• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pihak-pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak di beberapa Taman Kanak-kanak di Desa Sinduharjo antara lain orang tua, komite sekolah, takmir masjid, remaja masjid, warga sekitar, penerbit buku, dan kelurahan desa Sinduharjo.

2. Wujud partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan pendidikan Taman Kanak-kanak di Desa Sinduharjo berupa dana, barang, tenaga, dan pemikiran.

B.SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan saran partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-Kanak di Desa Sinduharjo sebagai berikut:

1. Sekolah lebih berperan aktif dalam menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak dengan harapan akan lebih banyak lagi masyarakat yang berpartisipasi dan lebih banyak lagi wujud partisipasi yang diberikan.

   

2. Masyarakat hendaknya memiliki kesadaran akan pentingnya berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai wujud kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan.

 

72  

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Engkosworo dan Aan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fasli Jalal dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Fuad Ihsan. 2003. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ibrahim Bafadal. 2006. Dasar-dasar Manajemen dan Supervisi Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: Bumi Aksara.

Josef Riwa Kaha. 2007. Prospek Otonom di Negara Republik Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Karsidi. 2008. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Marsh. 2008. Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Kebijakan Publik

Bidang Pendidikan di Kota Surakarta. Tesis tidak diterbitkan. PPS UNY. Nasution S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009. tentang

Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 1992. tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010. tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Soemiarti Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat.Yogyakarta: Pustaka belajar.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitataif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

   

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Supriyono Subakir dan Achmad Sapari. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah. Surabaya: SIC.

Suryosubroto. 2001. Humas dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Tatang M. Amirin. 2009. Subyek Penelitian, Responden Penelitian, dan Informan Penelitian. Diambil dari tatangmanguny.wordpress.com pada tanggal 20 Oktober 2010.

Tilaar. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional .Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Depdiknas.

Yusufhadi Miarso. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

           

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

1. Siapa saja pihak yang membantu sekolah dalam penyelenggaran pendidikan taman kanak-kanak?

2. Seperti apa bantuan dalam bentuk dana? 3. Dimanfaatkan untuk apa saja dana tersebut?

4. Bagaimana sistem pelaporan penggunaan dana tersebut? 5. Bantuan tenaga diwujudkan dalam kegiatan apa saja? 6. Dimanfaatkan untuk apa saja barang tersebut? 7. Bantuan dalam bentuk barang berwujud apa saja? 8. Bantuan dalam bentuk pemikiran dalam hal apa saja?

PEDOMAN DOKUMENTASI

PEDOMAN OBSERVASI

Observasi dilakukan terhadap kondisi sarana dan prasarana pendidikan

 

Transkrip Wawancara

Informan : Titik Ruswidati

Waktu dan tanggal : Senin, 29 November 2010, jam 09.00 Tempat : Ruang Kepala Sekolah TK Al Islam Keterangan : YS = Yusniati

TR = Titik Ruswidati

YS: Siapa saja pihak-pihak yang membantu dalam penyelenggaraan pendidikan di TK Al islam?

TR : Yan membantu itu biasanya takmir masjid, dai ibu-ibu pengajian, donatur itu termasuk pak lurah, pak kaur, dan siapa-siapa saja yang mau membantu. YS: Bantuan pihak-pihak tersebut dalam wujud dana itu seperti apa?

TR: Bantuan orang tua berbentuk dana itu seperti iuran SPP sebesar duapuluhlima ribu Gini ya mbak ada beberapa orang tua yang menunggak, ada yang rutin, dan ada yang sekali membayar untuk bulan berikutnya. Jadi untuk menutupi yang menunggak itu tadi dari uang orang tua yang membayar sekali untuk bulan berikutnya itu mbak. Jadi kebutuhan bisa tercukupi.

YS: Kalau yang dari takmir masjid seperti apa buk?

TR: Bantuan dari takmir masjid itu mengadakan santunan bagi anak yatim dari TK sini dan juga alumni TK sini. Anak yatim kami daftar kemudian dilaporkan kepada pihak takmir masjid.

