• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Saran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kajian komunikasi kelompok dalam sanggar tari diharapkan agar lebih objektif dalam melihat sudut pandang masalah dari segi positif dan negatif. Sehingga penelitian ini menjadi bijaksana dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari komunikasi kelompok itu sendiri.

2. Kepada tim pengajar agar lebih mengoptimalkan komunikasi verbal dalam proses pembelajaran guna menunjang komunikasi nonverbal. Dengan adanya komunikasi yang baik dan jelas akan memudahkan anak memahami setiap gerakan yang diberikan pengajar.

Kata atau kalimat-kalimat yang menjelaskan tentang suatu gerak memudahkan anak untuk menangkap dan menggerakan tubuh mereka. Selain visual yang mereka lihat dari contoh gerak tubuh pengajar, anak menangkap media audio berupa suara yang membantu menerjemahkan gerakan tersebut. Sehingga dapat mendukung penguasaan teknik gerak tari tradisional pada anak.

3. Kepada tim pengajar disarankan untuk mengembangkan lagi kekuatan komunikasi anak-anak. Penari anak usia SD sudah memiliki kemampuan untuk berbicara dan mengutarakan ide-ide yang mereka punya. Pencapaian prestasi yang diperoleh selama ini atas tujuan dan gagasan pokok dari tim pengajar. Adakalanya sewaktu-waktu tim pengajar mengadakan forum terbuka, agar penari anak berani mengkomunikasikan ide-ide kreatifnya. Selain melatih anak berkomunikasi dalam forum, metode ini juga memberikan sumbangsih kepada sanggar, sebagai pencapaian-pencapaian baru yang bersumber dari penari anak.

4. Kepada penari anak diharapkan agar lebih sering melakukan komunikasi kelompok dengan sesama penari anak lainnya. Ini berguna sebagai sarana pembelajaran yang baik selain belajar dari tim pengajar. Penari anak dapat saling bertukar ilmu dan informasi serta dapat meningkatkan hubungan emosional yang baik. Kekompakan dari hubungan kekeluargaan membantu anak saat menari secara berkelompok.

Hubungan yang terjalin saat mengobrol bersama-sama menumbuhkan rasa saling mengerti dan memahami satu sama lain. Ini sangat membantu guna menghindari konflik.

5. Kepada penari anak penulis sarankan untuk memanfaatkan waktu istirahat yang tersisa dengan berkumpul dengan teman-teman lainnya. Membicarakan dan mendiskusikan gerakan. Sambil latihan bersama, bergerak bersama-sama. Hal ini bisa membantu sebagai pengingat tambahan, menggantikan waktu latihan yang terpecah konsentrasinya karena kondisi yang gaduh.

6. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama atau sejenis tentang tari, diharapkan untuk dapat lebih mengeskplore lagi penjelasan-penjelasan yang ada didalam tari dan mengeksplore lagi faktor-faktor utama tentang ilmu komunikasi yang dapat menunjang efektifitas suatu tarian dan meningkatkan prestasi pencapaiannya

DAFTAR PUSTAKA

Djuarsa Sendjaja, Ph.D. dkk. 1992. Teori Komunikasi Materi Pokok IKOM 4230/ 3 SKS. Modul 1-9.

Ernawulan Syaodih, Mubiar Agustin. 2011. Materi Pokok Bimbingan Konseling

Untuk Anak Usia Dini; 1-9/

PAUD4406/ 3 SKS/ --b Cet. 6; Ed 1 ---. Jakarta. Universitas Terbuka.

Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication, 9th ed). Salemba Humanika.

Moleong, Lexi. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Morisson. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Edisi Pertama Cet. 1. Januari 2013. Kencana.

Morisson dan Andy Corry W. 2009. Teori Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia. Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Pawit M. Yusup; editor. Rini Rachmatika. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, – Ed 1. Cet 1. Jakarta. Bumi Aksara. Xviii. 492 hlm; 23.

Rakhmat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya, Hal. 159.

Rakhmat, Jalaluddin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan Aplikasi – Cet. 1. Jakarta.Rineka Cipta.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Teori Psikologi Komunikasi. Jakarta. Balai Pustaka.

