• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pembahasan Hasil Penelitian

4. Jaringan Komunikasi

Komunikasi yang berlangsung antara informan TKI purna dengan informan keluarga membangun kedekatan komunikasi dalam proses pengambilan

arus komunikasi yang terjadi pada TKI purna dengan keluarga atau lingkungan pergaulan.

Dari 14 informan yang peneliti wawancarai dapat dibentuk dalam sebuah jaringan komunikasi. Pola komunikasi TKI purna dalam masyarakat dapat dilihat dalam sebuah sosiometri. Sosiometri menunjukkan adanya komunikasi yang terjadi antara individu. Individu-individu tersebut dapat memilih dan dipilih dalam arus komunikasi yang terjadi.

Dipilih M e m i l i h Keterangan:

: Terjadi komunikasi antar informan

Gambar 5.16 Sosiometri Komunikasi TKI Purna dengan Keluarga

Gambar sosiometri diatas menjelaskan arus informasi informan siapa berbicara dengan siapa. Setiap individu memiliki arus komunikasi dengan

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 I.7 II.I.1 II.I.2 II.I.3 II.I.4 II.I.5 II.I.6 II.I.7

I.1 X I.2 X I.3 X X I.4 X X I.5 X X I.6 X X I.7 X II.I.1 X II.I.2 X II.I.3 X II.I.4 X II.I.5 X II.I.6 X II.I.7 X X

menentukan kepada siapa dirinya akan melakukan komunikasi dengan berbagai motif yang melatarbelakangi komunikasi yang terjadi antara TKI purna dalam masyarakat.

Dari sosiometri tersebut, jaringan komunikasi yang terjadi antara TKI purna dalam masyarakat dapat digambarkan dalam sebuah sosiogram sebagai berikut:

Klik 1

Klik 2

Klik 3

Keterangan:

: calo yang sama : Informan TKI purna

: bertetangga : Informan keluarga

: berteman : mewakili semua calo

: keluarga dan calo yang sama : berteman, bertetangga, dan beda calo : keluarga

: batasan klik

: komunikasi antar pribadi

I.1 I.6 I.2 I.4 I.5 I.3 II.I.6 II.I.3 II.I.5 II.I.1 II.I.4 calo I.7 II.I.7 II.I.2

Dari gambar sosiogram tersebut dapat diketahui bagaimana status hubungan antar individu yang berkaitan dengan pola komunikasi TKI purna dalam masyarakat sehingga dapat diketahui peranan masing-masing informan dalam komunikasi yang terjadi.

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat terdapat 3 klik. Klik-klik tersebut terjadi karena adanya persamaan penyalur tenaga kerja (calo), terjalinnya suatu pertemanan, dan adanya suatu hubungan keluarga.

Dalam klik-klik tersebut, secara umum terdapat tiga pola komunikasi yang dialami TKI purna, yaitu pola komunikasi dengan sesama penyalur tenaga kerja (calo), pola komunikasi dengan teman pergaulan, dan pola komunikasi keluarga. Untuk memahami fenomena yang ada pada jaringan, dapat menggunakan kajian sosiologi mikro.

Klik pertama atau klik satu merupakan klik yang terbentuk karena adanya persamaan dalam pemilihan penyalur tenaga kerja (calo) antar informan. Komunikasi yang berlangsung disini merupakan komunikasi antar pribadi secara nonformal, karena dilakukan secara fleksibel. Hal tersebut sangat efektif sebab dapat menimbulkan kedekatan antara penyalur tenaga kerja dengan TKI purna sehingga dapat membuat komunikasi lebih efektif.

Gambar 5.18 Klik 1 (sama calo)

Pola komunikasi sama calo membentuk suatu pola komunikasi yang peneliti sebut dengan pola komunikasi cakar ayam. Pola komunikasi cakar ayam ini terbentuk dari sebuah komunikasi yang bersifat antarpribadi. Komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi yang terjadi pada saat calo sedang menawarkan jasanya dari satu keluarga ke keluarga yang lain. Setelah itu, komunikasi antarpribadi juga terjadi pada saat informan satu berinteraksi mengenai calo yang akan dipilihnya juga. Munculnya calo di masyarakat dikarenakan fenomena sosiologi makro, yaitu pemerintah kurang turun ke lapangan untuk mensosialisasikan mengenai TKI sehingga kesempatan ini digunakan oleh para calo untuk melancarkan aksinya.

