• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Aplikasi Voip ini sesuai untuk instansi atau perusahaan yang telah memiliki jaringan internet antar kantor-kantornya..

2. Untuk aplikasi Voip lebih dari 3 kanal sebaiknya menggunakan sambungan koneksi internet yang dedicated agar tidak terjadi penurunan kualitas pada saat beben ISP padat.

3. Untuk pengembangan lebih lanjut, perlu dilakukan pengembangan untuk mekanisme interkoneksi dengan jaringan VPN maupun PSTN.

131

DAFTAR PUSTAKA

[1] Onno w.Purbo. 2007. VoIP Cikal Bakal Telepon Rakyat, Jakarta: Prima Infosarana Media.

[2] Adnan Basalamah, 1999. Standar H.323 untuk networking aplikasi multimedia, Computer Network Research Group (CNRG) ITB, Bandung: Graha Ilmu.

[3] Thabratas Tharom. 2007. teknis dan Bisnis VoIP, Jakarta: Elex Media Komputindo.

[4] William Stallings. 2002. Komunikasi data dan computer: jaringan kompuer, Jakarta: salemba Teknika.

[5] Jim van Megelem, 2007. Asterisk the future of telephony, New York: O’Reilly. [6] http://www.itu.int/ITU-T/publications. 15 September 2009.

[7] http://www.asteriskwin32.com.15 September 2009.

[8] http://www.mikrotik.org. 15 September 2009. [9] http://www.sony-ak.com. 15 september 2009.

RIWAYAT HIDUP Penulis

Martono Hadianto lahir di Bandung Jawa Barat , pada tanggal 2 Maret 1983. Tempat tinggal di Jl. Makam Caringin no.53 Bandung telepon (022) 70226866. Saat ini bekerja sebagai engineer di sebuah perusahaan distributor produk-produk telekomunikasi yang diproduksi oleh Panasonic. Perusahaan tersebut mempunyai market shareyang sangat tinggi untuk area Indonesia, karena perusahaan tersebut mempunyai banyak cabang yang tersebat di seluruh penjuru Indonesia.

Lulusan SMK teknik elektronika komunikasi pada tahun 2001, pernah bekerja sebagai asisten pengajar pada lembaga pendidikan komputer Gunatama yang pada masanya dulu merupakan tempat kursus komputer yang paling diminati. Setelah cukup menimba ilmu, penulis bekerja pada PT.Indotigatama Parama selaku agen tunggal pemegang merk untuk produk Panasonic Telecommunication. Saat ini penulis sering terlibat pada projek- projek instalasi sistem telepon di gedung-gedung, baik itu yang berupa instansi negeri maupun swasta. Pekerjaan tersebut dijalani dari awal yakni dari konsultasi samapai ke supervise. Selain itu penulis juga aktif pada beberapa forum diskusi yaitu forum mikrotik, forum PABX, dan forum-forum yang berkaitan dengan dunia telekomunikasi.

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis

Session Initiation Protocol

Martono Hadianto Teknik Informatika UNIKOM Jl.Dipati Ukur No.114 , Bandung Email : enang_2000@yahoo.com

ABSTRAK

Teknologi VoIP sangat menguntungkan karena menggunakan jaringan berbasis IP yang sudah memiliki jaringan kuat di dunia sehingga biaya untuk melakukan panggilan jauh lebih efisien daripada menggunakan telepon analog. Tetapi VoIP memiliki kelemahan yaitu dibutuhkan bandwith yang khusus untuk digunakan transmisi paket-paket RTP. Hal ini menjadi kendala karena harga bandwith di negara kita masih mahal, sedangkan trafik-trafik yang lain juga harus dapat dikirimkan dengan baik pada koneksi jaringan yang tersedia. Dari sinilah muncul suatu pemikiran tentang bagaimana caranya untuk melakukan manajemen koneksi jaringan yang ada dan meningkatkan performansi dari jaringan VoIP itu sendiri. Salah satu cara adalah dengan menggunakan QoS (Quality of Service). QoS sendiri telah diketahui sebagai salah satu metoda yang handal dalam menangani masalah manajemen jaringan, terutama untuk pengiriman data penting. Untuk mengimplementasikan pemikiran tersebut maka dibuatlah suatu sistem VoIP pada sebuah LAN yang diterapkan teknik QoS Priority Queuing. Kemudian dianalisa bagaimana performansi dari sistem VoIP sebelum dan sesudah menggunakanQoS. Apakah voice yang dihasilkan oleh system VoIP yang dibangun masih memenuhi standar ITU-T berdasarkan delay, jitter dan packet loss. Dari pengujian dengan menggunakan codec G711 didapatkan bahwa performansi jaringan setelah diimplementasikan priority queing meningkat dengan tajam jika dibandingkan dengan sebelum diterapkan priority queing. Parameter-parameter yang diperlukan untuk menjaga kualitas jaringan VoIP dapat dipertahankan nilainya mendekati standarisasi yang dikeluarkan oleh ITU-T yang meliputi delay, Jitter, packet loss dan MOS (Mean Opinion Score).

