• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.3. Pengujian Performansi Motor Bakar Diesel

4.3.9. Persentase Heat Loss

Dengan memasukkan nilai Te dan LHV ke dalam persamaan 2.20 untuk pertadex pada putaran 1800 rpm, pembebanan 3.5 kg maka didapat % Heat loss sebagai berikut:

% ������������ℎ���� = 1051,41

0.1530 � 56171,91 �100% = 12,23 %

Dengan menggunakan perhitungan yang sama pada variasi nilai LHV untuk setiap persetase bahan bakar Polipropilena Cair, dan putaran maka didapat nilai persentase heat loss seperti ditunjukkan pada Tabel 4.19 di bawah ini.

Tabel 4.19 Persentase Heat loss

BEBAN PUTARAN

MESIN

Persentase Heat loss (%)

Pertadex Minyak PP 5% Minyak PP 10% Minyak PP 15% Minyak PP 20% Minyak PP 25% 3.5 1800 12,23391 9,23342 8,35430 6,95122 6,07752 6,05252 2000 15,05245 10,10430 9,70852 7,91997 7,01503 8,32124 2200 17,56651 12,18713 10,85164 8,94273 8,93515 10,22673 2400 16,91428 12,74040 11,79951 10,48977 9,19625 11,72587 2600 18,88061 12,27381 11,56126 11,08374 8,78698 11,23665 2800 20,14903 13,22999 12,59493 11,34076 10,31646 11,30648 4.5 1800 11,81941 9,43306 8,10770 7,97000 7,06570 6,19128 2000 11,49855 11,20418 10,01755 10,96497 8,01639 7,56521 2200 14,06084 12,89601 10,95366 11,73190 9,57405 9,28950 2400 15,09717 12,72475 12,40762 12,28467 10,57009 10,70658 2600 15,70993 11,59621 12,43985 11,77770 9,39080 9,74829 2800 16,70730 12,10845 12,62374 11,66492 10,15142 9,86572

Pada pembebanan 3.5 kg persentase heat loss tertinggi terjadi pada bahan bakar pertadex putaran mesin 2800 yaitu sebesar 20,14% sedangkan persentase Heat loss terendah terjadi pada penggunaan campuran PP 25% putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 6,05%.

Pada pembebanan 4.5 kg persentase heat loss tertinggi terjadi pada bahan bakar pertadex putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar 16,70% sedangkan Persentase Heat loss terendah terjadi pada penggunaan campuran PP 25% putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 6,19%.

Grafik hasil dari persentase heat loss untuk masing-masing bahan bakar, pembebanan dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan 4.18 di bawah ini.

Gambar 4.17 Persentase Heat loss vs Putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg

0 5 10 15 20 25 1800 2000 2200 2400 2600 2800 H e a t Lo ss ( % ) Putaran (Rpm)

% Heat Loss pada Pembebanan 3,5 Kg

Pertadex PP 5% PP 10% PP 15% PP 20% PP 25% 0 5 10 15 20 1800 2000 2200 2400 2600 2800 H e a t Lo ss ( % ) Putaran (Rpm)

% Heat Loss pada Pembebanan 4,5 Kg

Pertadex PP 5% PP 10% PP 15% PP 20% PP 25%

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Dari hasil pengujian berdasarkan jumlah campuran bahan bakar solar pertadex danpolipropilena cair yang digunakan diantaranya Pertadex, P5, P10%, P15 %, P20% dan P25% diperoleh bahwa :

Secara keseluruhan hasil pengujian yang dilakukan ada performansi yang menurun dan ada yang meningkat sesuai variasi campuran. Namun dapat disimpulkan bahwa Pertadex lebih unggul di bandingkan dengan campuran Polipropilena. Dapat kita lihat dari penjelasan di bawah ini:

Performansi yang meningkat yaitu : 1. Laju aliran bahan bakar

mf terendah terjadi pada saat menggunakan pertadex pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 0,1530 kg/jam sedangkan mf tertinggi pada saat menggunakan minyak PP 25% pada putaran mesin 2800, beban 4,5 kg yaitu sebesar 0,4359 kg/jam Laju aliran bahan bakar meningkat karena dapat dilihat dari waktu yang digunakan untuk menghabiskan bahan bakar lebih cepat. Ini disebabkan karena nilai kalor dari campuran polipropilena lebih rendah dari pertadex. Dan juga semakin tinggi putaran mesin maka lebih cepat habis pemakaian bahan bakar. Ini juga dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar spesifik.