YS: Kapan santunan itu diberikan?

TR: Program ini kami laksanakan setiap 10 Muharram dan sudah berjalan beberapa tahun

YS: Berapa besaran santunan tersebut?

TR: Biasanya satu anak bisa mencapai lebih dari seratus ribu rupiah. Pembagiannya juga rata-rata. Anak yang disantuni juga banyak, sekitar lima puluh anak yatim dari masyarakat dan dhuafa juga. Bahkan ada yang dari luar kecamatan Ngaglik. Kami juga melibatkan pemuka agama dalam beberapa hal. Kita kan ada “bendera Islam” ya mbak jadinya kan segala sesuatunya sudah ada ketentuan baku ya, misalnya kriteria anak yatim itu seperti apa. Jika ada wali murid yang menanyakan hal itu kan kita bisa menjawabnya dengan tidak ngasal.

YS: Selain dari takmir masjid, siapa saja yang ikut membantu pendanaan?

TR: Pihak pengajian juga ikut membantu, yaitu pengajian ibu-ibu kampung Gentan sini. Kalau yang dana sosial untuk panti asuhan itu kita pakai dana dari ibu-ibu pengajian wali murid

YS: Batasan anak yang mendapatkan santunan itu sampai kapan?

TR: Anak SMP dan SMA sudah tidak dapat santunan lagi, namun bila anak tersebut sudah sampai SMA keadaannya masih sama maka terus kami masukkan ke kriteria dhuafa

TR: Kalau dari ibu-ibu PKK belum. Kalau yang dari GOPTKI itu kan dari kita ya semua TK dapat. Dan itu hanya sebatas informasi, misalnya ada pembaharuan apa, ada seminar, itu juga dari IGTKI

YS: Seperti apa bantuan dalam bentuk dana?

TR: Setiap kali kita ada pengadaan gizi 4 sehat 5 sempurna itu wali murid yang menyediakan, yang dilaksanakan setiap sebulan sekali. Kadang juga ada kenang-kenangan peralatan-peralatan dari wali murid yang berupa alat tulis, pas tutup tahun juga model puzzle seperti itu

YS: Adakah barang bantuan dari penerbit?

TR: Itu tergantung yan mbak. Kalau kita langganan ya dikasih bonus uang tetapi terus saya ambilkan buku bacaan aja yang bisa dimanfaatkan untuk anak YS: Seperti apa wujud partisipasi masyarakat dalam bentuk pemikiran?

TR: Orang tua di sini menengah ke bawah ya mbak jadi kebanyakan hanya “sumonggo ndherek bu guru mawon” jadinya pemikiran untuk memajukan sekolah ya kurang mbak

YS: Bantuan dalam wujug tenaga dalam hal apa saja?

TR: Bantuan tenaga itu dari masyarakat sekitar misalnya kerja bakti, pawai, lomba, piknik TK. Ini juga melibatkan wali murid. Semua bahu membahu agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

                             

Transkrip Wawancara

Informan : Hedwigis Suparti

Waktu dan tanggal : Rabu, 1 Desember 2010, jam 09.00

Tempat : Ruang Kepala Sekolah TK Tunas Harapan Keterangan : YS = Yusniati

HS = Rusmiyati

YS: Siapa saja yang membantu sekolah dalam penyelenggaran pendidikan TK Tunas Harapan?

HS: Pihak yang membantu sekolah itu hanya dari orang tua dan Pemda aja mbak

YS: Seperti apa bantuan dalam bentuk dana?

HS: Dana yang paling besar kami dapatkan saat ada bantuan dari dinas sebesar 130 juta yakni untuk rehabilitasi gedung. Kemudian kami membuat proposal, kami kumpulkan wali murid, masyarakat sekitar, bu dukuh, dan pengurus. Di situ ada ti pelaksananya dimana dalam peyelenggaraannya ada arahan juga dari dinas. Terus lahan yang kami gunakan ini merupakan milik kampung.

