• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Mengingat prinsip kreatif dan inovatif mempunyai pengaruh yang dominan terhadap minat berwirausaha, maka sebagai mahasiswa/i yang telah mempelajari prinsip-prinsip entrepreneurship harus mampu untuk kreatif dan inovatif agar usaha yang akan diajalani berkembang dan maju.

2. Agar lebih mendorong minat berwirausaha, maka perlu menanamkan prinsip kreatif dan inovatif, berani mengambil resiko, sabar, mandiri, dan peka terhadap pasar untuk dapat menjadikan pedoman sebagai kesiapan dalam bersaing di dunia usaha.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat terus mengembangkan penelitian ini. Penelitian menggunakan lima variabel bebas (kreatif dan inovatif, berani mengambil resiko, sabar, mandiri, dan peka terhadap pasar) untuk mengukur minat berwirausaha, bagi peneliti selanjutnya dapat mengganti variabel lain agar dapat menciptakan temuan baru di bidang minat berwirausaha, serta ruang lingkup penelitian diperluas, tidak hanya di Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Entrepreneurship

Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa Inggris, menurut Holt (1992), berasal dari bahasa Prancis yakni dari entreprendre. The Concice Oxford French Dictionary (1980) mengartikan entreprendre sebagai toundertake (menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai); to attempt (mencoba, berusaha). Dalam bahasa Jerman menggunakan kata unternerhmer yang diturunkan dari katakerja unternehmen yang berarti sama dengan arti entrepreneur (Sukardi, 1991). Dalam bahasa Indonesia kata “wirausaha” merupakan gabungan kata wirw (gagah, berani, perkasa)dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. (hutagalung et al, 2008)

Beberapa konsep kewirausahaan seakan-akan identik dengan kemampuan para pengusaha dalam dunia usaha (business). Padahal tidak demikian, kewirausahaan tidak selalu identik dengan waktu atau ciri pengusaha semata, karena sifat ini dimiliki juga bukan pengusaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan baik sebagai karyawan maupun pemerintah. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumberdaya untuk menemukan jalan peluang dan perbaikan hidup. (Mudjiarto, et al: 2006)

Kewirausahaan adalah pedanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemaen dalam bahasa Belanda.

Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.(Hendro, 2011)

Kewirausahaanadalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2008). Inti dari kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang”.

2.1.2 Manfaat kewirausahaan (Zimmerer, et al : 2008) 2.1.2.1 Peluang untuk menentukan nasib Anda sendiri

Memiliki perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para wirausahawan untuk mencapai apa yang penting baginya. Para wirausahawan ingin “mencoba memenangkan” hidupnya, dan para wirausaha menggunakan bisnis untuk mewujudkan keinginan itu.

Setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam bisnis kontruksi, Dougg Donforth dalam Zimmerer, et al(2008:11) memutuskan untuk mewujudkan impiannya membuka took di kota kelahirannya. Danforth mengumpulkan uangnya sebesar 900, menyakinkan anggota keluarganya agar mau meminjamkan sedikit modal, dan membuka tokonya, yang ia bangun menjadi bisnis yang berkembang dengan pesat.Seperti Doug Danforth, para wirausahaan meraih penghargaan intrinsik dengan mengetahui faktor pendorong di belakang bisnisnya.

2.1.2.2 Peluang untuk Melakukan Perubahan

Semakin banyak wirausahawan memulai bisnis karena para wirausahawan melihat peluang untuk membuat perubahan yang menurutnya penting. Mungkin berupa keinginan menyediakan perumahan murah yang layak untuk keluarga di negara sedang berkembang atau mendirikan program daur ulang untuk melestarikan sumber daya bumi yang terbatas, para wirausahaan kini menemukan cara untuk mengkombinasikan kepedulian sosial mereka dengan keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