2. Spesific Fuel Consumption

SFC tertinggi terjadi pada penggunaan minyak PP 25% putaran mesin 1800 rpm, beban 3,5 kg yaitu sebesar 167,25161gr/kWh dan SFC terendah terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex putaran mesin 2400 rpm, beban 4,5 kg yaitu sebesar 81,86511 gr/kWh. Dari sebelumnya sudah bisa diketahui nilai Sfc dipengaruhi oleh laju aliran bahan bakar semakin tinggi aliran maka semakin tinggi pula Sfc.

Dan performansi yang menurun yaitu: 1. Daya

Daya terendah terjadi pada penggunaan campuran Polipropilena Cair 25%, putaran mesin 1800 rpm, beban 3,5 kg sebesar 1,0550 kW sedangkan daya tertinggi terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar Pertadex pada putaran mesin 2800 rpm, beban 4,5 sebesar 3,8098 kW. Daya menurun karena torsi dari setiap variasi campuran semakin menurun, Semakin tinggi nilai kalor maka semakin tinggi juga daya, begitu juga sebaliknya. jadi bisa dikatakan nilai kalor yang menyebabkan naik turunnya daya. Nilai kalor tertinggi yaitu pada pertadex.

2. AFR

AFR terendah terjadi pada saat menggunakan campuran PP 25% pada putaran mesin 2800 rpm yaitu 31,34164, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar Pertadex putaran mesin 2200 rpm yaitu 85,88808. AFR dapat dipengaruhi oleh laju aliran bahan bakar yaitu berbanding terbalik semakin besar laju aliran bahan bakar maka semakin rendah AFR, begitu juga sebaliknya. Hal ini juga dipengaruhi oleh massa udara yang digunakan untuk membakar 1 gram bahan bakar.

3. Efisiensi volumetrik

Efisiensi volumetrik terendah terjadi pada penggunaan 20% dan 25% pada pembebanan 3.5 dengan putaran mesin 1800 rpm dan juga PP 15%, 20% dan 25% pada putaran 1800 beban 4,5 kg yaitu sebesar 47,95358% sedangkan efisiensi volumetrik tertinggi terjadi pada penggunaaan minyak pertadex pada pembebanan 3.5 kg pada putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar 95,28406%. Efisiensi volumetrik dipengaruhi oleh laju aliran udara, dan putaran mesin. Dan keduanya ini berbanding lurus dengan efisiensi volumetrik. Artinya dengan semakin banyak nya pasokan udara ke silinder maka semakin tinggi juga efisiensi volumetrik nya dan apabila melebihi tekanan udara atmosfer maka efisiensi volumetrik bisa melebihi 100%.

4. Daya aktual

Daya aktual tertinggi terjadi pada penggunaan pertadex putaran mesin 2800 rpm, beban 4,5 kg yaitu sebesar kW sedangkan daya terendah terjadi

pada penggunaan campuran Polipropilena Cair 25% pada putaran mesin 1800 rpm, beban 3,5 kg yaitu sebesar 0,17782 kW. Daya aktual ini dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar dari campuran, apabila semakin rendah maka daya juga menurun. Dari hasil percobaan nilai kalor dari variasi campuran bahan bakar menurun maka daya yg di hasilkan juga menurun.

