• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan obat penghambat sekresi asam lambung lain seperti ranitidin atau omeprazol yang dikombinasikan dengan alginat.

48

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, T. (2012). Alginate as Biomaterials in Tissue Engeneering.

Charbohydr. Chem. 37(1): 227-258.

Arianto, A., dan Bangun, H. (2014). Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Berbasis Alginat sebagai Sitoprotektif pada Ulkus Peptikum yang Diinduksi dengan Aspirin, Asam Klorida, dan Alkohol. Laporan Tahunan Hibah Bersaing. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Arivumani, K., Velpandian, V., Banumathi, V., Ayyasamy, S., dan Kumar, A. (2013). Anti-ulcer Activity of Hingu Chooraman against Aspirin and Pylorus Ligation Induced Gastric Ulcer in Rats. International Journal of

Pharma Research & Review. 2(4): 13 - 21.

Aziz, N. (2002). Peran Antagonis Reseptor H-2 dalam Pengobatan Ulkus Peptikum. Sari Pediatri. 3(4): 222 - 226.

Bakir, T., Minkar, T., Arslan, M.K., dan Aygun, E. (1988). Healing of Gastric Ulcer with Ranitidine or Higher-Dose of Antacid. Journal of Islamic

Academy of Sciences. 1(1): 70 - 71.

Buchanan, B.R., dan Andrews, F.M. (2003). Treatment and Prevention of Eqquine Gastric Ulcer Syndrome. The Veterinary Clinic Equine Practice. 19: 575 - 597.

Corwin, E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 603-605.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan. Halaman 31.

Dufton, J. (2012). The Pathophisiology and Pharmaceutical Treatment of Gastric

Ulcers. PharmCon Inc. Halaman 2.

Draget, K. I., Smidsrod, O., dan Gudmund S. (2005). Alginate from Algae. Weinheim: WILEY-VCH Verlag GmbH and Co. Halaman 3-4.

Estuningtyas, A., dan Arif, A. (2011). Obat Lokal. Dalam: Farmakologi dan

Terapi. Edisi kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 518 - 522.

Ferawati, L. (2014). Efek Penyembuhan Sirup Alginat Dibandingkan dengan Suspensi Sukralfat Terhadap Ulkus Lambung Tikus yang Diinduksi dengan Etanol. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

49

Fransiska, E. (2013). Stabilitas Fisik dan Efek Pencegahan Ulkus dari Sirup Alginat pada Lambung Tikus yang Diinduksi dengan HCl. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Fornai, M., Antonioli, L., dan Colluci, R. (2011). Pathophysiology of Gastric

Ulcer Development and Healing: Molecular Mechanisms and Novel Therapeutic Options. Departement of Internal Medicine, University of

Pisa, Italy. Page 113-142.

Ganguly, A.K., dan Bhatnagar, O.P. (1973). Effect of Bilateral Adrenalotomy on Production of Restraint Ulcers in Stomach of Albino Rats. Canadian

Journal of Physiology and Pharmacology. 51: 748 - 750.

Gosal, F., Paringkoan, B., dan Wenas, N.T. (2012). Patofisiologi dan Penanganan Gastropati Obat Antiinflamasi Nonsteroid. Artikel Pengembangan

Pendidik Keprofesian Berkelanjutan. 62(11): 444 - 449.

Guyton, A. C., dan Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 862.

Houshia, O.J., Eid, M.A., Zaid, O., Zaid, M., dan Al-daqqa, N. (2012). Assement of The Value of The Antacid Contents of Selected Palestinian Plants.

American Journal of Chemistry. 2(6): 322 - 325.

Indraswari, C.I., Kalsum, U., dan Sudjari. (2004). Pengaruh Pemberian Temulawak pada Lambung Tikus yang Mengalami Ulkus Peptikum Akibat Induksi Indometasin. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 20(2): 96 - 99. Insel, P.A. (1996). Analgesic-Antipyretic and Antiinflamatory Agents and Drugs

Employed in Treatment of Gout. Dalam: Goodman & Gilman’s. The

Pharmacological Basis of Therapeutics. Ninth Edition. New York:

McGraw-Hill. Halaman 626.

Ivey, K.J. Mechanisms of Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug-Induced Gastric Damage: Actions of Therapeutic Agents. The American Journal

of Medicine.84(2): 41-48.

Leeson , C.R., Thomas, S.L., dan Anthony, A.P. (1989). Buku Ajar Histology. Alih Bahasa: dr. Yan Tambayong. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 347-357.