YS: Selain itu dari mana lagi buk dananya?

HS: Ya untuk kegiatan sehari-hari kami gunakan dana dari wali murid yakni iuran bulanan atau SPP sebesar Rp. 20.000,00

YS: Dimanfaatkan untuk apa saja dana dari wali murid?

HS: Dana dimanfaatkan untuk operasional, gaji guru honorer, rapat-rapat. Kepala TK harus lapor dulu ke PKK. La itu yang jadi kendala saya, jadi Kepala TK seperti saya ini tidak punya peranan kuat, karena setiap keluar dana lebih dari Rp. 100.000,00 harus melapor dulu ke PKK. Dengan demikian kan saya jadi sulit untuk meningkatkan sekolah. Mayoritas wali muris disini kan menengah ke bawah jadinya kesulitan dalam hal pendanaan, ya sudah seadanya kita jalankan. Hal itu juga beakibat pada kurangnya partisipasi orang tua yang berbentuk pemikiran.

YS: Bagaimana sistem pelaporan dana tersebut?

HS: Kalau yang dari wali murid itu sebulan sekali, dan yang dari dinas itu satu tahun sekali

YS: Bantuan dalam bentuk tenaga seperti apa?

HS: Bantuan dari wali dalam kepanitiaan kegiatan tambahan, persiapan korban, kerja bakti, makan bersama juga disiapkan oleh wali yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali

YS: Bantuan dalam bentuk barang seperti apa?

HS: Mulai tahun 2000 an sampai sekarang itu tidak ada yang membantu barang. Ada satu orang tua di tahun ajaran 2004/2005 yang memberi bantuan berupa meja guru.

HS: Dalam hal pembangunan gedung sekolah, iuran yang harus ditarik dari wali murid itu usulan dari yayasan.

                                             

Transkrip Wawancara

Informan : Suwarsiyatmi

Waktu dan tanggal : Kamis, 9 Desember 2010, jam 10.00 Tempat : Ruang Kepala Sekolah TK As Surur Keterangan : YS = Yusniati

SW = Suwarsiyatmi

YS: Siapa saja pihak yang membantu dalam penyelenggaraan pendidikan di TK ini?

SW: Yang membantu antara lain pengurus, orang tua, komite, masyarakat sekitar, penerbit erlangga, satuan kerja gugus, dinas pendidikan, puskesmas, KKN UII, IGTKI, dan test psikologi dari Tunas Pertiwi Bantul. Masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk membantu sekolah, ya meskipun sebisa mereka akan membantu kami

YS: Seperti apa bantuan masyarakat dalam bentuk dana?

SW: Kalau dana ya dari komite, pengurus, masyarakat, penerbit erlangga. Kalau komite tiap bulan SPP Rp. 75.000,00. Dari penerbit Erlangga itu dana dan buku setahun sekali dan itu pun berupa potongan harga. Untuk dana SPP dilaporkan setiap bulan ke yayasan, dan untuk dana dari Erlangga itu setiap tahun pelaporannya. Dana untuk kegiatan dari dinas itu ga ada, hanya dana insentif dan fungsional guru saja.

YS: Seperti apa bantuan masyarakat dalam bentuk tenaga?

SW: Wali murid seminggu sekali dapat jatah gizi, dana yang digunakan juga dari wali murid, kemudian membantu persiapan lomba-lomba mewarnai dan yang lainnya itu juga biaya sendiri. Kemudian membantu persiapan idul adha, tutup tahun biasanya dengan rekreasi, ultah anak maupun ultah TK. Yang akan dilakukan besok ini ada acara galang mainan untuk korban bencana Merapi. TK yang kami ikutkan ada TK citra dan TK Bianglala. Selain itu ekstra renang juga wali murid yang mengurusinya.

