• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Tanggung jawab keluarga dalam lingkungan keluarga, memainkan peranan penting sebagai penghasil keputusan untuk memulai usaha 85 sendiri, untuk itu diharapkan keluarga siswa selalu mendukung mahasiswa untuk memulai usaha sendiri.

2. Budaya berwirausaha merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran signifikan dalam pembentukan intensi berwirausaha. Oleh karena itu, perlu melakukan kunjungan ke perusahaan yang terkait dengan kewirausahaan, karena hal itu diharapkan siswa memiliki pemikiran baru dalam mengembangkan atau membuka usaha baru.

3. Karena pentingnya dan minat mahasiswa berentrepreneurship mahasiswa tinggi maka disarankan adanya pembekalan pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa sejak dini.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Emosi

Goleman (2009:63) menyatakan kecerdasan emosi merupakan kemampuanuntuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas stres, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Keterampilan emosional adalah meta-ability, menentukan seberapa baik kita mampu menggunakan keterampilan-keterampilan lain maupun yang kitamiliki termasuk intelektual yang belum terasah. Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. Savoley dalam Goleman (2009:64) memberi definisi dasar kecerdasan emosi dan memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama, diantaranya adalah:

1. Kesadaran diri (Self Awareness)

Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi,merupakan dasar kecerdasan emosi. Ketidakmampuan untuk mencermatiperasaan kita yang membuat kita berada dalam kekuasaanperasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentangperasaannya adalah pilot yang handal bagi kehidupannya karenamemiliki kepekaan yang lebih tinggi akan perasaaan mereka yangsesungguhnya atas pengambilan keputusan masalah pribadi,mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke pekerjaan apayang diambil. Kesadaran diri dibagi 3 bagian, yaitukesadaran emosi, penilaian diri secara teliti (Accurate self assessment),percaya diri (self confidence).

2. Pengaturan Diri (Self Regulation)

Menangani perasaan agar perasaan dapat diungkapkan dengantepat merupakan kecakapan yang bergantung kepada kesadaran diri.Orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini akan terusbertarung melawan perasaan murung, sementara yangpintar dapat bangkit jauh lebih cepat dari kemerosotan dankejatuhan dalam kehidupan. Pengaturan diri dibagi menjadi lima bagian,yaitu kendali diri (self control), sifat dapat dipercaya (Trustworthiness),kehati-hatian (Concientiousness), Adaptabilitas (Adaptability), Inovasi(Inovation).

3. Memotivasi Diri Sendiri (Motivation)

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yangpenting dalam kaitan untuk memberi perhatian, memotivasidan menguasai diri dan berkreasi. Kendali diri, menahan diriterhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, adalah landasankeberhasilan dalam berbagai bidang. Orang yang memilikiketerampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam halapapun yang dikerjakan. Motivasi dibagi empat bagian yakni dorongan prestasi, komitmen (commitment), inisiatif (initiative), optimisme (optimism).

4. Mengenali Emosi Orang Lain (Empathy)

Empati merupakan kemampuan yang bergantung padakesadaran emosional. Empati merupakan keterampilan bergaul dasar.Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yangtersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan ataudikehendaki orang lain. Empati dibagi menjadi lima bagian, yakni memahami orang lain, mengembangkan orang lain

(developing others), orientasi pelayanan (service orientation), memanfaatkan keragaman (leveraging diversity), kesadaran politis (political awareness)

5. Keterampilan Sosial (Social Skills)

Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan keterampilanmengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yangmenunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.Orang yang hebat dalam keterampilan akan sukses dalambidang apapun yang mengandalkan pergaulan dengan oranglain. Keterampilan Sosial dibagi 8, yakni pengaruh (influence), komunikasi (communication), manajemen konflik (conflict management), kepemimpinan (leadership), katalisator perubahan (change catalyst), membangun hubungan (building bonds), kolaborasi dan kooperasi (collaboration and cooperation), kemampuan tim (team capabilities). Chandra (2012:34) mengatakan bahwa enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosioptimal akan lebih berpeluang mencapai puncak keberhasilannya.Karena seorang enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosi optimalakan tetap menganggap bahwa krisis adalah peluang. Itulah sebabnyamengapa enterpreneur harus tetap jeli dalam memanfaatkan emosinya.Sebaliknya, jika seseorang secara intelektual cerdas kebanyakanbukanlah seorang enterpreneur yang berhasil dalam bisnis dankehidupan pribadinya. Dengan memiliki kecerdasan emosi yangoptimal akan lebih bisa mentransformasikan situasi sulit. Bahkan,semakin peka akan adanya peluang enterpreneur dalam situasi apapun.

