• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Saran

- Lebih hati-hati dan lebih teliti dalam penulisan tugas dan laporan akhir.

- Modul fisik praktikum sebaiknya dibuat dalam bentuk hardcopy seperti praktikum sebelum-sebelumnya. Untuk mempermudah dalam proses praktikum.

50

DAFTAR PUSTAKA

1. Lusiana, Anna. Yuliarty, Popy (2020). Penerapan Metode Peramalan (Forecasting) Pada Permintaan Atap di PT. X.

2. Ardi Dharmesta, M. Susanto, Novie (2016). Peramalan Perencanaan Produksi Terak Dengan Metode Exponential Smoothing with Trend Pada PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk.

3. Hashmicro, Businesstech. (2022). Forecasting adalah: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Metodenya. Diakses pada 24 Mei 2022.

https://www.hashmicro.com/id/blog/forecasting-adalah/#:~:text=Tujuan%20dan%20Fungsi%20Forecasting%20Adalah&te xt=Untuk%20mengkaji%20kebijakan%20perusahaan%20yang,perusahaan

%20ditetapkan%20dengan%20saat%20implementasi

4. Pub, Adoc. (2020). Jadwal Induk Produksi. Diakses pada 25 Mei 2022.

https://adoc.pub/bab-iv-jadwal-induk-produksi.html

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI MODUL II

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Praktikum Sistem Produksi

Disusun Oleh:

Kelompok X

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI PROOGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2022

i

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Praktikum SistemProduksi program studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Nama :

1. Diza Aziz Ilhamsyah (2070031002) 2. Heru Firmansyah (2070031010) 3. Ichwal Syafrudiansyah (2070031004)

4. Nasrul Hidayat (2070031022)

5. Ahmad Iksan (2070031041)

6. Sepdian Andiana (2070031030) 7. Ziyad Hanif Prasetyo (2070031096) 8. Muhammad Ferry Afandi (2070031039) Kelompok : X

Modul : Materials Requirements Planing

Jakarta, 23 Mei 2022 Menyetujui,

Kepala Laboratorium Asisten Laboratorium

Mesin Industri Sistem Produksi

Ir. Aries Abbas, ST., MM.,MT Widitya Muhammad Sentosa

NIDN: 03290565505 NIM: 1870031075

Mengetahui, Kepala Program Studi

Teknik Industri

Ir. Florida Butarbutar, MT NIDN: 0310056507

ii

laporan ini yang berjudul “Laporan Akhir Praktikum Sistem Produksi”.

Laporan akhir ini disusun dalam memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Sistem Produksi. Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, rasa hormat dan penghargaan serta ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Mata Kuliah dan Asisten Laboratorium Sistem Produksi serta pihak – pihak terkait yang telah membantu proses penyelesaian laporan ini. Semoga Allah SWT. Meberikan imbalan bagi mereka sesuai dengan perbuatannya, Amin.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunannya laporan ini kami rasakan masih jauh dari sempurna, maka dengan kerendahan hati kami harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi untuk perbaikan pribadi dan pelaksanaan penelitian berikutnya. Akhirnya kami berharap semua tugas ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membaca.

Bekasi, 23 Mei 2022

Kelompok X

iii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 2 1.3 Perumusan Masalah ... 2 1.4 Maksud dan Tujuan ... 3 1.5 Batasan Masalah ... 3 1.6 Metodelogi Pemecahan Masalah ... 4 1.6.1 Flowchart pemecahan masalah ... 4 1.6.2 Filosofi Alur Pemecahan Masalah ... 5 1.7 Sistematika Penulisan ... 6 BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Pengertian MRP ... 8 2.2 Inputan MRP ... 11 2.3 Bill Of Material (BOM) ... 13 2.4 Perhitungan MRP ... 15 2.8 Perhitungan MRP mengunakan QmforWindows ... 17 2.9 Output MRP ... 20 2.10 Geographical Information System ... 21 2.11 Arc View 3.1 ... 22 2.12 Arc/Info ... 23 2.13 Map Object 2.0 ... 23 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 24

iv

4.2 Bandingkan hasil MRP pada perhitungan dengan menggunakan software Microsoft Excel dan software Windows For QM. ... 36 4.3 Berikan komentar anda mengenai penerapan MRP di perusahaan yang memproduksinya seperti bahan praktikum ini. ... 36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 37 DAFTAR PUSTAKA ... 38

