• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran: 1. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan parameter lain seperti

kadar Cr(III) dalam darah, menggunakan lima atau enam ekor tikus pada setiap kelompok perlakuan untuk memperkecil simpangan yang dihasilkan akibat adanya variasi biologis.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji toksisitas guna mengetahui keamanan dari senyawa CrCl3∙6H2O.

3. Pemilihan obat sebagai kontrol pembanding seharusnya memiliki mekanisme yang sama dengan senyawa yang diuji.

4. Pengambilan data kadar glukosa darah puasa sebaiknya dipantau setiap minggunya.

5. Konsumsi pakan harusnya dipantau per individu karena akan berpengaruh pada data kadar glukosa darah.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.A. (2000). Chromium in the Prevention and Control of Diabetes. Diabetes & Metabolism. 26: 22-27.

Burton, J.L. (2005). Supplemental chromium: its benefit to the bovine immune system. Journal Animal Feed Science Technology. 53: 117-125.

Chander, Purna Are, Raghu Ram Reddy Adidala dan Goverdhan Puchchakayala. (2011). Hypoglycemic and Antidiabetic Activity of Glochidion velutinum on Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2 Diabetic Rats. European Journal of Biological Sciences. 3 (4): 126-130.

Corwin, Elizabeth J. (2008). The Pancreas and Diabetes Mellitus. Dalam Handbook of Pathophysiology. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Departemen Kesehatan RI. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Dubowsky, K. M. (2008). An O-toluidine Method for Body-Fluid Glucose Determination. Clinical Chemistry. 54: 1919-1920.

Etuk, E.U. (2010). Animal Models for Studying Diabetes Mellitus. Agricultur and Biology Journal of North America. 1 (2): 130-134.

Fauci. (2008). Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th edition. USA: Mc Graw-Hill.

Feng, Weiyue. (2007). The transport of chromium(III) in the body: Implications for function. The Nutritional Biochemistry of Chromium(III).

Guyton, A.C dan Hall, J.E. (2006). Textbook of Medical Physiology 11th ed. China: Elsevier.

Hepburn DD, Xiao J, Bindom S, Vincent JB, O’Donnell J. (2003). Nutritional supplement chromium picolinate causes sterility and lethal mutations in Drosophila melanogaster. Proceedings of the National Academy of Sciences. Hubrecht, R and Kirkwood, J. (2010). The UFAW Handbook of The Care and

Management of Laboratory and Other Research Animals. Edisi ke-8. Universities Federation for Animal Welfare. p. 311-324.

Ibrahim, Safinaz S dan Sherime M. Rizk. (2008). Nicotinamide: A cytoprotectant against streptozotocin induced diabetic damage in wistar rat brains. African Journal of Biochemistry Research. 2(8): 174-180.

Institute of Medicine /IOM. (2001). Chromium Picolinate – Prototype Monograph Summary. In: Dietary Supplement; A Framework for Evaluating Safety. Washington, DC.

Katsumata, K., Katsumata, Jr., Katsumata, Y. (1992). Protective Effect of Diltiazem Hydrocloride on The Occurence of Alloxan- or Streptozotocin- Induced Diabetic in Rats. Hormone and Metabolic Research. 24: 508-510. Krinke, G. J. (2000). The Laboratory Rat. The Handbook of Experimental

Animals. Academic Press. p. 3-56.

Kun Sri Budiasih. (2013). Antihyperglicemic activity of some Cr-amino acids complexes on diabetics Rats. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 5 (9): 34-39.

Kusumawati Diah. (2004). Bersahabat dengan Hewan Coba Edisi Pertama. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Laurence, D.R dan Bacharacli. (1964). Evaluation of Drug Activities, Pharmacometrics.

Lenzen, S. (2008). The Mechanisms of Alloxan- and Streptozotocin-Induced Diabetes. Diabetologia. 51: 216-226.

Linder, M.C. (2007). Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral dalam: Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mertz, W.M.D. (1998). Chromium research from a distance: from 1959 to 1980. Journal American College of Nutrition. 17: 544-547.

Ngatidjan. (2006). Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Metode Uji Toksisitas.

Nugroho, A.E. (2006). Hewan Percobaan Diabetes Melitus: Patologi dan Mekanisme Aksi Diabetogenik. BIODIVERSITAS. 7: 378-382.

Pandey, Manju dan Vijayakumar. (2011). Nutraceutical Supplementation for Diabetes: A Review. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 3 (4): 33-40.

Pearson, Ralph G. (1968). Hard and Soft Acids and Bases, HSAB, Part 1: Fundamental Principles. Journal of Chemical Education. 45 (9): 581.