I.1 I.6 I.2 I.4 I.5 I.3 calo II.I.2 II.I.6 II.I.3 II.I.5 II.I.1 II.I.4 I.7 II.I.7

Gambar 5.19 Pola Komunikasi Cakar Ayam Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Pola diatas menunjukkan bahwa penyalur tenaga kerja (calo), berkomunikasi dengan Informan I.1, Informan I.2, dan Informan I.4. Dimana Informan I.1, Informan I.2, dan Informan I.4 tidak saling berkomunikasi, artinya mereka tidak terkait komunikasi diantara satu dengan yang lain. Kemudian untuk Informan I.5, Informan I.6, dan Informan I.3 adalah pola komunikasi yang berada didekat Informan I.1, Informan I.2, dan Informan I.4 dalam hal kesamaan calo atau mendapatkan informasi mengenai calo tersebut.

Jika diperhatikan, pola temuan peneliti ini hampir sama dengan pola

komunikasi roda dan pola komunikasi rantai. Dimana pola komunikasi roda

menjelaskan pola komunikasi satu orang kepada orang banyak dan pola komunikasi rantai berjalan satu arah.

calo

I.1 I.2 I.4

B

C A E

D

Gambar 5.20 Pola Komunikasi Roda Sumber:Widjaja (2000 : 102-103)

A B C D E

Gambar 5.21 Pola Komunikasi Rantai Sumber: Widjaja (2000 : 102-103)

Pra Hipotesis: Pola komunikasi antara TKI yang memiliki kesamaan calo membentuk Pola Komunikasi Cakar Ayam. Dalam jaringan sama calo, Informan I.7 dengan Informan I.6 dijembatani oleh

Informan II.I.6 (bridge). Hal tersebut dikarenakan Informan I.7

terisolate, yaitu tidak masuk ke dalam jaringan yang lain.

Klik dua adalah klik yang terbentuk karena adanya hubungan pertemanan antar individu. Tempat tinggal yang berdekatan membuat komunikasi semakin sering terjadi antara Informan I.1 dengan Informan I.2 sehingga membuat

Gambar 5.22 Klik 2 (hubungan pertemanan)

Dalam pola komunikasi dengan teman pergaulan, peneliti menemukan pola komunikasi putus. Pola ini terbentuk dari pola komunikasi yang berlangsung antara TKI purna yang dikarenakan mempunyai hubungan pertemanan.

Gambar 5.23 Pola Komunikasi Putus Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Pola diatas menggambarkan bentuk komunikasi TKI purna yang hanya terjalin dengan satu orang saja. Dalam komunikasi ini Informan I.1 dan Informan I.2 saling berkomunikasi, Informan I.6 dan Informan I.3 juga saling berkomunikasi, namun tidak memiliki keterkaitan dengan Informan I.1 dan Informan I.2. Mereka sama-sama membentuk kelompok pertemanan sendiri.

Pola ini adalah pola yang terbentuk hampir sama dengan pola yang sudah ada sebelumnya. Pola tersebut yaitu pola komunikasi rantai yang dikemukakan

I.1 I.6 I.2 I.3 I.4 I.5 II.I.6 II.I.3 II.I.5 calo I.7 II.I.7 II.I.2

oleh Widjaja (2000:102-103). Jika pola komunikasi rantai yang dikemukakan oleh Widjaja mempunyai sifat saling menyambung dan paralel, namun pada pola komunikasi putus hasil temuan peneliti sifatnya hanya antarpribadi yang terjalin hanya antara dua orang saja, artinya komunikasi terhenti hanya pada kedua orang yang terlibat pembicaraan tersebut.

Pra Hipotesis: Pola komunikasi antara TKI dengan teman sepergaulan membentuk Pola Komunikasi Putus. Hal ini dikarenakan terdapat informan yang tidak mengenal dengan informan lainnya.

Klik tiga adalah klik yang terbentuk karena adanya hubungan keluarga antar Informan. Komunikasi yang terjadi disini bisa merupakan komunikasi mengenai apa saja, termasuk mengenai pilihan untuk menjadi TKI.

II.I.3 II.I.4 I.1 I.4 II.I.5 II.I.1 calo I.6 I.2 I.5 I.3 II.I.6 I.7 II.I.7 II.I.2

Dari gambar sosiogram tersebut juga terdapat pola komunikasi lain, yaitu pola komunikasi keluarga. Pola komunikasi keluarga merupakan pola komunikasi yang terbentuk antara informan TKI purna dengan informan keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan dua pola komunikasi, yaitu pola komunikasi tapal kuda dan pola komunikasi putus.