5. Efisiensi termal aktual

Efisiensi termal aktual terendah terjadi pada penggunaan campuran polipropilena cair 25% putaran mesin 1800 rpm,beban 3,5 kg sebesar 6,96934 % sedangkan efisiensi termal aktual tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex putaran mesin 2200 rpm, beban 4,5 kg yaitu sebesar 44,8520 %. Efisiensi termal sangat dipengaruhi oleh putaran dan nilai kalor bahan bakar, semakin tinggi putaran dan nilai kalor maka semakin tinggi pula efisiensi termal aktual oleh karena itu dapat kita lihat efisiensi termal aktual tertinggi yaitu pada pertadex.

6. Heat losses dan Persentase heat loss

Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar Pertadexputaran mesin 2800 rpm,beban 3,5 kg yaitu sebesar 3221,7105W, sedangkan Heat Losses terendah terjadi pada penggunaan minyak PP 20% pada putaran mesin 1800 rpm, beban 3,5 kg yaitu sebesar 555,7288W. Heat loss menurun di akibatkan dari nilai kalor setiap variasi menurun juga . namun kalau di nilai berdasarkan putaran mesin maka heat loss semakin meningkat, dikarenakan putaran semakin tinggi mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar nya semakin banyak juga.

Persentase heat loss tertinggi terjadi pada bahan bakar pertadex putaran mesin 2800 yaitu sebesar 20,14903% sedangkan persentase Heat Loss terendah terjadi pada penggunaan campuran PP 25% putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 6,05252%

5.2 Saran

1. Kepada peneliti selanjutnya agar mempertimbangkan Energi dengan menganalisa energi yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi plastik baru, mengolah plastik bekas menjadi baru dan mengolah plastik bekas menjadi minyak.

2. Kepada peneliti selanjutnya agar menganalisa dampak yang terjadi akibat bahan bakar pada ruang bakar ataupun selang dan bagian lainnya yang dilalui bahan bakar.

3. Mengembangkan pengujian dengan jenis plastik yang berbeda, dengan mengoptimalkan parameter-parameter proses pembuatan, diantaranya : meningkatkan suhu pemanasan proses pirolisis dan penggunaan katalis yang berbeda dalam jumlah yang lain guna mendapatkan hasil yang optimum dari bahan bakar minyak plastik

3. Adanya studi perancangan alat proses pirolisis, dikarenakan terdapat banyak kajian yang dapat di analisa seperti : bentuk tungku reaktor dan pendinginan minyak hasil pemanasan dalam tabung sepusat alat penukar kalor yang di gunakan agar mendapatkan hasil minyak yang lebih banyak.

4. Sebaiknya melakukan pengujian dengan menggunakan mesin yang lain dan juga kalau bisa menggunakan alat pembaca data keluaran digital bukan analog seperti yang ada di laboratorium motor bakar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pertamina Dex ( Pertadex )

Minyak diesel, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di distilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada temperatur 250 - 340°C. Umumnya minyak diesel mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak diesel sangat ditentukan oleh besar kecilnya angka PartikulatSulphur Content, dan angka Cetane. Angka Partikulat untuk menilai tingkat kebersihan bahan bakar, angka Sulphur Content untuk emisi kesehatan Catalytic Converter, dan angka Cetane berkaitan dengan kemampuan bahan bakar terhadap putaran mesin yang tinggi. Pertamina Dexadalah salah satu jenis BBM produksi Pertamina yang dipergunakan kendaraaan bermotor dengan mesin diesel.Seperti halnya Pertamax dan Pertamax Plus, Pertamina Dex juga termasuk BBM nonsubsidi. Akan tetapi, Pertamina Dex lebih jarang dijumpai dibandingkan Pertamax dan Pertamax Plus. Harga jualnya juga merupakan yang termahal dari semua jenis BBM yang diperjualbelikan di SPBU Pertamina.

Pertamina Dex yang merupakan singkatan dari Diesel Environment Extra adalah salah satu jenis kendaraaan bermotor denga kelebihan dibandingkan dengan bahan bakar untuk mesin diesel lainnya, diantaranya :

Memilik angka performa tinggi dengan Cetane Number Minimal 53 (paling tinggi dikelasnya).

