• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Sebaiknya BTKLPP Kelas I Medan melakukan pemeriksaan kadar sulfat diharapkan dilakukan pemantauan dan pengontrolan terhadap proses pengolahan air bersih agar kadar tetap pada batas yang telah ditetapkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Air

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengolahan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut dari air permukaan (Sutrisno, 1991).

Pengolahan yang dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan yang lengkap. Peningkatan kuantitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut (Sutrisno, 1991).

Air sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk keperluan minum maka dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60 liter/hari. Jadi untuk negara-negara yang sudah maju kebutuhan akan air pasti lebih besar dari kebutuhan untuk negara-negara yang sedang berkembang (Sutrisno,1991).

Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi air akan dapat mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak

digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar (Darmono, 2001).

2.2 Sumber Air Bersih

Jumlah air di dunia ini relatif tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Sumber-sumber air yang ada pada bumi, dapat berasal dari : Air permukaan yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk air permukaan. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya. Dengan adanya pengotoran ini menyebabkan kualitas air permukaan menjadi berbeda-beda.Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya (Waluyo, 2009).

Sumber-sumber air bersih : 1. Air Tanah

Air tanah secara umum terbagi menjadi: a. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi akibat proses penyarapan air dari permukaan tanah dam mengalami proses filtrasi secara alamiah. Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagai bakteri, sehingga air tanah dangkal terlihat terlarut.

b. Air Tanah

Air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam lebih sulit daripada air tanah dangkal. Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi tinggi.

2. Air Hujan

Air hujan merupakan sumber utama air bumi. Air hujan dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air

minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran (Waluyo, 2009). 3. Air Laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam natrium klorida(NaCl). Kadar garam natrium klorida(NaCl) dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum (Sutrisno, 1991).

2.3 Air bersih

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi air bersih pada setiap daerah berbeda-beda tergantung pada kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Air yang sudah terpenuhi syarat fisik,kimia, namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air.

Pemanfaatan air bersihsecara umum dapat dikatakan penggunaan air bersih sebagai berikut :

1. Akan diolah menjadi air siap minum. 2. Untuk keperluan keluarga (cuci,mandi). 3. Sarana pariwisata (air terjun).

4. Pada industri (sarana pendingin).

5. Sebagai alat pelarut (dalam bidang farmasi / kedokteran). 6. Pelarut obat.

7. Obatan dan infus (apabila air tersebut telah diolah menjadi air steril). 8. Sebagai sarana irigasi.

10. Sebagai sarana olah raga (kolam renang)(Gabriel.J,2001).

2.4 Kualitas Air

Sebagai bagian dari kepedulian tentang keadaan lingkungan hidup, kualitas air menjadi bagian yang penting dalam isu pengembangan sumberdaya air. Kualitas air dalam hal ini mencangkup keadaan fisik, kimia dan biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia (Asdak, 1995).

Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya adalah air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dapat diminum apabila dimasak. Persyaratan terbaruyang telah ditetapkan oleh Mentri Kesehatan Republik Indonesia melalui Kepmenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002 (Waluyo, 2005).

Jenis-jenis air minum seperti yang dimaksud adalah meliputi:

a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga; b. Air kemasan;

c. Air yang didistribusikan melalui tangki air;

d. Air yang digunakan untuk produksi makanan; (Waluyo, 2005).

Telah dikemukakan bahwa membicarakan kualitas air pada dasarnya adalah membicarakan karakteristik kualitas air yang berasal dari sumber perairan alamiah, maka uraian tentang kualitas air akan dimulai dengan membahas karakteristik-karakteristik fisik seperti suhu dan bahan terlarut dalam air. Karakteristik lain (kimia) yang terbentuk oleh persenyawaan bahan-bahan organik non-organik yang mempunyai peranan penting sebagai indikator kualitas air (Asdak, 2007).

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat (Departemen Kesehatan) serta ketentuan/ peraturan lain yang berlaku seperti APHA (American Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat AS), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, kimia, dan biologis. Kualitas secara fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa (Suriawiria, 2005).

Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya adalah air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan jika diproses untuk air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan. Jika proses penyaringan dapat dilakukan akan memerlukan biaya yang lebih besar dan mungkin pula mahal (Suriawirria, 2005).

Kualitas air secara biologis khususnya secara mikrobiologis ditentukan oleh banyak diameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen,dan penghasil toksin. Misalnya kehadiran mkiroba, khususnya bakteri pencemar tinja (Coli) di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk kepentingan kehidupan manusia (rumah tangga) (Suriawiria, 2005).

Beberapa jenis kualitas air yang perlu kita kenal untuk kegunaan praktis sehari-hari adalah antara lain :

1. Standar kualitas air minum (nasional maupun internasional).

2. Standar kualitas air untuk rekreasi dan atau tempat-tempat pemandian alam (nasional dan internasional).

3. Standar kualitas air yang dihubung-hubungkan dengan bahan buangan dari industri (disebut waste water effluent).

4. Standar kualitas air sungai (stream standard). Air sungai yang digunakan sebagai media atau sumber hayati (perikanan) adalah berbeda bila digunakan sebaliknya sebagai sumber baku Perusahaan Air Minum (PAM) (Ryadi, 1986).

2.5 Sifat Umum Air

Air berubah ke dalam tiga bentuk menurut waktu dan tempat, yakni air sebagai bahan padat air sebagai cairan dan air sebagai uap seperti gas. Keadaan-keadaan ini kelihatannya adalah Keadaan-keadaan alamiah biasa karena selalu kelihatan demikian .Tetapi sebenarnya keadaan-keadaan sifat-sifat ini adalah keadaan yang aneh diantara seluruh benda-benda. Tidak ada suatu benda yang berubah kedalam tiga sifat dengan suhu dan tekanan yang terjadi dalam hidup kita sehari-hari (Sosrodarsono, 2003).

Air memiliki sifat umum yakni: 1. Sifat Fisik

Sifat fisik terdiri dari : a. Titik beku 00 C

b. Mas jenis es (00C) 0,92 g/cm3 c. Masa jenis air (00C) 1,00 gr/cm3 d. Panas lebur 80 kal/gram

e. Titik didih 1000C

f. Panas penguapan 540 kal/gram g. Temperature kritis 3470C h. Tekanan kritis 3470C

i. Konduktivitas listrik spesifik (250C) 1x10-17/ohm-cm j. Konstanta dielektrikum (250C) 78

Perlu diketahui bahwa air laut mempunyai titik beku (-1,90C); massa jenis air tawar terbesar pada 40C, sedangkan air laut (kadar garam 35%) mempunyai massa jenis terbesar pada (-3,50C) (Gabriel, 2001).

2. Sifat Kimia

Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung mineral. Macam-macam mineral yang terkandung dalam air tawar bervariasi tergantung struktur tanah dimana air itu diambil. Sebagai contoh mineral yang terkandung dalam air itu bukan melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut dari suatu substansi misalnya dari batu andesit (dari batu vulkanis) (Gabriel, 2001).

2.6 Pencemar Air

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terjadi juga peningkatan aktivitas manusia. Namun tidak jarang, aktivitas manusia sendiri juga dapat menyebabkan penurunan kualitas (mutu) air. Bila penurunan mutu air ini tidak diminimalkan maka akan terjadi pencemaran air(Mulia, 2010).

Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 menyebutkan:“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya”(Mulia, 2010).

Peraturan Pemerintah R.I No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:

a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. c. Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

d. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri dan pembangkit listrik.

Menurut defenisi di atas, bila suatu sumber air yang termasuk dalam golongan B ( air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami pencemaran yang berasal dari air limbah sehingga tidak dimanfaatkan lagi, maka dikatakan sumber air tersebut telah tercemar (Mulia, 2010).

Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar (Darmono, 2001).

2.6.1 Polutan Air

Polutan air merupakan komponen yang mengakibatkan polusi atau pencemaran di dalam air. Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi, tergantung dari jenis air dan polutannya. Polusi air dapat disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang sangat bervariasi (Sunu,2001).