Piliang, W.G. dan D.A.H. Soewondo. (2006). Fisiologi Nutrisi Volume II. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.

Sharma, M., M.W. Siddique, Akhter M. Shamim, Shukla Gyanesh dan K.K. Pillai. (2011). Evaluation of Antidiabetic and Antioxidant Effects of Seabuckthorn (Hippophae rhamnoides L.) in Streptozotocin-Nicotinamide Induced Diabetic Rats. The Open Conference Proceedings Journal. 2: 53- 58.

Speetjens JK, Collins RA, Vincent JB, Woski SA. (1999). The nutritional supplement chromium(III) tris (picolinate) cleaves DNA. Chemical Research in Toxicology.

Stearns DM, Wise, JP, Patierno SR, Wetterhalm KE. (1995). Chromium(III) picolinate produces chromosome damage in Chinese hamster ovary cells. Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology. Sukandar, Elin Yulinah, Andrajati, Retnosari, Sigit, Joseph I., Adnyana, I Ketut,

Setiadi, A. Adji Prayitno, dan Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Szkudelski, Tomasz. (2012). Streptozotocin-Nicotinamide Induced Diabetes in the Rat. Characteristics of the Experimental Model. Experimental Biology and Medicine. 237 (5): 481.

Vincent, John B dan Dontarie Stallings. (2007). Introduction: a history of chromium studies (1955-1995). The Nutritional Biochemistry of Chromium(III).

Vogel, A.I. direvisi oleh G. Svehla alih bahasa oleh Ir. L. Setiono dan Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka. (2003). Buku Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi ke Lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Lampiran 1. Skema Kerja

tikus wistar jantan dengan berat ± 200 g dipelihara selama 1 minggu

diambil sampel darah sebagai KGD1

diinduksi diabetes dengan STZ-Ni

tikus diadaptasi selama 7 hari

diambil sampel darah sebagai KGD8 setelah induksi diabetes

tikus dikelompokkan dalam 5 kelompok dan diberi nomor pada ekor

DM CrCl3∙6H2O DM Cr-Pikolinat DM Glibenklamid DM Na-cmc Non DM GDP ≥ 126 mg/dL GDP < 126 mg/dL

Diberikan sediaan uji selama 56 hari

Diukur KGD darah akhir

*Tikus dipelihara dengan diet pakan berupa pelet ayam broiler 15-20 gram per hari

Lampiran 2. Pembuatan Larutan Uji

A. Larutan Suspensi Na-CMC 0,2% b/v

Dibuat larutan suspensi Na-CMC 0,2% b/v sebanyak 1 liter, berdasarkan pehitungan sebagai berikut:

x 1000 mL = 2 g

1) Na-CMC ditimbang sebanyak 2 gram kemudian dilarutkan dalam ± 120 mL akuades yang telah dipanaskan

2) Larutan didiamkan hingga diperoleh massa yang transparan

3) Larutan dicampur hingga homogen lalu dipindahkan ke dalam labu takar 1 L dan ditambahkan akuades sampai tanda batas

B. Larutan CrCl3∙6H2O 200 µg/mL sebanyak 250 mL

Dibuat larutan CrCl3∙6H2O 200 µg/mL sebanyak 250 mL, berdasarkan

perhitungan sebagai berikut:

200 µg/mL x 250 mL = 50000 µg = 0,05 g 0,05 gram Cr(III) dalam CrCl3∙6H2O

=

x 0,05 g

=

x 0,05 g

= 0,256 g

Angka konversi untuk tikus = 0,018 Sehingga 0,256 g x 0,018 = 0,0046 g

1) Kristal CrCl3∙6H2O ditimbang sebanyak 0,0046 gram kemudian dilarutkan

dengan sedikit larutan Na-CMC 0,2% dalam gelas beker

2) Larutan dituang ke dalam labu takar 250 mL dengan corong dan tambahkan larutan Na-CMC 0,2% sampai tanda batas

3) Sampel dikocok hingga homogen

C. Larutan Susu merk “D”

Sediaan larutan susu merk “D” harus selalu dalam keadaan fresh sehingga dibuat setiap hari.