Memiliki Kandungan Sulfur Paling Rendah di Indonesia (max. 300 ppm) yang berfungsi untuk menghindari penyumbatan injektor dan menghasilkan emisi gas buang lebih ramah lingkungan, karena jika kandungan sulfur (belerang) tinggi akan mengotori sistem penyaringan emisi sehingga menurunkan kemampuannya dalam menekan emisi. Sulfur yang tinggi pun bisa membuat injector nozzle kotor.

Memiliki Additive yang berfungsi untuk membersihkan dan juga melindungi mesin kendaraan.

2.2 Plastik

2.2.1 Tentang Plastik

Plastik merupakan salah satu bahan yang paling banyak digunakan saat ini karena plastik memiliki banyak sifat-sifat yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Diantara pemanfaatan plastik adalah untuk memproduksi wadah makanan dan minuman, peralatan dapur dan rumah tangga, komponen listrik, serta mainan anak- anak.Di balik kelebihan-kelebihan yang dimiliki plastik, penggunaan plastik yang sembarangan ternyata dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan juga kesehatan manusia.

Plastik umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro organisme sehingga dapatmenimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Sampah plastik juga dapat melepaskan senyawa karsinogenik (penyebab dan pemicu kanker) pada kondisi tertentu. Plastik adalah bahan sintestis atau alami yang terdiri dari rantai panjang dengan komponen utama C atau karbon.Ikatan ini sangat kuat sehingga material plastik cocok untuk digunakan dalam berbagai aplikasi. Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada ta negar 80kg/orang/tahun, sementara di

Plastik salah satu bahan yang paling umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan gelas,kayu dan logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : ringan, kuat dan mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dapat dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah. Namun begitu daya guna plastik juga terbatas karena kekuatannya yang rendah, tidak tahan panas mudah rusak pada suhu yang rendah.

Contoh plastik termoplastik adalah polietilen,polipropilen, nilon, polikarbonat, dll, yang contoh aplikasinya seperti ember polietilen, cangkir polistiren, talinilon, dll.Contoh plastik termoset adalah fenol formaldehid, urea formaldehid, melamin Formaldehid, termosetting poliester, dll,yang contoh aplikasinya seperti: switch

listrik, meja sermica, melamin Cutlery.Plastik merupakan bahan yang murah, tahan lama, serbaguna, dan sangat disukai sebagai material bahan baku pembuatan produk. Plastik mempunyai bobot ringan, kuat, tahan bahan kimia, dan mudah dalam pemasaran. Komoditas plastik terbesar didunia adalah polipropilen, diikuti oleh PVC dan HDPE. Plastik dapat dibagi dalam dua klasifikasi, yaitu material termoplastik dan material termoset. Proses pembentukan plastik diakhiri oleh reaksi curing, yaitu reaksi ikatan sambung silang (cross – linking) yang irreversible dari polimer. Perbedaan termoplastik dimana termoplastik dapat diproses dengan panas, ketika material diberi panas, material termoplastik akan mencair dimana material tersebut dapat dibentuk menjadi produk yang diinginkan. Setelah didinginkan material akan mengeras dan mempertahankan bentuknya. Material termoplastik dapat diproses ulang dengan pemanasan dan pembentukan atau pencetakan. Berbeda dengan material termoset yang tidak dapat diproses dengan pemanasan berulang kali atau dengan kata lain mempunyai bentuk yang permanen setelah pemrosesan.

2.2.2 Pembuatan Plastik

Plastik dibuat dari monomer yang berulang dengan proses kimia yang bervariasi, seperti :

• Polimerisasi katalitik atau inisiasi peroksida dari monomer seperti etilena, propilena, atau butadiena ditambah dengan stirena (kopolimer).

• Polikondensasi dari monomer yang tidak sama seperti asam organik bifungsional dan alkohol atau amina.