Kata Kunci:VoIP, QoS, delay, jitter, dan Priority queing.

1. PENDAHULUAN

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP sendiri adalah merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet. Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga untuk hubungan Internasional dapat ditekan hingga 70%. Selain itu, biaya maintenance dapat di tekan karena voice dan data network terpisah, sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah.

Permasalahan pada Tugas Akhir ini adalah bagaimana merancang sebuah sistem

telekomunikasi berbasis IP melalui internet yang diaplikasikan pada LAN yang terdiri atas 3 buah komputer dimana satu sebagai server VoIP, dan dua buah komputer sebagai terminal/client,. pada sistem tersebut akan dialirkan trafik UDP dan TCP dari salah satu client untuk diketahui performansi dan pengaruh trafik terhadap sistem VoIP pada jaringan LAN meliputi bandwidth, delay, MOS, serta packet loss.Sehingga kita bisa menentukan mekanisme Qos yang terbaik

Dalam perencanaan untuk mengimplementasikan VoIP pada Local Area Network (LAN), perlu memperhitungkan kebutuhan bandwidth, karena saat pengiriman suara estimasi alokasi bandwidth menjadi sangat penting karena akan memakan sebagian besar bandwidth komunikasi yang ada. Sehingga teknik-teknik untuk melakukan kompresi data menjadi sangat strategis untuk

dibutuhkan suatu standar sistem komunikasi yang kompatibel satu sama lain. Ada dua standar komunikasi yang digunakan pada VoIP yaitu :

1.1 H.323

Standar H.323 terdiri dari komponen, protokol, dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan – layanan multimedia seperti komunikasi suara (IP telephony), komunikasi video dengan suara (video telephony), dan gabungan suara, video dan data.

Gambar I.1 Terminal pada jaringan paket Tujuan desain dan pengembangan H.323 adalah untuk memungkinkan interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Terminal dengan standar H.323 dapat berkomunikasi dengan terminal H.320 pada N- ISDN, terminal H.321 pada ATM, dan terminal H.324 pada Public Switched Telephone Network (PSTN). Terminal H.323 memungkinkan komunikasi real time dua arah berupa suara, video dan data.

1.2 Session Initiation protocol (SIP) SIP merupakan protokol persinyalan yang bertujuan untuk mengendalikan inisiasi, modifikasi, serta terminasi sesi-sesi multimedia, termasuk sesi komunikasi audio atau video. SIP merupakan protokol berbasis teks yang mirip dengan protokol HTTP dan Simple Mail Transfer Protocol (SMTP).

SIP adalah protokol peer-to-peer yang mengandung arti bahwa fungsi-fungsi call routing dan session management

switching yang terpusat.

SIP memiliki fungsi-fungsi yang didefinisikan sebagai berikut:

a. User location

SIP menyediakan kemampuan untuk menemukan lokasi pengguna akhir yang bermaksud akan membangun sebuah sesi atau mengirimkan sebuah permintaan. b. User capabilities

SIP memungkinkan determinasi kemampuan media dari perangkat yang terlibat di dalam sesi.

c. User availability

SIP memungkinkan determinasi keinginan pengguna untuk melakukan komunikasi.

d. Session setup

SIP memungkinkan modifikasi, transfer, dan terminasi dari sebuah sesi aktif.

