri, http://www.scribd.com/doc/53453920/Referensi-Spektrofotometer-Terlengkap, diakses 10 Juni 2012

[4] Kurniasih, G., Asmiyanti Djaliasrin Djalil, Dwi Hartanti, 2007, Penetapan Kadar Kurkuminoid dalam Jamu Serbuk Galian Putri yang Mengandung Simplisia Rimpang Kunyit (Curcuma domestica val.) yang Beredar di Kecamatan Ketanggungan, http://jurnal.ump.ac.id/index.php/pharmacy/article/download/217/209, diakses 17 Juli 2012

[5] Joe, B., M. Vijaykumar, and B. R. Lokesh, 2004, Biological properties of curcumin-cellular and molecular mechanisms of action, Critical Review in Food Science and Nutrition 44 (2), hal. 97-112.

[6] ASEAN, 1993, Standard of Asean Herbal Medicine, Aksara Buana Printing, Jakarta, p. 201.

[7] Komarawinata, D., 2006, Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Obat untuk Meningkatkan Kadar Bahan Aktif, Makalah pada Seminar Status Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik, 13 Desember 2006, 8 hal.

[8] Skoog, D.A., Leary, J. L., 1992, Principles of Instrumental Analysis, Saunders College Publishing, Fort Worth.

[9] Harris, D.C., 1999, Quantitative Chemical Analysis, W.H. Freeman and Company, New York.

[10] Spektrum Elektromagnetik, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22322/4/ Chapter%20II.pdf, diakses 14 Juli 2012

[11] Color, http://www.chm.davidson.edu/vce/coordchem/color.html, diakses 14 Juli 2012 [12] Lampu Halogen, 2009, http://simawa.unnes.ac.id/simawa_v2/?8f54a50516487b2361d

39aea9cc96625=53&e0d75b3f94b05c23f3ea53febf73d23c=0a3b36b190030c92ed9ed 66d89a8d917&egepeegepeegepeegepe=171&virtualcorpt=88bba21b36c45300c46f9f1 be02d504b, diakses 20 Juli 2012

[13] Sifat-Sifat Lensa Cembung, http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?display=view& mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/SMA/view&id=200&uniq=39 27, diakses 20 Juli 2012

[14] Suharyanto, Karyono, Dwi Satya P., 2009, Fisika : untuk SMA dan MA Kelas XII, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

[15] Sistem Sensor Infra Merah, 2008, http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_ content&view=article&id=142:sistem-sensor-inframerah&catid=16:mikroprocessor kontroller&Itemid=14, diakses 18 Juli 2012

[16] Eko P., Bonanto, Sumardi, ST. MT., Darjat, ST. MT., Perancangan Sistem Monitoring Kecepatan dan Arah Angin Menggunakan Komunikasi ZigBee 2,4 GHz, http://eprints.undip.ac.id/25482/1/ML2F002565.pdf, diakses 30 Juli 2012

[17] Boylestad, Robert L., Louis Nashelsky, 1996, Electronic Devices and Circuit Theory, Prentice Hall, New Jersey.

[18] ---, 2001, Datasheet LM741, Fairchild Semiconductor [19] ---, 2006, Datasheet Microcontroler ATMega8535, ATMEL

[20] Winoto, A., 2008, Mikrokontroler AVR ATMEGA8/ 32/ 16/ 8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WINAVR, Informatika, Bandung.

[21] Andrianto, H., 2008, Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA 16 Menggunakan Bahasa C (Code Vision AVR), Informatika, Bandung.

[22] LED (Light Emitting Diode), http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/301/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2.doc, diakses 18 Juli 2012

[23] LED (Light Emitting Diode), 2011, http://rasapas.wordpress.com/2011/03/04/8/, diakses 18 Juli 2012

[24] Honeycutt, Richard A., 1988, Op Amps and Linear Integrated Circuits, Delmar Publishers Inc., New York.