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal Induk Produksi……….39 Tabel 3.2. Data Komponen………39 Tabel 3.3. Data Penerimaan………..40 Tabel 3.4. Data Persediaan………40 Tabel 3.5. Perhitungan penjadwalan komponen PLC dengan Ms. Excel………….41 Tabel 3.6. Perhitungan penjadwalan Kerangka PLC dengan Ms. Excel…………...41 Tabel 3.7. Perhitungan penjadwalan komponen Multiplek dengan Ms. Excel...41 Tabel 3.8. Perhitungan penjadwalan komponen Engsel dengan Ms. Excel………..42 Tabel 3.10. Perhitungan penjadwalan komponen Besi holo alas PLC dengan Ms.

Excel………..42 Tabel 3.11. Perhitungan penjadwalan Besi Siku rangka dengan Ms. Excel……….43 Tabel 3.12. Perhitungan penjadwalan komponen Plat rangka dengan Ms. Excel….43 Tabel 3.13. Perhitungan penjadwalan Penahan baut dengan Ms. Excel………43 Tabel 3.14. Perhitungan penjadwalan komponen HPL dengan Ms. Excel…………44

vi

Gambar 2.3 Langkah-langkah QM for Windows………..26 Gambar 2.4 Number of BOM lines………27 Gambar 2.5 Hasil data- data number of BOM lines………..28 Gambar 2.6 MRP solution ……….28 Gambar 3.1. Gambar Produk PLC……….34 Gambar 3.2 Bill of Material PLC……….35 Gambar 3.3. Tampilan awal Windows for QM……….40 Gambar 3.4. Tampilan menu module……….41 Gambar 3.5. Judul data yang akan diolah ………41 Gambar 3.6.. Pengisian data pada Windows for QM………..42 Gambar 3.7. Perhitungan PLC ………..42 Gambar 3.8. Perhitungan komponen Multiplek……….43 Gambar 3.9. Perhitungan komponen Engsel ……….43 Gambar 3.10. Perhitungan komponen Baut………43 Gambar 3.11. Perhitungan komponen Kerangka PLC………44 Gambar 3.12. Perhitungan komponen HPL………44 Gambar 3.13. Perhitungan komponen Besi Siku………44

vii

Gambar 14. Perhitungan komponen Penahan Baut………45 Gambar 15. Perhitungan komponen Besi Holo……….45

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak operasi manufaktur terutama pada tingkat kecil dan menengah dimanajemeni secara kacau, persediaan menumpuk, suku cadang/persediaan dipercepat/diperbanyak agar pesanan keluar tepat pada waktunya. Untuk memperbaiki situasi ini diperlukan sistem perencanaan dan pengendalian terkomputerisasi yang disebut perencanaan kebutuhan bahan (materials requirement planning atau MRP)

Menurut Abdul (2002, 78) MRP tergantung pada 2 hal yaitu persediaan permintaan-bebas (independent inventory) dan persediaan permintaan tak bebas (depended inventory). Independent inventory adalah inventory yang tunduk pada kondisi pasar. Contoh dari independent inventory adalah barang jadi dan suku cadang didalam perusahaan manufaktur digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan akhir.

Inventory ini harus dimanajemeni oleh metode titik pesanan (order-point method). Sebaliknya, inventory permintaan tak bebas (depended inventory) tidak tunduk pada kondisi pasar. Inventory ini bergantung pada permintaan akan suku cadang dan komponen tingkat yang lebih tinggi hingga termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah bahan mentah dan inventory barang dalam proses yang

digunakan perusahaan manufaktur untuk mendukung proses manufaktur itu sendiri, inventory ini harus dimanajemeni dengan sistem MRP.

Belum ada perhitungan MRP secara praktek dilingkungan prodi industri, perlu diadakannya perhitungan MRP didalam penulisan laporan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tertulis, kami memberikan informasi berikut tentang masalah yang akan digunakan sebagai bahan penelitian.

• Belum adanya pengetahuan secara aktual di praktikum tentang metode perhitungan MRP.

• Membuat MRP dengan metode perhitungan MRP melalui Windows For QM .

1.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada sistem ini antara lain:

• Bagaimana langkah perhitungan Material Requirement Planing dengan Ms. Excel?

• Bagaimana langkah perhitungan Material Requirement Planing dengan Windows For QM?

• Bagaimana Bill of Material dipakai dalam pembuatan MRP?

