BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian dengan mengisolasi jenis karagenan lainnya seperti iota dan lambda karagenan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010). Perlu Kajian Pasar Rumput Laut Media Agribisnis
Peternakan dan Perikanan. http://www.trobos.com/showarticle. php?rid=13&aid=2391. Tanggal akses 12 Desember 2013.
Anonima, (2011). Produksi Rumput Laut Indonesia Geser Filipina. Info Media.
Anonimb, (2010). Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red.
02 Maret 2014.
Aslan, L.M. (1998). Budidaya Rumput Laut. Jakarta: Kanisius. Halaman 11-72. Atmadja, W.S., Kadi, A., Sulistijo., Satari, R., (1996). Pengenalan Jenis-Jenis
Rumput Laut Indonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanografi LIPI.
Halaman: 95, 126-128, 152-154.
Dawes, C.J. (1981). Marine Botany. Florida: A Wiley-Interscience Publication. Halaman 41.
Depkes RI. (1978). Materia Medika Indonesia. Jilid II. Jakarta: Depkes RI. Halaman 133, 135, 150-156.
Diharmi, A., Fardiaz, D., Andarwulan, N., dan Heruwati, S.E. (2011). Karakteristik Karagenan Hasil Isolasi Eucheuma spinosum (Alga maerah) dari Perairan Sumenep Madura. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 16(1): 120.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Depkes RI. Halaman 1038.
Fatimah, M.S.T., (2012). Studi Pengaruh Konsentrasi KOH dan Lama Ekstraksi Terhadap Karakteristik Karagenan dari Rumput Laut (Eucheuma cottonii). Skripsi. Makassar: Fakultas Pertanian Universitas Makassar.
Kadi, A., (2004). Potensi Rumput Laut Dibeberapa Perairan Pantai Indonesia.
Oseana. 29(4): 25-36.
Lubis, S.A., (2013). Karakterisasi Simplisia dan Isolasi serta Identifikasi Karagenan dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) dari Desa Kntuh Banjar
Kaja Jati Provinsi Bali. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.
Mappiratu. (2009). Kajian Teknologi Pengolahan Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma cottonii Skala Rumah Tangga. Media Litbang Sulteng. 2(1):
Munthe, F. (2012). Karakterisasi Simplisia dan Isolasi serta Identifikasi karagenan dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty). Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.
Oviantari, M.V., dan Parwata, I.P. (2007). Optimalisasi Produksi Semi-Refined Carrageenan Dari Rumput Laut Eucheuma Cottonii Dengan Variasi Teknik Pengeringan Dan Kadar Air Bahan Baku. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains & Humaniora. 1(1) : 62-71.
Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S, (2001). Introduction to spectroscopy. Belingham: Thomson Learning, Inc. Halaman 13-15.
Phillips, G.O., Williams, P.A. (2009). Handbook Of Hydrocolloids. Second Edition. Washington DC: Woodhead Publishing Limited. Halaman: 90- 91
Polifrone, M., De Masi, F., dan Gargiulo, M.G. (2006). Alternative pathway in The History of Gracilaria gracilis (Gracilariales, Rhodophyta) From Nort-eastren Sicily (Italy). Journal of Botanical Sciences. 261(3): 1003. Rasyid, A. (2003). Beberapa Catatan Tentang Karagenan. Oseana. 28(4): 1-3. Romenda, A.P., Pramesti, R., dan Susanto, A,B. (2013). Pengaruh perbedaan
Jenis Dan Konsentrasi Larutan Alkali Terhadap Kekuatan Gel Dan Viskositas Karagenan Kappaphycus alvarezii (Doty). Journal of
Marine Research. 2(1): 127-133.
Suparmi., Sahri, A. (2009). Mengenal Potensi Rumput Laut: Kajian Pemanfaatan Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan. Sultan Agung. 96(118): 105-109.
Supratman, U. (2010). Elusidasi Struktur Senyawa Organik. Bandung: Widya Padjadjaran. Halaman 66-105.
Stuart, B. (2004). Infrared Spectroscopy: Fundamentals and applications. UK: John Wiley & Sons, Ltd. Halaman 18.
Ulfah, M. (2009). Pemanfaatan Iota Karagenan (Eucheuma spinosum) dan Kappa Karagenan (Kappaphycus alvarezii) Sebagai Sumber Serat Untuk Meningkatkan Kekenyalan Mie Kering. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
United States Pharmaucopeia Convention Inc. (2007). United States
Pharmaucopeia XXX- NF XXV. New York: Mack Printing Company.
Walidah, C. (2014). Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati
Mastigophora diclados Secara In Vivo. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.
Winarno, F.G., (1990). Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Halaman 72-85.