Mustaba, R., Winaya, I.O., dan Ketutberata, I. (2012). Studi Histopatologi Lambung pada Tikus yang Diberi Madu sebagai Pencegah Ulkus Lambung yang Diinduksi Aspirin. Indonesia Medicus Veterinus. 1(4): 471 - 482.

50

Mutia, T., dan Rifaida Erninggsih. (2012). Penggunaan Webs Serat Alginat/Polivinil Alkohol Hasil Proses Elektrospining Untuk Pembalut Luka Primer. Jurnal Riset Industri. 6(2): 137 - 147.

Paulsen, F., dan Waschke, J. (2012). Sobotta: Atlas Anatomi Manusia: Organ-

Organ Dalam. Edisi ke-23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Halaman 68.

Pearce, E.C. (2006). Anatomy & Physiology for Nurses. Penerjemah: Handoyo, S.Y., dan Mohamad, K. (2008). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 185 - 188.

Price, S.A., dan Wilson, L.M. (2005). Patofisologi: Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Halaman 417 - 431.

Saleem, M., dan Ramadurg, B. (2012). Antiulcerogenic Effect of Aqueous Extract of Annonasquamosa Linn. International Journal of Research in

Phytochemistry & Pharmacology. 2(3): 157 - 159.

Saputri, F.C., Sari, S.P., dan Mun’im, A. (2008). Pengembangan Metode Induksi Tukak Lambung. Majalah Ilmu Kefarmasian. 5(2): 84 - 90.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi Kedua. Jakarta: EGC. Halaman 556 - 558.

Sun, J., dan Huaping T. (2013). Alginate-Based Biomaterial for Regenerative Medicine Applications. China: Journal Materials. 6: 1285 - 1309.

Thompson, W.G. (2009). Antacids. International Foundation for Funtional

Gastrointestinal Disorders. 520(2): 2 - 4.

Tjay, H.T., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting. Edisi Keenam. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Halaman 269.

Tortora, G.J., dan Derrickson, B.H. (2008). Principles of Anatomy and Phisiology. 12th Edition. John Wiley & Sons. Halaman 938 - 939.

Wibowo, D.S., dan Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 326 - 330.

51 LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar mukosa lambung tikus yang hanya diberi aspirin

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

52

Lampiran 2. Gambar mukosa lambung tikus tanpa pengobatan (3 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

53

Lampiran 3. Gambar mukosa lambung tikus tanpa pengobatan (7 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

54

Lampiran 4. Gambar mukosa lambung tikus tanpa pengobatan (10 hari )

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 Tikus 6

55

Lampiran 5. Gambar mukosa lambung tikus tanpa pengobatan (14 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

56

Lampiran 6. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi antasida (3 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

57

Lampiran 7. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi antasida (7 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

58

Lampiran 8. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi antasida (10 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

59

Lampiran 9. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi antasida (14 hari) Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 Tikus 6

60

Lampiran 10. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi kombinasi alginat dengan antasida (3 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

61

Lampiran 11. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi kombinasi alginat dengan antasida (7 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

62

Lampiran 12. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi kombinasi alginat dengan antasida (10 hari)

Tikus 1 Tikus 2

Tikus 3 Tikus 4

63

Lampiran 13. Gambar mukosa lambung tikus yang diberi suspensi kombinasi alginat dengan antasida (14 hari)

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 Tikus 6

64

Lampiran 14. Gambar histologi jaringan lambung tikus yang hanya diberi aspirin

(1) Perbesaran 10 x 10 (1) Perbesaran 10 x 40 (2) Perbesaran 10 x 10 (2) Perbesaran 10 x 40 (3) Perbesaran 10 x 10 (3) Perbesaran 10 x 40 (4) Perbesaran 10 x 10 (4) Perbesaran 10 x 40

65

Lampiran 15. Gambar histologi jaringan lambung tikus tanpa pengobatan (3 hari)

(1) Perbesaran 10 x 10 (1) Perbesaran 10 x 40 (2) Perbesaran 10 x 10 (2) Perbesaran 10 x 40 (3) Perbesaran 10 x 10 (3) Perbesaran 10 x 40 (4) Perbesaran 10 x 10 (4) Perbesaran 10 x 40

66

Lampiran 16. Gambar histologi jaringan lambung tikus tanpa pengobatan (7 hari)

(1) Perbesaran 10 x 10 (1) Perbesaran 10 x 40 (2) Perbesaran 10 x 10 (2) Perbesaran 10 x 40 (3) Perbesaran 10 x 10 (3) Perbesaran 10 x 40 (4) Perbesaran 10 x 10 (4) Perbesaran 10 x 40

67

Lampiran 17. Gambar histologi jaringan lambung tikus tanpa pengobatan

Dokumen terkait