Sumber Internet :

(http://areamagz.com/article/read/2013/09/2, diakses tanggal 18 Februari 2014 jam 1:36 WIB)

(http://diglib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-23015-BAB%2520II%2520, diakses tanggal 26 April 2014 jam 22:00 WIB)

(http://digilib.unpas.ac.id/download.php?id=1852, diakses tanggal 25 November 2013 jam 00:10 WIB)

(http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=85697) (http://eprints.undip.ac.id/38452/2/Bab_1.pdf)

(http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/B-13.PENELITIAN.pdf) (http://thesis.binus.ac.id/doc/bab3/bab%203_10-124.pdf)

(http://www.radarlampung.co.id/read/pendidikan, diakses tanggal 18 Februari 2014 jam 1:34 WIB)

(http://www.tabloid-nakita.com/mobile/read/1197/yuk-menari, dikases tanggal 18 Februari 2014 jam 1:35 WIB)

www.academia.edu/4422523/BAB_III_METODE_PENELITIAN_3.1._Lokasi_P enelitian, diakses tanggal 14 Maret 2014, jam 1:44 WIB

Sumber Skripsi :

Irfandi, Ghufron. 2011. Skripsi. Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Pemahaman Teknik Pada Gerakan Parkour. Bandarlampung. Universitas Lampung.

Pramudya, Boengky. 2011. Skripsi. Pola Komunikasi Antara Pemain Asing dan Pemain Lokal Dalam Tim Softball. Bandarlampung. Universitas Lampung.

Wawancara dengan guru tari dan penari anak di Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung

Pertanyaan untuk Guru Tari

1. Apakah sering terjadi interaksi antara pengajar dan penari anak saat proses mengajar? Jawaban : Sering. Tim pengajar terbagi dua, yaitu Kak Andi sebagai mentor dibarisan depan dan Mba Indah sebagai controller memantau anak dari barisan belakang. Disela-sela latihan ada jeda untuk sesi tanya jawab bagi anak yang belum paham mengenai gerakan. Anak bebas memilih bertanya kepada kedua belah pihak pengajar.

2. Bagaimana proses penyampaian makna tari kepada anak?

Jawaban : Pertama pengajar mencontohkan gerak tanpa alunan musik dengan detail gerakan yang kompleks serta menerangkan sinopsis cerita dari tarian tersebut. Lalu pengajar dan anak mengulangi gerakan secara bersamaan, kemudian anak diajak bergerak menggunakan alunan musik selama beberapa kali ditambah dengan penjiwaan detail gerak yang sesuai dengan jalan cerita, dan yang terakhir pengulangan gerakan tanpa dibimbing oleh pengajar.

3. Selain dengan gerakan, adakah penjelasan gerak tari melalui lisan / tulisan?

Jawaban : Ada. Untuk menunjang proses pembelajaran selain gerakan, pengajar juga menggunakan lisan agar gerakan yang dicontoh lebih jelas dan detail. Lisan digunakan juga untuk menjelaskan nama dari suatu gerakan.

Andi).

5. Jika ada dua pengajar / pemimpin dalam sanggar, bagaimanakah pembagian jobdesk dalam mengajar anak?

Jawaban : Tepatnya ada dua pengajar dalam sanggar, yaitu Kak Andi dan Mba Indah. Dalam pembagian jobdesk, Kak Andi biasa memimpin gerakan dan berada didepan, sedangkan Mba Indah memposisikan diri dibagian belakang untuk memantau (controller) anak-anak.

6. Apakah ada pengajar yang lebih dominan?

Jawaban : Dalam hal mengajar Kak Andi lebih dominan. Beliau posisi seperti leader dalam sanggar ini.

7. Bagaimanakah keaktifan anak dalam proses pembelajaran?

Jawaban : Anak-anak sangat aktif dan antusias. Apabila mereka tidak mengerti maka akan bertanya. Tetapi satu hal yang membedakan penari anak usia TK dan SD, yaitu konsentrasi. Penari anak usia TK lebih seperti belajar sambil bermain, sedangkan penari anak usia SD sudah cukup dewasa untuk mengerti dan cukup serius saat proses belajar berlangsung.

8. Saat anak ingin berinteraksi / bertanya dengan pengajar, apa ada individu yang mewakili atau setiap anak dapat bertanya langsung?

pengajar maupun kepada temannya.

9. Bagaimana respon anak dalam menerima pesan dari gerak tari yang diberikan?

Jawaban : Anak-anak memberikan respon sesuai dengan yang kami harapkan. Mereka bisa menangkap materi-materi yang kami berikan. Walaupun ada kesulitan, setiap individu anak tidak segan untuk bertanya. Meskipun dunia mereka adalah belajar sambil bermain, tetapi karena anak-anak mempunyai daya rekam yang baik (golden age) maka mereka mudah menerima pesan dari gerak tari yang kami berikan.