2.1.2.3 Peluang untuk Mencapai Potensi Sepenuhnya

Terlalu banyak orang yang merasakan bahwa pekerjaan yang dilakukan membosankan, tidak menantang dan, tidak menarik. Bagi wirausahawan, tidak banyak perbedaan antara bekerja dan bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki para wirausahawan merupakan alat intik menggungkapkan dan mengaktualisasikan diri. Wirausahawan mengetahui bahwa satu-satunya batasan terhadap keberhasilan adalah segala hal yang ditemukan oleh kreativitas, antusiasme, dan visinya sendiri. Memiliki perusahaan sendiri membuat para wirausahaawan merasakan adanya pemberdayaan. Barbie Dallman dalam Zimmerer, et al (2008:12) memulai bisnis jasa riwayat hidup pada umur 30 tahun , setelah meninggalkan rasa aman (percekcokan) yang diberikan perusahaan tempatnya bekerja. Pengusaha mengatakan,”memulai perusahaan milik saya sendiri merupakan kebangkitan spiritual. Saya menyadari apa yang penting bagi saya mampu mengikuti minat saya sendiri”.

2.1.2.4 Peluang untuk Meraih Keuntungan

Walaupun uang bukan daya dorong utama bagi kebanyakan wirausahawan, keuntungan bisnis merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan perusahaan. Kebanyakan wirausahawan tidak pernah menjadi superkaya, tetapi banyak diantara mereka yang memang menjadi makmur. Pada kenyataan, hampir 75% dari mereka yang termasuk dalam daftar 400 orang yang terkaya Amerika versi Forbes merupakan wirausahawan generasi pertama! Menurut penelitian Thomas Stenley dan William Danko dalam Zimmerer, et at (2008:12) , pemilik perusahaan sendiri mencapai dua per tiga dari jutawan Amerika. “Orang-orang yang bekerja untuk diri sendiri memliki peluang empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk oaring lain,” ujar Danko. Bisnis jatawan biasanya buak berupa perusahaan yang glamor dan berteknologi tinggi; sebaliknya, malah tidak glamor-besi bekas, pengelsan, pengumpulan sampah, dan sejenisnya.

2.1.4 Fungsi dan Peran Wirausaha

Menurut Suryana (2008), bahwa fungsi dan peranan wirausahaan dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptaka Sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan peluan dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain.

Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Berwirausaha 2.1.5.1 Kreatif dan inovatif.

Menurut Saiman (2014:57), bahwa “Kreativitas dan inovasi adalah modal utama bagi seorang wirausaha”. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti berkreativitas dan berinovasi dalam segala hal.Sedangkan menurut Miraza (2008:27), “berperilaku kreatif menyangkut pada perilaku manusia yang bersifat inovatif yangselalu membuahkan pemikiran-pemikiran baru yang bersifat produktif”. Jika dipahami maka berperilaku kreatif sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang.

Istilah ini bukan sesuatu yang baru namun nyaris tidak diterapkan oleh banyak individu. Pemikiran saja tidaklah cukup tanpa realisasi dari pemikiran tersebut. Individu yang kreatif selalu maju dalam kehidupan karena ia selalu berfiir tentang sesuatu yang baru yang dapat memperkuat posisi kehidupannya baik dalam tingkat kesejahteraan maupun derajatmya ditegah-tengah masyarakat.

Kreatifitas akan menciptakan kedinamisan masyarakat sehingga mayarakat terus berkembang serta mendekati kesempurnaan. Masyarakat yag tidak kreatif tidak paham apa yang dapat dihasilkannya dari sumber daya yang dimilikinya terkecuali melakukan apa yang pernah ia lakukan sebelumnya.Sebab tidak kreatifnya suatu masyarakat ataupun individu sangat banyak:

1. Pertama, karena masyarakat/individu tersebut enggan melakukan perubahan, yang dikaitkan dengan kemungkinan munculnya risiko.