Berdasarkan sifat-sifatnya polutan air pada dasarnya:

1. Padatan tersuspensi diartikan zat padat yang menyebabkan kekeruhan. Beberapa contoh kegiatan menimbulkan air limbah padatan tersuspensi

non-organik seperti industri menggunakan bahan baku semen. Air limbah non-organik seperti perkotaan, air limbah kertas (Sunu, 2001).

2. Zat-zat racun organik khususnya dimanfaatkan untuk mengembangkan zat kimia dan obat-obatan. Sedangkan zat-zat racun non-organik mengandung kadmium,timah,cianida,arsenik (Sunu, 2001).

Ciri –ciri air yang air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dan jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang terpolusi, kehidupan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada air laut menunjukkan adanya polusi.

Tanda-tanda polusi air yang berbeda. Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan sifat-sifatnya sebagai berikut:

1. Padatan.

2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (Oxygen demanding wastes). 3. Mikroorganisme.

4. Komponen organik sintetik. 5. Nutrient tanaman.

6. Minyak.

7. Senyawa anorganik dan mineral. 8. Bahan radioaktif.

Pengelompokkan tersebut diatas bukan merupakan pengelompokkan yang baku, karena suatu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh, bakteri dapat dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan karena bakteri merupakan padatan tersuspensi. Contoh yang lain misalnya logam berat sering dimasukkan ke dalam kelompok senyawa anorganik tetapi juga merupakan padatan terlarut. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung lebih dari satu macam polutan .

Sebagai contoh, sampah organik adalah suatu bahan buangan yang mengandung mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman. Jadi pengelompokkan diatas lebih bersifat untuk memudahkan dalam pembahasan mengenai berbagai jenis polutan (Agusnar, 2007).

2.6.2 Efek Pencemaran Air

Efek pencemaran air dapat mempengaruhi kualitas lingkungan serta daya dukungnya serta berdampak terhadap berbagai segi kehidupan. Untuk itu maka efek pencemaran air dijelaskan sebagai berikut:

1. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Air

Pelepasan/pembuangan material yang sudah tercemar ke lingkungan perairan umum untuk merubah ekosistemnya. Bahan pencemar yang menjadi peran utama transformasi hidup, yaitu:

a. Bau busuk yang menyengat b. Mikro-organisme

c. Kenaikan suhu d. Perubahan pH.

Air yang telah tercemar oleh organisme patogen seperti bakteri atau virus dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk itu maka sumber air yang digunakan untuk memasok kebutuhan air minum harus dicegah dari pencemaran yang membahayakan kesehatan tubuh manusia (Sunu,2001).

2.6.3 IndikatorPencemaran Air

Eksploitasi sumber-sumber air tanah secara berlebihan yang tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan serta upaya konservasi lingkungan yang tidak seimbang akan mempengaruhi kualitas air. Disamping itu jugakurangnya kesadaran berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung seperti membuang limbah akan mengakibatkan pencemaran air semakin meningkat (Sunu, 2001).

2.7Karakteristik Air

Diantara karakteristik fisik perairan (alamiah) yang dianggap penting adalah konsentrasi larutan sedimen, suhu air, dan tingkat oksigen terlarut dalam suatu sistem aliran air. Larutan sedimen yang sebagian besar terdiri atas lumpur dan beberapa bentuk koloida-koloida dari berbagai material inilah yang sering kali mempsengaruhi kualitas air dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya air untuk kehidupan manusia dan bagi kehidupan organisme akuatik secara langsung dan tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa karakteristik atau indikator kualitas air yang disarankan untuk dikaji dalam analisis pemanfaatan sumberdaya air untuk berbagai keperluan, terutama untuk penelitian-penelitian kualitas air atau studi masalah ekologi akuatis.

1.Muatan sedimen

Kualitasfisikperairansebagianbesarditentukan yang terdapatdiperairantersebut. Muatansedimendalamsuatusistem

perairandiukurrmelaluitingkatkekeruhan(Asdak,2011). 2. Tingkat Kekeruhan.

