• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan oleh peneliti yaitu:

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya menghimbau para guru untuk mengikuti pelatihan pengembangan media yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan menggunakan media komik modifikasi yang pada bagian balon katanya tercetak teks dengan bentuk kalimat utuh tanpa ada pemenggalan perkata, suku kata, dan huruf serta memiliki kertas bantuan yang berisi pemenggalan tulisan berdasarkan kata, suku kata, dan huruf sebagai alat bantu dalam pembelajaran membaca permulaan agar anak tunagrahita kategori ringan memiliki kemampuan membaca permulaan yang baik. Pada penggunaannya guru perlu memberikan bimbingan secara khusus untuk pengulangan materi serta memberikan kesempatan kepada anak tunagrahita kategori ringan untuk menggunakan media komik modifikasi secara mandiri.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya sering berlatih membaca dengan menggunakan media komik modifikasi yang pada bagian balon katanya tercetak teks dengan bentuk kalimat utuh tanpa ada pemenggalan perkata, suku kata, dan huruf serta memiliki kertas bantuan yang berisi

pemenggalan tulisan berdasarkan kata, suku kata, dan huruf agar kemampuan membaca permulaan yang dimiliki meningkat.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya menindaklanjuti penyempurnaan media komik modifikasi yang pada bagian balon katanya tercetak teks dengan bentuk kalimat utuh tanpa ada pemenggalan perkata, suku kata, dan huruf serta memiliki kertas bantuan yang berisi pemenggalan tulisan berdasarkan kata, suku kata, dan huruf. Khususnya pada aspek tulisan dan gambar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Abdul Majid. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Aini Mahabbati. (2013). Layanan Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan Inklusif. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/aini-mahabbati-spd- ma/ppmlayanan-pendidikan-untuk-anak-berkebutuhan-khusus.pdf. pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 13.25 WIB.

Alek A. dan H. Achmad H.P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arief Sadiman, dkk. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Astati. (1995). Terapi Okupasi, Bermain, dan Musik Untuk Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud dikti.

__________. (1996). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa. Jakarta: Depdikbud dikti.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Panduan Penyusunan RPP (ppt). Diakses dari: https://musyarofah.files.wordpress.com/2014/05/20-rambu-rambu-

penyusunan-rpp.pptx pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 23.00 WIB. Budi Susetyo. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: CV. Cakra.

Burhan Nurgiyantoro. (2009). Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra (Edisi Ketiga). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

___________. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa (Edisi Pertama). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Diana Septi Purnama. (2015). Pokok Bahasan 6 Perhatian (ppt). Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/diana-septi-purnama- mpd/6-perhatian.pdf. pada tanggal 3 Oktober 2015 pukul 14.34 WIB.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar. (2014). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Khusus Tunagrahita. Jakarta: Dirjen Dikdas, Kemdikbud.

Djaali dan Pudji Muljono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: Grasindo.

Eko Putro Widyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Endang Supartini. (2001). Buku Pegangan Kuliah: Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remidial. Yogyakarta: FIP UNY.

Farida Rahim. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi ke 2). Jakarta: Bumi Aksara.

Hallahan, Daniel P. dan James M. Kauffman. (2009). Exceptional Learners: An Introduction to Special Education (11th edition). Boston: Pearson Education, Inc.

Hardford, Desmond N. D. dan Gregory B. Baecher. (2004). Risk and Uncertainly Dam Safety. Reston: ASCE Press.

Henry Guntur Tarigan. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

Wardani, I G. A. K. ((1995). Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depdikbud dikti.

Badudu, J.S. (1996). Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.

Jensen, Eric. (2011). Brain-Based Learning atau Pemelajaran Berbasis Otak (Edisi Kedua). Terj. Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks.

Juang Sunanto, Koji Takeuchi, dan Hideo Nakata (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Katz, Adrienne. (1995). Membimbing Anak Belajar Membaca (Alih bahasa: Liliana Wijaya). Jakarta: Arcan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemdikbud. Leonhardt, Mary. (1997). Parents Who Love Reading, Kids Who Don’t (Alih

Maman Suryaman. (2012). Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY Press.

McCloud, Scott. (1993). Understanding Comics: The Invisible Art. New York: Harper Collins Publisher, Inc.

Moh. Amin. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud dikti. Mimin Haryati. (2008). Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Gumelar, M.S. (2011). Comic Making: Cara Membuat Komik. Jakarta: PT. Indeks.

