• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

 Populasi dapat diperbesar menjadi susu sapi segar dari peternakan sapi perah se-DKI Jakarta sehingga didapatkan jumlah sampel yang lebih besar.

 Pengulangan uji MPN (duplo, triplo, dan sebagainya) pada tahap uji penduga dan penegasan juga sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

 Pada saat uji pelengkap MPN, Koloni bakteri Escherichia coli yang didapatkan pada media selektif seperti EMBA, dikultur lagi pada media NA ataupun PCA agar mendapatkan koloni yang lebih spesifik lagi.

 Uji biokimia lain seperti media TSIA bisa ditambahkan pada penelitian ini.

 Penelitian analisis bisa dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara pemanasan dengan jumlah bakteri di dalam susu sapi.

 Dapat dilakukan penelitian serial identifikasi jumlah bakteri dalam susu sapi dengan pemanasan dari saat susu sapi belum diolah hingga setelah pemanasan.

 Penelitian selanjutnya mengenai serotipe Escherichia coli yang mencemari susu sapi dan korelasinya dengan kejadian diare di suatu daerah.

 Uji resistensi antibiotik pada bakteri Escherichia coli yang ditemukan di dalam susu sapi bisa dijadikan penelitian selanjutnya.

 Penelitian non mikrobiologi dengan tema ini bisa juga mengenai perbedaan kualitas gizi pada susu dengan proses pemanasan yang berbeda, seperti pada susu pasteurisasi dengan susu UHT.

65

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta; 2013.

2.

Achmad Y, Theresia K, Thio S. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terhadap Kejadian Diare Akut pada Balita di Puskesmas Kecamatan Mampang

Prapatan Periode Juni 2013-Juli 2013. Jakarta; 2013.

http://www.scribd.com/doc/161512688/PROPOSAL-PENELITIAN-DIARE-pptx#scribd (diakses pada 8 September 2015).

3. Centers for Disease Control and Prevention. Foodborne Illness, Foodborne Disease. http://www.cdc.gov/foodsafety/facts.html (diakses pada 8 Maret 2015). 4. Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan POM RI. Keracunan Pangan

Akibat Bakteri Patogen.

http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/Keracunan-Pangan-Akibat-Bakteri-Patogen3.pdf (diunduh pada 28 Februari 2015).

5. BSN (Badan Standardisasi Nasional). Susu Segar – Bagian 1: Sapi. SNI 01-3141.1-2011, Jakarta; 2011.

6. Akhmad Y. Tingkat Kontaminasi Escherichia coli Pada Susu Segar di Kawasan Gunung Perak, Kabupaten Sinjai. Makassar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin; 2011.

7. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Milk and Dairy Products in Human Nutrition. Rome; 2013.

8. Departemen Perindustrian. Roadmap Industri Susu.

http://agro.kemenperin.go.id/media/download/25 (diunduh pada 8 September 2015).

9. BSN (Badan Standardisasi Nasional). Susu UHT (Ultra High Temperature). SNI 3950-2014, Jakarta; 2014.

10.Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi FK UI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara; 2011.

11.Brooks, GF., Janet SB., Stephen AM. Mikrobiologi Kedokteran: Jawetz, Melnick, & Adelberg. Jakarta: EGC; 2008.

66

12.Kayser, FH., KA. Bienz, J. Eckert, et al. Medical Microbiology. New York: Thieme; 2005.

13.Kaper, JB., JP. Nataro, HLT. Mobley. Pathogenic Escherichia coli. Dalam Nature Reviews Microbiology, Vol.2, Februari 2004; 2004.

14.United States Department of Agriculture. Most Probable Number Procedure and

Tables. USA; 2013.

http://www.fsis.usda.gov/wps/wcm/connect/8872ec11-d6a3-4fcf-86df-4d87e57780f5/MLG-Appendix-2.pdf (diakses pada 25 Agustus 2015). 15.Pradhika, Indra. Most Probable Number (MPN)/ Angka Paling Mungkin (APM).

2014. http://mikrobiologipraktik.com/most-probable-number-mpn-angka-paling-mungkin-apm/ (diakses pada 25 Agustus 2015).

16.Food and Agriculture Organization of the United Nations. BAM: Enumeration of

Escherichia coli and the Coliform of Bacteria. 2002.

http://www.fda.gov/Food/FoodScienceResearch/LaboratoryMethods/ucm064948. htm (diakses pada 29 May 2015).

17.BSN (Badan Standardisasi Nasional). Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam Daging, Susu, dan Telur. SNI 2897-2008, Jakarta; 2008.

18. Reiner, Karen. Carbohydrate Fermentation Protocol. 2015.

http://www.microbelibrary.org/library/laboratory-test/3779-carbohydrate-fermentation-protocol (diakses pada 29 Agustus 2015)

19. Public Health England. Oxidation/ Fermentation Glucose Test. London: PHE; 2015.

20. University of Idaho. Identification Flow Charts of Bergey’s Manual of

Determinative Bacteriology.

http://www.uiweb.uidaho.edu/micro_biology/250/IDFlowcharts.pdf (diunduh pada 6 September 2015).

