• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

5. Dasar Penagihan Pajak

Sesuai dengan sistem self Assessment yang berlaku sekarang ini, Wajib Pajak wajib menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri utang pajaknya. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan penghitungan pajak yang terutang atau Wajib Pajak melanggar ketentuan Undang Undang Perpajakan maka Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak yang berupa Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan (SKP), Surat Keputusan Keberatan (SKK) dan Putusan Banding (PB) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

a. Surat Tagihan Pajak (STP) Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (20), adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Menurut Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (16), adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang harus dibayar.

c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (17), adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

d. Surat Keputusan Pembetulan (SKP) Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (16), adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

e. Surat Keputusan Keberatan (SKK) Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (34), adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak. f. Putusan Banding (PB) Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Undang-Undang No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (35), adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

6. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

Sesuai dengan Pasal 1 Ayat (21) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Surat Paksa adalah Surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Di dalam Surat Paksa dicantumkan nama penanggung pajak dan alamatnya yang jelas serta jumlah utang pajaknya. Surat Paksa yang berkepala “ Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa “. Surat Paksa yang mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti Grosse dari putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ini adalah suatu bentuk eksekusi tanpa peraturan hakim (yang menjadi wewenang fiskus) yang lazimnya dinamakan eksekusi langsung.

7. penerbitan surat paksa

a. Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran.

b. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, atau

c. Penaggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran. Surat Paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan grosse akte yaitu putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat Paksa sekurang-kurangnya harus memuat :

1) Nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak. 2) Dasar Penagihan.

3) Besarnya Utang Pajak. 4) Perintah untuk membayar.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) ini yang paling mendasar yaitu :

1. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belwan

2. Faktor penerbitan Surat Paksa hingga mempengaruhi cepat lambatnya proses penerimaan pajak yang dilaksanakan oleh Seksi Penagihan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

3. Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

E. Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

Metode PKLM yang di gunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan, kegitan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melaksanakan PKLM pada objek PKLM yang meliputi kegiatan seperti.pemilihan objek PKLM, lokasi PKLM, pengajuan proposal PKLM dan menerima surat pengantar dari fakultas.

2. Studi Literature

Studi literature, kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca serta menelaah landasan teori, buku literature, peraturan perundang-undangan perpajakan, surat kabar, internet, catatan-catatan tertulis yang berhubungan dan dapat dijadikan sumber oleh penulis dalam melaksanakan PKLM ini.

3. Observasi Lapangan

Observasi lapangan, kegiatan penulis dalam melakukan observasi lapangan selalu sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi ini penulis mengaharapkan bantuan dalam setiap permasalahan yang dihadapi, dan nantinya akan di jadiakan bukti dalam daftar dokumentasi.

Pengumpulan data, penulis melakukan pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari topick yang akan dibahas. Dengan memperhatikan lokasi penulis mengadakan PKLM, dan sumber-sumber yang di gunakan penulis, miasalnya buku-buku mengenai materi yang dibahas, wawancara yang di lakukan penulis dan lainya.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Penulis melakukan analisis dan evaluasi data mengenai tata cara penagihan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama Medan Belawan.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Yaitu dengan melakukan pengajuan pertanyaan-pertanyaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis kepada pegawai yang terkait dengan Penagihan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu proses penyusunan laporan.

2. Observasi

Yaitu studi yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan lansung atas kegiatan Penagihan Pajak khususnya dengan Surat Paksa pada KPP Medan Belawan, untuk mengetahui prosedur yang dilakukan hingga diterbitkannya Surat Paksa tersebut.

Dalam hal penulisan Laporan ini sistematika penulisan Laporan Praktek Kerja Laporan Mandiri dibuat dan dilengkapi dengan sub bab dan di beri pejelasan terperinci sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam menyusunan laporan, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis ruang lingkup PKLM, metode penelitian serta sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN POLONIA

Dalam bab ini akan menguraikan gambaran umum tentang sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, Struktur Oraganisasi, dan uraian uraian tugas pokok.

