• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abadi, H. (2010). Alginat. Diunduh dari http: //repository.usu.ac.id/bitstream/ 18101/3/Chapter%20II.pdfpada tanggal 2 April 2014.

Anggadiredja, J.T., Achmad, Z., Heri, P., dan Sri, I. (2011). Rumput Laut. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 3, 66-67.

Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N.L., Sedarnawati, dan Budiyanti, S. (1989). Analisis Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Hal. 233.

Aris, S., Djendakita, P., dan Azizah, N. (2012). Isolasi dan Karakterisasi Natrium Alginat dari Algae Coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Serta Uji Afinitas Terhadap Logam Pb dan Cd. Prosiding

Abstrak Seminar Nasional Farmasi. Departemen Teknologi Farmasi

USU.

Aryani, Y. (2004). Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Alginat dari Talus Rumput Laut Sargassum polycystum C. Agardh. Skripsi. Medan: Jurusan Farmasi FMIPA USU.

Aslan, L.M. (1998). Budidaya Rumput Laut. Jakarta: Kanisius. Halaman 16. Atmadja, W.S., Achmad, K., Sulistijo, Rachmaniar, S. (1996). Pengenalan

Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanologi-LIPI. Halaman 56.

Badan POM RI.(2005). Penyiapan Simplisia untuk Sediaan Herbal. Jakarta: Badan POM RI. Halaman 11-12.

Chapman, V.J., dan Chapman, D.J. (1980). Seaweed and Their Uses. Edisi ketiga. London: Chapman and Hall. Halaman 194.

Dawes, C.J. (1981). Marine Botany. Florida: A Wiley-Interscience Publication. Halaman 148.

Depkes RI. (1980). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 153-158.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 47, 1038.

Furia, T.E. (1972). Algin. Dalam Handbook of Food Additives. Second Edition. Disunting Oleh Thomas E. Furia. Cleveland, Ohio: CRC Press, Inc. Hal. 207-310.

Haska. (2012). Spektrofotometri Infra Merah. Diunduh dari http://haska.org/2012/09/07/spektrofotometri-infra-merah/ pada tanggal 02 Januari 2013.

Harahap, A. (2013). Isolasi dan Karakterisasi Alginat dari Rumput Laut

Sargassum ilicifolium gracilaria gigas Harvey. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.

Hui, Y.H. (1992). Encyclopedia of Food Science and Technology. Volume 2. New York: John Wiley and Sons, Inc. Hal. 1338-1339.

Kibbe, A. (ed.). (2000). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi Ketiga. London: Pharmaceutical Press. Hal. 465-466.

Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L. (1989). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga. Jakarta: UI-press. Halaman 286.

Lobban, C.S., dan Wynne, M.J. (1981). The Biology of Seaweeds. Volume 17. Oxford London: Blackwell Scientific Publications. Halaman 357. Mushollaeni, W. (2011). Karakterisasi Natrium Alginat dari Sargassum sp.

Turbinaria sp. Dan Padina sp. Jurnal Teknol. dan Industri Pangan 22 (1): 26-32.

Ragan, M.A. (1981). Chemical Constituents of Seaweeds. Dalam Botanical Monographs. Volume 17. Disunting Oleh Christopher S. Lobban dan Michael J. Wynne. Oxford: Blackwell Scientific Publications. Hal. 605. Rasyid, A. (2003). Algae Coklat (Phaeophyta) Sebagai Sumber Alginat. Jurnal

Oseana. 28(1): 33-38.

Rasyid, A. (2005). Beberapa Catatan Tentang Alginat. Jurnal Oseana. 30(1): 9-14.

Rimelda, N. (2013). Isolasi dan Karakterasi Natrium Alginat dari Alga Coklat

Sargassum plagyophyllum (Martins) J.G Agardh Serta Pengaruh

Penambahan Konsentrasi Pemutih Terhadap Viskositas. Skripsi.

Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipient. Edisi keenam. New York: Pharmaceutical Press. Halaman 623.