Kekeruhanbiasanyamenunjukkantingkatkejernihanaliran air ataukekeruhanaliranair yang diakibatkanolehunsur-unsurmuatansedimen, baik

yang bersifat mineral atauorganik(Asdak, 2011). 3. Gas terurai.

Kandungan gas oksigenteruraidalam air mempunya I perananmenentukanuntukkelangsunganhidup

organismeakuatisdanuntukberlangsungnya proses reaksikimia yang terjadi di dalamperairan(Asdak, 2011).

4. pH

pH air biasanyadimanfaatkanuntukmenentukanindekspencemarandenganmelihattingkatk

easamanataukebebasan air yang dikaji. Angka pH 7 adalahnetral, sedangkanangka pH lebihbesardari 7 menunjukkanbahwa air bersifatbasa.Sedangkanangka pH lebihkecildari 7 menunjukkanbahwa air di tempattersebutbersifatasam.Umumnya, perairandengantingkat pH lebihkecildari 4,8danlebihbesardari 9,2 sudahdapatdianggaptercemar (Asdak, 2011).

2.8 Sulfat (SO4-2)

Sulfat secara alamiah terdapat pada sejumlah mineral dan digunakan secara komersial dalam industri kimia. Secara umum, makanan juga merupakan sesuatu

yang terkena atau sumber sulfat. Senyawa sulfat dalam jumlah besar dapatbereaksi dengan ion natrium atau magnesium dalam air sehinggamembentukgaramyang dapat menimbulkan iritasi gastrointestial ( Waluyo, 2005).

Pada perairan yang tidak mengalami pencemaran umumnya ditemukan konsentrasi sullfat antara 10-30 mg/l. Namun akibat kelarutan yang tinggi dari gips, dapat menyebabkan konsentrasi sulfat dalam air mencapai 100 mg/ml. Hal ini sering dijumpai pada perairan yang substratnya banyak mengandung gips .Dengan demikian maka konsentrasi sulfat yang tinggi dalam ekosistem air kemungkinan besar disebabkan oleh aspek geologis (Barus, 2004).

2.9 MetodeSpektrofotometriUv-vis

Suatuberkasradiasidikenakanpadacuplikan (larutansampel) danintensitassinarradiasi yang diteruskandiukurbesarnya.Radiasi yang diserapolehcuplikanditentukandenganmembandingkanintensitassinar yang

diteruskandenganintensitassinar yang diserapjikatidakadaspesiespenyeraplainnya.Intensitasataukekuatanradiasicahayase

bandingdenganjumlahfoton yang melaluisatusatuanluaspenampangperdetik (Sudjadi, 2009).

Spektrofotometri UV-Vis dapatdigunakanbaikuntukinformasikualitatifmaupunanalisakuantitatif.Dalamaspe kkuantitatif, suatuberkasradiasidikenakanpadacuplikan (larutansampel) danintensitassinarmatahari yang diteruskandiukurbesarnya (Sudjadi, 2009).

Spektrofotometer visible adalahpengukuranpanjanggelombangdanintensitassinar ultraviolet

dancahayatampak yang diabsorbsiolehsampel.Sinartampakberadapadapanjanggelombang 400-800

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah materi esensial di dalamkehidupan. Tidak ada satupun mahluk hidup yang berada bumi yang tidak membutuhkan air. Para ahli berkecimpung di dalam masalah air baik air untuk keperluan rumah tangga ataupun untuk kepentingan lainnya ( industri, pertanian) sepakat bahwa penyebab terjadinya krisis air dapat secara langsung dapat pula secara tidak langsung (Suriawiria, 2005).

Didalam sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan ataupun pada hewan (termasuk didalamnya manusia) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75% kandungan sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% kandungan sel hewan, terdiri dari air. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga, ternyata berbeda untuk tiap tempat, tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Suriawiria, 2005).

Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula kebutuhan manusia terhadap air. Hal yang paling mengerikan adalah akibat pencemaran, baik yang langsung mengenai air ataupun tidak. Pencemaran yang berasal dari rumah tangga (umumnya dalam bentuk pencemar organik), atau berasal dari pabrik, industri serta kegiatan lainnya(umumnya dalam bentuk pencemar non organik) (Suriawiria, 2005).