2.2Self Employment

Self employment jika diartikan secara etomologi atau kata per kata dalam bahasa Indonesia yaitu self adalah diri sendiri dan employment adalah pekerjaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa self employment adalah pekerjaan yang dilakukan sendiri atau dengan kata lain bekerja sendiri. Orang yang ingin bekerja sendiri atau berusaha sendiri adalah orang yang mandiri. Menurut Endang (2010:5) seseorang yang mempraktekkan kiat-kiat mengembangkan jiwa self employment akan dapat memahami karakteristik usaha dalam kewirausahaan secara kognitif, afektif dan psikomotor. Dikatakan berjiwa self employment apabila orang tersebut mampu mendewasakan dirinya sendiri, dan apabila berhasil mendewasakan dirinya sendiri akan mampu membentuk pendapat atau pandangannya sendiri tentang masalah atau peristiwa yang terjadi dalam lingkungannya.

Self employment adalah kemampuan untuk mengelola semua yang dimiliki, tahu bagaimana mengelola waktu, berjalan dan berpikir secara mandiri disertai dengan kemampuan mengambil resiko dan memecahkan masalah. Self employment berkenaan dengan tugas dan keterampilan bagaimana mengerjakan sesuatu mencapai sesuatu dan bagaimana mengelola sesuatu (Parker, 2006:226). Orang yang selalu mengandalkan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri disebut juga mempunyai keinginan untuk menguasai dan mengendalikan tindakan sendiri dengan tidak mengharapkan bantuan atau pengaruh orang lain dalam berusaha.

Menurut Kartini Kartono (2011:21), self employment adalah kemampuan seseorang berusaha atau bekerja sendiri, jiwa self employment seseorang terlihat pada waktu orang tersebut menghadapi masalah. Bila masalah itu dapat diselesaikan

sendiri tanpa meminta bantuan dari orang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk bekerja sendiri. Seorang wirausahawan yang memiliki self employment akan mencoba mengambil inisiatif, mencoba mengatasi rintangan-rintangan dalam lingkungannya, mencoba mengarahkan tingkah laku ke arah yang sempurna, memperoleh kepuasan dari bekerja, dan mencoba mengerjakan sendiri tugas atau pekerjaannya. Orang yang selalu mengandalkan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri disebut juga mempunyai keinginan untuk menguasai dan mengendalikan tindakan-tindakan sendiri dengan tidak mengharapkan bantuan atau pengaruh orang lain.

Dengan demikian individu yang berjiwa self employment berdiri di atas kaki sendiri akan mengambil inisiatif, mengatasi sendiri kesulitan-kesulitannya dan ingin melakukan hal-hal oleh dirinya sendiri. Tanda-tanda dari sikap mandiri adalah pengambilan inisiatif, mencoba mengatasi rintangan-rintangan dalam lingkungannya, mencoba mengarahkan tingkah laku ke arah yang sempurna, memperoleh kepuasan dari bekerja, dan mencoba mengerjakan sendiri tugas-tugas rutinnya.Self employment berarti dapat melakukan pekerjaan tanpa bergantung kepada pihak lain atau bekerja sendiri.

Dalam kaitan ini seseorang yang memiliki jiwa self employment senantiasa percaya atas kemampuannya sendiri dalam menjalankan usahanya, kerjasama yang dijalani dengan orang lain bukan berarti seseorang tidak memiliki jiwa self employmentjustru semakin berkembang ke arah yang lebih produktif apabila diterapkan secara bersama-sama. Dapat dikatakan juga bahwa orang memiliki jiwa

self employmentdiartikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain dalam benjalankan usahanya. Karena dengan jiwa self employmentseseorang akan berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanda-tanda dari orang yang memiliki jiwa self employment adalah pengambilan inisiatif, mencoba mengatasi rintangan-rintangan dalam lingkungannya, mencoba mengarahkantingkah laku ke arah yang sempurna, memperoleh kepuasan dari bekerja, dan mencoba mengerjakan sendiri tugas-tugas rutinnya. Kemandirian sebagai kepribadian/sikap mental yang harus dimiliki oleh setiap orang yang dialamnya terkandung unsur-unsur dengan watak-watak yang ada didalamnya perlu dikembangkan agar tumbuh menyatu dalam kehidupan manusia.