10.Setelah beberapa kali diberi contoh, apakah anak dapat mengulang kembali gerakan tanpa dibimbing?

Jawaban : Ya. Persentase anak dapat mengulang kembali gerakan tanpa dibimbing adalah 60%. 40% sisanya adalah proses penghafalan yang membutuhkan waktu 1 bulan. Dan butuh waktu 3 bulan untuk mendapatkan penghafalan yang sempurna ditambah dengan memasukan unsur wirasa, wirama, dan wiraga didalam tariannya.

11.Kendala apa saja yang ada saat proses pembelajaran berlangsung?

Jawaban : Anak-anak hanya kurang fokus dan konsentrasi. Mereka mudah sekali terpecah perhatiannya. Apalagi jika situasi ramai dan gaduh, anak-anak akan kehilangan konsentrasi dalam menangkap gerakan yang diberikan. Dan jika ada yang

mengaja k ngobrol atau bermain mereka bisa beralih perhatiannya.

1. Apakah adik-adik sering bertanya kepada pengajar saat proses belajar berlangsung? Jawaban :

Anindya : Ya. Jika ada gerakan yang tidak dimengerti saya langsung bertanya kepada Kak Andi atau Mba Indah secara langsung.

Sattiya : Ya. Apabila saya tidak mengerti maka saya langsung bertanya bagian gerakan yang sulit.

Adelia : Ya. Saya langsung bertanya sendiri jika ada yang tidak dimengerti. Setelah itu, saya mengkomunikasikan kembali dengan teman lainnya.

Jemima : Ya. Terkadang sedikit hal yang sulit. Pertama saya mencoba untuk memahami, tetapi jika memang masih tidak bisa saya lakukan maka saya bertanya agar lebih jelas.

Yeni : Ya. Saya suka sulit menghafal. Jadi untuk mengingatkan kembali saya bertanya secara detail gerakan yang tidak saya mengerti.

Rhea : Ya. Biasanya Kak Andi bertanya apa ada yang belum dimengerti, kesempatan itu saya gunakan untuk menanyakan gerakan yang tidak saya kuasai.

Nirbita : Ya. Tidak perlu malu, jika saya tidak paham maka saya langsung bertanya. Amelia : Ya. Jika ada gerakan yang sulit dan saya malu bertanya, maka akan tertinggal gerakan dengan teman yang lain. Oleh karena itu bertanya merupakan kebiasaan bagi saya.

dimengerti. Cara penyampaian yang pelan dan jelas memudahkan saya untuk meniru gerakan.

Sattiya : Ya. Semua gerakan yang dicontohkan mudah. Karena disampaikan secara bertahap.

Adelia : Ya. Gerakan disampaikan dengan pelan jadi mudah dimengerti. Jemima : Ya. Saya dengan mudah menerima gerakan yang diberikan.

Yeni : Ya. Mudah menerima gerakan oleh guru dengan baik. Karena gerakan yang dicontohkan pelan, tidak terburu-buru..

Rhea : Ya. Dengan bantuan dua orang pengajar saya mudah sekali menangkap gerakan yang diberikan.

Nirbita : Ya. Proses penyampaian gerakan mudah saya mengerti.

Amelia : Ya. Gerakan yang diberikan melalui proses satu persatu. Jadi tidak terasa memberatkan.

3. Selain gerakan, apakah guru menggunakan tulisan atau kata-kata untuk menjelaskan ragam gerak dari tari?

Jawaban :

Anindya : Ya. Kak Andi dan Mba Indah juga menggunakan kata-kata untuk menerangkan nama gerakan. Seperti ukel, mendak, putar, ngiting dll.

Sattiya : Ya. Seperti kata berputar, jinjit, jongkok, ukel, ngiting dll.

Adelia : Ya. Kata yang digunakan seperti ukel, mendak, ngiting, menunduk, jongkok, simpuh dll.

Yeni : Ya. Baik Kak Andi atau Mba Indah bergantian menjelaskan kata dari setiap gerakan yang dicontohkan.

Rhea : Ya. Ada kata yang digunakan saat menerangkan sebuah gerakan. Sehingga saya bisa mengerti apa yang saya harus lakukan.

Nirbita : Ya. Ada penjelasan disetiap gerakan yang diberikan.

Amelia : Ya. Gerakan-gerakan memiliki istilahnya sendiri. Baik istilah dari tari itu sendiri atau dari kata yang biasa kita gunakan.