1.4 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikan mengetahui apa itu Material Requirement Planing . 2. Mampu mengimplementasikan konsep Material Requirement

Planning(MRP)

3. Praktikan mampu memhami perhitungan dengan Windows For QM 4. Praktikan memahami cara membuat Bill Of Material (BOM)

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah pada pembuatan sistem ini antara lain:

1. Kalkulasi MRP selain menghasilkan jumlah material yang dibutuhkan juga menghasilkan informasi waktu kapan material tersebut harus diorder ke supplier.

2. MRP yang dibuat menggunakan data JIP.

3. Praktikan melakukan penelitian di ruang Praktik Teknik Industri.

4. Hal-hal yang dibahas dalam perencanaan produksi adalah perencanaan kebutuhan bahan baku yang dituangkan pada MRP.

5. Praktikum dimulai tanggal 23 mei 2022 dilab Teknik Industri.

1.6 Metodelogi Pemecahan Masalah

Metedelogi pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1.6.1 Flowchart pemecahan masalah

1.6.2 Filosofi Alur Pemecahan Masalah 1. Mulai

2. Studi Pustaka = Pengumpulan data masa lampau bulan Januari-Desember 2021 untuk peramalan rencana produksi di tahun mendatang.

3. Identifikasi Masalah = Mendefinisikan permasalahan dalam perhitungan MRP menggunakan aplikasi Ms. Excel dan Windows for QM.

4. Perumusan Masalah = Praktikan menentukan masalah-masalah dalam proses peramalan perencanaan produksi PLC.

5. Maksud dan Tujuan = Praktikan mendefinisikan maksud dan tujuan dari perumusan masalah yang sudah dibuat.

6. Pengumpulan Data = mengumpulkan data PLC dari lembar pengamatan praktek yang sudah dibuat.

7. Pengolahan Data = Mengolah data masa lampau periode Januari-Desember 2021 untuk peramalan produksi PLC di tahun mendatang menggunakan metode MA, WMA, dan SES menggunakan Ms. Excel dan Windows for QM.

8. Asistensi = Asisten LAB membantu pengecekan laporan penelitian dari praktikan.

9. Responsi = Merupakan ujian tertulis dari suatu penelitian, dilakukan setelah bab demi bab telah selesai dan telah menyelesaikan laporan penelitiannya.

10. Selesai.

1.7 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, peralatan yang digunakan, Flowchart pemecahan masalah, langkah – langkah pemecahan masalah, sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisikan tentang keseluruhan landasan teori serta prinsip yang digunakan untuk membahas masalah dari modul yang dilaporkan dalam kegiatan praktikum Tentang Material Requirement Planning (MRP)

BAB III : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisikan tentang perhitungan Material Requirement Planing (MRP),Bill of Material (Bom) pada bulan Mei - Juni.

BAB IV : ANALISA

Bab ini berisikan analisis terhadap data hasil perencanaan produksi yang sudah diolah

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yang didasari oleh data-data yang telah diproses.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian MRP

Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu teknik yang digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent) pada item ditingkat (level) yang lebih tinggi. MRP pertama kali ditemukan oleh Joseph Orlicky dari J.I Case Company pada sekitar tahun 1960.

Metode MRP bersifat Computer Oriented Approach yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan dan seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan suatu Master Production Schedule (MPS)

MRP selalu berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan tututan terhadap sistem perusahaan. Sampai saat ini perkembangan MRP terjadi sampai dengan 4(empat) kali dan tidak tertutup untuk masa yang akan datang MRP akan berkembang terus.

Ke-empat perkembangan MRP tersebut adalah:

1. Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantung (Dependent Demand Item

2. Material Requirement Planning II (MRP II) adalah perluasan dari MRP, lebih dari sekedar proses penentuan kebutuhan material. Fenomena ini melahirkan konsep baru yang disebut Perencanaan Sumberdaya Manufactur (MRP II)

3. Material Requirement Planning III (MRP III) adalah perluasan MRP dalam tingkat akurasi peramalan, permintaan, penggunaan secara tepat dan baik peramalan permintaan (Forecast Demand), sehingga dapat merubah Master Production Schedule (MPS).

4. Material Requirement Planning 9000 (MRP 9000) adalah perluasan MRP yang sudah merupakan tawaran yang benar-benar lengkap dan terintegrasi dengan sistem management manufacturing, termasuk juga inventory, penjualan, perencanaan, pembuatan, dan pembelian menggunakan buku besar.