BAB III GAMBARAN DATA PKLM

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang data yang di peroleh mengenai Tata Cara Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Prosedur penerbitan Surat Paksa atau hal-hal lain yang berhubungan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang masih banyak Wajip Pajak yang tidak menjawab Surat Teguran dan Prosedur penerbitan Surat Paksa yang mempengaruhi cepat lambatnya penerimaan Negara dari sektor Pajak.

Pada bab ini penulis akan mengemukakan rangkuman tentang hal-hal yang dibahas dan juga mengemukakan saran berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

MANDIRI

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Belawan dengan surat keputusan Menteri Keuangan Nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawanyang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa), yang akan melayani PPh, PPN, PPnBM serta melakukan pemeriksaan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah.Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama mempunyai tugas

melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Status Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan adalah merupakan instansi Pemerintah di lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I, instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang mengembang tugas meningkatkan penerimaan Negara dari sektor pajak.

Untuk meningkatkan penerimaan Negara ini dari sektor pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan harus membuat pelayanan yang baik dan memudahkan bagi masyarakat di dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dan melaksanakan ketentuan perundang – undangan yang berlaku. 2. Tugas Pokok Dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Belawan

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan pasal 31 keputusan menteri keuangan RI nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 juli 2011 kantor pelayanan pajak menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan,penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

b. penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

c. pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

d. penyuluhan perpajakan;

e. pelaksanaan registrasi Wajib Pajak; f. pelaksanaan ekstensifikasi;

g. penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; h. pelaksanaan pemeriksaan pajak;

i. pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; j. pelaksanaan konsultasi perpajakan;

k. pelaksanaan intensifikasi; l. pembetulan ketetapan pajak;

m. pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;

3. Visi Dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Keberhasilan program modernisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Tetapi lebih jauh dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-praktik “good governance” pada institusi Pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:

3.1.Visi

Menjadi pelayan masyarakat yang profesional dengan kinerja yang baik dan yang dipercaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I.

Visi memberikan suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang sungguh-sungguh menjadi realitas melalui pelaksanaan tugas oleh seluruh jajaran Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

Dalam pernyataan VISI ada 3 (tiga) cita-cita yang ingin dituju, antara lain :

a. Menjadi pelayan masyarakat :

Bercita-cita menjadi contoh pelayan masyarakat yang baik. b. Kinerja yang baik dan dipercaya:

Melayani dengan baik dan meyakinkanpada masyarakat. c. Menigkatkan penerimaan negara:

Melaksanakan atau mensosialisasikanperaturan-peraturan perpajakan dengan baik bagi masyarakat.

3.2.Misi

Meningkatkan penerimaan Negara melalui pajak, peningkatan kecepatan pelayanan perpajakan dan informasi yang baik, serta senantiasa memperbaharui diri sesuai perkembangan aspirasi masyarakat dan tertib administrasi.

Dari pernyataan MISI yang menggambarkan tugas, fungsi, peranan, tanggung jawab dalam menjalankan undang – undang perpajakan serta kebijakan pemerintah sebagaimana prinsip – prinsip organisasi didalam menjalankan tugasnya, yang diuraikan sebagai berikut :

a. Meningkatkan penerimaan Negara melalui pajak.

b. Meningkatkan kecepatan pelayanan dan informasi yang baik untuk menumbuhkan Wajib Pajak.

c. Ada maksud memperbaharui diri mengikuti perkembangan dinamika masyarakat.

d. Ada mempunyai organisasi untuk lebih baik melaksanakan undang – undang dan peraturan – peraturan perpajakan.

4. Nilai – Nilai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Untuk mencapai Visi dan Misi diatas maka Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan perlu menganut nilai – nilai sebagai berikut :

4.1.Prestasi kerja

Yaitu keinginan seluruh pegawai untuk mencapai hasil kerja yang baik, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.

4.2. Kepemimpinan

Yaitu kemampuan seluruh unsur pimpinan untuk menjadi perencana, pembimbing dan pelaksana.

4.3. Disiplin

Yaitu sikap dari seluruh pegawai untuk mentaati seluruh ketentuan yang sudah digariskan atau yang sudah disepakati.