• Poliadisi dari molekul monomer yang reaktif

Sebelum suatu monomer dikonversi menjadi suatu plastik, biasanya ditambah dengan bahan – bahan aditif untuk meningkatkan kemudahan pemrosesan dan sifat mekanis sesuai dengan fungsi dan pemakaian plastik tersebut (pemakaian luar ruangan, terpapar sinar matahari, dll). Beberapa bahan aditif yang ditambahkan biasanya adalah :

• Antioksidan (1%)

Stabilizer panas dan cahaya (5%) Plastisizer (40%)

• Pigmen atau pewarna (5%) • Ketahanan api (15%)

Pelumas atau Agent foaming (2%) • Bahan pengisi (40%)

Plastik dapat digolongkan dalam beberapa basis kriteria:

• Komposisi kimia, berhubungan dengan monomer dan metode polimerisasi, plastik dapat digolongkan menjadi poliolefin, vinyl polymers, styrenics, polyamides, polyesters, epoxy resins, polycarbonates, polyurethanes, dll. Struktur kimia, misalnya rantai linear (High Density Polyethylene), rantai

bercabang (Low Density Polyethylene), ikatan sambung silang (Termosers, karet).

• Kekakuan, elastis, fleksibel, atau rigid/keras/kaku.

• Tipe pengaplikasian, pemakaian umum atau pemakaian khusus.

Metode pemrosesan, injection molding, extrusion, film blowing, blow molding, thermforming, casting, calendaring, dan sebagainya

Pengetahuan sifat termal dari berbagai jenis plastik sangat berguna untuk proses pembuatan serta daur ulang plastik.. Sifat-sifat termal yang penting adalah titik lebur (Tm),temperatur transisi (Tg) dan temperatur dekomposisi. Temperatur transisi adalah temperatur ketika plastik mengalami perengganan struktur sehingga terjadi perubahan dari kondisi kaku menjadi lebih fleksibel. Di atas titik lebur, plastik mengalami pembesaran volume sehinggamolekul bergerak lebih bebas yang ditandai dengan peningkatan kelenturannya. Temperatur lebur adalah temperatur di manaplastik mulai melunak dan berubah menjadi cair. Temperatur dekomposisi merupakanbatasan dari proses pencairan. Jika suhu dinaikkan di atas temperatur lebur, plastikakan mudah mengalir dan struktur akan mengalami dekomposisi. Dekomposisi terjadi karena energi termal melampaui energi yang mengikat rantai molekul. Secara umum polimer akan mengalami dekomposisi pada suhu di atas 1,5 kali dari temperatur transisinya. Data sifat termal yang penting pada proses daur ulang plastik bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Data temperatur transisi dantemperatur lebur plastik. Jenis Bahan Tm (°C) Tg (°C ) Temperatur

Dekomposisi (°C) PP 168 5 80 HDPE 134 -110 82 LDPE 330 -115 260 PA 260 50 100 PET 250 70 100 ABS - 110 85 PS - 90 70 PMMA - 100 85 PC - 150 246 PVC - 90 71

2.2.3 Daur Ulang Plastik

Produksi plastik pada tahun 2012 tercatat sebanyak 57 juta ton di Eropa dan 288 juta ton diseluruh dunia. Di Indonesia, konsumsi plastik sudah meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2011, Indonesia telah mengkonsumsi plastik 10 kg per kapita per tahun. Bagaimanapun pengkonsumsian plastik dalam jumlah besar akan memicu permasalahan lingkungan karena sifat plastik yang tidak dapat terurai secara alami. Tabel berikut menunjukkan penggunaan atau konsumsi plastik di beberapa negara di dunia.

Tabel 2.2 KonsumsiPlastikPerkapita BeberapaNegara diDunia. Negara Konsumsi Per kapita dalam kg

India (1998) 1,6

India (2000) 4,0

Vietnam 1,5

China 6,0

Mexico 13,0 Thailand 18,0 Malaysia 22,0 Eropa Barat 60,0 Jepang 70,0 Amerika Utara 78,0

2.2.4 Plastik Jenis Propilena (PP)

(PP) adalah sebua digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasa pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium dan uang kertas polimer. Polimer adisi yang terbuat dari propilena monomer, permukaannya tidak rata serta memiliki sifat resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan asam. Polipropilena biasanya didaur-ulang, dan dicapai melalui ekstrusi da menyertakan produksi serat pintal ikat (spun bond) dan tiup (hembus) leleh untuk membentuk gulungan yang panjang buat nantinya diubah menjadi beragam produk yang berguna seperti masker muka, penyaring, popok dan lap.

