• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Tentunya aplikasi ARKebudayaan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut. Adapun saran agar aplikasi ini bisa berjalan dengan lebih optimal dan lebih menarik sebagai berikut : 1. Tempat bersejarah atau tempat kebudayaan yang di informasikan masih

kurang dan hanya terbatas pada satu kota saja. Diharapkan kedepannya bisa mencakup ruang lingkup yang cukup luas.

2. Aplikasi ini hanya dapat berjalan pada satu platform yaitu android. Kelemahan ini menjadi acuan untuk dapat dikembangkan lagi agar dapat digunakan di beberapa platform.

3. Kelemahan pada aplikasi ini adalah dalam pengambilan marker yang memerlukan posisi khusus (Dari arah depan gedung) untuk dapat menampilkan AR berbentuk text. Namun, kelemahan ini telah diminimalisir dengan menyimpan gambar data uji lebih dari satu gambar, sehingga pengambilan marker dapat diambil dari beberapa sudut (45°, 90°, 135°) khususnya dari arah depan.

4. Penambahan notifikasi data update, apabila ada update data dari webservice, dikarenakan aplikasi ini dapat berjalan secara offline, sehingga ada kemungkinan user pengguna tidak mengetahui adanya data baru.

Demikian saran yang dapat penulis berikan, semoga saran tersebut bisa dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pengguna pada umumnya.

159

[1]

Al Fatta, Hanif. 2008.Rekayasa Sistem Pengenalan Wajah, Stimik Amikom

[2]

Waterfall Roger S. Pressman. 1998. "Software Engineering, A Beginner's Guide", McGraw Hill

[3]

Ben Butchart,Augmented Reality for Smartphones, 2011

[4]

ARLaB Documentation,

http://www.arlab.com/doc/arlab/product/image_matching/android

[5]

Android SDK Developers Guide, http://developer.android.com/ guide/index.html

[6]

Widodo, Prabowo Pudjo Herlawati. 2011. Unified Modeling Languange, , Menggunakan UML, Informatika

[7]

Class Diagram & Sequence Diagram Documentation,

http://lambang.files.wordpress.com/2010/04/05_class-sequence-diagram.pdf

[8]

Pengenalan Iris Mata, digital_122499-SK-789-Pengenalan Bentuk-Metodologi,Danu Widatama, FASILKOM UI, 2009

[9]

Web service : jbptunikompp-gdl-zachmam-25650-12-webserv-1.doc, Yadi Utama

[10]

Android Programing, http://andbook.anddev.org , Nicolas Gramlich

[11]

20120326_MODULANDROID1&2&3&4&5.pdf , Modul Kuliah Program aplikasi Mobile – Emha taufiq Lutfi

[12]

Sari, Riri Fitri Wicaksana, Burhan Adi. 2011. Teknik Ekstraksi Informasi di Web,Andri Yogyakarta

[13]

Lucky. Oktober 2008.XML Web Service Aplikasi Desktop, Internet & Handphone.www.jasakom.com

[14]

Kadir Abdul.2002. Pengenalan Sistem Informasi.Andi Yogyakarta

[16]

Maths Matrix Algebra,

http://www.euclideanspace.com/maths/algebra/matrix/index.html

[17]

Maths – Vector, http://www.euclideanspace.com/maths/algebra/vectors/index.html

[18]

Android DeveloperFace Detector ,

http://developer.android.com/reference/android/media/FaceDetector.Face.html

[20]

Marvin, Ch. Wijaya Agus, Prijono.2007. Pengolahan Citra Digital Menggunakan Matlab.Informatika

Nama : Sinta Noviantari Nim : 10110925

Tempat / Tgl Lahir : Bandung, 12 November 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Sadang Sari No 18 RT. 10 RW. 14 Kec. Sekeloa, Kel. Coblong Bandung-40134

Telepon : 022-2508848/085721042222 Email : [email protected] Pendidikan 1. 1995 – 2001 : SD 7 Mataram 2. 2001 – 2004 : SMPN 2 Mataram 3. 2004 – 2007 : SMA 20 Bandung

4. 2007 – 2010 : Program Diploma (D-3) Teknik Informatika-UNPAD. 5. 2010 – 2012 : Program Studi S1 Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Bandung, 10 Agustus 2012 Penulis

Barat Berbasis Android dengan

Menggunakan Teknologi Augmented

Reality

Sinta Noviantari

10110925

 Rentan terjadinya pergeseran arti nilai

sejarah tempat kebudayaan, baik secara

lisan maupun tulisan.

 Kurangnya media untuk menginformasikan

tempat-tempat kebudayaan khususnya

kota Bandung.

 Perkembangan Teknologi serta perangkat

 Sulitnya mengetahui informasi sejarah tempat

kebudayaan karena kurangnya informasi di sekitar

tempat kebudayaan tersebut,

 Belum adanya aplikasi telepon seluler yang dapat

memaparkan sejarah tempat-tempat kebudayaan

di kota bandung secara real time.

 Bagaimana proses teknik pengenalan markerless

untuk deteksi AR sehingga output yang diharapkan

dapat mucul di layar kamera telepon selular.

 Bagaimana merancang integrasi data dalam sebuah

aplikasi yang dapat dijalankan secara online

maupun offline sehingga informasi yang diberikan

lebih cepat diakses oleh pengguna.

 Membangun suatu aplikasi mobile untuk

mempermudah mengetahui informasi sejarah suatu

tempat kebudayaan.

 Membangun suatu aplikasi kebudayaan jawa barat

dengan output yang ingin dihasilkan berupa informasi

sejarah tempat kebudayaan dengan format text di

layar telepon selular secara real time.

