• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Pengunjung Kolam Renang

Bagi Pengunjung Kolam Renang agar mengenali tanda dan gejala klinis berupa gatal dan lesi yang terdapat pada kaki. Hal ini dilakukan agar pengunjung dapat terhindar dari penyakit kandidiasis interdigitalis pedis yang disebabkan spesies jamur yaitu golongan Candida.

6.2.2. Bagi Manajemen Kolam Renang

Bagi manajemen kolam renang agar memperhatikan kebersihan kolam renang. Dilakukan pergantian air secara berkala

Universitas Sumatera Utara

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Candida

2.1.1 Definisi Candida

Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur. Menurut Berkhout (1923), kalsifikasi ilmiah kandida adalah :

Kingdom : Fungi Filum : Ascomycota Subfilum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetales Famili : Saccharomycetaceae Genus : Candida

Candida sp merupakan jenis jamur sebagai flora normal pada manusia

yang dapat dijumpai pada mulut, vagina, kulit, kuku, saluran cerna, dan saluran genitourinaria. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai pada saluran pernapasan. Candida merupakan jamur dismorfik, yang bentuknya tergantung lingkungannya. Bentuk miselium atau bentuk hifa ditemukan pada penyakit, karenanya bentuk ini dianggap bentuk patogen, sedangkan bentuk ragi atau klamidospora merupakan bentuk istirahat yaitu sebagai saprofit.5, 6, 11

2.1.2 Morfologi dan identifikasi

Candida sp. tumbuh sebagai sel ragi (blastospora) yang berbentuk

berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2

-5,5 µ x 5-28 µ.13 Candida sp. juga membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasnya

terus bertumbuh, tetapi gagal melepaskan diri sehingga menghasilkan rantai-rantai sel panjang yang bertakik atau menyempit pada lokasi penyekatan di antara sel.7

Universitas Sumatera Utara Tidak seperti spesies kandida yang lain, Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu.13

Candida albicans dapat tumbuh baik pada media agar Saboroud, tetapi

dapat juga tumbuh pada media kultur biasa. Setelah proses inkubasi, pada media agar terlihat koloni Candida albicans berbentuk bulat, berwarna putih dengan permukaan koloni yang terlihat agak kasar.8 Berikut gambaran mikroskopis

spesies candida :

A

B

Gambar 2.1. Candida albicans. : A. Bentuk klamidospora pada cornmeal agar. B. Biakan muda berbentuk tabung setelah diinkubasi pada serum selama 3 jam.14

Gambar 2.2. Mikroskopis dari Candida krusei pada agar cornmeal 14

Gambar 2.3. Mikroskopis dari Candida keyfr pada agar cornmeal ditemukan blastospora dan pseudohifa 14

Gambar 2.4. Mikroskopis dari Candida parapsilosis pada agar cornmeal 14

Gambar 2.5. Mikroskopis dari Candida tropicalis pada agar cornmeal 14

2.2 Kandidiasis Interdigitalis Pedis 2.2.1. Definisi

Kandidiasis Interdigitalis Pedis adalah infeksi jamur pada sela-sela jari kaki yang disebabkan spesies Candida albicans dan jamur jenis lain dari spesies

Candida.

2.2.2. Etiologi

Penyebab tersering kandidiasis adalah Candida albicans tapi ada beberapa yang spesies candida yang menjadi penyebab kandidiasis yaitu C. parapsilosis, C.

Universitas Sumatera Utara 2.2.3. Faktor predisposisi

Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen.6

Faktor endogen

1. Perubahan fisiologik : a. Obesitas

b. Debilitas

c. Endokrinopati, gangguan gula darah kulit

d. Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematous dengan keadaan umum yang buruk

2. Umur : orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna

3. Imunologik : penyakit genetik Faktor eksogen

1. Suhu panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat. 2. Kebersihan kulit.

3. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur

4. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis

2.2.4. Patogenesis

Timbulnya penyakit dan bagaimana mekanisme pertahanan tuan rumah terhadap kandida belum sepenuhnya dipaparkan dengan jelas, namun, pada dasarnya terdapat 2 mekanisme terjadinya kandidiasis, yaitu :

1. Mekanisme non-imun, meliputi: adanya interaksi antara kandida dengan flora normal kulit lainnya akan mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi seperti glukosa. Ada beberapa mikroorganisme yang diduga mengeluarkan zat bersifat toksik terhadap pertumbuhan kandida, belum ada yang berhasil mengisolasi mikroorganisme tersebut.