[25] Power Supply (Catu Daya), http://www.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/2-240.pdf, diakses 02 Agustus 2012

[26] Walpole, Ronald E., 1995, Pengantar Statistika Edisi ke-3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[28] Water Dispenser Power Supply PCB Main Controller Board, http://www.made-in- china.com/showroom/jamiecom/offer-detailVMTmHelvCIRF/Sell-Water-Dispenser- Power-Supply-PCB-Main-Controller-Board-Electronic-Cooling-Water-Dispensers-for-Drinking-Trough-Fountain-Sh6429A-Sh6429.html, diakses 18 November 2012

LAMPIRAN A

Data Hasil Pengukuran

1.

Hasil Pengukuran Kurva Baku Menggunakan Alat Ukur Hasil Perancangan

1 ppm

No. ADC Tegangan (volt)

1 780 3,755 2 779 3,750 3 777 3,740 4 780 3,755 5 780 3,755 6 779 3,750 7 779 3,750 8 776 3,736 9 779 3,750 10 780 3,755 11 779 3,750 12 779 3,750 13 776 3,736 14 777 3,740 15 779 3,750 Rata-rata : 779 3,750 Etanol

No. ADC Tegangan (volt)

1 796 3,832 2 796 3,832 3 797 3,837 4 797 3,837 5 796 3,832 6 798 3,842 7 798 3,842 8 796 3,832 9 798 3,842 10 796 3,832 11 798 3,842 12 798 3,842 13 796 3,832 14 796 3,832 15 796 3,832 Rata-rata : 797 3,837

2 ppm

No. ADC Tegangan (volt)

1 755 3,635 2 755 3,635 3 756 3,639 4 755 3,635 5 756 3,639 6 753 3,625 7 755 3,635 8 752 3,620 9 752 3,620 10 753 3,625 11 755 3,635 12 752 3,620 13 752 3,620 14 755 3,635 15 755 3,635 Rata-rata : 754 3,630 3 ppm

No. ADC Tegangan (volt)

1 737 3,548 2 736 3,543 3 739 3,558 4 739 3,558 5 736 3,543 6 736 3,543 7 735 3,538 8 739 3,558 9 739 3,558 10 739 3,558 11 739 3,558 12 736 3,543 13 739 3,558 14 736 3,543 15 737 3,548 Rata-rata : 737 3,548

4 ppm

No. ADC Tegangan (volt)

1 718 3,457 2 718 3,457 3 718 3,457 4 719 3,462 5 718 3,457 6 716 3,447 7 718 3,457 8 716 3,447 9 718 3,456 10 718 3,457 11 716 3,447 12 717 3,452 13 718 3,457 14 717 3,452 15 719 3,462 Rata-rata : 718 3,457 5 ppm

No. ADC Tegangan (volt)

1 697 3,356 2 697 3,356 3 696 3,351 4 696 3,351 5 697 3,356 6 695 3,346 7 695 3,346 8 695 3,346 9 696 3,351 10 695 3,346 11 695 3,346 12 695 3,346 13 695 3,346 14 696 3,351 15 696 3,351 Rata-rata : 696 3,351

2.

Hasil Pengukuran Larutan Kunyit Menggunakan Alat Ukur Hasil Perancangan Karanganyar

No. ADC Tegangan (volt)

1 722 3,476 2 723 3,481 3 724 3,485 4 722 3,476 5 724 3,485 6 723 3,481 7 723 3,481 8 723 3,481 9 724 3,485 10 723 3,481 11 723 3,481 12 725 3,490 13 723 3,481 14 723 3,481 15 724 3,485 Rata-rata : 723 3,481 Magelang

No. ADC Tegangan (volt)

1 739 3,558 2 738 3,553 3 739 3,558 4 740 3,562 5 738 3,553 6 739 3,558 7 737 3,548 8 739 3,558 9 739 3,558 10 737 3,548 11 739 3,558 12 738 3,553 13 739 3,558 14 740 3,562 15 739 3,558 Rata-rata : 739 3,558

Wonosobo

No. ADC Tegangan (volt)

1 749 3,606 2 748 3,601 3 747 3,596 4 748 3,601 5 748 3,601 6 747 3,596 7 748 3,601 8 749 3,606 9 748 3,601 10 748 3,601 11 749 3,606 12 748 3,601 13 749 3,606 14 748 3,601 15 748 3,601 Rata-rata : 748 3,601 Imogiri

No. ADC Tegangan (volt)