Asumsi tersebut menunjukkan bahwa jiwa self employment dapat menentukan sikap dan perilaku seseorang menuju ke arah wiraswastawan. Dalam pengertian sosial atau pergaulanantar manusia (kelompok, komunitas), kemandirian juga bermakna sebagai organisasi diri (self-organization) atau manajemen diri (self management).Unsur-unsur tersebut saling berinteraksi dan melengkapi sehingga muncul suatu keseimbangan. Pada masalah ini, pencarian pola yang tepat, agar interaksi antar unsur selalu mencapai keseimbangan, menjadi sangat penting.

Self employmentadalah suatu hasil perkembangan yang dilakukan oleh setiap individu. Jiwa self employment pada tiap individu tidak muncul begitu saja secara alami tetapi memerlukan bimbingan dan latihan dari yang berpengalaman. Akan tetapi keinginan untuk mandiri itu selalu ada pada setiap individu, seperti yang dikemukakan oleh Sogur dalam Putri (2010:39) bahwa keinginan untuk memilki

jiwa self employmentsudah ada dalam diri individu, namun realisasi kemandirian dalam melakukan tugas sehari-hari tidak bisa terwujud begitu saja, melainkan dibutuhkan serangkaian bimbingan dan latihan. Menurut Endang (2010:5) siswa yang mempraktekkan kiat-kiat mengembangkan self employmentakan : 1) Dapat memahami karakteristik diri dalam kewirausahaan secara kognitif, afektif dan psikomotor, dan dapat mempraktekannya nanti di lapangan dalam dunia kerja; 2) Memiliki jiwa untuk berusaha sendiri dan perilaku kewirausahaan dalam bekerja; 3) Mampu dan berani untuk berusahasendiri dalam bidangnya. Menurut Endang (2010:12) untuk mengembangkan self employmentdilakukan melalui 2 hal, yaitu : 1. Mengembangkan kepercayaan diri

a. Sikap percaya pada diri sendiri

Kepercayaan diri atau Self Confidence merupakan suatu paduan sikap dankeyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. Dalampraktek, kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang harusdihadapi. Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifatsangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada seseorang,tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang mungkinmempunyai kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu pekerjaan,misalnya mengendarai sebuah mobil, tetapi kepercayaan dirinya mungkin akanhilang jika dia dipaksa untuk menerbangkan sebuah pesawat jet tempur.Seseorang mungkin mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam menulis,tetapi kepercayaan dirinya berkurang jika dia harus

menyampaikannya dalamsuatu seminar. Sebaliknya, ada juga orang yang mempunyai diri yang mantap jikaberpidato, namun sering mengalami kesulitan atau bimbang dan ragu jika harusmenulis suatu teks. Kepercayaan diri juga bersifat dinamis, seseorang yangsemula mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengendarai mobil,kemudian berkurang karena makin tua atau setelah mengalami suatu kecelakaanlalu lintas. Usia atau kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi tingkatkepercayaan diri yang bersangkutan. Secara umum orang yang makin tua,terutama yang telah melewati setengah umur, makin berkurang kepercayaandirinya dalam kegiatan yang bersifat keterampilan fisik seperti mengendaraimobil, meniti, melompat, memanjat, dan kegiatan lain yang sejenis, namunsebaliknya, usia yang makin lanjut makin memberi kepercayaan diri yang tinggiuntuk mengatasi berbagai masalah nonfisik walaupun mungkin relatif kompleks.Hal ini mungkin disebabkan oleh pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanyayang relatif lebih matang dalam menghadapi berbagai cobaan dan masalah. Orang yangmemilki kepercayaan diri yang baik akan (1) bekerja penuh keyakinan, (2)tidak ketergantungan dalam melakukan pekerjaan (Depdiknas 2010: 17).

