• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Departemen Pemintalan PT.Unitex

1. Perlu dilakukan evaluasi pada SOP (Standard Operation Procedure / langkah-langkah kerja) yang diterapkan dan diamati resiko bahaya dari tiap langkah kerja.

2. Pengawasan dan evaluasi berkala secara kontinyu terhadap pengendalian administratif dan modifikasi lingkungan kerja yang telah dilakukan.

3. Mendisiplinkan pekerja yang bekerja tidak memenuhi syarat keselamatan yang ditetapkan oleh P2K3 perusahaan seperti tidak menggunakan alat pelindung diri di lingkungan kerja.

4. Dokter di klinik perusahaan sebaiknya memberikan pembekalan kepada perawat dan petugas klinik bagaimana penetapan pekerja yang mengalami ISPA ketika dilakukan pencatatan. Hal ini perlu dilakukan supaya tidak terjadi bias dalam pencatatan jumlah kasus ISPA di perusahaan.

7.2.2 Bagi Pekerja

1. Bekerja sesuai dengan SOP yang ada dan disiplin menggunakan peralatan safety (masker) sesuai dengan standar untuk mengurangi resiko terpapar oleh pajanan berbahaya bagi kesehatan seperti misalnya debu.

2. Jika ada keluhan sakit dan mulai timbulnya gejala sebaiknya tidak menunda untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat seperti klinik perusahaan.

7.2.3 Bagi Peneliti Lain

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan gejala ISPA pada pekerja pemintalan. 2. Memilih sampel secara keseluruhan pada pekerja tekstil PT.Unitex

seperti melibatkan pekerja baik pada pemintalan, penenunan dan pencelupan dan dibandingkan kadar debu total di masing-masing lingkungan kerja tersebut terhadap gejala ISPA atau penyakit pernapasan lainnya.

3. Pengukuran pajanan debu terhadap pekerja sebaiknya dilakukan pada tiap pekerja bukan di ruangan kerja, supaya dapat lebih melihat pajanan yang diterima tiap-tiap pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Agussalim. 2012. Hubungan Pengetahuan, Status Imunisasi dan Keberadaan Perokok Dalam Rumah dengan Penyakit ISPA pada Balita di Puskesmas Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal ilmiah STIKES U’Budiyah.

Vol 1, No 2, Maret 2012. Aceh

Alemu, Kassahun, Abera Kumie dan Gail Davey. 2010. Byssinosis and other respiratory symptomps among factory workers in Akaki textile factory, Ethiopia. Ethiop. J.Health. Dev. 24(2) 133-139.

Ambarwati dkk. 2007. Rancang Bangun Alat Pemisah Serabut dengan Biji Kapuk. Surakarta. Warta Vol 10 No 2 September 2007

Amerika Serikat. 2010. National Ambient Air Quality Standards by United State Environmental Protection Agency (USEPA) dalam Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Arief, Muhammad Latar. 2013. Lingkungan Kerja Faktor Debu. Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Esa Unggul. Jakarta

Asih, Niluh Gede Yasmin dan Christiany Effendy. 2004. Keperawatan Medikal Bedah : Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Penerbit EGC. Jakarta Barus, Nerseri. 2005. Prevalensi dan Pola Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut di Tiga Kelurahan Kecamatan Medan Baru, Kota Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara

Calvert, Jack G. 1990. International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), Glossary of Atmospheric Chemistry Terms. IUPAC. Britania Raya Clark, Jim. 2007. Polyester. Tersedia di :

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/ester1/poliester/. Diakses pada 23 Januari 2014.

Daly, Aaron dan Paolo Zanmettii. 2007. An Introduction to Air Pollution-Definitions, Classifications anda History. (Jurnal). The Arab School for Science and Technology (ASST) USA

Dharmage. 2009. Risk Factors of Acute Lower Tract Infections in Children Under Five Years Of Age. Medical Public Health.