2. MODEL, ANALISA, DESIGN

DAN IMPLEMENTASI Konfigurasi jaringan yagn digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Konfigurasi jaringan

Pengujian yang dilakukan dibatasi sebagai berikut :

a. Digunakan G.711 sebagai codec.

b. Diasumsikan kondisi kanal sempurna, yaitu tidak ada transmission error dan link adaptations.

c. Parameter yang digunakan untuk mengamati kualitas layanan meliputi bandwith, jitter, MOS dan packet loss. d. Pengalamatan IP menggunakan IP versi 4. e. Digunakan asterisk win32 sebagai server

Di bawah ini adalah konfigurasi komponen- komponen yang berada pada konfigurasi jaringan yang dibuat :

a. IP Phone

IP Phone adalah suatu hardware yang biasa digunakan untuk komunikasi VoIP. Pada bagian ini terjadi pengolahan sinyal analog menjadi digital untuk kemudian dilakukan proses paketisasi menjadi paket IP.

b. Switch

Perangkat ini berfungsi sebagai penghubung semua perangkat-perangkat yang ada dalam sebuah jaringan LAN. c. Router

Perangkat ini berfungsi untuk melakukan perutingan ip address dari dua buah jaringan yang berbeda. Router yang digunakan disini adalah versi software dari mikrotik routerOS. Pada mikrotik kita akan melakukan limitasi koneksi backbone sebesar 512 kbps, 256 kbps dan 128 kbps.

d. Server

Server merupakan penyedia layanan aplikasi dalam sebuah jaringan . dalam hal ini adalah VoIP server. VoIP server yang digunakan adalah asterisk versi windows 2.1 Skenario Pengujian

Skenario ujicoba yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengujian sistem dengan bandwidth internet 512 Kbps.

Sistem akan diujicoba pada koneksi backbone 512 kbps , lalu akan dibandingkan bagaimana performansi jaringan sebelum dan sesudah diterapkan priority queuing.

b. Pengujian sistem dengan bandwidth internet 256 Kbps.

Sistem akan diujicoba pada koneksi backbone 256 kbps , lalu akan dibandingkan bagaimana performansi jaringan sebelum dan sesudah diterapkan priority queuing.

c. Pengujian sistem dengan bandwidth internet 128 Kbps.

Sistem akan diujicoba pada koneksi backbone 256 kbps , lalu akan dibandingkan bagaimana performansi jaringan sebelum dan sesudah diterapkan priority queuing.

3. HASIL ANALISIS DATA

Berdasarkan pada hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan beberapa skenario pengujian. Kita dapat menganalisa data-data yagn dihasilkan oleh program commview tersebut. Untuk memudahkan pembaca, hasil penelitian ini penulis sajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

3.1 Analisis parameter packet loss

Gambar III.1 Grafik perbandingan packet loss

Dari grafik diatas dapat diketahui, jumlah paket yang hilang pada saat dilakukan ujicoba sebelum diterapkan priority queuing pada koneksi backbone 128 kbps dan 256 kbps sangat banyak sekali, tetapi setelah diimplementasikan priority queuing paket yang hilang tersebut berkurang sangat jauh. Berdasarkan grafik diatas pengurangan tertinggi terjadi pada saat ujicoba pada koneksi backbone 256 kbps dimana sebelum diterapkan QoS tedapat paket yang hilang sebesar 50,3%, tetapi setelah diterpakan QoS terjadi penurunan julah paket yang hilang menjadi sebesar 0,5 %. Dampak dari penurunan paket yang hilang ini terasa sekali, karena suara yaagn

Gambar III.2 Grafik perbandingan Jitter Dari grafik diatas dapat diketahui parameter jitter mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada saat dilakukan ujicoba sebelum diterapkan priority queuing sangat banyak sekali, tetapi setelah diimplementasikan priority queuing jitter berkurang sangat jauh. Dapat dilihat pada grafik diatas pada saat proses komunikasi dilakukan pada koenksi backboen 128 kbps terdapat jitter sebesar 117,49 tetapi setelah diimplementasikan priority queing mengalami pengurangn menjadi hanya sebesar 36,23. Pengurangan tertinggi terjadi pada saat ujicoba pada koneksi backbone 128 kbps dimana terjadi penurunan hampir 300% lebih. 3.3 Analisis Parameter MOS

Gambar III.3 Grafik perbandingan MOS Dari grafik diatas dapat diketahui hasil perolehan nilai MOS meningkat jauh setelah diimplementasikan priority queuing. Kenaikan tertinggi terdapat pada saat ujicoba pada koneksi backbone 256 kbps, dimana terjadi kenaikan nilai MOS dari yang semula 1,1

queuing di dalam sebuah jaringan sistem VoIP sangat efektif untuk membantu meningkatkan kualitas sambungan komunikasi dalam sistem VoIP. Dengan diaplikasikannya metode ini dampak yang dihasilkan sangat besar sekali, dimana seperti terlihat pada grafik diatas terdapat pengurangan packet loss yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan sebelum diterapkan metode ini, hasil pengurangan packet loss ini berdampak pula ke pengurangan delay/jitter sehinggga kualitas suara yang dihasilkan termasuk pada kategori bagus.