MRP adalah lebih dari sekedar metode proyeksi kebutuhan-kebutuhan akan komponen individual dari suatu produk. Sistem MRP mempunyai tiga fungsi utama : kontrol tingkat persediaan, penugasan komponen berdasar prioritas, dan penentuan kebutuhan kapasitas (capacity requirement) pada tingkat yang lebih detail daripada proses perencanaan.

Ada 3 inputan yang dibutuhkan untuk membangun sistem MRP tersebut.

Inputan tersebut adalah :

1. Master Production Schedule (MPS) adalah merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya. Master Production Schedule ini diperoleh dari hasil peramalan kebutuhan melalui tahapan perhitungan perencanaan produksi yang baik.

2. Bill Of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts dan subassemblies, serta kuantitas yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produksi parent assembly.

3. Status Persediaan (Inventory Master File) adalah keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam persedian yang meliputi jumlah persedian yang dimiliki pada setiap periode, jumlah barang yang sedang dipesan, waktu ancang-ancang.

Ketiga input tersebut membentuk arsip-arsip yang saling berhubungan dengan bagian produksi dan pembelian sehingga dapat menghasilkan informasi terbaru tentang pemesanan, penerimaan, dan pengeluaran komponen dari gudang.

Setelah ketiga Inputan tersebut tersedia maka MRP dapat melakukan proses perhitungan MRP yang sesuai dengan kebutuhan produksi.

Output dari perhitungan MRP adalah penentuan jumlah masing-masing dari item yang dibutuhkan bersamaan dengan tanggal dibutuhkannya. Informasi ini digunakan untuk merencanakan pelepasan pesanan (order release) untuk pembelian dan pembuatan sendiri komponen yang dibutuhkan.

Pada dasarnya sistem MRP menghasilkan 3 (tiga) jenis laporan, yaitu : 1. MRP Primary (Orders) Report

2. MRP Action Report 3. MRP Pegging Report

Output yang dihasilkan sistem MRP memberikan informasi yang berguna dan tepat waktu bagi manajer produksi dan persediaan. Tiga hal terpenting dalam penggunaan MRP yang dapat dirangkum dari kemampuan dan output yang dihasilkan adalah perencanaan dan pengendalian persediaan,

perencanaan kapasitas yang mendetail, dan perencanaan berdasarkan prioritas pada bengkel kerja.

Jadi MRP membantu manajer operasi dalam membuat keputusan mengenai penjadwalan kembali pesanan dan penundaaan atau pemberian skor terhadap pesanan pada MPS jika prioritas berubah .perencanaan kapasitas yang mendetail, dan perencanaan berdasarkan prioritas pada bengkel kerja.

Jadi MRP membantu manajer operasi dalam membuat keputusan mengenai penjadwalan kembali pesanan dan penundaaan atau pemberian skor terhadap pesanan pada MPS jika prioritas berubah

2.2 Inputan MRP

A. Master Production Schedule (MPS)

Master Production Schedule atau yang biasa juga disebut Jadwal Induk Produksi merupakan salah satu fungsi manajemen. Dalam MPS dapat di

tentukan langkah-langkah yang perlu diambil oleh pimpinan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang

mungkin timbul dimasa yang akan datang. Hasil dari MPS adalah sebuah rencana kerja dimana merupakan alternatif yang baik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

MPS merupakan pernyataan akhir mengenai “berapa” banyak item- item akhir yang harus diproduksi dan “kapan” harus diproduksi. Biasanya MPS dikembangkan untuk periode waktu mingguan selama 6 (enam) sampai 12 (dua belas) kedepan.

Didalam menentukan Master Production Schedule yang baik maka diperlukan suatu hasil ramalan yang baik sehingga dapat didapat suatu rencana produksi yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

2.3 Bill Of Material (BOM)

Input lain dalam membentuk MRP adalah Bill Of Material (BOM) untuk masing masing produk. BOM merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk membentuk suatu produk jadi. Secara spesifik struktur Bill Of Material tidak saja berisi komposisi komponen tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk jadi.

Bill Of Material akan secara lengkap memecah-mecah produk dalam berbagai subassembly, komponen-komponen dan bahan baku produk. Pemecahan-pemecahan ini juga ditunjukkan dalam bentuk struktur produk.

Struktur produksi berisi informasi tentang hubungan antara komponen–

komponen dalam suatu perakitan. Informasi ini sangat penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan bersih, lebih jauh lagi struktur produksi mengandung informasi tentang semua item seperti nomor item, jumlah yang dibutuhkan pada setiap tahapan perakitan.