Gambar 5.25 Pola Komunikasi Tapal Kuda Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Gambar 5.26 Pola Komunikasi Putus Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Pola diatas menggambarkan bentuk komunikasi informan yang hanya terjalin dengan masing-masing keluarga informan itu sendiri. Seperti Informan II.I.6, Informan I.6, Informan I.2, dan Informan II.I.2 yang berinteraksi dengan keluarganya saja. Begitu juga dengan informan lain yang hanya berinteraksi dengan keluarganya saja mengenai persetujuan mengenai keputusan untuk berangkat menjadi TKI.

II.I.1 I.1 II.I.5 I.5 II.I.7 I.7

I.6 I.2 I.4 I.3

Pra Hipotesis: Pola komunikasi antara TKI dengan anggota keluarga membentuk 2 pola, yaitu Pola Komunikasi Tapal Kuda dan Pola Komunikasi Putus. Jumlah informan yang terlihat dalam interaksi, mempengaruhi bentuk pola komunikasi.

Informan utama memiliki hubungan keluarga. Dalam pola komunikasi tapal kuda terdapat 4 informan utama yang terlibat dalam interaksi, sedangkan dalam pola komunikasi putus terdapat 3 informan utama yang terlibat dalam interaksi.

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai pola komunikasi TKI purna dalam masyarakat adalah:

1. Faktor ekonomi, aktualisasi diri, dan pengalaman untuk bekerja merupakan faktor yang mendorong untuk menjadi TKI agar dapat memenuhi kebutuhan fisiologis TKI.

2. Proses komunikasi yang dialami TKI purna dalam keluarga, calo, dan kelompok pergaulan melibatkan tema sesuai dengan tipe relasi.

3. Terdapat tiga pola komunikasi temuan peneliti berdasarkan tipe relasi (keluarga, teman dan calo) yaitu pola komunikasi cakar ayam dan pola komunikasi putus, yang masing-masing terdapat dalam satu klik jaringan sosiometri, dan pola komunikasi tapal kuda.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan penelitian yang telah penulis peroleh, maka disarankan: 1. Pemerintah diharapkan lebih mendalam lagi memberikan penyuluhan atau

pengetahuan lebih mendetail mengenai TKI kepada masyarakat. Dengan begitu diharapkan dapat mengurangi korban yang diakibatkan karena pelanggaran TKI. 2. Dalam penelitian ini, model ABX Newcomb perlu untuk dikembangkan lagi jika

informannya lebih dari dua orang, misalnya untuk kasus model komunikasi ABCX teman pergaulan yang memiliki tiga informan yang saling mempunyai hubungan.

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai pola komunikasi TKI purna dalam masyarakat adalah:

1. Faktor ekonomi, aktualisasi diri, dan pengalaman untuk bekerja merupakan faktor yang mendorong untuk menjadi TKI agar dapat memenuhi kebutuhan fisiologis TKI.

2. Proses komunikasi yang dialami TKI purna dalam keluarga, calo, dan kelompok pergaulan melibatkan tema sesuai dengan tipe relasi.

3. Terdapat tiga pola komunikasi temuan peneliti berdasarkan tipe relasi (keluarga, teman dan calo) yaitu pola komunikasi cakar ayam dan pola komunikasi putus, yang masing-masing terdapat dalam satu klik jaringan sosiometri, dan pola komunikasi tapal kuda.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan penelitian yang telah penulis peroleh, maka disarankan: 1. Pemerintah diharapkan lebih mendalam lagi memberikan penyuluhan atau

pengetahuan lebih mendetail mengenai TKI kepada masyarakat. Dengan begitu diharapkan dapat mengurangi korban yang diakibatkan karena pelanggaran TKI. 2. Dalam penelitian ini, model ABX Newcomb perlu untuk dikembangkan lagi jika

informannya lebih dari dua orang, misalnya untuk kasus model komunikasi ABCX teman pergaulan yang memiliki tiga informan yang saling mempunyai hubungan.