4.4. Integritas

Yaitu berpikir, berkata, berprilaku, dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip – prinsip moral.Bersikap jujur, tulus, dan dapat di percaya, serta menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.

4.5. Profesionalisme

Yaitu bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi, mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas dan bekerja dengan hati.

Yaitu membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasikan karya yang bermanfaat dan berkualitas, memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati, serta menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.

4.7. Pelayanan

Yaitu memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman, melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan serta bersikap produktif dan cepat tanggap.

4.8. Kesempurnaan

Yaitu senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik, melakukan perbaikan terus menerus serta mengembankan inovasi dan kreatifitas.

5. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan terdiri dari 4 kecamatan yaitu :

2.1.Kecamatan Medan Labuhan 2.2.Kecamatan Medan Marelan 2.3.Kecamatan Medan Deli 2.4.Kecamatan Medan Belawan

Tabel 2.1 Wilayah dan Jumlah Kepala Keluarga KPP Pratama Medan Belawan No Wilayah L.Wilayah (km2) L.Wilayah Sesuai NOP (km2) Jumlah KK Jumlah KK Non Miskin Istimasi Jumlah KK yang Seharusnya Terdaftar Jumlah WP OP Terdaftar % 1 Kec. Medan Deli 20,84 17,10 34.764 28.970 28.970 27.166 75,8 2 Kec. Medan Labuhan 40,68 21,79 18.978 15.815 15.815 13.468 60,7 3 Kec. Medan Marelan 44,47 17,69 20.960 17.466 17.466 13.542 51,3 4 Kec. Medan Belawan 21,82 119,98 10.274 8.539 8.539 14.017 143,8 Jumlah 127,81 176,56 84.949 70.790 70.790 68.193 74,63 Sumber: KPP Pratama Medan Belawan

Adapun jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Belawan periode 31 Desember 2013 berjumlah yang terdiri dari:

Tabel 2.2 Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Medan Belawan

No Jenis Wajib Pajak Jumlah Presentasi (%)

1 Orang Pribadi 68.193 95,12

2 Badan 3.504 4,88

Jumlah 71.697 100

Sumber: KPP Pratama Medan Belawan

Capaian kinerja KPP Pratama Medan Belawan tahun 2013 berdasarkan jenis pajak adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Jenis Pajak dan Penerimaan Pajak KPP Pratama Medan Belawan

PPh 127.992.208.662 44,65% PPN 158.546.190.323 55,31% Pajak Lainnya 91.000.000 0,03%

Total 286.629.398.985 100,00%

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis pajak yang jumlah penerimaannya paling besar adalah PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Di setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjalankan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas, dan wewenang setiap anggota. Tujuannya adalah untuk pencapaian kerja dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.

Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan adalah menggunakan jenis struktur “line and staff organization” atau gabungan dari jenis struktur organisasi garis dan organisasi fungsional. Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak(KPP) Pratama Medan Belawan berdasarkan fungsi bukan jenis pajak (dapat dilihat pada bagian lampiran).

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama medan belawan berdasarkan peraturan menteri keuangan Republik Indonesia No : 55/PMK.01/2007, terakhir peraturan menteri keuangan nomor 167/PMK.01/2012, tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sedangkan setiap seksi dipimpin oleh Kepala Seksi atau Kepala Sub

Bagian Umum dan dibantu oleh Account Representative (AR) dan pelaksana. Adapun seksi atau sub bagian umum dan kelompok fungsional tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan (PDI). 3. Seksi Pelayanan.

4. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal (RIKI). 5. Seksi Penagihan.

6. Seksi Ekstensifikasi.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I. 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II. 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III. 10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV. 11.Kelompok Fungsional I.