Wiratni, S., Distantina, Fadhilah, Rochmandi, dan Fahturrozzi, M. (2013). Preparation and Characterization of Glutaraldehyde-Crosslinked Kappa Carrageenan Hydrogel. Engineering Journal. 17(3): 60.
World Health Organization.(1992). Quality Control Methods for Medicinal
Lampiran 2. Tumbuhan alga merah Kappaphycus alvarezii (Doty) 1 2 Keterangan: 1. Talus 2. Holdfast
Lampiran 5. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia alga merah
Kappaphycus alvarezii (Doty) pada pembesaran 10 X 40
1
2
3
Keterangan:
1. Parenkim berisi pigmen merah
2. Parenkim bagian pinggir 3. Propagule
Lampiran 6. Perhitungan penetapan kadar air simplisia alga merah
Kappaphycus alvarezii (Doty)
% Kadar air
=
Volume Air (ml)Berat sampel (g)
x
100% 1. Berat sampel : 5,092 g Volume air : 0,5 ml % Kadar air=
0,5 ml 5,092 gx
100%=
9,82 % 2. Berat sampel : 5,180 g Volume air : 0,5 ml % Kadar air=
0,5 ml 5,180 gx
100%=
9,65 % 3. Berat sampel : 5,086 g Volume air : 0,5 ml % Kadar air=
0,5 ml 5,086 gx
100%=
9,83 %% Kadar air rata-rata
=
9,82% + 9,65% + 9,83%3
Lampiran 7. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air simplisia alga merah Kappaphycus alvarezii (Doty)
% Kadar Sari Larut Dalam Air
=
Berat SariBerat Simplisia
x
100
20
x
100% 1. Berat simplisia : 5,021 gBerat sari : 0,223 g % Kadar sari larut dalam air
=
0,2235,021
x
100 20x
100%=
22,21% 2. Berat simplisia : 5,035 g Berat sari : 0,226g % Kadar sari larut dalam air=
0,2265,035
x
100 20x
100%=
22,44% 3. Berat simplisia : 5,031 g Berat sari : 0,228 g % Kadar sari larut dalam air=
0,2285,031
x
100
20
x
100%=
22,66%% Kadar sari larut dalam air rata-rata = 22,21% + 22,44% + 22,66%3
Lampiran 8. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol simplisia alga merah Kappaphycus alvarezii (Doty) % Kadar Sari Larut Dalam Etanol = Berat Sari
Berat Simplisia
x
100
20 X 100%
1. Berat simplisia :5,046 g Berat sari : 0,072 g
% Kadar sari larut dalam etanol
=
0,0725,046
x
100 20x
100%=
7,13% 2. Berat simplisia : 5,043 g Berat sari : 0,068 g% Kadar sari larut dalam etanol
=
0,0685,043
x
100 20x
100%=
6,74% 3. Berat simplisia : 5,044 g Berat sari : 0,069 g% Kadar sari larut dalam etanol
=
0,0695,044
x
100
20
x
100%=
6,84%% Kadar sari larut dalam etanol rata-rata
=
7,13% + 6,74% +6,84%3
Lampiran 9. Penetapan kadar abu total simplisia alga merah Kappaphycus
alvarezii (Doty)
% Kadar Abu Total
=
Berat AbuBerat Simplisia
x
100%1. Berat simplisia : 2,025 g Berat abu : 0,593 g % Kadar abu total
=
0,5932,025
x
100%=
29,28% 2. Berat simplisia : 2,010 gBerat abu : 0,586 g % Kadar abu total
=
0,5862,010
x
100%=
29,15% 3. Berat simplisia : 2,025 gBerat abu : 0,587 g % Kadar abu total
=
0,5872,025
x
100%=
28,98%% Kadar abu total rata-rata
=
29,28% + 29,15% + 28,98%3
Lampiran 10. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam simplisia alga merah Kappaphycus alvarezii (Doty)
% Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam
=
Berat AbuBerat Simplisia
x
100%1. Berat simplisia : 2,025 g Berat abu : 0,01 g
% Kadar abu tidak larut dalam asam
=
0,012,025
x
100%=
0,49 % 2. Berat simplisia : 2,010 gBerat abu : 0,009 g
% Kadar abu tidak larut dalam asam
=
0,0092,010
x
100%=
0,45% 3. Berat simplisia : 2,025 gBerat abu : 0,009 g
% Kadar abu tidak larut dalam asam
=
0,0092,025
x
100%=
0,44%% Kadar Abu yang tidak larut dalam asam rata-rata
=
0,49% + 0,45% + 0,44%3 = 0,11%
Lampiran 11. Perhitungan penetapan viskositas karagenan Viskositas relatif dihitung dengan persamaan : η rel = t
t0
t = waktu alir cairan uji (detik) t0 = waktu alir air (detik) Perhitungan Viskositas