Universitas Sumatera Utara 2. Mekanisme imun selular dan humoral, adalah: pertama kali timbulnya kandidiasis kulit dan mukosa yaitu terlihat menempelnya kandida pada sel epitel yang disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein permukaan kandida dengan sel epitel. Kandida mempunyai zat keratinolitik (fospolipase) yang dapat menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel. Kandida dengan bentuk pseudohifa akan mempermudah invasi jamur ke jaringan. Kandida juga mempunyai faktor kemotaktik neutrophil yang akan menimbulkan reaksi radang akut. Pada lapisan luar kandida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenik sehingga mengaktivasi komplemen dan merangsang terbentuknya imunoglobulin. Pada kasus ini peranan antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh tidak jelas fungsinya. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi di permukaan sel kandida karena immunoglobulin, sehingga melindungi kandida dari fungsi imunitas tuan rumah. Terbentuk zat yang bersifat toksik terhadap neutrofil dan fagosit lainnya yang dikeluarkan oleh kandida.11

Infeksi kandida diperburuk dengan mengkonsumsi antibiotik dalam jangkau yang lama, higienitas yang buruk. Dan pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut memberikan resiko yang tinggi.

2.2.5. Gejala Klinis

Gejala klinis dapat muncul berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila dipecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.6

Universitas Sumatera Utara

2.2.6. Diagnosis

Diagnosis harus berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaaan laboratorium. Berikut pemeriksaan laboratorium secara langsung maupun dengan pembiakan terlebih dahulu :

1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. 2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat ditambahi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37oC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa koloni ragi. Identifikasi Candida dapat albicans dilakukan dengan cara menanamkan kembali koloni yang telah tumbuh pada agar cornmeal. Sesudah 24 jam ditanamkan dapat dilihat adanya klamidospora.6

2.2.7. Pengobatan

Pengobatan kandidiasis sebagai berikut :

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

2. Topikal, yaitu: larutan ungu gentian 1-2% untuk kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, nistatin (berupa krim, salap, emulsi),amfoterisin B, Mikonazol 2% (berupa krim atau bedak), Klotromazol 1% (berupa bedak, larutan, dan krim), Tiokonazol,bufonazol,isokonazol.

3. Sistemik yaitu tablet nistatin (untuk menghilangkan infeksi lokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus), Amfoterisin B (diberikan intravena untuk kandidosis sistemik).6

Universitas Sumatera Utara

2.2.8. Prognosis

Pada umumnya prognosis kasus kandidiasis adalah baik, tapi tingkat berat dan ringan keparahan kandidiasis bergantung pada faktor predisposisinya.

2.2.9. Diagnosa banding

Diagnosa banding kandidiasis interdigitalis pedis adalah tinea pedis (Athlete’s foot).6

2.2.9.1. Tinea pedis (Athlete’s foot)

Tinea pedis ialah penyakit kulit pada kaki yang disebabkkan oleh golongan jamur dermatofita (Microsporum, Trichopyhton, Epidermophyton). Orang awam biasa menyebutnya dengan kutu air.6

Tinea pedis yang tersering dilihat di sela-sela jari kaki IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh.Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka aka terlihat kulit baru.6

Tinea sering dialami pada orang yang bekerja pada tempat basah, lembab dan pada orang yang sering menggunakan sepatu.

Penegakkan diagnosis ditemukan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan bahan klinis berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku.6

Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mula-mula dengan pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45.