Kantor pelayanan pajak pratama medan belawan dengan struktur organisasinya terdiri dari :

1. Kepala kantor : 1 orang

2. Kepala seksi/kasubbag : 10 orang

3. Supervisor : 2 orang

4. Account representative : 20 orang

5. Pemeriksa pajak : 8 orang

6. OC : 2 orang

7. Juru sita : 1 orang

8. Bendahara : 1 orang

9. PDG : 1 orang

10.Sekretaris : 1 orang

11.Pelaksanan kepatuhan internal : 2 orang

12.Pelaksana : 24 orang

Kepala Kantor Kepala Sub. Bagian Umum Pelaksana Kel. Jabatan Fungsional Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi PDI Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

C. Bidang-Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

1. Kepala Kantor

Kepala Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas melaksanakan pelayanan,pengawasan adminitrasi pemeriksaan sederhana, penerapan terhadap Wajib Pajak di bidang PPh,PPN, PPnBM dan pajak lainnya dalam wilayah wewenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub. Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga kantor.

Tugas Kepala Sub Bagian Umum :

1. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan pengiriman surat – surat serta pelaksanaan tugas bendaharawan.

2. Mendistribusikan surat – surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan pengiriman surat- surat keluar kepada instansi yang terkait.

3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin. 4. Memberi nasehat dan menegakkan disiplin kepada pegawai.

5. Memberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai. 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi ( PDI )

1. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan. 2. Penyajian informasi perpajakan.

3. Perekaman dokumen perpajakan.

4. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan. 5. Pelayanan dukungan teknis komputer. 6. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling. 7. Penyiapan laporan kinerja organisasi. 4. Seksi Pelayanan

Tugas Seksi Pelayanan :

1. Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan. 2. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan.

3. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan ( SPT ) serta penerimaan surat lainnya.

4. Memberikan penyuluhan perpajakan. 5. Melaksanakan registrasi wajib pajak.

6. Memungut fiskal luar negeri di pelabuhan Belawan 5. Seksi Penagihan

Tugas Seksi Penagihan

1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, memproses permohonan pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak.

2. Melakukan penerbitan surat tagihan, surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan.

3. Melakukan penyitaan, usulan lelang dan penagihan lainnya.

Di seksi penagihan terdapat beberapa orang Juru Sita Pajak yang telah mendapat pendidikan khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak.

Tugas Juru Sita Pajak :

1. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus ( SPPSS ). 2. Memberitahukan Surat Paksa.

3. Melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan ( SPMP ).

4. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan. Juru Sita Pajak dalam melaksanakan tugasnya harus memakai pakaian Juru Sita Pajak dan memperlihatkan kartu tanda pengenal kepada penanggung pajak .

6. Seksi Pemeriksaan Tugas Seksi Pemeriksaan :

1. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan. 2. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan.

3. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

Tugas Seksi Ekstensifikasi :

1. Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan. 2. Pendataan obyek dan subyek pajak.

3. Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan. 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Tugas Seksi Pengawasan dan Konsultasi :

1. Melakukan Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak terdaftar.

2. Memberikan Bimbingan / himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan.

3. Penyusunan Profil wajib pajak. 4. Menganalisis kinerja wajib pajak.

5. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil keputusan banding.

Masing-masing seksi sudah mempunyai SOP yang terinci dan terukur sesuai aturan dan peraturan yang berlaku.

Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan komsultasi dibagi berdasarkan domisili/ tempat tinggal/ wilayah tempat wajib pajak terdaftar.

9. Fungsional Pemeriksa dan Penilai

Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Belawan.Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan.

A. Dasar Hukum Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

Adapun dasar hukum penagihan pajak dengan surat paksa adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 sebagai mana telah diubah Nomor 85/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Seketika dan Sekaligus.

3. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se-08/PJ.75/2002 tentang Kebijaksanaan Penagihan Pajak Tahun 2002.

4. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se-08/PJ.75/2002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak.

5. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se-02/PJ.75/2004 tentang Kebijakan Penagihan Pajak Tahun 2004

Dengan adanya peraturan dan Undang-Undang yang menjadi landasan hukum Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Indonesia ini. Maka pajak yang dipungut oleh

pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu lagi adanya keraguan ataupun alasan bagi wajib pajak.

B. Penagihan pajak

Pengertian penagihan khusus didalam bidang perpajakan adalah “Serangkaian

Dokumen terkait