4. Adakah kesulitan dalam memahami gerakan yang diberikan oleh guru tari? Jawaban :

Anindya : Tidak ada. Semua bisa dimengerti dan jika ada yang membuat bingung saya dapat bertanya.

Sattiya : Semua tidak ada kendala. Walaupun kadang ada gerakan yang sulit. Adelia : Bisa dimengerti. Aku selalu memperhatikan dengan baik.

Jemima : Jika saya serius latihan maka tidak terasa sulit.

Yeni : Bisa ditangkap dengan mudah. Cara mengajar Kak Andi yang santai dan sabar memudahkan kita untuk memahami.

Rhea : Apapun gerakan akan terasa mudah jika saya memperhatikan Kak Andi dengan serius.

Nirbita : Tidak sulit. Karena Kak Andi mengajar dengan sabar dan pelan-pelan. Sehingga walaupun gerakan sulit sekalipun saya bisa menangkap dengan baik.

5. Apakah adik-adik aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban :

Anindya : Ya aktif. Sebisa mungkin saya selalu mencoba serius saat proses belajar berlangsung.

Sattiya : Kita selalu aktif dalam sanggar.

Adelia : Selalu aktif. Karena kita bisa berbagi ilmu dengan guru atau teman.

Jemima : Ya aktif. Selain guru, bertukar ilmu dan berlatih bersama teman itu menyenangkan.

Yeni : Bermain sambil belajar. Ini cara yang asik agar tidak bosan. Oleh karena itu saya berusaha aktif disela latihan.

Rhea : Aktif. Karena guru dan teman adalah cara saya belajar dan memahami gerakan sampai saya bisa menguasai dengan baik.

Nirbita : Saya sangat aktif. Jika diam saja maka saya tidak merasa nyaman untuk memahami makna menari.

Amelia : Aktif. Karena menjalin hubungan selain dengan guru, teman juga membantu untuk mendapatkan feel yang baik jika nanti menari secara berkelompok.

6. Saat ingin bertanya kepada guru tari, apakah adik-adik menyuruh teman lain yang bertanya atau langsung bertanya sendiri?

Jawaban :

Jemima : Bertanya langsung pada Kak Andi jika saya tidak menguasai gerakan. Yeni : Bertanya langsung ke Kak Andi atau Mba Indah. Kadang-kadang juga bertanya keteman-teman yang lain.

Rhea : Saya bertanya langsung ke guru.

Nirbita : Tidak menyuruh teman, tetapi langsung bertanya sendiri. Amelia : Saya bertanya langsung ke guru atau ke teman-teman.

7. Apakah adik-adik dapat menangkap dengan baik setiap gerakan yang diberikan? Jawaban :

Anindya : Cukup baik. Karena perlu beberapa kali contoh dan latihan. Sattiya : Lumayan baik. Harus beberapa kali mencoba.

Adelia : Cukup. Karena saya bertanya sesekali kepada Kak Andi atau teman.

Jemima : Cukup baik. Harus konsentrasi yang tinggi. Tidak bisa sekali contoh langsung hafal.

Yeni : Baik. Karena saya memperhatikan jika guru sedang mempraktekan dan saya tetap berusaha enjoy saat latihan.

Rhea : Cukup baik. Walaupun harus mengulang gerakan sampai hafal. Nirbita : Lumayan baik. Pengulangan gerakan dibutuhkan, agar bisa hafal.

Amelia : Cukup baik. Tetapi dengan pengulangan gerak yang cukup untuk membantu menghafal.

Jawaban :

Anindya : Bisa. Tapi butuh beberapa kali mengulang. Sattiya : Bisa. Walaupun tidak terlalu lancar.

Adelia : Bisa. Tetapi masih sambil menghafal gerakan. Jemima : Bisa. Mengulang tapi tidak selancar Kak Andi. Yeni : Bisa. Asal menggunakan musik akan semakin lancar. Rhea : Bisa. Tetapi tidak semua bagian hafal.

Nirbita : Bisa. Dengan bantuan musik.

Amelia : Bisa. Tetapi tidak begitu baik dan cepat.

9. Kendala apa saja yang ada saat proses pembelajaran berlangsung? Jawaban :

Anindya : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK. Sattiya : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK. Adelia : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK. Jemima : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK. Yeni : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK. Rhea : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK. Nirbita : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK. Amelia : Kurang fokus dan suara berisik kelompok penari anak usia TK.

Keterangan : Saat Sampai di Hotel Festival Nasional Tari Kreasi Anak 2013

Dokumen terkait