1 768 3,697 2 766 3,688 3 768 3,697 4 769 3,702 5 767 3,692 6 768 3,697 7 766 3,688 8 769 3,702 9 768 3,697 10 769 3,702 11 768 3,697 12 769 3,702 13 768 3,697 14 768 3,697 15 769 3,702 Rata-rata : 768 3,698

Wonogiri

No. ADC Tegangan (volt)

1 776 3,736 2 775 3,731 3 776 3,736 4 775 3,731 5 776 3,736 6 775 3,731 7 775 3,731 8 777 3,740 9 775 3,731 10 775 3,731 11 776 3,736 12 775 3,731 13 774 3,726 14 775 3,731 15 777 3,740 Rata-rata : 775 3,731

3.

Hasil Pengujian Kalibrasi Absorban Kurva Baku Menggunakan Alat Ukur Hasil Perancangan pada LCD Character

No. Absorban kurva baku alat ukur Hasil pengujian kalibrasi

1. 0,087 0,168

No. Absorban kurva baku alat ukur Hasil pengujian kalibrasi

3. 0,284 0,466

4. 0,380 0,612

5. 0,486 0,772

4.

Tampilan Proses Pengukuran Kadar Kurkumin pada LCD Character

No. Daerah Absorban larutan kunyit Hasil kalibrasi Kadar kurkumin % Kadar kurkumin 1. Karanganyar 0,356 0,575 3,703 0,741 2. Magelang 0,279 0,459 2,909 0,582 3. Wonosobo 0,236 0,394 2,466 0,493 4. Imogiri 0,140 0,248 1,477 0,295 5. Wonogiri 0,106 0,197 1,126 0,225

No. Daerah Tampilan pada LCD Character

1. Karanganyar

2. Magelang

No. Daerah Tampilan pada LCD Character

4. Imogiri

5. Wonogiri

5.

Hasil Pengujian Catu Daya dengan Multimeter Digital No. Tegangan Tampilan pada multimeter digital

No. Tegangan Tampilan pada multimeter digital

2. +12 volt

LAMPIRAN B

Data Hasil Pengukuran Ulang

Absorban Larutan Kunyit Menggunakan Spektrofotometer Standar

Berdasarkan analisa pada bab IV, penyebab persen error yang cukup besar antara pengukuran menggunakan alat ukur hasil perancangan dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer standar adalah adanya perubahan pada sampel kunyit. Pembuktian terhadap sampel kunyit pun dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak perubahan terhadap nilai absorban larutan kunyit.

Pembuktian dilakukan dengan menggunakan larutan kunyit yang berasal dari daerah Karanganyar. Sampel kunyit ini berbeda dengan yang digunakan untuk pengukuran pada bab IV. Nilai absorban larutan kunyit yang didapat pada pengukuran yang pertama pada tanggal 05 Desember 2012 menggunakan spektrofotometer standar dengan panjang gelombang 422nm adalah sebesar 0,379 Abs. Data hasil pengukuran larutan kunyit yang pertama ini dapat dilihat pada L12.

Setelah itu, larutan kunyit dibiarkan terbuka pada tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan tanggal 03 Januari 2013. Jadi, selama dua hari larutan dibiarkan terbuka. Nilai absorban larutan kunyit yang didapat pada pengukuran yang kedua pada tanggal 03 Januari 2013 menggunakan spektrofotometer standar dengan panjang gelombang 422nm adalah sebesar 0,334 Abs. Hasil yang didapat mempunyai selisih sebesar 0,045 Abs dari pengukuran yang pertama. Data hasil pengukuran larutan kunyit yang kedua ini dapat dilihat pada L13.

Hasil pengukuran ini membuktikan bahwa sampel larutan kunyit yang digunakan untuk pengukuran pada bab IV mengalami perubahan disebabkan karena larutan kunyit yang dibiarkan terbuka terpengaruh oleh keadaan lingkungan sekitar. Beberapa penanganan terhadap larutan kunyit yang seharusnya dilakukan adalah melapisi botol larutan kunyit yang digunakan menggunakan kertas aluminium foil agar terhindar dari sinar matahari secara langsung. Kemudian, kuvet yang digunakan juga hanya digunakan untuk satu kali pengukuran. Pengukuran larutan kunyit selanjutnya harus menggunakan kuvet yang baru.