Depkes. 1993. Bimbingan Keterampilan dalam Tata Laksana Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Anak. Dirjen P2PM Depkes RI. Jakarta Depkes. 2002. Etiologi ISPA dan Pneumonia. Tersedia di :

litbang.depkes.co.id,online. Akses : 8 Maret 2014

Depkes. 2004. Kawasan tanpa rokok. Pusat Promkes. Depkes RI. Jakarta

Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Depkes RI. Jakarta

Depkes RI. 2006. Glosarium Data dan Informasi Kesehatan. Depkes RI. Jakarta Depkes RI. 2008. Riskesdas 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan

EPG (Environmental Protection Department). 2006. Air Quality. Tersedia di : http://www.epd.gov.hk/epd/english/environmentinhk/air/air_quality/aq_ann ualrpt_96_4.html, Diakses pada 20-04-14 20:46 WIB.

Ester, Monica. 1999. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan dan Sistem Kardiovaskular. Penerbit EGC. Jakarta

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta. Penerbit Kanisius Firdausia, Annisa. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan dengan

Perilaku Pencegahan ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gang Sehat, Pontianak. Fakultas Kedokteran. Universitas Tanjungpura Pontianak Fitria, Laila et al. 2008. Kualitas Udara Dalam Ruang Perpustakaan Universitas

x Ditinjau Dari Kualitas Biologi, Fisik dan Kimiawi, Makara, Kesehatan. Vol 12 No2.

Florencia, Dinda Anggun. 2013. Pengaruh Pajanan Debu Urea Terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Pekerja di Unit Pengantongan Pupuk Urea (PPU) PT.Pupuk Sriwijaya Palembang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sriwijaya Palembang.

Halim, D. 2000. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Hipokrates.

Hastono, S.P. 2001. Analisis Data. Jakarta. Universitas Indonesia. Jakarta. IMFJ. 2001. Seamic Health Statistics, Internatioanal Medical Foundation of

Japan. Seamic Publication No 84 ISBN 4-930783-84-4. Japan.

Istijanto, 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

KBBI. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus versi online dalam jaringan. Kementerian Pendidikan dan Budaya. Tersedia di : http://kbbi.web.id/udara

Lemeshow, Stanley, David W. Hosmer dkk. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan (terjemahan). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Lippman. 2007. Regional Deposition of Particles in the Human Respiratory

Tract dalam Lee DHK, Murphy S (Editor),Handbook of Physiology:Section IV. Environmental Physiology. William and Wilkins Press, Philadelphia. Tarlo, Susan M. dkk. 2010. Occupational and Environmental Disease.UK.

Wiley-Blackwell Press.

Marsam, Soleh. 2003. Hubungan Pemaparan Debu Kapas dengan Penurunan Fungsi Paru (VC,FV dan FEV1) Pada Pembuat Kasur di Desa Banjakerta Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga Tahun 2003. FKM Universitas Dipenogoro. Semarang

Memon, Ismail dkk. 2008. Prevalence of byssinosis in spinning and textile workers of Karachi, Pakistan. Pakistan. Environmental and Occupational Health, Vol.63, No.3, 2008. Hal 138-142

Mengkidi, Dorce. 2006. Gangguan Fungsi Paru dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Karyawan PT.Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan. Tesis, Program Pascasarjana Kesehatan Lingkungan Industri. Universitas Dipenogoro Semarang.

Mukono, H.J. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya.

Muttaqin,Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta. Penerbit Salemba Merdeka

Nagoda, Okapi dan Babashani. 2011. Assesment of Respiratory Symptomps and Lung Function Among Textile Workers At Kano Textile Mills, Kano Nigeria. Nigerian Journal of Clinical Practice Vol 15 Issue 4. Nigeria

Neil, Schachter. 2011. Respiratory Effects and Other Disease Patterns in Textile Industry. ILO Encyclopedia of Occupational Health&Safety. Geneva

Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta. Rineka Cipta Press

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Nugrahaeni, S.F.S, 2004. Analisis Faktor Resiko Kadar Debu Organik di Udara

Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri Penggilingan Padi di Kabupaten Demak. Tesis, Magister Ilmu Kesehatan Lingkungan. Universitas Dipenogoro Semarang.