Mumpuniarti. (2000). Penanganan Anak Tunagrahita (Kajian dari Segi Pendidikan, Sosial-Psikologis, dan Tindak Lanjut Usia Dewasa). Yogyakarta: FIP UNY.

_________. (2003). Ortodidaktik Anak Tunagrahita (Buku Pegangan Kuliah). Yogyakarta: FIP UNY.

_________. (2007). Pendekatan Pembelajaran bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Nana Sudjana dan Rivai Ahmad. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. (1985). Media Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.

Sabarti Akhadiah M.K., dkk. (1992/1993). Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.

Santoso Haryono. (2009). Workshop Membuat Komik untuk Siswa SMA/Sederajad (Materi Workshop). Diakses dari: http://jurnal.isi- ska.ac.id/index.php/abdi_seni/article/view/76/68&sa=U&ei=DTQ3VZnlI YKjugT7qYGoCw&ved=0CEoQFjAJ&usg=AFQjCNGjF8aftz3K59j9- hgscMQzLTpnIw pada tanggal 22 April 2015 pukul 13.19 WIB.

Scruggs, Thomas E. dan Margo A. Mastropieri (Eds.). (2006). Aplication of Research Methodology (1st edition). Oxford: Elsevier.

Slamet Riadi, dkk. (1984). Identifikasi dan Evaluasi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

Suci Lestari, Sukma Putri C., dan Yuniarti (2009). Media Grafis: Media Komik.

Diakses dari:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PEND IDIKAN/197706132001122-

LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/MEDIA_GRAFIS-

HSL_MHSISSWA/komik/Medgraf,.pdf pada tanggal 16 Mei 2015 pukul 13:55 WIB.

Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. (2000). Statistika untuk Ekonomi dan Niaga (Edisi kelima). Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sukiman. (2012). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Sunaryo Kartadinata. (1996). Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud,

dikti.

Supratikna (Ed.). (1993). Psikologi Kepribadian 3: Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.

Supriyadi. (2013). Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.

Sutjihati Somantri. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tin Suharmini. (2007). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdikbud dikti.

__________. (2009). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Toto Ruhimat, dkk. (2011). Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Trimo. (1997). Media Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, dikti.

Wade, Carrole dan Carol Travis. (2007). Psikologi (Edisi 9, jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yeti Mulyati. (2007). Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan (Modul).

Diakses dari:

http://file.upi..edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_I NDONESIA/196008091986012-YETI_MULYATI/Modul_MMP.pdf. pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 15.00 WIB.

Zainal Arifin. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN 1

HASIL PENGHITUNGAN KOMPONEN

ANALISIS DALAM KONDISI DAN ANALISIS

Lampiran 1. Hasil penghitungan komponen analisis dalam kondisi dan analisis antarkondisi

I. Analisis Dalam Kondisi

A. Baseline (A1)

1. Panjang kondisi pada fase baseline (A1) = 3 2. Estimasi kecenderungan arah = (=) stabil

Grafik 2. Perolehan Nilai Tes Membaca Permulaan pada Fase Baseline (A1).

3. Kecenderungan stabilitas

Kecenderungan stabilitas dengan kriteria stabilitas 15%.

Skor tertinggi x Kriteria stabilitas = Rentang stabilitas

51,25 x 0,15 = 7, 69 Mean level = = = 51,25 + 51,25 + 51,25 153,75 : 3 51,25 Batas atas = = =

Mean level + ½ (rentang stabilitas) 51,25 + ½ (7,69) 55,1 0 10 20 30 40 50 60 1 2 3 N il ai te s m e m b ac a p e rm u laan sesi

Batas bawah = =

Mean level - ½ (rentang stabilitas) 51,25 - ½ (7,69)

47,4 Persentase

stabilitas

= Banyaknya data point yang ada dalam rentang : Banyaknya data = = 3 : 3 100% (stabil)

4. Jejak data = (stabil)

5. Level stabilitas dan rentang = stabil (51,25 – 51,25) 6. Level perubahan = data terbesar – data terkecil

= 51,25 – 51,25 = 0 (stabil)

B. Intervensi (B)

1. Panjang kondisi pada fase intervensi (B) = 5 2. Estimasi kecenderungan arah = (+) menaik

Grafik 3. Perolehan Nilai Tes Membaca Permulaan pada Fase Intervensi (B)

3. Kecenderungan stabilitas

Kecenderungan stabilitas dengan kriteria stabilitas 15%.