LAMPIRAN C

Petunjuk Penggunaan Alat Ukur Kadar Kurkumin

Keterangan Gambar:

1. Penutup kuvet 4. Tombol pengulangan (kuning) 7. Tombol reset 2. Tombol on-off 5. Tombol push-on (hijau)

3. Konektor AC 220 volt 6. LCD character

Proses Pengukuran

1. Pengukuran Etanol

a. Pastikan bahwa kabel yang dihubungkan ke konektor AC 220 volt sudah terpasang dengan baik.

b. Masukkan kuvet yang sudah diisi etanol terlebih dahulu melalui lubang penutup kuvet dan tempatkan pada dudukan kuvet yang sudah dirancang.

c. Tekan tombol on-off.

d. Alat ukur kadar kurkumin akan langsung mengukur besar serapan cahaya pada etanol, kemudian menampilkan data berupa nilai ADC dan tegangan yang pertama. e. Proses pengukuran etanol selesai.

2. Pengukuran Larutan Kunyit

a. Sistem kemudian akan meminta user untuk memasukkan kuvet yang diisi larutan kunyit.

b. User harus segera mengganti kuvet etanol dengan kuvet larutan kunyit melalui lubang penutup kuvet dan menempatkannya pada dudukan kuvet.

c. Tekan tombol berwarna hijau selama beberapa detik sampai sistem memberitahu user bahwa tombol hijau telah ditekan.

d. Sistem akan menampilkan data berupa nilai ADC dan tegangan yang kedua, besar absorban antara tegangan yang pertama dan yang kedua, absorban yang sudah dikalibrasi dengan spektrofotometer standar, nilai kadar kurkumin, dan persentase kadar kurkumin.

e. Proses pengukuran larutan kunyit selesai.

3. Pengulangan Mengukur Kadar Kurkumin

a. Sistem kemudian akan menanyakan user apakah mau mengulang pengukuran kadar kurkumin lagi atau tidak. Jika ya, user akan diminta memasukkan kuvet etanol. Kemudian tekan tombol berwarna kuning selama beberapa detik. Sistem akan kembali mengulangi proses pengukuran pada poin 1 dan 2. Jika tidak, user tidak perlu menekan tombol apapun. Sistem akan memberitahu user bahwa semua pengukuran telah selesai dilakukan.

b. Apabila sistem sudah memberitahu user bahwa semua pengukuran telah selesai dilakukan, user tidak dapat mengukur kadar kurkumin lagi walaupun tombol berwarna kuning sudah ditekan. User hanya perlu menekan tombol reset yang terdapat pada mikrokontoler alat ukur. Sistem akan kembali mengulangi proses pengukuran pada poin 1 dan 2.

Catatan :

a. Kuvet yang digunakan adalah kuvet berbahan plastik yang hanya bisa digunakan untuk satu kali pengukuran larutan saja.

b. Kuvet mempunyai permukaan yang halus dan kasar, tetapi permukaan kuvet yang halus saja yang digunakan dalam pengukuran. Pastikan bahwa permukaan kuvet yang dikenai oleh cahaya adalah bagian permukaan kuvet yang halus.

c. Pastikan juga bahwa kuvet yang digunakan dalam keadaan bersih.

Tanda bagian permukaan kuvet yang halus Bagian

permukaan kuvet yang

LAMPIRAN D

Rangkaian Lengkap Perancangan

LAMPIRAN E

Listing Program Mikrokontroler

/***************************************************** This program was produced by the

CodeWizardAVR V1.25.8 Standard Automatic Program Generator

© Copyright 1998-2007 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. http://www.hpinfotech.com Project : Version : Date : 11/10/2012 Author : Ferry Company : USD Comments :

Chip type : ATmega8535 Program type : Application Clock frequency : 12,000000 MHz Memory model : Small

External SRAM size : 0 Data Stack size : 128

*****************************************************/ #include <mega8535.h>

#include <stdio.h> #include <math.h> #include <delay.h>

#define PD0 PIND.0 //setiap kemunculan "PD0" akan diganti dengan PIND.0 #define PD2 PIND.2 //setiap kemunculan "PD2" akan diganti dengan PIND.2 char lcd_buffer[33];

unsigned int nilaiADC, i;

float vin1, vin2, Y1, Y2, absorban, Y, X, P; const float v=0.004775;

const float a =0.031; const float b=0.147; const float m=1.515; const float c=0.036;