Takaran saji untuk manusia pada kemasan = ± 60 gram (mengandung 33,34 µg Cr-pic)

Angka konversi tikus = 0,018

Dosis untuk tikus =

x 0,018 = 6,47 g

1) Ditimbang 6,5 gram susu yang mengandung Cr-Pic 2) Dilarutkan dengan air hangat 20 mL

3) Diaduk hingga homogen

D. Larutan Glibenklamide

Dosis efektif glibenklamid untuk manusia 5 mg/hari Angka konversi tikus adalah 0,018

Faktor farmakokinetika adalah 10

Dosis tikus (200 g) = 5 mg x 0,018 x 10 = 0,9 mg Untuk membuat 250 mL larutan = 0,9 x 250 = 225

1) Serbuk glibenklamid ditimbang sebanyak 225 mg kemudian dilarutkan dengan sedikit larutan Na-CMC 0,2% dalam gelas beker

2) Larutan dituang ke dalam labu takar 250 mL dengan corong dan tambahkan larutan Na-CMC 0,2% sampai tanda batas

3) Sampel dikocok hingga homogen

E. Larutan Buffer Sitrat pH 4,5

1. Pembuatan sodium sitrat (C6H5Na3O7 2H2O) 0,1M

Sodium sitrat ditimbang seberat 29,4 gram.

Dilarutkan dengan akuades hingga volume 1000 mL. 2. Pembuatan asam sitrat (C6H8O7) 0,1 M

Asam sitrat ditimbang seberat 19,2 gram.

Dilarutkan dengan akuades hingga volume 1000 mL. 3. Prosedur pembuatan larutan buffer sitrat 0,1 M pH 4,5

Larutan asam sitrat 0,1 M sebanyak 25,5 mL dicampurkan dengan 24,5 mL larutan sodium sitrat 0,1M kemudian ditambahkan akuades sampai volume 100 mL. pH dicek dengan menggunakan pH universal untuk mendapatkan pH 4,5 dengan menambahkan larutan asam sulfat (1N) atau larutan sodium hidroksida (1N).

F. Larutan NaCl 0,9%

Larutan NaCl 0,9% sebanyak 250 mL =

x 250 = 2,25 g

2) Dilarutkan di dalam gelas beaker menggunakan akuades 3) Dipindahkan ke dalam labu ukur 250 mL

4) Ditambah akuades sampai tanda batas kemudian dikocok hingga homogen.

Lampiran 3. Perhitungan dosis Streptozotocin-Nicotinamide secara intraperitonial

Dosis steptozotocin yang digunakan = 60 mg/kg bb ≈ 12 mg/ 200 g bb

Sehingga untuk membuat 100 mL larutan streptozotocin dibutuhkan 120 mg streptozotocin. Konsentrasi larutan streptozotocin adalah 12 mg/mL

Dosis nicotinamide yang digunakan = 120 mg/kg bb ≈ 24 mg/ 200 g bb

Sehingga untuk membuat 100 mL larutan nicotinamide dibutuhkan 240 mg nicotinamide. Konsentrasi larutan nicotinamide adalah 24 mg/mL

Lampiran 4. Data Kadar Glukosa Darah (mg/dL)

A. Kadar Glukosa Darah Puasa H1 (Pra-Induksi)

Kelompok KGD ± SD CrCl3∙6H2O 93,63 ± 36,63 Cr-Pic 68,76 ± 12,03 Glibenklamid 114,03 ± 40,53 Kontrol Diabetes 81,16 ± 17,83 Kontrol Normal 64,00 ± 17,24

B. Kadar Glukosa Darah Puasa H8 (Pasca-Induksi)

Kelompok KGD ± SD CrCl3∙6H2O 218,80 ± 110,97 Cr-Pic 131,73 ± 33,40 Glibenklamid 227,33 ± 124,50 Kontrol Diabetes 134,96 ± 32,46 Kontrol Normal 46,23 ± 17,82

C. Kadar Glukosa Darah Puasa H64 (Setelah Perlakuan)

Kelompok KGD ± SD CrCl3∙6H2O 90,20 ± 54,05 Cr-Pic 81,36 ± 20,62 Glibenklamid 74,90 ± 48,08 Kontrol Diabetes 176,20 ± 30,10 Kontrol Normal 75,50 ± 16,54 Keterangan:

H1 : Hari saat induksi streptozotocin-nicotinamide H8 : 7 hari setelah induksi streptozotocin-nicotinamide H64 : Hari ke-64, setelah 56 hari perlakuan

Lampiran 5. Perhitungan persen penurunan kadar glukosa darah (%GL)

Aktivitas antihiperglikemia ditunjukkan dengan persen penurunan kadar gula (%GL) dengan rumus:

%GL = x 100% a. Senyawa CrCl3∙6H2O %GL = x 100% = 58,775%

b. Kontrol positif Cr-pikolinat %GL = x 100% = 38,233% c. Kontrol glibenklamid %GL = x 100% = 67,052% d. Kontrol diabetes %GL = x 100% = - 30,557% e. Kontrol normal %GL = x 100% = - 63,313%

Lampiran 6. Foto-foto Penelitian

Kristal CrCl3∙6H2O

Pengambilan Sampel Darah

Dokumen terkait