Sari, I. (2005). Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Senyawa Triterpenoida/ Steroida Dari Talus Rumput Laut Turbinaria decurrens Bory, Skripsi.

Medan: Fakultas Farmasi USU. Halaman 40-41.

Sastrohamidjojo, H. (1991). Spektroskopi. Cetakan pertama. Yogyakarta: Liberty. Halaman 45-70.

Sastrohamidjojo, H. (1992). Spektroskopi Inframerah. Edisi pertama. Yogyakarta: Liberty. Halaman 12, 123-132.

Satiadarma, K., Muhammad, M., Daryono, H.T., dan Rahmana, E.K. (2004).

Pengembangan Prosedur Analis. Edisi Pertama. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 111-113.

Sukardjo. (2003). Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 108-109. Supomo. (2002). Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Alginat dari Talus Rumput

Laut Sargassum crassifolium J. Agardh dan Turbinaria conoides J. Agardh. Skripsi. Medan: Jurusan Farmasi FMIPA USU.

Taylor, W.R. (1979). Marine Alga of the Easterm Tropical and Subtropical

Coast of the Americas. Michigan: The University of Michigan.

Halaman 76-80.

Waaland, J.R. (1981). Commercial Utilization. Dalam Botanical Monographs. Volume 17. Disunting Oleh Christopher S. Lobban dan Michael J. Wynne. Oxford: Blackwell Scientific Publications. Hal. 730-732.

Widyayanti, R., dan Maharani, M.A. (2009). Pembuatan Alginat Dari Rumput Laut Untuk Menghasilkan Produk Dengan Rendemen Dan Viskositas

Tinggi. Diunduh dari http: //eprints.undip.ac.id/3753/1/

makalah_penelitian_Rizki_dan_Marita.pdf pada tanggal 27 Agustus 2012.

Winarno, F.G. (1990). Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Halaman 13, 48-50.

Yulianto, K. (2007). Pengaruh Konsentrasi Natrium Hidroksida Terhadap Viskositas Natrium Alginat yang Diekstrak dari Sargassum duplicatum, J.G. Agardh (Phaeophyta). Jurnal Oseanologi dan Limnologi. (33): 295-306.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 2. Gambar makroskopik tumbuhan segar dan simplisia Turbinaria decurrens Bory

Gambar makroskopik tumbuhan segar

“daun’’ holfast “batang" daun holdfast batang

Gambar makroskopik simplisia

Lampiran 3. Gambar mikroskopik serbuk simplisia Turbinaria decurrens

Bory (Perbesaran 10 x 40)

Gambar sel parenkim berisi pigmen warna coklat.

sel parenkim berisi pigmen

Gambar sel propagule.

Lampiran 4. Perhitungan pemeriksaan karakteristik simplisia Turbinaria decurrens Bory

1. Perhitungan kadar air

% Kadar air simplisia = 100

%

No. Berat sampel (g) Volume awal (ml) Volume akhir (ml) 1. 2. 3. 5,010 5,000 5,010 2,00 2,50 3,00 2,50 3,00 3,50 % Kadar air = 100

%

1. Kadar air =

x

100

%=

9,98 % 2. Kadar air =

x

100

%= 10

% sel propagule

3. Kadar air=

x

100

%=

9,98 %

% Rata-rata kadar air =

x

100

%

= 9,986 %

Lampiran 4. (lanjutan)

2. Perhitungan kadar sari larut dalam air

% Kadar sari larut dalam air =

x x

100

%

No. Berat sampel (g) Berat sari (g) 1. 2. 3. 5,003 5,004 5,004 0,1250 0,1330 0,1300

1. Kadar sari larut dalam air = 100

%=

12,49%

3. Kadar sari larut dalam air = 100

%=

12,98%

% Rata-rata kadar sari larut dalam air = 100%

=12,91%

Lampiran 4. (lanjutan)