Gambar 2.1 Struktur Produk BOM P1

S1 S2

C1 C2 C3 C4 C5

A. Status Persediaan

Status persediaan (Inventory Master File) adalah suatu catatan yang berisi jumlah item persediaan baik itu produk jadi, komponen maupun sub komponen lainnya.

Setiap item persediaan harus diidentifikasikan secara jelas jumlahnya karena transaksi-transaksi yang terjadi, seperti penerimaan, pengeluaran, produk cacat, dan data-data tentang lead time. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam perencanaan.

2.4 Perhitungan MRP

Sebelum menjelaskan mekanisme dasar dari proses perhitungan MRP, perhatikan tampilan horisontal dari MRP dalam gambar 2.2 berikut ini

Material Requirement Planning (MRP) Lot Size :

Gambar 2.2 Tampilan Horizontal dari MRP

1. Lead Time

Merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu pesanan sampai item yang dipesan itu siap digunakan.

2. On Hand

Merupakan Inventori awal yang menunjukkan kuantitas dari item yang secara fisik ada dalam gudang.

3. Gross Requirement

Merupakan permintaan kotor dari suatu item yang didapat dari perencanaan produksi.

4. Schedule Receipts

Jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode t 5. Projected On Hand

Merupakan catatan jumlah barang yang ada pada periode awal yang didapat dari catatan persediaan.

6. Net Requirement

Merupakan kebutuhan bersih yang dibutuhkan pada periode t. Secara sistematis perhitungan kebutuhan bersih dirumuskan sebagai berikut N(t) = G(t) – S(t) – H(t-1) ; jika N(t) < 0 maka N(t) = 0

Dimana :

N(t) = Kebutuhan bersih pada periode waktu t G(t) = kebutuhan kotor pada periode t

S(t) = Schedule penerimaan pada periode waktu t

H(t-1) = persediaan yang tersedia pada periode sebelumnya atau t-1 7. Planned Order Receipts

Merupakan kuantitas pesanan yang direncanakaditerima pada periode tersebut.

8. Planned Order Release

Merupakan kuantitas rencana pesanan yang ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode tertentu agar item yang dipesan itu akan tersedia pada saat dibutuhkan.

2.8 Perhitungan MRP mengunakan Windows for QM 1. Aktifkan program Windows For QM.

2. Klik menu Module dan pilih Material Requirement Planning, lalu klik New.

Gambar 2.3 langkah- langkah QM for Windows

3. Masukan jumlah data sesuai permintaan dengan Number of BOM lines yaitu jumlah komponen dalam satu buah produk, dan Number of

last periode yaitu jumlah minggu yang akan dihitung dengan metode MRP. Lalu klik OK.

Gambar 2.4 Number of bom lines

4. Isi data-data yang sesuai dengan yang diberitahukan oleh asisten.

Gambar 2.5 Hasil Data-data number of BOM lines 5. Setelah semua data-data MRP diisi, lalu klik Solve. Maka akan keluar

tampilan hasil dari MRP Solutions.

Gambar 2.6 MRP solution

2.9 Output MRP

A. MRP Primary Report

Laporan utama MRP yang sering disebut secara singkat sebagai laporan MRP, biasanya menggunakan salah satu format horizontal dengan waktu dalam buckets (biasanya dalam periode mingguan), atau format vertical dengan waktu dalam tanggal (buckless format). Masing-masing bentuk laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain :

Format Horizontal (bucketed system) Keuntungan :

I. Intuitif, mudah dipahami

II. Menyingkatkan informasi dalam ruang yang sedikit III. Telah merupakan standar industri

Kekurangan

I. Buckect biasanya dalam periode mingguan, dimana wekkly bucket

“menyembunyikan” masalah, misalnya : pesanan pembelian (purchase order) yang akan datang pada hari jum’at, tetapi B. MRP Action Report

MRP action Report yang sering disebut juga MRP Exception Report memberikan informasi kepada manajemen (perencana) tentang item-item yang perlu mendapat perhatian segera dan merekomendasikan tindakan-tindakan yang perlu diambil. Sistem MRP dapat secara otomatis melakukan penjadwalan kembali (Reschedule) atau merencanakan kembali Planned

Orders. Bagaimanapun juga, MRP tidak dapat mengubah kuantitas dari firm planned orders dan schedule receipts, tetapi MRP hanya dapat menyarankan perubahan- perubahan itu.