21.Suheri, G. Teknik Pemerahan dan Penanganan Susu Sapi Perah. http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_phocadownload&vi ew=category&id=71:3&download=1323:3&Itemid=1 (diunduh pada 25 Februari 2015).

67

22. Nurhasanah, Ana, Raffi P., Supriyanto, dkk. Rekayasa Alat Pemerah Susu

Kompatibel dengan Unit Penyimpanan Suhu Rendah.

http://km.ristek.go.id/assets/files/KEMTAN/657%20D/657.pdf. (diunduh pada 9 September 2015).

23.BSN (Badan Standardisasi Nasional). Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. SNI 7388-2009, Jakarta; 2009.

24. Food Standards Australia New Zealand. Microbiological Risk Assesment of Raw

Cow Milk. 2009.

https://www.foodstandards.gov.au/code/proposals/documents/P1007%20PPPS% 20for%20raw%20milk%201AR%20SD1%20Cow%20milk%20Risk%20Assess ment.pdf (diunduh pada 10 Oktober 2015).

25. Ngadiani, Herlin S. Hubungan Antara Derajat Higienis Sanitasi Kandang Terhadap Jumlah MPN Bakteri Koliform Pada Susu Sapi Perah. 2006; 01. https://www.foodstandards.gov.au/code/proposals/documents/P1007%20PPPS% 20for%20raw%20milk%201AR%20SD1%20Cow%20milk%20Risk%20Assess ment.pdf (diunduh pada 28 September 2015).

26.Hariyadi, Purwiyatno. Sterilisasi UHT dan Pengemasan Aseptik. Jakarta: Yayasan Penerbitan IDI; 2010.

27.Kusumaningsih A, Ariyanti T. Cemaran Bakteri Patogenik pada Susu Sapi Segar dan Resistensinya Terhadap Antibiotika. 2013; 12 (1): 9-17. http://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/download/513/328

(diunduh pada 3 Oktober 2015).

28.Marlina ET, Harlia E, Astuti Y. Evaluasi Jumlah Bakteri Kelompok Koliform

Pada Susu Sapi Perah di TPS Cimanggung Tandangsari. 2008.

http://digilib.litbang.pertanian.go.id/v2/repository/download/5938/2029 (diunduh pada 28 September 2015).

29.Sartika RAD, Indrawarni YM, Sudiarti T. Analisis Mikrobiologi Escherichia coli

O157:H7 pada Hasil Olahan Hewan Sapi dalam Proses Produksinya. 2005: 9

(1): 23-28. http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/104.pdf (diunduh pada 28 September 2015).

68 ALAT DAN BAHAN UJI MPN

LAMPIRAN 1

Beaker glass Bunsen

Labu Erlenmeyer

Rak Tabung Reaksi

Gelas Ukur 10ml Tabung Reaksi Ose bulat & jarum Spatula

69

Timbangan Hot Plate Stirer

Oven Inkubator Laminar air flow

70 Autoclave Brilliant Green Lactose Broth Buffer Peptone Water Lactose Broth

Media Eosin Methylene Blue Agar

71 ALAT DAN BAHAN PEWARNAAN GRAM

LAMPIRAN 2

Bunsen Ose bulat

Aquadest

NaCl

Media EMBA berkoloni Pinset

Staining Rack

Gram Stain: Gentian violet – lugol – alkohol - safranin

72 ALAT DAN BAHAN UJI IMViC

Media Citrate - Sulfide

Indole Motil – MR –

VP

Laminar air flow Bunsen

Ose bulat & jarum

Rak tabung reaksi LAMPIRAN 3

73

ALAT DAN BAHAN UJI FERMENTASI KARBOHIDRAT LAMPIRAN 4

Laminar air flow

Bunsen

Rak tabung reaksi Ose bulat

Media EMBA berkoloni

Glukosa (kuning) – laktosa (ungu) – maltosa (merah) –

manitol (hijau) – sukrosa (biru)

74 TAHAP PENGAMBILAN SAMPEL

Salah satu supermarket tempat ambil sampel LAMPIRAN 5

Salah satu peternakan sapi perah

Sampel Susu Sapi Segar

75 TAHAP UJI MPN

1. Uji Penduga

Sampel susu disiapkan

Dilakukan pengenceran Masing-masing pengenceran diinokulasi hingga 3 kali dalam tabung berisi lactose broth (LB)