Paudyal dkk. 2010. Exposure Dust and Endotoxin in Textile Processing Workers. Oxford Journal of Medicine and Health Vol 55, Issue 4.Nepal

Pemerintah Daerah Kota Bogor. 2012. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2014. Bappeda Kota Bogor.

BPLHD Jawa Barat. 2007. Laporan Akhir :Pemantauan Kualitas Udara dengan Passive Sampler. BPLH Jabar.

Pemerintah Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta

Pemerintah Indonesia. 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Kemenkes RI. Jakarta

Pemerintah Indonesia. 1984. Undang-Undang tentang Perindustrian. UU No.5 Tahun 1984, LN 1984 Nomor 22 Tahun 1984.

Setiawan, Ebta. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI. Kementerian Pendidikan dan Budaya. Jakarta

Pradika, Zenis Dulkan. 2011. Pengaruh Paparan Debu Total di Tempat Kerja Terhadap Fungsi Paru Karyawan PT.Marunda Grahamineral Job Site Laung Tuhup Kalimantan Tengah. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret Surakarta

PT.Unitex. 2013. Laporan Bulan Januari - Desember 2013 PT.Unitex. PT. Unitex. Bogor

Pudjiastuti, Wiwiek. 2002. Debu Sebagai Bahan Pencemar Yang Membahayakan Kesehatan Kerja. Depkes RI. Jakarta

Purigiwati, Astiti. 2010. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pengukur Total Suspended Particulate (TSP) dengan Metode High Volume Air Sampling. Skripsi. IPB Bogor

Putranto, R. 2007 . Pajanan Debu Kayu (PM10) dan Gejala Penyakit Saluran Pernapasan pada Pekerja Mebel Sektor Informal di Kota Pontianak Kalimantan Barat. (Tesis) PS-UI

Setiawan A. 2002. Hubungan Kadar Total Suspended Particulate (TSP) dengan Fungsi Paru di Lingkungan Industri Semen (Studi Kasus pada Cibinong Pabrik Cilacap). Tesis . Semarang.

Singh, SB dkk. 2012. Respiratory Morbidities of Jute Mill Workers in Nepal. Nepal Journal Online Vol 10 (No.3) 181-186. Tersedia di : http://www.nepjol.info/index.php/HREN/article/view/7132. Nepal

Sintorini, MM. 2002. Hubungan Antara Kadar PM10 Udara Ambien dengan Kejadian Gejala Penyakit Saluran Pernapasan. PS-UI Depok.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit EGC. Jakarta Sormin, Kety Rohani. 2012. Hubungan Karakteristik dan Perilaku Pekerja yang

Terpajan Debu Kapas dengan Kejadian ISPA di PT. Unitex Tahun 2011. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia Depok

Suma’mur. 1991. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Haji Mas Agung. Jakarta

Suryanta, Naik. 2009. Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau di PT.X Kabupaten Deli,Serdang. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan

Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Bentang Pustaka. Yogyakarta

Tim Dosen Biologi. Biologi Dasar. Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2008

Trisnawati, Yuli dan Juwarni. 2012. Hubungan Perilaku Merokok Orangtua dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga 2012. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Wardhana, W.A. 1994. Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta

WHO. 1999. Hazard Prevention And Control In The Work Environment: Airborne Dust. WHO. Jenewa

WHO. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. WHO. Jenewa

WHO. 2010. The WHO Air Quality Guideline, World Health Organization 2006. Dalam Himpunan Peraturan Perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Wuninggar, Nur Roshita. 2002. Hubungan Paparan Debu dengan Kejadian ISPA Ringan Pekerja Bagian Texturizing PT Texmacao Taman Syntethics Kaliwungu. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Dipenogoro Semarang.

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KADAR DEBU TOTAL (TSP) TERHADAP RESIKO ISPA PADA PEKERJA DEPARTEMEN PEMINTALAN DI PT.UNITEX

BOGOR TAHUN 2014

LEMBAR KESEDIAAN RESPONDEN

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Saya Alya Mutiara Basti, Mahasiswi Peminatan Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan

penelitian tentang “ANALISIS KADAR DEBU TOTAL (TSP) TERHADAP RESIKO ISPA PADA

PEKERJA DEPARTEMEN PEMINTALAN DI PT.UNITEX BOGOR”. Adapun penelitian ini ditujukan

sebagai alat pengumpulan data primer untuk kegiatan skripsi peneliti.