Teknik pembentukan yang paling umum adalah pencetakan suntik, yang digunakan untuk berbagai bagian seperti cangkir, alat pemotong, botol kecil, topi, wadah, perabotan, dan suku cadang otomotif seperti baterai. Teknik pencetakan tiup dan injection-stretch blow molding juga digunakan, yang melibatkan ekstrusi dan pencetakan.

Ada banyak penerapan penggunaan akhir untuk PP karena dalam proses pembuatannya bisa di-tailor grade dengan aditif serta sifat molekul yang spesifik. Sebagai misal, berbagai aditif antistatik bisa ditambahkan untuk memperkuat resistensi permukaan PP terhadap debu dan pasir. Kebanyakan teknik penyelesaikan fisik, seperti pemesinan, bisa pula digunakan pada PP. Perawatan permukaan bisa

diterapkan ke berbagai bagian PP untuk meningkatkan adhesi (rekatan) cat dan tinta cetak.

Polipropilena dapat mengalami degradasi rantai saat terkena radiasi dari yang menyerap ultraungu harus digunakan. Jelaga (celak) juga menyediakan perlindungan dari serangan UV.

Biosida amonium kuartener serta olaamida yang bocor dari plastik polipropilena ditemukan mempengaruhi hasil eksperimen.Karena polipropilena digunakan sebagai wadah penyimpan makanan seperti Manfaat dan kegunaan polipropilena dalam kehidupan adalah:

1. Polipropilena dapat dibuat Tali, anyaman, karpet/permadani, dan film.

2.Polipropilena dapat digunakan untuk pengemasan makanan dan dapat juga digunakan sebagai botol minuman.

3. Polipropilena lebih kuat dari polietilena, sehingga banyak dipakai untuk membuat karung, tali dan sebagainya. Karena lebih kuat, botol-botol dari polipropilena dapat dibuat lebih tipis dari pada polietilena.

4.Dalam bidang medis Polipropilena digunakan sebagai bahan pembuat benang jahit untuk operasi yang diberi nama Prolene, yang dibuat oleh Ethicon Inc. 5.Polipropilena telah digunakan dalam operasi memperbaiki hernia untuk

melindungi tubuh dari hernia baru di lokasi yang sama. Tambalan kecil dari PP yang diletakkan di lokasi hernia, di bawah kulit, tidak menyebabkan rasa saki dan jarang ditolak oleh tubuh.

Jadi untuk pengujian kami ini menggunakan polipropilena botol minuman.Polipropilena, salah satu komponen utama penyusun limbah plastik di dunia, yang mana digunakan secara luas pada industri dan rumah tangga. Polipropilena dibuat dari polimerisasi propilen dengan menggunakan katalis. Polipropilena adalah material termoplastik dengan kristalinitas tinggi, densitas rendah, kekakuan yang rendah, dan ketahanan terhadap bahan kimia yang baik, tidak menyerap air, dan ketahanan impak yang baik. Berikut ini dapat kita lihat sifat mekanik polipropilena pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Sifat mekanik Polipropilena

Densitas (mg/m3) 0,09 – 0,93

Modulus tarikan (GPa) 1,8

Kekuatan tarik (MPa) 37

Elongation at break (%) 10 – 60

Heat deflection temperature at 0,45 Mpa (°C) 100 – 105 Heat deflection temperature at 1,81 Mpa (°C) 60 – 65 Ekspansi linear termal (mm/mm K) 3,8 x 10-5

Kekerasan (Shore) D76

Resistivitas volume (Ω.cm) 1,0 x 1017 Linear mold shrinkage (in./in.) 0,01 – 0,02