Sediaan bahas dibuat dengan meletakkan bahan diatas gelas alas,kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutah KOH (10% untuk kulit, 20 % untuk kulit dan kuku). Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan.6

Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong

pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media agar dekstrosa Sabouraud. Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan antibiotik (kloramfenikol) atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarknan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum gypseum.14

Gambar 2.7. Mikroskopis Tricophyton.14

2.2.9.2 Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan adalah suatu bentuk reaksi peradangan kulit yang disebabkan oleh paparan senyawa iritan yang menyebabkan rusaknya kulit secara kimiawi.17

Penyebabnya berupa alkali, asam, pelarut,sabun, deterjen, dan berbagai bahan kimia yang terdapat di rumah dan tempat kerja yang merusak kulit setelah kontak berulang. Senyawa iritan tersebut dapat menghilangkan kelembapan dan merusak lapisan luar kulit.17,18

Universitas Sumatera Utara Gejala berupa kulit memerah dan kering, bersisik, terdapat rasa gatal. Gejala dapat ditemui pada daerah kaki atau tangan. Bentuk lesi kadang dijumpai vesikel dan bula. Lesi yang dibiarkan dapat mengalami erosi dan membentuk ulkus. Warnanya lesi seperti warna daging dan papul atau pustul dapat menduga infeksi primer atau sekunder dermatitis popok oleh Candida albicans.17, 18

Pengobatan lini pertama adalah salep seng oksida misalnya Balmex, Desitin, dan A+D Ointment dapat dioleskan tebal-tebal. Krim atau salep steroid hidrokortison 1% atau 0,05% dapat juga digunakan. Anti histamin untuk mengontrol rasa gatal. Jika tidak ada perbaikan setelah beberapa hari, dapat dicurigai disebabkan oleh Candida albicans, maka dapat diberi antijamur topikal misalnya mikonazol OTC (Micatin) atau Mikonazol 0,25% dikombinasikan dengan seng oksida adalah pilihan yang tersedia hanya dengan resep.17, 18

2.2.9.3. Dermatitis Kontak Alergik

Dermatitis kontak alergik adalah suatu reaksi alergik yang disebabkan reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV) akibat kontak kulit dengan senyawa alergik yang menyebabkan radang kulit dalam 48 jam setelah paparan terjadi. Penyebabnya antara lain parfum, kosmetik, perhiasan, logam, obat topikal, senyawa karet, tumbuhan.Penyakit jarang dijumpai pada anak, usia lanjut, dan orang Amerika-Afrika.17, 18

Bentuk ruam berupa erupsi yang terdiri dari papul eritematosa, vesikel,dan lepuh membentuk garis linier dan sangat gatal. Ruam akan muncul setelah 2 hari hingga 1 minggu terpapar dengan alergen.18

Penatalaksanaan dengan mandi air dingin, kortikosteroid topikal (krim klobetasol 0,05%) dua atau tiga kali sehari, antihistamin oral terutama pada malam hari. Pada kasus kasus berat dapat diberi prednison dengan dosis awal 1 mg/kg dan diturunkan secara bertahap 5 mg setiap 2 hari selama paling sedikit 2 minggu dan paling lama 3 minggu.

Universitas Sumatera Utara

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kulit di Indonesia masih cukup tinggi berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2008 terdapat jumlah pasien penyakit kulit sebanyak 64.557 kasus.1 Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terdapat 247.179 kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya.2

Penyakit kulit di Indonesia pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, dan penyakit dasar alergi. Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur ini merupakan penyakit yang sering dijumpai terutama di negara tropis karena keadaan suhu dan kelembaban udara berubah-ubah setiap waktu. Udara yang lembab dan panas sepanjang tahun sangat cocok bagi berkembangnya penyakit jamur. Prevalensi penyakit jamur lebih tinggi pada daerah tropis.3

Pada manusia, penularan jamur terjadi ketika kontak kulit langsung. Di sisi lain juga bisa menyebar dari berbagai medium. Sebagai contoh, penularan jamur bisa terjadi dari air kolam renang dan air mandi. Demikian pula, menggunakan pakaian atau handuk milik yang terinfeksi.4

Candida sp merupakan jenis jamur sebagai flora normal pada manusia

yang dapat dijumpai pada mulut, vagina, kulit, kuku, saluran cerna, dan saluran genitourinaria. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai pada saluran pernapasan.5

Lebih dari 150 spesies candida telah di identifikasi. Spesies candida yang paling umum menginfeksi manusia adalah C. albicans, C. parapsilosis, C. guillermondii, C. Kruzei.5