Masyarakat sekitar itu juga membantu persiapan alat untuk kerja bakti, tutup tahun dengan rekreasi, dan perayaan hari raya Idul Adha. Terus dari lembaga yang melatih ektra komputer anak itu menyediakan komputer. Per anak bayar Rp. 25.000,00 dan ektra ini dilakukan seminggu dua kali. Tenaga KKG misalnya mempersipakan pentas seni, tutup tahun dan senam masal.

YS: Seperti apa bantuan masyarakat dalam bentuk barang?

SW: Baru saja kami dapat bantuan 1 unit komputer dari LK kemudian dari penerbit Erlangga membantu 1 unit printer merk HP Derskjet 3320 dan buku-buku. Dari komite membantu 1 unit TV, rak TV, VCD, radio tape, rak drumband, alat-alat permainan, seperti puzzle. Dari dinas itu buku-buku pedoman guru, alat-alat permainan bola dunia, panjatan, dan papan tititan. Dari orang tua itu bel tanda masuk dan puzzle. Dari KKN itu bermacam-macam puzzle, dan keranjang bola. Paling aktif itu adalah komite TK mbak,

beliau-beliau sering sekali memberikan fasilitas-fasilitas yang belum kami punyai.

YS: Bantuan dalam bentuk pemikiran seperti apa?

SW: Ya dari komite itu mbak, misalnya mengusulkan adanya kemah bersama, pengajian rutin, buka bersama, pengajian bulan ramadan, acara ultah anak.                                            

Transkrip Wawancara

Informan : Surwatiningsih

Waktu dan tanggal :Senin, 6 Desember 2010, jam 09.00

Tempat : Ruang Kepala Sekolah TK Wijaya Kusuma Keterangan : YS = Yusniati

ST = Surwatiningsih

YS: Siapa saja pihak yang membantu dalam penyelenggaraan pendidikan di TK ini?

ST: Ya didukung oleh pengurus dan masyarakat sekitar. Selain itu dari dinas aja berupa buku-buku pedoman untuk guru.

YS: Seperti apa bantuan masyarakat dalam bentuk dana? ST: Dana itu mayoritas dari wali murid dan yayasan mbak. YS: apakah ada bantuan dana ari kepala dusun buk?

ST: Ga ada mbak, kalau kita malah kadang-kadang yang membantu. Dulu itu kan uang gedung cuma dikit. Dulu jika dua orang anak sekolah disini cuma ditarik uang gedung untuk satu orang anak. SPP disini cuma Rp. 35.000,00 itu digunakan untuk alat pembelajaran. Untuk makanan anak-anak saya suruh membawa sendiri dari rumah. Dana INFAQ kami tarik dari wali murid sebulan sekali seiklasnya. Pengeluaran TK kan ga mesti ya mbak jadi yayasan yang menutupnya. Jadi setiap tanggal sepuluh anggaran yang kami dapat kami setorkan terus apa yang kami butuhkan kami minta.

Dari orang tua ya SPP. Semua dimanfaatkan untuk KBM ya mbak. Dari anak untuk anak. Gini mbak saat pembuatan gedung ini semua juga dari masyarakat cuma tanahnya dari wakaf maksudnya ya warga sekitar dan misalnya punya kenalan gitu dimintai bantuannya gitu mbak.

YS: Bagaimana sistem pelaporan dana tersebut?

KA: Ya setiap bulan kami laporkan. Apa yang kami dapat kita kita laporkan terus apa yang kami butuhkan kami laporkan ke yayasan. Pelaporan kepada orang tua kami laporkan setiap setahun sekali.

YS: Seperti apa bantuan masyarakat dalam wujud tenaga?

ST: Ya dari orang tua mbak misalnya ada lomba-lomba maka orang tua ikut mempersipakannya, ikut bersih lingkungan, penghijauan (tanam bunga di sekolah). Kalau dari masyarakat sekitar juga penghijauan seperti ngasih pot teus memberi makanan untuk anak bila ada hajatan. Terus dari masyarakat juga ngasih perabot seperti meja kursi, papan hasil karya, galon, dan kotak saran. Semua dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran. O ya mbak ada 1 unit komputer juga bantuan dari masyarakat.