3. Perhitungan kadar sari larut dalam etanol

% Kadar sari larut dalam etanol =

x x

100

%

No. Berat sampel (g) Berat sari (g) 1. 2. 3. 5,004 5,003 5,004 0,0210 0,0160 0,0260

1. Kadar sari larut dalam etanol =

2. Kadar sari larut dalam etanol = 100

%=

1,59%

3. Kadar sari larut dalam etanol = 100

%=

2,59%

% Rata-rata kadar sari larut dalam etanol = 100%

= 2,09%

Lampiran 4. (lanjutan)

4. Perhitungan kadar abu total

% Kadar abu total =

x

100

%

No. Berat sampel (g) Berat abu (g)

2. 3. 2,003 2,004 0,2890 0,3100

1. Kadar abu total =

x

100

%=

15,01%

2. Kadar abu total =

x

100

%=

14,42%

3. Kadar abu total =

x

100

%=

15,47%

% Rata-rata kadar abu total =

x

100% = 14,96%

Lampiran 4. (lanjutan)

5. Perhitungan kadar abu tidak larut asam

No. Berat sampel (g) Berat abu (g) 1. 2. 3. 2,004 2,003 2,004 0,0120 0,0170 0,0160

1. Kadar abu tidak larutasam =

x

100

%=

0,59%

2. Kadar abu tidak larut asam =

x

100

%=

0,85%

3. Kadar abu tidak larut asam =

x

100

%=

0,79%

% Rata-rata kadar abu tidak larut asam =

x100

%

= 0,74%

Lampiran 5. Bagan isolasi dan karakterisasi natrium alginat

100 g serbuksimplisia

Dicuci dengan air suling sampai netral (pH 7)

Disaring

Direndam dengan Na2CO3 5% pada suhu 50o-60o C, 2 jam

Dicuci dengan air suling sampai netral (pH 7)

Ditambahkan CaCl2 1%

Asam alginat (floating)

Ditambahkan dengan Na2CO3 5%

Larutan NatriumAlginat

Dikeringkan (suhu 50o C) dan dihaluskan

Filtrat Residu Filtrat Resid Filtrat Residu

Dicuci dengan air suling sampai netral (pH 7)

Diputihkan dengan H2O2 (1,0%, 2,0%, 3,0%, 4,0% dan

5 0%) 6 jam disaring

Dicuci dengan air suling sampai netral (pH 7)

Dikarakterisasi Endapan kalsium alginat

Ditambahkan HCl 5% sedikit demi sedikit

Diendapkan dengan isopropanol 95%

Serbuk Natrium Alginat

Lampiran 6. Perhitungan karakteristik natrium alginat yang diperoleh dari

Turbinaria decurrens Bory

1. Perhitungan rendemen natrium alginat

Rendemen dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% Rendemen Natrium alginat = 100%

Contoh perhitungan :

% Rendemen natrium alginat = x 100%

= 16,63%

2. Perhitungan penetapan susut pengeringan % Susut pengeringan = 100 %

a = berat bahan awal

b = berat bahan setelah pengeringan

No. Berat sampel (g) Berat sampel setelah pengeringan (g) 1. 2. 1,0060 1,0030 0,9390 0,9410 1. % Susut pengeringan =

x

100% = 6,70% 2. % Susut pengeringan =

x

100% = 6,20% Susut pengeringan Spektrofotometri inframerah Viskositas Kadar abu tidak larut asam Kadar abu

total Rendemen

% Rata-rata susut pengeringan =

x

100% = 6,45%

Lampiran 6. (lanjutan)

3. Perhitungan viskositas natrium alginat

Contoh perhitungan viskositas

Angka hasil pengukuran : 1 Faktor konversi : 2 Viskositas (cps) = 1 x 2 = 2 cps

Lampiran 13. Gambar spektrum inframerah sampel natrium alginat dan pembanding natrium alginat

Bilangan gelombang (cm-1)

Spektrum inframerah sampel natrium alginat

Bilangan gelombang (cm-1)

Dokumen terkait