2. Uji Penegasan

Hasil LB yang positif Diinokulasi dalam tabung berisi BGLB LAMPIRAN 6

76 3. Uji Pelengkap

Diinokulasi pada media Hasil tabung BGLB yang positif Eosyn Methilene Blue Agar

77 TAHAP PEWARNAAN GRAM

Siapkan alat dan bahan Buat lingkaran pada kaca preparat sebagai batas

Teteskan NaCl di atas Panaskan ose Panaskan kaca preparat kaca preparat yang bulat di atas di atas bunsen

telah dingin bunsen

Panaskan ose, lalu Koloni dari agar Setelah agak dingin, ambil koloni dengan dicampurkan pada teteskan gentian cara mendinginkan NaCl di kaca preparat, violet/ KKU pada ose pada pinggir agar lalu panaskan sebentar kaca preparat, lalu ambil sebagian di atas api diamkan 5 menit koloni pada agar

78 (sambungan tahap pewarnaan Gram)

Bilas dengan air me- Teteskan lugol pada Bilas dengan air ngalir hingga tidak kaca preparat, diam- mengalir hingga ada lugol yang tersisa kan 1 menit KKU tak bersisa

Teteskan alkohol Teteskan safranin pada Bilas hingga tidak hingga semua warna kaca preparat, diamkan ada safranin tersisa luntur, bilas dengan 2 menit

air mengalir

Keringkan kaca preparat di atas tisu dengan cara Amati preparat di Teteskan 1 tetes saja ditekan perlahan-lahan bawah mikroskop minyak imersi

hingga pembesaran 100x

79

TAHAP UJI BIOKIMIA (IMViC & FERMENTASI KARBOHIDRAT) Panaskan ose bulat (untuk media cair) atau ose jarum (untuk media semisolid) di atas api (pada bunsen).

Dinginkan ose pada pinggir dari media Agar supaya koloni pada media tidak mati. Ambil koloni secukupnya dengan ose.

Inokulasikan koloni bakteri pada media semisolid (SIM dan sitrat) dengan cara

ditusuk dengan ose jarum, atau media cair (MR, VP, glukosa, laktosa, maltosa manitol, sukrosa) dengan diaduk menggunakan ose bulat hingga koloni terlepas. Panaskan tabung media di atas api saat memasang kapas penutup lagi.

Inkubasikan pada inkubator suhu 35°C selama 24 jam (untuk indol dan gula -gula)/ 48 jam (untuk MR, VP, sitrat).

Setelah itu teteskan reagen Erlich untuk tabung indol, reagen MR untuk tabung

MR, dan reagen α-Naphtol+KOH untuk tabung VP.

80

HASIL UJI MPN SUSU SAPI SEGAR

Uji Penduga

Sampel A Sampel B

Sampel C Sampel D

Sampel E

LAMPIRAN 9

81

Uji Penegasan

Sampel A Sampel B

Sampel C Sampel D

Sampel E

82

Uji Pelengkap

Sampel A 10

-1

Sampel A 10

-2

Sampel A 10

-3

Sampel B 10

-1

Sampel B 10

-2

Sampel B 10

-3

83

Sampel D 10

-1

Sampel D 10

-2

Sampel D 10

-3

84

HASIL UJI MPN SUSU SAPI CAIR KEMASAN UHT

Uji Penduga

Sampel 1 Sampel 2

Sampel 3 Sampel 4

Sampel 5

LAMPIRAN 10

85

HASIL UJI PEWARNAAN GRAM SUSU SAPI

SEGAR

Sampel A Sampel B

Sampel C Sampel D

Sampel E

LAMPIRAN 11

86

HASIL UJI IMViC – SUSU SAPI SEGAR

Sampel A 10

-1

Sampel A 10

-2

Sampel A 10

-3

Sampel B 10

-1

Sampel B 10

-2

Sampel B 10

-3 LAMPIRAN 12

87

Sampel C 10

-1

Sampel C 10

-2

Sampel C 10

-3

Sampel D 10

-1

Sampel D 10

-2

Sampel D 10

-3

88

HASIL UJI FERMENTASI KARBOHIDRAT – SUSU SAPI SEGAR

Sampel A 10

-1

Sampel A 10

-2

Sampel A 10

-3

Sampel B 10

-1

Sampel B 10

-2

Sampel B 10

-3

Sampel C 10

-1

Sampel C 10

-2

Sampel C 10

-3 LAMPIRAN 13

89

Sampel D 10

-1

Sampel D 10

-2

Sampel D 10

-3

90

TABEL MPN

91

DATA RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Octafika Hairlina Ayu Latifa

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Oktober 1992

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bina Harapan no. 38 Jakarta Selatan

No. Telepon/ HP : 0896-0637-1681/ (021) 7990778

Email : octahairlina@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 – 1998 : TK Kartika Chandra X - 18, Jakarta 1998 – 2000 : SDN 12 PG Cililitan, Jakarta

2000 – 2001 : SD 05 Padang Pasir, Padang 2001 – 2004 : SD BPI, Bandung

2004 – 2005 : SMPN 14, Bandung 2005 – 2007 : SMPN 154, Jakarta 2007 – 2010 : SMAN 26, Jakarta

2010 – 2012 : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta

2012 – sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta LAMPIRAN 15

Dokumen terkait