 Mengimplementasikan Lib Arlab untuk deteksi AR.

 Aplikasi dibangun dengan dua DBMS agar dapat

digunakan secara online maupun offline. Data diolah

disuatu web service kemudian data diexport melalui

sistem download data (online) dan disimpan di SQLite

agar aplikasi dapat diakses secara offline.

 Data informasi yang digunakan diambil dari beberapi instansi kebudayaan di

Jawa Barat dan tempat komunitas kesenian di Jawa Barat seperti Common

Rooms.

 Aplikasi ini terdiri dari sistem backend dan FrontEnd, dimana Back-End

untuk mengolah data, export data dan update data dan frontEnd ditujukan

oleh user pengguna telepon seluler berbasis Android.

 Fitur yang ingin ditampilkan adalah output berupa text untuk menampilkan

info tempat-tempat bersejarah di kota Bandung secara real time.

 Batasan input dan output sistem aplikasi ini adalah :

1. Fitur yang ingin ditampilkan adalah output berupa text untuk menampilkan info

tempat-tempat bersejarah di kota Bandung secara real time.

2. Variabel input menggunakan gambar tempat kesenian. Variabel output berupa

Teks yang muncul di layar telepon selular.

 Kondisi tempat untuk sample gambar tempat

memenuhi kondisi berikut :

1. Pengambilan lokasi data uji dilakukan di luar

ruangan, khususnya tempat-tempat kesenian

bersejarah di Kota Bandung.

2. Gambar tempat dapat diambil dari arah

depan.

Pemodelan Sistem Menggunakan Pemodelan

 Augmented Reality (AR) adalah sebuah

bidang penelitian komputer yang

berhubungan dengan dunia nyata dengan

data hasil rekayasa komputer. AR juga salah

satu teknologi yang menggunakan teknik

computer vision dalam menentukan

penyesuaian antara citra dan dunia nyata,

menghitung pose, projection matrix,

homografi dari penyesuaian-penyesuaian.

 Augmented Reality yang digunakan disini

menggunakan sistem markerless dan

disupport oleh library ARLab.

 Pengenalan Markerless menggunakan

Library Augmented Reality yaitu ARLab

yang mengimplementasikan metode

Euclidean distance untuk proses

pengenalan gambar.

 Proses pengenalan deteksi markerless ini

melalui beberapa tahapan. Secara garis

besarnya, dalam perancangan ada tiga bagian

utama yaitu :

1. Inisialisasi Gambar dimana image processing

yang terdiri dari resize, grayscale, histogram

sampai penentuan threshold.

2. Tracking Markerless adalah proses pencocokan

pola dengan menggunakan metode euclidean

distance.

3. Memunculkan data text adalah proses untuk

 Pengujian Program melalui 3 proses pengujian,

diantaranya :

1. Pengujian Alpha ->Pengujian aplikasi Backend dan

Frontend menggunakan pengujian Blackbox

2. Pengujian Betha->Pengujian aplikasi Backend

menggunakan sistem wawancara sedangkan

Frontend menggunakan kuesioner.

3. Pengujian keakurasian -> Pengujian aplikasi

frontend terhadap objek yang dites.

Menggunakan 5 objek tempat dengan proses

pengambilan gambar dari beberapa arah,

 pengujian alpha : sistem bebas dari kesalahan sintaks dan

secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang

diharapkan.

 Pengujian betha : sistem yang dibangun mudah digunakan (user

friendly), bermanfaat dan dapat membantu pengguna dalam

menemukan informasi suatu tempat kebudayaan, hal ini sesuai

dengan persentase jawaban setiap pengguna atau responden

terhadap pertanyaan (kuisioner) yang telah disebarkan serta

hasil proses dari wawancara.

 Pengujian keakurasian : ada beberapa faktor yang

mempengaruhi data AR tidak muncul atau data yang

ditampilkan tidak akurat, diantaranya arah sudut pandang,

jarak pengambilan gambar dan tambahan objek yang ada

salam suatu marker.

 Kesimpulan :

1. Sistem yang dibangun dengan Penerapan teknologi

Augmented Reality mudah digunakan (user friendly),

bermanfaat dan dapat membantu pengguna

dalam menemukan informasi suatu tempat

kebudayaan secara cepat dan real time.

2. ada beberapa faktor yang mempengaruhi data AR

tidak muncul atau data yang ditampilkan tidak

akurat, diantaranya arah sudut pandang, jarak

pengambilan gambar dan tambahan objek yang

ada salam suatu marker.

 SARAN :

1. Tempat bersejarah atau tempat kebudayaan yang di informasikan

masih kurang dan hanya terbatas pada satu kota saja. Diharapkan

kedepannya bisa mencakup ruang lingkup yang cukup luas.

2. Aplikasi ini hanya dapat berjalan pada satu platform yaitu android.

Kelemahan ini menjadi acuan untuk dapat dikembangkan lagi agar

dapat digunakan di beberapa platform.

3. Kelemahan pada aplikasi ini adalah dalam pengambilan marker

yang memerlukan posisi khusus (Dari arah depan gedung) untuk

dapat menampilkan AR berbentuk text. Namun, kelemahan ini

telah diminimalisir dengan menyimpan gambar data uji lebih dari

satu gambar, sehingga pengambilan marker dapat diambil dari

beberapa sudut (45’, 90’, 135’) khususnya dari arah depan.

4. Penambahan notifikasi data update, apabila ada update data dari

webservice, dikarenakan aplikasi ini dapat berjalan secara offline,

sehingga ada kemungkinan user pengguna tidak mengetahui adanya

data baru.

Dokumen terkait