b. Rasa percaya pada diri sendiri

Apabila seseorang telah mengembangkan rasa percaya kepada dirisendiri, siswa akan meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain denganketegasan, kekuatan, dan kepastian yang memancar dari diri siswa. Siswa laluberani memandang orang dengan mata yang jujur, dan

mengucapkanpendapat siswa sejelas-jelasnya, sementara kepercayaan siswa kepadadirisendiri akan menimbulkan rasa hormat dan kepercayaan. Rasa percayakepada diri sendiri yang cukup diperlukan secara mutlak supaya bisamendapatkan hasil-hasil yang gemilang. Percaya kepada diri sendiri yangberasaskan kejujuran, hati nurani yang terang, kesabaran, simpati, kesetiaan,kebesaran hati dan lain-lainnya.

c. Sikap kemauan diri

Perkataan ´kemauan´ menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,ketekunan,daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, dan pantang mundur.Adalah penting sekali bahwa kemauan harus berkembang ke taraf yanglebih tinggi karena harus menguasai diri lebih dulu untuk bisamenguasai orang lain. Percaya kepada diri sendiri dan tenaga terpendam, maka dengan sendirinya kemauan anda maju ke depan danmenang. Setiap kali Anda penuh dengan harapan dan percaya, maka akanmenjadi lebih kuat dalam melaksanakan pekerjaan. Sikap kemauan diri dapat dikembangkan melalui: Kemauan akan memberikan semangat kepada siswauntuk belajar, mempergunakan kemauan untuk mengembangkan jiwa danpikiran, kemauan untuk mengembangkan ketabahan pada kondisi darurat,selalu percaya kepada diri sendiri.

Sikapkerja positif dapat dikembangkan melalui menggunakan waktu, menggunakankemampuan anda, menggunakan pengetahuan, menggunakan energi,ketelitian.

e. Mengukur kelakuan dan kemampuan pribadi

Agar siswa dapat berkembang dan mencapai sukses, maka mahasiswaharus terus menerus melakukan hal-hal yang berguna. Oleh karena itu, perhatikanlahsecara khusus petunjuk petunjuk-praktis dan praktekkanlah dalamkehidupan Anda sehari hari. Mengukur kelakuan dan kemampuan pribadidapat dikembangkan melalui: Berusaha semaksimum mungkin,manfaatkansemua kesempatan, bersyukur terhadap pekerjaan, tingkatkan keberanian,periksalah kemampuan diri sendiri tanggap terhadap perkembangan di luar,memiliki semangat dan jerih payah.

f. Sikap positif

Sikap positif dapat dikembangkan melaluiberfikir positif, konsentrasi padasatu tujuan, memiliki sikap teliti dan ulet, sopan dan tata krama dalam berbicara,bersikap tertib dan cermat, memanfaatkan waktu yang tepat, bekerja berdasarkanprosedur dan aturan.

2. Membina kepribadian.

a. Mengembangkan sikap keberanian

Mengembangkan sikap keberanian dilakukan melalui: Bersikap dan bepikir bebas, bekerja pada aturan yang benar, perlunya keberanian mutlak.

Menumbuhkan rasa simpati dapat dikembangkan melalui: Memilikibadansehat dan kuat, sadar akan dirinya, memiliki ketenangan dan pengendaliandiri, memelihara kesan yang baik, berbicara sopan, kreatif dan inspiratif.

c. Mengembangkan semangat pribadi

Mengembangkan semangat dilakukan melalui: Bekerjalah denganpenuhsemangat, semangat yang tinggi untuk mencapai prestasi yang tinggi, selalubersemangat, semangat membawa percaya pada hari depan.

2.3 Lingkungan Keluarga

Dalyono (2009:129) mengatakan bahwa “Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural”. Ihsan (2008:16) mengatakan definisi lingkungan dalam kaitannya dengan pendidikan sebagai berikut: “lingkungan dapat diartikan, sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak”. Lingkungan dapat berupa hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial-ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk didalamnya pendidikan. Sedangkan pengertian keluarga menurut Khairuddin (2008:2) adalah: 1) Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. 2) Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan/atau adobsi 3) Hubungan antar keluarga dijiwai oleh suasana kasih sayang dan rasa tanggung jawab 4) Fungsi keluarga ialah merawat, memelihara, dan melindungi anak dalam

rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval dalam Setiadi 2008:14).