YS: bagaimana bantuan masyarakat dalam wujud pemikiran?

ST: Kalau dari dinas, IGTKI dan GOPTKI ya seperti penyuluhan. Kalau orang tua ya pas ada rapat itu ikut menyumbangkan pemikirannya seperti mengusulkan adanya kemah bersama di sekolah. Dari masyarakat ya bantu misalnya ada acara jelang ramadhan ada acara kemah bersama itu masyarakat membantu

mempersiapkan acara yakni mempersiapkan ceramah dan makanannya. Kalau pas acara kemah bersama itu malah yang ngurusi masyarakat sini mbak Penceramah didatangkan dari pihak masyarakat itu sendiri dan tidak dikasih honor malah memberi buku-buku dan pensil sejumlah anak.

                                               

Transkrip Wawancara

Informan : Mas’ udah, S.Pd.I

Waktu dan tanggal : Kamis, 2 Desember 2010, jam 08.00 Tempat : Ruang Kepala Sekolah RA Sholihin Keterangan : YS = Yusniati

MU= Mas’ udah, S.Pd.I

YS: Siapa saja pihak yang membantu dalam penyelenggaraan pendidikan di RA Sholihin?

MU: Kementrian Agama, Dinas Pendidikan, Pengurus RA, komite, kepsek, guru, wali, masyarakat sekitar, puskesmas, bantuan test psikologi. Mereka-mereka beri bantuan ya sebisanya, semampunya, dan yang paling penting keiklhasan YS: Bagaimana partisipasi dalam wujud dana?

MU: Dana itu dari Kementrian Agama turunnya lima juta itu kami belikan CD, TV, dan Megaphone itu tahun 2008.

YS: Dana diberikan secara berkala atau bagaimana?

MU: Itu diberikan setiap tahun. Tahun 2009 juga turun lima juta kami gunakan untuk sumber dana pengelolaan, seminar guru, pelatihan, dan studi banding. Terus tahun 2010 kemarin kami dapat alat dan sumber belajar. Itu kemarin saya belikan CD pembelajaran, buku IQRO sejumlah anak, buku pedoman pembelajaran, buku cerita, pensil, balok-balok puzzle, poho hitung, dan kaset. Kemudian kalau yang dari pengurus itu hanya membantu bayar listrik tiap bulan.

YS: Bagaimana mekanisme pelaporan dana tersebut?

MU: Untuk pelaporannya kami bikin LPJ. Mau dapat kita bikin proposal, setelah dapat juga kita bikin LPJ. Tiga bulan dapat kita harus secepatnya bikin laporan.

YS: Sumber dana selain dari itu dari mana lagi buk?

MU: Kemudian dana lain itu berasal dari MIN Tempel sejumlah Rp. 50.000,00 per bulan. Itu saya gunakan untuk tambahan gaji guru honorer, dan itu tidak ada pelaporan ke pihak MIN Tempel. MIN Tempel hanya monggo uang digunakan untuk apa saja. Kemudian dari wali murid itu berupa dana pengembangan TK itu misalnya untuk membenahi kursi-kursi yang rusak, almari rusak, rak buku rusak. Misal untuk tahun besok kita perlu ini dan ini maka laporkan pas rapat dengan wali murid satu tahun sekali. Kalau yang tiap bulan itu kan SPP itu kami gunakan untuk honor guru, rapat-rapat. Kalau alat-alat pembelajaran itu belinya satu semester sekali ya seperti buku, pastel, penghapus, spidol, pensil, dan sebagainya. Dana tersebut saya tarik satu semester sekali dan itu juga saya laporkan saat pembagian raport.

YS: Dana dari komite seperti apa buk?