4. KESIMPULAN

Dari analisa yang telah dilakukan pada perencanaan dan implementasi quality of service pada voice over internet protocol, dengan melakukan beberapa tahap ujicoba, Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Mikrotik routerOS dapat digunakan

untuk meningkatkan performansi jaringan LAN dengan menerapkan metode priority queing.

2. Bandwidth yang digunakan pada komunikasi VoIP rata – rata sebesar 83 Kbps dengan menggunakan codec G.711 untuk tiap satu kanalnya. Sehingga dengan tarif koneksi internet yang sudah cukup murah saat ini kita dapat menyelenggarakan layanan voip untuk menghubungkan kantor-kantor yang terlatak di berbagai daerah.

3. Quality of service pada sebuah jaringan LAN merupakan suatu keharusan, karena perkembangan aplikasi semakin hari semakin pesat dan konsumsi bandwith yang digunakan juga semakin tinggi. Saran

1. Aplikasi Voip ini sesuai untuk instansi atau perusahaan yang telah memiliki jaringan internet antar kantor-kantornya..

2. Untuk aplikasi Voip lebih dari 3 kanal sebaiknya menggunakan sambungan koneksi

internet yang dedicated agar tidak terjadi penurunan kualitas pada saat beben ISP padat. 3. Untuk pengembangan lebih lanjut, perlu

dilakukan pengembangan untuk mekanisme interkoneksi dengan jaringan VPN maupun PSTN.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Onno w.Purbo. 2007. VoIP Cikal Bakal Telepon Rakyat, Jakarta: Prima Infosarana Media.

[2] Adnan Basalamah, 1999. Standar H.323 untuk networking aplikasi multimedia, Computer Network Research Group (CNRG) ITB, Bandung: Graha Ilmu. [3] Thabratas Tharom. 2007. teknis dan

Bisnis VoIP, Jakarta: Elex Media Komputindo.

[4] William Stallings. 2002. Komunikasi data dan computer: jaringan kompuer, Jakarta: salemba Teknika.

[5] Jim van Megelem, 2007. Asterisk the future of telephony, New York: O’Reilly. [6] http://www.itu.int/ITU-T/publications. 15 September 2009. [7] http://www.asteriskwin32.com. 15 September 2009. [8] http://www.mikrotik.org. 15 September 2009. [9] http://www.sony-ak.com. 15 september 2009.

Analysis and Design Quality of Service

In the Voice Over Internet Protocol network Based on Session Initiation Protocol

Martono Hadianto Informatics Engineering UNIKOM

Jl.Dipati Ukur No.114, Bandung Email : enang_2000@yahoo.com

ABSTRACT

VoIP technology is beneficial because it uses IP-based network that already has a strong network in the world so that the cost to make calls much more efficient than using an analog phone. But VoIP has the disadvantage that the bandwidth required for transmission use RTP packets. This is a problem because the price of bandwidth in our country is still expensive, while the traffic, other traffic should also be sent by either the network connection is available. From this problem came an idea about how to manage the existing network connections and improve performance of VoIP networks themselves. One of the solutions is using QoS (Quality of Service). QoS itself is well known as one of a reliable method in dealing with network management issues, particularly for the delivery of important data. To implement these ideas, VoIP system on LAN was build which applying QoS Priority Queuing techniques. Then, the performances of VoIP systems before and after using QoS are analyzed. Is voice generated by the VoIP system meet the ITU-T standards based on delay, jitter and packet loss. From the testing using G711 codec, we found that the network performance after priority queuing is increasing sharply compared with before using priority queing. Parameters necessary to maintain the quality of VoIP networks can be maintained toward standardization value issued by the ITU-T which includes delay, jitter, packet loss and MOS (Mean Opinion Score).

Keywords:VoIP, QoS, delay, jitter, dan Priority queing.

1. PRELIMINARY

Voice over Internet Protocol (VoIP) is a technology that can pass the voice traffic, video and data packet form over an IP network. IP network itself is a data communications network based on packet- switching, so the phone using an IP network or the Internet. By using a VoIP phone, a lot can be taken advantage of them is certainly cost much cheaper than traditional phone rates, because the global nature of IP networks. So for international relations could be reduced up to 70%. In addition, maintenance costs can be in the press for voice and data networks separate, so the IP Phone can be added, removed and changed.