Universitas Sumatera Utara Infeksi candida terbanyak pada orang yang tinggal di iklim panas atau lembab. Infeksi ini juga terjadi pada orang yang sering merendam kaki. Karena dengan merendam kaki terlalu lama dapat menimbulkan maserasi dan memudahkan masuk jamur.7

Di Argentina, dianalisa 2073 sampel kulit, rambut, kuku dan membran mukosa oral didapatkan 1817 pasien yang datang ke bagian mikrobiologi dari laboratorium sentral Dr. J.M. Cullen Hospital dari September 1999 sampai dengan September 2003. Ditemukan sebanyak 55,6% positif Candida. Sebanyak 63% terdapat pada perempuan dan 37% pada laki-laki.8

Di Jepang dilaporkan bahwa kandidiasis terdapat pada 755 (1%) dari 72.600 pasien yang keluar dari rumah sakit. Kandidiasis Intertrigo merupakan manifestasi klinis kandidiasis paling sering sebanyak 347 kasus, kandidiasis interdigitalis sebanyak 103 kasus, diaper kandidiasis sebanyak 102 kasus.8

Di Hungaria dilaporkan bahwa pemeriksaan kerokan kulit pada antara jari-jari kaki pekerja pabrik ditemukan 60% spesies Candida, 22% Trichopyton

rubrum, dan 8% T. Mentarrophytesa.10

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang identifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah dijumpai spesies candida pada kaki pengunjung Kolam Renang Selayang Medan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengindentifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan.

Universitas Sumatera Utara 1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat tenaga medis

Dapat memberikan informasi kepada tenaga medis tentang identifikasi spesies Candida.

2. Manfaat Peneliti

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Introduction: Skin diseases in Indonesia remains high. In 2010, the Ministry of Health of Indonesia report 247.179 cases of skin and subcutaneos tissues other. A skin disease caused species candida called candidiasis. A common purpose this study is to find indetification species candida on foot visitors in Selayang Pool Method: This study was carried out as descriptive study conducted in cross-sectional method.Consecutive sampling technique was used and total of 30 person. This study was in Selayang Pool. Scrab of skin sample is carried microscopic examination with pottasium hydroxide (KOH) 10 % and culture of fungus with Sabaroud Agar. Identification species candida can be determined after fungi and cultur Corn Meal with Tween 80 and read under a microscope Result: Examination staining gram found yeast (+) as many as 12 sample (40%) and yeast (-) as many as 18 sample (60%). The culture of fungus with Sabaroud Dextrose Agar and identification species candida on Corn Meal with Tween 80 found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)

Conclusion: found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyakit kulit di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terdapat 247.179 kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya. Penyakit kulit yang disebabkan infeksi candida disebut kandidiasis. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan

Metode: Penelitianinidilakukandalammetodecross-sectional. Dengan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel berjumlah 30 sampel. Penelitian ini dilakukan di Kolam Renang Selayang Medan. Sampel kerokan kulit dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan kultur jamur dengan Sabaroud Agar. Identifikasi spesies candida dapat ditentukan setelah kultur jamur pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 dan dibaca di bawah mikroskop.

Hasil:Pemeriksaan mikroskopi dengan pewarnaan gram ditemukan yeast (+) sebanyak 12 sampel (40%) dan yeast (-) sebanyak 18 sampel (60%). Kultur jamur dengan Sabaroud Dextrose Agar dan identifikasi spesies Candida pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kesimpulan: Ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kata Kunci: Candida albicans, Candida krusei, kandidiasis, pengunjung kolam renang

Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI

IDENTIFIKASI SPESIES CANDIDA PADA KAKI

PENGUNJUNG DI KOLAM RENANG SELAYANG MEDAN

Oleh:

T.FICKY SURYA HADI

130100114

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Universitas Sumatera Utara

IDENTIFIKASI SPESIES CANDIDA PADA KAKI

PENGUNJUNG DI KOLAM RENANG SELAYANG MEDAN

SKRIPSI

“Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

T.FICKY SURYA HADI

130100114

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Introduction: Skin diseases in Indonesia remains high. In 2010, the Ministry of Health of Indonesia report 247.179 cases of skin and subcutaneos tissues other. A skin disease caused species candida called candidiasis. A common purpose this study is to find indetification species candida on foot visitors in Selayang Pool Method: This study was carried out as descriptive study conducted in cross-sectional method.Consecutive sampling technique was used and total of 30 person. This study was in Selayang Pool. Scrab of skin sample is carried microscopic examination with pottasium hydroxide (KOH) 10 % and culture of fungus with Sabaroud Agar. Identification species candida can be determined after fungi and cultur Corn Meal with Tween 80 and read under a microscope Result: Examination staining gram found yeast (+) as many as 12 sample (40%) and yeast (-) as many as 18 sample (60%). The culture of fungus with Sabaroud Dextrose Agar and identification species candida on Corn Meal with Tween 80 found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)

Conclusion: found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyakit kulit di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terdapat 247.179 kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya. Penyakit kulit yang disebabkan infeksi candida disebut kandidiasis. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan

Metode: Penelitianinidilakukandalammetodecross-sectional. Dengan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel berjumlah 30 sampel. Penelitian ini dilakukan di Kolam Renang Selayang Medan. Sampel kerokan kulit dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan kultur jamur dengan Sabaroud Agar. Identifikasi spesies candida dapat ditentukan setelah kultur jamur pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 dan dibaca di bawah mikroskop.

Hasil:Pemeriksaan mikroskopi dengan pewarnaan gram ditemukan yeast (+) sebanyak 12 sampel (40%) dan yeast (-) sebanyak 18 sampel (60%). Kultur jamur dengan Sabaroud Dextrose Agar dan identifikasi spesies Candida pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kesimpulan: Ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kata Kunci: Candida albicans, Candida krusei, kandidiasis, pengunjung kolam renang

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Per t ama-t ama saya ucapkan puji dan syukur kepada Allah S.W.T. yang dengan pet unjuk dan rahmat -Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah sat u t ugas akhir dalam m enyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokt eran di Fakult as Kedokt eran Universit as Sumat era Ut ara.

Dalam penelit ian dan penyusunan skripsi ini saya t elah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena it u, dengan kerendahan hat i saya ingin mengucapkan t erima kasih yang set ulusnya kepada : 1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Yuki Yunanda, M.Kes dan Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga skripsi inidapat terselesaikan.

3. Dr.dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada saya.

5. Pengurus Kolam Renang Selayang Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di kolam renang tersebut.

6. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Drs. H. T.Junaidi dan ibunda Dra. Hj. Hafni Indriati Nasution, M.Si.

7. Sahabat-sahabat terbaik saya yang telah memberikan waktu, saran, nasehat, dan semangatnya kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini, Garry Poli Hamonangan Sianturi, Muhammad Ridho, Vivi Amastasya Sitohang.

Universitas Sumatera Utara Saya menyadari bahw a skripsi ini masih jauh dari sempurna.Unt uk it u, saya sangat mengharapkan krit ik dan saran yang membangun unt uk penyempur naan skripsi ini. Akhir kat a, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanf aat bagi dunia kesehat an, khususnya bagi pembaca skripsi ini.

M edan, Desember 2016

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... i ABSTRAK……….. ii ABSTRACT………... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR SINGKATAN ... xi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1. Latar Belakang ... 1 2. Rumusan Masalah ... 2 3. Tujuan Penelitian ... 2 4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Candida... 4

2.1.1. Definisi Candida ... 4

2.1.2. Morfologi dan identifikasi ... 4

2.2. Kandidiasis Interdigitalis Pedis ... 7

2.2.1. Definisi ... 7 2.2.2. Etiologi ... .... 7 2.2.3. Faktor Predisposisi ... .. 8 2.2.4. Patogenesis ... ... 8 2.2.5. Gejala Klinis ... .... 9 2.2.6. Diagnosis ... ... 9 2.2.7. Pengobatan ... ... 10 2.2.8. Prognosis ... ... 10 2.2.9. Diagnosa Banding ... ... 10

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP ... 14

3.1. Kerangka Teori Penelitian ... .. 14

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... .. 16

Dokumen terkait