MU: Komite itu dari anak untuk anak ya mbak, saya ambil uang komite dan saya serahkan. Dana INFAQ dari wali murid itu setiap hari jumat, ya itu saya

gunakan untuk menutupi kekurangan sekolah. Kalau dari masyarakat sekitar partisipasinya dalam wujud dana itu sama sekali ga ada mbak.

YS: Bagaimana bantuan masyarakat dalam bentuk tenaga?

MU: Kalau bantuan tenaga biasanya dari pengurus dan komite itu misalnya kita ada peringatan hari besar dan pas tutup tahun.

YS: Bagaimana bantuan masyarakat dalam bentuk barang?

MU: Barang itu dari IGTKM (Pengurus Muslimat NU Sleman) itu ada kulintang, rebana, rebab, balok-balok puzzle, pengenalan bentuk geometri itu pada tahun 2007 mbak. Terus ada kotak infaq dan korden itu sumbangan dari wali murid. Kalau komite itu membantu pengadaan pagar, pengramikan kelas, dan pembuatan jendela. Kalau dari masyarakat juga sama sekali ga ada e mbak. YS: Bagaimana bantuan masyarakat dalam bentuk pemikiran?

MU: Ya hanya beberapa saja mbak yang mengusulkan terus yang lain ya ngikut aja. Waktu itu ada usulan dari wali murid untuk ternit kelas. Dana yang digunakan sebagian dari wali murid dan sebagian dana gotong royong dari kelurahan. Anjangsana anak yatim piatu juga usulan dari wali murid itu kami lakukan dua tahun sekali ke yayasan Tumus Asih Yogyakarta ya itu kami berikan bantuan berupa makanan. Terus ada piket kebersihan juga usulan dari wali murid yang melakukan juga wali murid, dilakukan setelah pembelajaran selesai. Ada juga snack harian itu ibu-ibu yang membuat makanan lansung dari murid yang mengurusi dan meyediakannya tidak melibatkan pihak sekolah dan itu seiklasnya saja.

                           

Transkrip Wawancara Informan : Rusmiyati

Waktu dan tanggal : Kamis, 2 Desember 2010, jam 10.00 Tempat : Ruang Kepala Sekolah TK Siaga Kartini Keterangan : YS = Yusniati

RS = Rusmiyati

YS: Siapa saja pihak yang membantu dalam penyelenggaraan pendidikan di TK Siaga Kartini?

RS: Ya yang ada wali murid, penerbit buku Erlangga, majalah GTK dari Kabupaten Sleman, terus dari Puskesmas, dari UII mengadakan praktek mengajar dan memberikan buku-buku agama.

YS: Seperti apa bantuan masyarakat dalam bentuk dana?

RS: Dari wali murid ya itu mbak SPP. Masuk di sini dipungut Rp. 150.000,00 yang digunakan untuk perawatan sarana. SPP Rp.35.000,00 per bulan dan ditambah majalah Rp.3.000,00 kemudian komik Rp.1.000,000 dan ekstra Rp.5.000,000 jadi tiap bulan mbayar Rp.44.0000,00. Dari subsidi APBN kami dapat bantuan 190 juta kami gunakan untuk rehabilitasi gedung. Dari kelurahan ga ada bantuan dana mbak, tetapi memberikan bantuan tanah untuk pembangunan gedung seluas 440 m². Dari masyarkat sekitar juga tidak ada mbak. Malah kami pihak sekolah yang ikut bila bila di kampung ada acara seperti itu. Misal ada iuran apa di kampung ya sekolah juga ikut iuran gitu mbak. Masyarakat itu membantu keamanan sekolah kan ada siskampling itu mbak. Yo rondo gitu istilahe. Kalau dari puskesmas itu ada pemeriksaan anak dilakukan setiap awal dan akhir tahun. Kan dari pihak kelurahan itu kita tidak boleh minta bantuan dari pihak lain, jadi apa yang ada dari wali murid itu ya dipergunakan.

YS: Dari wali murid digunakan untuk apa saja buk?

Dokumen terkait