Problems at the end of this task is how to design an IP-based telecommunications system via the internet which is applied to the LAN consisting of 3 computers where one as a VoIP server, and two computers as a terminal / client,. the system will be streamed UDP and

TCP traffic from one client to know and influence the traffic performance of VoIP systems include LAN network bandwidth, delay, MOS, packet loss. As well as we can determine the best QoS mechanisms

In planning to implement VoIP on a Local Area Network (LAN), to calculate the bandwidth requirements, because the estimation of voice transmission bandwidth allocation becomes very important because it will take most of the existing communications bandwidth. Thus techniques to compress the data to be very strategic to enable communication bandwidth savings.

VoIP can communicate with other systems that operate on packet-switch network. To be able to communicate needs a communication system standards compatible with each other. There are two communication standards used in VoIP are:

1.1 H.323

H.323 standard consists of the components, protocols, and procedures that provide multimedia communications over packet-based networks. Form of packet-based networks that can be taken include the Internet network, the Internet Packet Exchange (IPX)- based, Local Area Network (LAN) and Wide Area Network (WAN). H.323 can be used for services - multimedia services such as voice communications (IP telephony), video with voice communications (video telephony), and the combination of voice, video and data.

Figure I.1 Terminals on the packet network

Destination design and development of H.323 is to allow interoperability with other types of multimedia terminals. Standard H.323 terminal can communicate with H.320 terminals on N-ISDN, ATM terminals in H.321, and H.324 terminals on the Public Switched Telephone Network (PSTN). H.323 terminals enables real-time communication in the form of two-way voice, video and data. 1.2 Session Initiation protocol (SIP)

SIP is a signaling protocol that aims to control the initiation, modification, and terminating multimedia sessions, including sessions on audio or video communications. SIP is a text based protocol similar to HTTP and Simple Mail Transfer Protocol (SMTP). SIP is a protocol peer-to-peer means that the functions of call routing and session management distributed to all nodes (including endpoint and server) in the SIP network. This is different from the conventional telephone system in which telephone terminals is dependent on a centralized switching devices. SIP has the functions that are defined as follows:

a. User location

SIP provides the ability to find the location of end users who intend to establish a session or send a request. b. User capabilities

SIP allows determination of the media capabilities of the devices involved in the session.

c. User availability

SIP enables the user desires determination to communicate.

d. Session setup

SIP allows modification, transfer, and termination of an active session. 2. MODEL, ANALYSIS, DESIGN

AND IMPLEMENTATION

Network configuration used for testing are as follows:

Figure 2.1 Network Configuration Limited testing conducted as follows:

a. G.711 as the codec used.

b. It is assumed perfect channel conditions, ie there is no transmission errors and link Adaptations

c. Parameters used to observe the quality of services include bandwidth, jitter, MOS and packet loss

d. IP addresses using IP version 4

e. Win32 asterisk is used as a VoIP server. Below is the configuration of components that are on the network configuration are made:

a. IP Phone

IP Phone is a commonly used hardware for VoIP communication. In this section occurred processing a digital signal to analog and then made a packetization process IP packets.

b. Switch

This device serves as a connecting all the devices in a LAN network.

c. Router

This device serves to perform perutingan ip address from two different networks.

Router used here is a version of RouterOS software. In mikrotik we will do limitation backbone connections for 512 kbps, 256 kbps and 128 kbps. d. Server

Server is an application service provider in a network. in this case is the VoIP server. VoIP server used is an asterisk versions of Windows

2.1Testing Scenario

Testing Scenario testing to be conducted are as follows:

a. Testing the system with Internet bandwidth 512 Kbps

The system will be tested at 512 kbps backbone connection, and will compare how the network performance before and after the applicable priority queuing. b. Testing the system with Internet

bandwidth 256 Kbps

The system will be tested at 256 kbps backbone connection, and will compare how the network performance before and after the applicable priority queuing. c. Testing the system with Internet

bandwidth 128 Kbps.

The system will be tested at 256 kbps backbone connection, and will compare how the network performance before and after the applicable priority queuing. 3. DATA ANALYSIS RESULTS

Based on the test results conducted using several test scenarios. We can analyze the data generated by the program yagn these commview. To facilitate the reader, the author of the study presented in graphical form as follows:

3.1 Analysis parameter packet loss

Figure III.1 Graph packet loss ratio

From the graph above it can be seen, the number of packets lost during the trial

Dokumen terkait