Menurut Slameto (2010:19) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009:33) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupanmanusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalamhubungan interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarganya, yang interaksisosial keluarganya berdasarkan simpati, seorang anak pertama-tama belajarmemperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bantumembantu, dengan kata lain, anak pertama-tama belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapantertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2009:248).Ciri-ciri suatu keluarga menurut Maciever dan Page dalamSoelaeman (2005:9) adalah sebagai berikut :

1. Adanya hubungan berpasangan antara kedua jenis (pria dan wanita) 2. Dikukuhkan oleh suatu pernikahan

3. Ada pengakuan terhadap keturunan (anak) yang dilahirkan dalamrangka hubungan tersebut

4. Adanya kehidupan ekonomis yang dilakukan bersama 5. Diselenggarakan kehidupan berumah tangga

Jadi yang dimaksud orang tua atau keluarga dalam penelitian ini bahwakeluarga merupakan kelompok sosial pertama yang mewarnai pribadi anak. Di dalam keluarga akan ditanamkan nilai-nilai norma hidup dan pada akhirnya akan dipakai oleh anak dalam menumbuhkan pribadi dan harapannya di masa mendatang.

Menurut Gunarsa (2009:5) bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak. Dari anggota-anggota keluarganya (ayah, ibu, dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan, dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku. Dalam hal ini berarti lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama ini sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali mendapat pengetahuan tentang nilai dan norma. Sedangkan menurut Hasbullah (2009:32), Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Dan dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang berada dalam kelompok sosial kecil yang

berfungsi untuk melindungi setiap anggotanya, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang memiliki hubungan darah, rasa kasih sayang diantara mereka. Dalam dunia pendidikan lingkungan keluarga memiliki fungsi yang paling utama untuk membentuk karakter bagi seoarang anak, karena lingkungan kelurga merupakan lingkungan pertama seorang anak belajar sebelum mereka berada dalam lingkungan sekunder (lingkungan sekolah dan masyarakat).Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim.

2.3.1 Faktor-Faktor Dalam Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapatmempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut : Slameto (2010:60) lingkungan keluarga terdiri dari :

1. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap cara belajar danberfikir anak. Ada orangtua yang mendidik secara diktator, ada yangdemokratis dan ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiapkeluarga.

2. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengananak-anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu adanyarelasi yang baik didalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan

yangpenuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untukmensukseskan belajar anak.

3. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagi situasi atau kejadian-kejadian yang seringterjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumahmerupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberiketenangan pada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok pertengkaran antar anggota keluarga atau dengankeluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumahdan akibatnya belajar kacau sehingga untuk memikirkan masa depannya puntidaklah terkonsentrasi dengan baik.

4. Keadaan ekonomi keluarga

Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, menyebabkan orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Tak jarang faktorkesulitan ekonomi justru menjadi motivator atau pendorong anak untuk lebihberhasil. Adapun pada keluarga yang ekonominya berlebihan, orang tuacenderung mampu memenuhi segala kebutuhan anak termasuk masalahpendidikan anak termasuk bisa melanjutkan sampai ke jenjang yang tinggi.Kadangkala kondisi serba berkecukupan tersebut membuat orang tua kurangperhatian pada anak karena sudah merasa memenuhi semua kebutuhananaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar dan prestasi yangdiperoleh tidak akan baik.

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Kadang-kadanganak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertiandan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anakbaik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk tetapmenumbuhkan rasa percaya dirinya.

6. Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikapanak dalam kehidupannya. Kepada anak perlu di tanamkan kebiasaan-kebiasandan diberi contoh figur yang baik, agar mendorong anak untukmenjadi semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan. Hal inijuga dijelaskan oleh Soemanto dalam Supartono (2004:50) mengatakan bahwacara orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaanya merupakanmodal yag baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilaitertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak.

Sobur (2009:248) menyatakan bahwa faktor keluarga sebagaipenentu keberhasilan seseorang terdiri dari :

1. Kondisi Ekonomi Keluarga

Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupankeluarga. Faktor kekurangan ekonomi menyebabkan suasana rumah menjadimuram sehingga anak kehilangan gairah untuk belajar. Namun, faktorkesulitan ini bisa juga malah menjadi pendorong bagi anak untuk berhasil.Kadangkala keadaan ekonomi yang berlebihan menyebabkan orang tuamenjadi kurang perhatian terhadap belajar anak karena merasa

telahmemenuhi semua kebutuhan anak, sehingga anak malas belajar dan mandirisehingga cenderung menganggap ”santai” masa depannya termasuk dalam halmasalah karier.

2. Hubungan emosional orang tua dan anak

Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga berpengaruh

Dokumen terkait