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……... 1 B. Rumusan Masalah……... 6 C. Tujuan Penelitian……... 7 D. Manfaat Penelitian ... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya ... 8 B. Tinjauan Komunikasi ... 9 1. Definisi Komunikasi ... 9 2. Efek Komunikasi ... 11 C. Tinjauan Komunikasi Dalam Masyarakat ... 12 1. Komunikasi Antarpribadi ... 12 1.1 Tujuan Komunikasi Antarpribadi ... 14 2.Komunikasi Keluarga ... 16 3. Pola Asuh Keluarga ... 19 4. Komunikasi Kelompok ... 21 D. Tinjauan Tentang Pola Komunikasi ... 27 1. Pola Komunikasi ... 27 E. Tinjauan Tentang TKI ... 31 1. Data TKI ... 31 2. Tinjauan Tentang Kasus TKI ... 32 F. Landasan Teori ... 34 1. Teori Konstruksi Sosial ... 34 2. Teori Kredibilitas ... 36 3. Teori Jaringan dan Sosiometri ... 37 4. Teori Maslow ... 39 5. Teori Sosiologi Makro Mikro ... 42 6. Teori ABX Newcomb ... 45 G. Kerangka Pikir ... 47 BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ... 50 B. Fokus Penelitian……... 51 C. Definisi Konseptual ... 51 D. Informan Penelitian ... 53 E. Sumber Data ... 54

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ... 59

1. Sejarah TKI ... 59

2. Permasalahan TKI ... 60

3. Manfaat Ekonomi dan Sosial TKI ... 63

B. Gambaran Lokasi Penelitian ... 66

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Informan ... 72

B. Profil Informan ... 73

1. TKI Purna ... 73

2. Keluarga TKI Purna ... 75

C. Hasil Wawancara ... 77

1. Hasil Wawancara Informan yang Mewakili TKI Purna ... 77

2. Hasil Wawancara Informan yang Mewakili Keluarga TKI Purna .. 102

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 123

1. Alasan menjadi TKI ... 123

2. Komunikasi di keluarga ... 128

3. Komunikasi dengan teman pergaulan ... 132

4. Jaringan Komunikasi ... 135

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 146

B. Saran ... 147 DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin. 2004. Psikologi Terapan: Mengupas Dinamika Kehidupan Umat Manusia. Yogyakarta: Darussalam.

Ardianto, Elvinaro dan Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo. Jakarta: Persada.

Riyanto, Geger. 2009. Perspektif Metateori Pemikiran. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Karisma Publishing Group.

Effendy, Onong Uchana. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Adtya Bakti.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi, Malang: Yayasan Asah Asih Asuh.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Galvin, Kathleen M. 1982. Family Communication. Glenview: Scott, Foresman,and Company.

Gunarsa, Singgih, D. 2003. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Hamid, Farida. 2003. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Surabaya: Appolo.

Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwoko, Budi. 2007. Pemahaman Individu Melalui Teknik Non Tes. Surabaya: Unesa University Press.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.

Sanderson, Stephen K. 1995. Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. Diterjemahkan oleh Farid Wajidi dan S. Meno.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sendjadja, Sasa Djuarsa. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Lampung: Universitas Terbuka.

Sukidin, Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia.

Supardan, Dr. H. Dadang, M.Pd. 2009. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widjaja. H. A. W. 2001. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. Wirawan, Dr. Sarlito Sarwono. 2000. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

http://bnp2tki.go.id/ (Diakses tanggal 27 Mei 2012)

http://www.poskotanews.com/2012/03/14/sosialisasi-revisi-uu-ketenagakerjaan-terus-dilakukan/ (Diakses tanggal 27 Mei 2012)

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-iramerdeka-26725-8-unikom_i-v.pdf (Diakses pada tanggal 1 September 2012)

http://www.scribd.com/doc/49774699/KREDIBILITAS (Diakses pada tanggal 1 September 2012)

http://webspace.ship.edu/cgboer/maslow.html (Diakses pada tanggal 19 September 2012)

http://goeswaaw-doktorhermawan.blogspot.com/2011/06/makro-mikro-sosiologi.html?zx=2326e4b7e1c88a8f (Diakses pada tanggal 1 November 2012)

http://MellyLatifah.CharacterBuuilding.com/2008/05/PerananKeluargaDalamPendidi kanKarakterAnak.comments.// (Diakses pada tanggal 18 November 2012)

http://www.bnp2tki.go.id/hasil-penelitian-mainmenu-276/226-permasalahan-pelayanan-dan-perlindungan-tenaga-kerja-indonesia-di-luar-negeri.html (Diakses pada tanggal 10 Desember 2012)

http://www.bnp2tki.go.id/4054-sejarah-penempatan-tki-hingga-bnp2tki-.html (Diakses pada tanggal 10 Desember 2012)

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:H5_yfZPq7rkJ:pksm.mercubuana.ac.i

d/new/elearning/files_modul/94013-12-276179491806.doc+pola+komunikasi+organisasi+tentang+klik/ (Diakses pada tanggal 18 Desember 2012)

Dokumen terkait