// Alphanumeric LCD Module functions #asm

.equ __lcd_port=0x18; PORTB #endasm

#include <lcd.h>

// Read the AD conversion result

unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) {

ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage delay_us(10);

// Start the AD conversion ADCSRA|=0x40;

// Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0);

ADCSRA|=0x10; return ADCW; }

// Declare your global variables here

unsigned int BACA_adc(char loop, char adc_ke) {

unsigned int hasil=0, tmp; float rata=0; unsigned char x; for (x=0; x<loop; x++) { tmp = read_adc(adc_ke); hasil = tmp + hasil; delay_ms(1); }

rata = hasil / loop;

return floor(rata); // pembulatan ke bawah } ukur (void) { { goto ADC_pertama; }

ADC_pertama: //pengukuran ADC dan tegangan yang pertama {

{

lcd_gotoxy (1,0);lcd_putsf("Teg. keluaran"); lcd_gotoxy (2,1);lcd_putsf("yang pertama"); delay_ms(2000);

lcd_clear();

nilaiADC = BACA_adc(100, 0); // loop 100 kali yang di baca ADC PORTA.0 vin1=(nilaiADC*v); //vin1=(nilaiADC)*(4,89/1024)); sprintf(lcd_buffer,"ADC1:%4i",nilaiADC);lcd_gotoxy(0,0);

lcd_puts(lcd_buffer);

delay_ms(2000); lcd_clear();

lcd_gotoxy (0,0); lcd_putsf("Pengukuran yang"); lcd_gotoxy (0,1); lcd_putsf("pertama selesai "); delay_ms(2000);

lcd_clear(); goto aksi; }

aksi: //proses awal pengukuran kedua {

{

lcd_gotoxy (1,0); lcd_putsf("Masukkan kuvet"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("larutan kunyit"); delay_ms(1500);

lcd_clear();

lcd_gotoxy (2,0); lcd_putsf("Setelah itu"); delay_ms(1500);

lcd_clear(); goto ukur_kedua; }

ukur_kedua: //proses pengukuran kedua lcd_gotoxy (1,0); lcd_putsf("Silahkan tekan");

lcd_gotoxy (2,1); lcd_putsf("tombol hijau"); delay_ms(3000);

lcd_clear(); {

PORTD=0b11111101;

if (PD0==0) //tombol push-on ditekan {

{

lcd_gotoxy (2,0); lcd_putsf("Tombol hijau"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("telah ditekan"); delay_ms(1500);

lcd_clear();

lcd_gotoxy (1,0); lcd_putsf("Teg. keluaran"); lcd_gotoxy (3,1); lcd_putsf("yang kedua"); delay_ms(2000); for (i=0;i<7;i++) { PORTD=0b11111111; delay_ms(200); PORTD=0b11111101; delay_ms(200); } lcd_clear(); goto ADC_kedua; }

ADC_kedua: //pengukuran ADC dan tegangan yang kedua {

nilaiADC = BACA_adc(100, 0); // loop 100 kali yang di baca ADC PORTA.0 vin2=(nilaiADC *v); //vin2=(nilaiADC*(4,89/1024)); sprintf(lcd_buffer,"ADC2:%4i",nilaiADC);lcd_gotoxy(0,0); lcd_puts(lcd_buffer); sprintf(lcd_buffer,"Teg.2 : %0.3f V",vin2);lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(lcd_buffer); delay_ms(2000); lcd_clear();

lcd_gotoxy (0,0); lcd_putsf("Pengukuran yang"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("kedua selesai"); delay_ms(2000); lcd_clear(); goto serapan; } serapan: {

Y1=vin1; //nilai tegangan pengukuran pertama Y2=vin2; //nilai tegangan pengukuran kedua absorban=Y1-Y2; //proses perhitungan nilai absorban

sprintf(lcd_buffer,"Absorban:%0.3f V",absorban);lcd_gotoxy(0,0); lcd_puts(lcd_buffer);

delay_ms(1000); goto kalibrasi; }

kalibrasi: //proses kalibrasi { Y=m*absorban+c; goto nilai_kadar; } nilai_kadar: { sprintf(lcd_buffer,"Standar:%0.3f",Y);lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(lcd_buffer); delay_ms(3000); lcd_clear();