Berdasarkan Permenkes 416/Menkes Per /IX/1990 bahwa kadar sulfat (SO4 -2

telah ditetapkan, maka perlu diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian “Analisis Sulfat (SO4-2) pada Air Bersih dengan Metode Spektrofotometri” karena analisis tersebut sangat penting untuk menilai kualitas air bersih.

Pengujian dilakukan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) merupakan metode Spektrofotometri.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kadar sulfat memenuhi syarat sebagai air bersih atau tidak, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi masyarakat apakah air memiliki kandungan sulfat memenuhi syarat atau tidak, sebagai air bersih berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990.

ANALISIS SULFAT(SO42-) PADA AIR BERSIH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

ABSTRAK

Sulfat secara alamiah terdapat pada sejumlah mineral dan digunakan secara komersial dalam industri. Pencemaran air dapat mempengaruhi kualitas air yang telah tercemar oleh bahan kimia seperti sulfat. Konsentrasi sulfat yang tinggi dalam air mempunyai efek terhadapkesehatan manusia, terutama gangguan dalam proses pencernaan. Oleh karena itu tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis mengandung cemaran senyawa sulfat.

Sampel yang digunakan adalah air bersih yang diantar langsung ke BTKLPP Kelas I Medan. Pemeriksaan sampel air bersih dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer di laboratorium kimia BTKLPP Kelas I Medan,baku mutu kadar sulfat dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI , kadar yang diperoleh dari duasampel air bersih yang berbedaadalah31dan 34 mg/L. Semua kadar memenuhi syarat karena tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor 416/Menkes/Per/1990 bahwa kadar yang diperoleh memenuhi syarat yaitu (< 400 mg/L). Air bersih layak digunakan oleh masyarakat.

ANALISIS SULFAT (SO

4

2-) PADA AIR BERSIH DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

OLEH :

FRIDA M PURBA

NIM :132410039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS SULFAT (SO

42-

) PADA AIR BERSIH DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH: FRIDA M PURBA NIM 132410039 Medan, September 2016 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Yuandani, S.Farm., M.Si., Ph.D., Apt. NIP 198303202009122004

Disahkan Oleh: FakultasFarmasi

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Masfria, M.S., Apt. NIP 195707231986012001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang MahaEsa, atas segala

berkat dan karunia-Nya yang

memberikankesehatandanhikmatkepadapenulissehinggapenulisdapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Sulfat (SO4-2)pada Air Bersih dengan Metode Spektrofotometri” disusunsebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikanPendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi danMakananFakultasFarmasiUniversitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Medan.

Selama menyelesaikan tugas akhir ini, penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari banyak pihak maka dengan segenap ketulusan hati izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku DekanFakultasFarmasiUniversitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, S.Si, M.Si., Apt., selaku wakil dekan1 FakultasFarmasiUniversitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M. App. Sc., Apt., selakuKetua Program Studi Diploma III AnalisFamasidan Makanan.

4. Ibu Yuandani, S.Farm., M.Si., Ph.D., Apt.,selakudosenpembimbing yang telah memberikan saran dalam menyelesaikanTugas Akhir ini.

5. Ibu Rumanti Siahaan, SKM., M.Kes., selaku dosen pembimbing di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

6. Orang tua, abang dan adik-adik saya yang telah memberikan dukungan baik dalam doa dan materi sampai saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Dan kepada seluruh teman-teman seperjuangan Stambuk ’13 khususnya Nova, Herdina, Hanna, Fella dan Dahliani yang memberikan senyuman serta semangat selama di bangku perkuliahan.

Akhirnya, Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, dengan harapan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tak luput dari kekurangan. Sehingga dibutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk menciptakan karya yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Medan, September 2016 Penulis

Frida M Purba NIM 132410039

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Frida M Purba

Nomor Induk Mahasiswa : 132410039

Program Studi : Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Analisis Sulfat (SO4-2) pada Air Bersih dengan Metode Spektrofotometri

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahli madya farmasi di perguraan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya didalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas

Dokumen terkait