Suatu item yang tidak membutuhkan perhatian tidak akan ditampilkan dalam MRP Action Report. Namun sebelum mengambil suatu tindakan perencana seharusnya meninjau kembali laporan-laporan MRP yang lain, yaitu Primary Pagging Report.

C. MRP Pegging Report

Sistem MRP dapat juga membuat Pegging Report sehingga memudahkan menelusuri sumber dari kebutuhan kotor untuk suatu item. Dengan menggunakan pegging report pihak manajemen (perencana) dapat menetukan kebutuhan-kebutuhan yang diakibatkan oleh adanya pesanan. Berdasarkan informasi ini, perencana dapat menyelidiki alternatif-altenatif pada level ini dan pada level yang lebih tinggi pada BOM (Bill Of Material).

2.10 Geographical Information System

Geographical Information System (GIS) dapat memperlihatkan aspek- aspek geografi dengan mengacu pada suatu data. Contoh sederhana adalah mampu menganalisa sebuah database dan menerima hasil dari beberapa peta. Sejak banyak macam data yang mementingkan aspek geografi, GIS dapat digunakan untuk peramalan cuaca, sales analysis, peramalan populasi penduduk, perencanaan tata kota, dan lainnya.

Dalam GIS, informasi geografis digambarkan secara eksplisit dalam term geografi dengan menampilkan posisi koordinat dari suatu daerah (dengan

menunjukkan letak titik bujur dan lintang) atau secara implisit alamat jalan, hutan, rumah, dan lainnya. GIS memiliki kemampuan untuk mentransfer dari implisit geografi data menjadi eksplisit peta lokasi. GIS developers mendapatkan data-data peta dari umum ataupun perusahaan yang menspesialisasikan diri dalam pengumpulan data pengorganisasian informasi geografi.

Data geografi dapat disimpan dalam format vektor atau raster. Menggunakan format vektor, dua dimensi data disimpan dalam x,y koordinat. GIS dapat melakukan :

1. Dapat menerima gambar geografi yang dimasukkan dengan scanner dan digital map images.

2. Dapat memanipulasi data geografi untuk tujuan yang berbeda.

3. Dapat memasukkan database manager, terutama relational database management system ( RDBMS ).

Dapat menampilkan hasil secara virtual, terutama peta dan grafik 2.11 Arc View 3.1

Arc View 3.1 adalah salah satu software yang dapat digunakan untuk membuat GIS yang telah dibuat oleh Environmental System Research Institute (ESRI). Arc View merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menyajikan tampilan dan melakukan query sederhana dari coverage dalam Arc/Info. Arc View mampu bekerja dengan powerfull dalam menangani bentuk data spatial, sehingga akan mempermudah user untuk membuat suatu Sistem Informasi Geografis (SIG).

2.12 Arc/Info

Arc/Info merupakan salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis yang digunakan untuk mengoptimasi, menganalisa, dan menampilkan data geografi dalam bentuk digital.

Arc/Info dapat mengubah koordinat data peta ke dalam bentuk digital dan menyimpan data tersebut sebagai coverage. Bentuk coverage Arc/Info berupa direktori yang berisi file-file data grafis dan non grafis. Unsur-unsur peta yang telah diorganisasikan ke dalam sekumpulan layer akan disimpan masing-masing dalam coverage.

2.13 Map Object 2.0

Map Object adalah komponen atau perangkat lunak pemetaan yang mengijinkan kita untuk menambah pemetaan dalam aplikasi yang kita buat. Kita dapat menggabungkan Map Object dengan komponen lainnya seperti grafik, multimedia, dan object database. Aplikasi yang dibangun dapat dikerjakan dengan persyaratan yang khusus dari pengguna. MapObject terdiri dari ActiveX Control (CX) yang disebut Map Control atau Tmap dalam Delphi dan sekumpulan

Map Object adalah komponen atau perangkat lunak pemetaan yang mengijinkan kita untuk menambah pemetaan dalam aplikasi yang kita buat. Kita dapat menggabungkan Map Object dengan komponen lainnya seperti grafik, multimedia, dan object database. Aplikasi yang dibangun dapat dikerjakan dengan persyaratan yang khusus dari pengguna. MapObject terdiri dari ActiveX Control (CX) yang disebut Map Control atau Tmap dalam Delphi dan sekumpulan

Dokumen terkait