Flash point (°C) ~55

Pour point (°C) -12

Plug point (°C) -8

Water (%) 0,01

Ada penggunaan polipropilena kebanyakan pada kemasan minuman, komponen otomotif, perlengkapan rumah tangga, dan mainan. Polipropilen dapat diekstrusi menjadi bentuk serat atau kawat untuk penggunaan pengikat pada karpet. Limbah plastik yang terbuat dari polipropilen (PP) mengandung 85% karbon dan sisanya adalah hidrogen, hal ini membuat material ini sangat cocok untuk didaur ulang menjadi produk hidrokarbon yang berguna seperti bahan bakar. Polipropilen (PP) membutuhkan energi aktivasi yang lebih rendah untuk memecah ikatan C – H daripada polietilen (PE) karna rantai karbon polimer PP terdiri dari atom karbon tersier yang kurang tahan terhadap degradasi.

Secara umum proses pembuatan plsatik polipropilena terbagi dalam tiga macam yaitu;

1. Polypropilene homopolymeradalah PP melalui proses polimerisasi monomer propylene. PP jenis ini memiliki karakteristik kekakuan yang cukup tinggi dan kemengkilapan yang baik,sifat optis/fisik dari PP homopolymer masuk dalam

kategori agak buram. Contonya sepertikemasan makanan (baik rigid maupun fleksibel),peralatan rumah tangga,karung plastik dan lain-lain.

2. Polypropilena random copolymer diproduksi melalui polimerisasi monomer propylene, dengan tambahan comonomer ethylene. Jenis ini memiliki kebeningan dan keuletan yang sangat baik,karenanya PP random copylemer banyak digunakan untuk pembuatan peralatan yang bening,sepertitutup botol jenis flip-topdan kemasan lainya.

3. Polypropilene impact copolymer (block copolymer) karakteristik terpenting dari jenis PP ini adalah material yang memiliki ketahanan terhadap temperatur rendah(-30oC). Selain ituPP impact copolymer dikenali dari warna dasarnya yaitu putih susu.contohnya seperti, pallet,elektronikdan perlengkapan otomotif.

2.3 Silika Gel

Silika adalah hasil polimerisasi asam silikat, yang mana dapat berstruktur kristalin maupun amorf. Silika tersusun dari rantai satuan SiO4 tetrahedral dengan formula umum SiO2. Senyawa silika yang terdapat dialam dapat ditemukan di beberapa bahan alam seperti pasir, kuarsa, gelas, dan sebagainya. Silika yang terdapat dialam mempunyai struktur kristalin, sedangkan silika sintetis berstruktur amorf. secara sintetis senyawa silika dapat dibuat dari larutan silikat atau dari pereaksi silan. Silika yang terakumulasi didalam makhluk hidup, baik hewan atau tumbuhan memiliki bentuk amorf, berbeda dengan silika yang tidak berasal dari makhluk hidup seperti batuan dan debu yang memiliki struktur silika kristalin.

Berikut ini adalah beberapa sifat silika gel:

Simbol : Si

Radius Atom : 1.32 Å

Volume Atom : 12.1 cm3/mol Massa Atom : 28.0856 Titik Didih : 2630 K Radius Kovalensi : 1.11 Å Struktur Kristal : fcc Massa Jenis : 2.33 g/cm3 Elektronegativitas : 1.9

Konfigurasi Elektron : [Ne]3s2p2 Formasi Entalpi : 50.2 kJ/mol Potensial Ionisasi : 8.151 V Titik Lebur : 1683 K Bilangan Oksidasi : 4,2

Entalpi Penguapan : 359 kJ/mol

Silika menyumbang sekitar 60% berat dari kerak bumi, dengan tidak berikatan maupun berikatan dengan oksida lain pada silikat. Silika amorf biasanya digunakan sebagai pengering, adsorben, agen penguat, bahan pengisi, dan komponen katalis. Silika juga dapat digunakan sebagai kristal piezoelectric, elemen optical, dan bahan pecah belah. Silika adalah material dasar bahan – bahan gelas, keramik, dan industri

Dokumen terkait