Kami berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian kami dengan menjawab semua pertanyaan yang ada di kuisioner ini. Informasi yang anda berikan akan kami jaga kerahasiaannya. Jika anda bersedia di mohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Data Responden

1. Nomor responden : ____________________________

2. Nama responden : ____________________________

3. Hari/tanggal pengamatan : ____________________________

Dengan ini bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

, , 2014

Responden

KARAKTERISTIK PEKERJA KODING

(Diisi Peneliti)

KP1 Nomor Responden (Kosongkan) KP2 Nama Responden

KP3 Nomor

Hp/Telp.Rumah/Email (Pilih salah satu) KP4 Alamat

KP5 Jenis Kelamin L / P KP6 Umur Tahun KP7 Masa Kerja Tahun KP8 Pendidikan terakhir a. SD b. SMP c. SMK d. SMA e. Diploma/Perguruan Tinggi

KP9 Tempat kerja di Pemintalan a. Kepala Bagian b. Kepala Seksi c. Blowing & Carding d. Combing, Drawing,

Finishing

e. Ring spinning, finishing f. Lainnya (sebutkan):

A. PERILAKU MEROKOK (TEMBAKAU) KODING

(Diisi Peneliti)

A1 Apakah anda pernah merokok?

(“Tidak” jika kurang dari 20 pak rokok atau 12 rokok klentingan selama hidup dan kurang dari 1 batang

a. Ya b. Tidak

rokok perhari selama setahun)

(Jika “Tidak” lanjutkan ke pertanyaan bagian B) Jika “Ya” lanjutkan ke pertanyaan A.2)

A.2 Apakah anda sekarang sedang merokok? a. Ya b. Tidak A.3 Umur berapa anda pertama kali merokok? (Umur

dalam tahun)

Tahun A.4 Apabila anda pernah benar-benar berhenti merokok,

umur berapa anda saat berhenti merokok tersebut? Tahun A.5 Saat ini, berapa batang rokok yang anda konsumsi

per hari?

batang A.6 Selama anda merokok, kira-kira berapa rata-rata

batang rokok perhari yang anda konsumsi?

batang A.7 Apakah anda menghisap atau pernah menghisap asap

dari rokok? a. Tidak sama sekali b. Sedikit c. Sedang d. Dalam-dalam

B. LAMA PAPARAN KODING

(Diisi Peneliti)

B.1 Apakah anda bekerja penuh waktu (30 jam atau lebih

per minggu atau ≥8 jam perhari dalam waktu 6 bulan

atau lebih?

a. Ya b. Tidak

B.2 Apakah anda pernah bekerja lembur (>8jam perhari) dalam seminggu terakhir?

a. Ya b. Tidak

C. GEJALA ISPA KODING

(Diisi Peneliti)

C.1 Apakah dalam satu bulan terakhir anda mengalami salah satu atau lebih dari gejala berikut ?

a. Batuk tanpa pernapasan cepat (<40 kali/meit)

b. Pilek (mengeluarkan lendir), c. Serak

d. Sesak yang disertai atau tanpa

disertai panas atau demam (>37˚C)

e. Keluarnya cairan dari telinga tanpa rasa sakit pada telinga.

C.2 Jika Ya pada pertanyaan 1, Apakah anda mengalami gejala tersebut hingga ≥14

hari/ 2 minggu ?

a. Ya b. Tidak

Uji Normalitas Data Numerik Umur ,

Hasil Univariat 1. Gejala ISPA

5. Jenis Kelamin

6. Tingkat Pendidikan

8. Perilaku Merokok

Distribusi gejala ISPA ringan menurut kadar debu dan karakteristik individu pekerja

1. Kadar debu total

3. Masa Kerja

4. Jenis Kelamin

6. Tingkat Pendidikan

Dokumen terkait