50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 1 2 3 4 5 N il ai te s m e m b ac a p e rm u laan Sesi

Skor tertinggi x Kriteria stabilitas = Rentang stabilitas 67,5 x 0,15 = 10,13 Mean level = = = 56,25 + 62,5 + 67,5 + 67,5 + 67,5 321,25 : 5 64,25 Batas atas Batas bawah = = = = = =

Mean level + ½ (rentang stabilitas) 64,25 + ½ (10,13)

69,32

Mean level - ½ (rentang stabilitas) 64,25 - ½ (10,13)

59,18 Persentase

stabilitas

= Banyaknya data point yang ada dalam rentang : Banyaknya data = = 4 : 5 80% (tidak stabil)

4. Jejak data = (+) menaik

5. Level stabilitas dan rentang = variabel (56,25 – 67,5) 6. Level perubahan = data terbesar – data terkecil

= 67,5 – 56,25 = (+11,25)

C. Baseline (A2)

1. Panjang kondisi pada fase baseline (A2) = 3 2. Estimasi kecenderungan arah = (=) stabil

Grafik 4. Perolehan Nilai Tes Membaca Permulaan pada Fase Baseline (A2)

3. Kecenderungan stabilitas

Kecenderungan stabilitas dengan kriteria stabilitas 15%.

Skor tertinggi x Kriteria stabilitas = Rentang stabilitas

67,5 x 0,15 = 10,13 Mean level = = = 67,5 + 67,5 + 67,5 202,5 : 3 67,5 Batas atas Batas bawah = = = = = =

Mean level + ½ (rentang stabilitas) 67,5 + ½ (10,13)

72,57

Mean level - ½ (rentang stabilitas) 67,5 - ½ (10,13)

62,43 Persentase

stabilitas

= Banyaknya data point yang ada dalam rentang : Banyaknya data = = 3 : 3 100% (stabil) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 N il ai te s m e m b ac a p e rm u laan Sesi

4. Jejak data = (stabil)

5. Level stabilitas dan rentang = stabil (67,5 – 67,5) 6. Level perubahan = data terbesar – data terkecil

= 67,5 – 67,5 = 0 (stabil)

II. Analisis Antarkondisi

A. Perbandingan Kondisi B/A1

1 Jumlah variabel yang diubah = 1

2 Perubahan arah dan efeknya = (=) ke (+) 3 Perubahan stabilitas = stabil ke tidak stabil

4 Perubahan level = = = Sesi terakhir baseline (A1) 51,25 – 56,25 +6 (membaik) - Sesi pertama intervensi (B) 5 Persentase overlap

Batas atas dan batas bawah pada fase baseline (A1) Batas Atas = 55,09

Batas Bawah = 47,41

Data point pada fase intervensi (B) yang ada pada rentang fase baseline (A1) = 0

Persentase overlap = 0 : 5 x 100% 0 %

B. Perbandingan Kondisi A2/B

1 Jumlah variabel yang diubah = 1

2 Perubahan arah dan efeknya = (+) ke (=) 3 Perubahan stabilitas = tidak stabil ke stabil

4 Perubahan level = = = Sesi terakhir intervensi (B) 67,5 – 67,5 0 - Sesi pertama baseline (A2) 5 Persentase overlap

Batas atas dan batas bawah pada fase intervensi (B) Batas Atas = 69,31

Batas Bawah = 59,19

Data point pada fase baseline (A2) yang ada pada rentang fase intervensi (B) = 0

Persentase overlap = 0 : 3 x 100% 0 %

C. Perbandingan Kondisi A2/A1 1 Jumlah variabel yang diubah = 1

2 Perubahan arah dan efeknya = (=) ke (=) 3 Perubahan stabilitas = stabil ke stabil

4 Perubahan level = = = Sesi terakhir baseline (A1) 51,25 – 56,25 +5 (membaik) - Sesi pertama baseline (A2) 5 Persentase overlap

Batas atas dan batas bawah pada fase baseline (A1) Batas Atas = 55,09

Batas Bawah = 47,41

Data point pada fase baseline (A2) yang ada pada rentang fase baseline (A1) = 0

Persentase overlap = 0 : 3 x 100% 0 %

Dokumen terkait