X=((Y-a)/b); //nilai kadar kurkumin lcd_gotoxy (1,0); lcd_putsf("Kadar Kurkumin");

sprintf(lcd_buffer,"%0.3f ug/ml",X);lcd_gotoxy(2,1);lcd_puts(lcd_buffer); delay_ms(3000); lcd_clear(); goto persen_kadar; } persen_kadar: { lcd_clear();

lcd_gotoxy (0,0); lcd_putsf("% Kadar Kurkumin"); sprintf(lcd_buffer,"%0.3f",P);lcd_gotoxy(2,1);lcd_puts(lcd_buffer); lcd_gotoxy(10,1);lcd_putsf("% b/b"); delay_ms(3000); lcd_clear(); lcd_gotoxy (3,0); lcd_putsf("Pengukuran"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("telah selesai"); delay_ms(2000);

goto ulang; }

ulang: {

lcd_gotoxy (0,0); lcd_putsf("Apakah Anda mau"); lcd_gotoxy (0,1); lcd_putsf("mengukur lagi ?"); delay_ms(1500);

lcd_clear();

lcd_gotoxy (4,0); lcd_putsf("Jika ya,"); delay_ms(1500);

lcd_clear();

lcd_gotoxy (1,0); lcd_putsf("Masukkan kuvet"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("larutan etanol"); delay_ms(1500);

lcd_clear();

lcd_gotoxy (1,0); lcd_putsf("Kemudian tekan"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("tombol kuning"); delay_ms(6000);

lcd_clear();

if (PD2==0) //jika tombol pengulangan ditekan {

lcd_gotoxy (1,0); lcd_putsf("Tombol kuning"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("telah ditekan"); delay_ms(1500);

lcd_clear(); ukur();

}

else //jika tombol pengulangan tidak ditekan { goto selesai; } } selesai: {

lcd_gotoxy (0,0); lcd_putsf("Semua pengukuran"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("telah selesai"); delay_ms(2000);

lcd_clear();

lcd_gotoxy (2,0); lcd_putsf("Terima kasih"); delay_ms(2000);

}

else //tombol push-on belum ditekan {

lcd_gotoxy (2,0); lcd_putsf("Tombol hijau"); lcd_gotoxy (1,1); lcd_putsf("belum ditekan"); delay_ms(1500); lcd_clear(); goto ukur_kedua; } } } } } void main(void) {

// Declare your local variables here // Input/Output Ports initialization // Port A initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

// Port B initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTB=0x00;

DDRB=0x00;

// Port C initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTC=0x00;

DDRC=0x00;

// Port D initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTD=0xFF;

DDRD=0x02;

// Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 0 Stopped // Mode: Normal top=FFh // OC0 output: Disconnected

TCCR0=0x00; TCNT0=0x00; OCR0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 1 Stopped // Mode: Normal top=FFFFh // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off

// Input Capture on Falling Edge // Timer 1 Overflow Interrupt: Off // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00; TCCR1B=0x00; TCNT1H=0x00; TCNT1L=0x00; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00; OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00; // Timer/Counter 2 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 2 Stopped // Mode: Normal top=FFh // OC2 output: Disconnected ASSR=0x00;

TCCR2=0x00; TCNT2=0x00; OCR2=0x00;

// External Interrupt(s) initialization // INT0: Off

// INT1: Off // INT2: Off MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x00;

// Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off

// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80;

// ADC initialization

// ADC Clock frequency: 750,000 kHz // ADC Voltage Reference: AREF pin // ADC High Speed Mode: Off

// ADC Auto Trigger Source: None ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; ADCSRA=0x84;

// LCD module initialization lcd_init(16);

lcd_gotoxy (4,0);lcd_putsf("Alat Ukur"); lcd_gotoxy (1,1);lcd_putsf("Kadar Kurkumin"); delay_ms(6000);

lcd_clear(); while (1)

{

// Place your code here

ukur(); //proses pengukuran pertama goto out;

} out: }

Dokumen terkait