No Waktu alir cairan uji (detik) Waktu alir air (detik)
1 561,56 27,80 2 563,40 27,63 1. η rel = t t0 = 561,56 27,80
= 20,2 cP 2. η rel = t t0
=
t t0=
563,40 27,63= 20,39 cP
Viskositas relatif dapat diubah menjadi viskositas absolut dengan mengalikannya dengan viskositas absolute air (viskositas absolut air pada temperatur pengukuran 75 oC = 0,3781 cP) 1. Viskositas absolut = 20,20 x 0,3781 = 7,64 cP 2. Viskositas absolut = 20,39 x 0,3781 = 7,71 cP Viskositas rata-rata = 7,64+7,71 2
= 7,67 cP
Lampiran 12. Perhitungan susut pengeringan karagenan % Susut pengeringan = A - B
A x 100% A = Berat sampel sebelum pengeringan B = Berat sampel setelah pengeringan
Sampel A (g) B (g) 1 0,200 0,181 2 0,201 0,180 3 0,203 0,182 1. % susut pengeringan = 0,200- 0,181 0,200 x 100% = 9,5% 2. % susut pengeringan = 0,201-0,180 0,201 x 100% = 10,45% 3. % susut pengeringan = 0,203-0,182 0,203
x 100%
= 10,34%% susut pengeringan rata-rata = 9,5% +10,45%+ 10,34%
3
Lampiran 13. Penetapan kadar abu total karagenan dari alga merah
Kappaphycus alvarezii (Doty)
% Kadar Abu Total
=
Berat AbuBerat Simplisia
x
100%1. Berat simplisia : 0,200 g Berat abu : 0,058 g % Kadar abu total
=
0,0580,200
x
100%=
29 % 2. Berat simplisia : 0,206 gBerat abu : 0,06 g % Kadar abu total
=
0,060,06
x
100%=
29,12% 3. Berat simplisia : 0,209 gBerat abu : 0,06 g % Kadar abu total
=
0,060,209
x
100%=
28,71%% Kadar abu total rata-rata
=
29% + 29,12% + 28,71%3
=
28,94%Lampiran 14. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam karagenan dari alga merah Kappaphycus alvarezii (Doty)
% Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam
=
Berat AbuBerat Simplisia
x
100%1. Berat simplisia : 0,200 g Berat abu : 0,015 g
% Kadar abu tidak larut dalam asam
=
0,0150,200
x
100%=
7,50 % 2. Berat simplisia : 0,206 gBerat abu : 0,015 g
% Kadar abu tidak larut dalam asam
=
0,0150,206
x
100%=
7,28% 3. Berat simplisia : 0,209 gBerat abu : 0,016 g
% Kadar abu tidak larut dalam asam
=
0,0160,209
x
100%=
7,65% % Kadar Abu yang tidak larut dalam asam rata-rata=
7,50% + 7,28 % + 7,65%3 = 7,47%
Lampiran 15. Bagan karakterisasi simplisia dari alga merah Kappaphycus alvarezii (Doty) dicuci ditiriskan dikeringkan dikarakterisasi diserbuk dikarakterisasi Alga merah Kappaphycus alvarezii Serbuk simplisia Makroskopik simplisia 1. Mikroskopik
2. Penetapan Kadar Air
3. Penetapan kadar Sari Larut dalam Air 4. Penetapan Kadar Sari Karut dalam Etanol 5. Penetapan Kadar Abu Total
6. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam
Lampiran 16. Bagan isolasi karagenan alga merah Kappaphycus alvarezii (Doty)
dimaserasi dengan CaCl 1% sebanyak 500 ml
disaring
dicuci dengan air suling ditambah H2O2 1% sebanyak 500 ml
dicuci
ditambahkan 500 ml air suling di cek pH (pH = 7)
ditambahkan dengan NaOH 2 N sebanyak 13 tetes sampai pH = 9 diekstraksi selama 60 menit pada suhu 900
disaring
ditampung filtrat sebanyak 500 ml
dimasukkan 25 ml filtrat kedalam beaker glass ditambahkan 50 ml (1 : 2)
- Etanol - Isopropanol - Metanol
didiamkan selama 24 jam kemudian disaring
50 g serbuk simplisia alga merah
Kappaphycus alvarezii Ampas Filtrat Filtrat Ampas Ampas Filtrat Karagenan Filtrat
Lampiran 16. (lanjutan)
dikeringkan di oven pada suhu 500 C
dihaluskan
dikarakterisasi
Perlakuan yang sama pada KCl dengan perbandingan 1:10 Karagenan
- Kelarutan - Viskositas
- Penetapan Susut Pengeringan - PK Abu Total
- PK Abu Tidak Larut dalam Asam - Spektrum IR
Lampiran 17. Hasil penetapan karagenan secara spektrofotometri inframerah FTIR