2. Kedua, masyarakat/individu yang cepat puas dengan apa yang telah dicapai dan bersifat inward looking.

3. Ketiga, tidak suka bekerja keras, tidak mau bersaing dalam kehidupan, dan tidak termotivasi dengan perubahan yang terjadi. Menurut Iwanto (2002:112) bahwa “Ciri-ciri entrepreneur adalah mereka yang memiliki daya kreatif dan inovatif tinggi untuk selalu menemukan dan mencoba ide-ide baru”. Memiliki kreatifitas berarti kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan.

Menurut Levit dalam Hutagalung (Hutagalung et al, 2008:14), bahwa “Kreatifitas thinking new things (berfikir sesuatu yang baru) dan inovasi adalah doing new things (melakukan sesuatu yang baru)”. Inovasi berarti aplikasi dari kreatifitas. Keberhasilan seseorang pebisnis akan tecapai apabila berfikir dan melakuakn sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama yang dilakuakn dengan cara yang baru (thinking and doing new things or all thing in new ways).

2.1.5.2 Berani Mengambil Risiko

Menurut Saiman (2014:57), risiko selalu ada dimanapun kita berada. Sering kali kita menghindari dari risiko yang satu, tetapi menemui bentuk risiko lainnya. Namun, yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan

baik-baik sebelum memutuskan sesuatu, terutama yang tingkat risikonya tinggi. Sering kali yang menjadi pertimbangan utama dalam berusaha terutama dalam pengambilan keputusan adalah seberapa besar kemungkinan kita mampu menanggung suatu risiko atau seberapa banyak kita mampu menanggung kerugian atas konsekuensi dari sebuah keputusan. Tidak saja selalu pada seberapa besar manfaat atau keuntungan yang akan mungkin dapat kita peroleh dari suatu pengambilan keputusan usaha kita.

Menurut Suryana (2008:34),seorang wirausaha harus berani menghadapi risik. Semakin besar risiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan. Risiko-risiko ini harus diperhitungkan terlebih dahulu. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam dunia usaha. Karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan diambil. Risiko yang diperihtungkan dengan baik akan lebih banyak mengambil kemungkinan berhasil. Kewirausahaan adalah berani mengambil risiko untuk meraih peluang.

Keberanian mananggung risiko bergantung pada: 1. Daya tarik setiap alternatif.

2. Siap mengalami kerugian.

3. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.

Pemilihan sangat ditentukan untuk mengambil risiko ditentukan oleh: 1. Keyakinan pada diri sendiri.

2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntngan.

3. Kemampuan untuk menilai risiko.

Menurut suatu studi, cirientrepreneur adalah mereka memiliki visi bisnis yang kuat, yang kemudian diterjemahkan ke dalam suatu tujuan yang lebih kongkret; beorientasi kepada hasil, serta bersedia menanggung risiko kegagalan yang harus diambil demi mencapai sukses (Iwanto, 2002:112).Wirausaha harus bisa belajar mengelola risiko dengan cara mentransfer atau berbagi risiko kepada pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan lain sebagainya. Wirausaha yang sukses dinilai dari keinginannya untuk memulai bermimpi dan berani mengambl risiko dalam upaya mewujudkan.

2.1.5.3 Sabar

Menurut Saiman (2014:57), bahwa “Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha adalah kesabaran dan ketekunan”. Sabar dan tekun meskipun harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan,percobaan, dan kendala bahkan diremehkan oleh orang lain. Dengan kesabaran biasanya akan memahami dengan baik bagaimana mengatasi permasalahan yang timbul, sehingga mampu memecahkan dan menghadapinya dengan baik dan optimal.

Menurut Kardimin (2004:28), bahwa “setiap langkah demi langkah tentu membutuhkan kesabaran dan ketekunan”. Tanpa kesabaran, segala sesuatu tidak akan terwujud atau bahkan sia-sia. Dalam mencapai tujuan, jelas akan menghadapi banyak kendala dan rintangan. Semua hambatan yang menghadap hanya dapat diselesaikan dengan keteguhan dan kesabaran. Oleh karena itu, jika anda akan memulai usaha maka perlu memiliki kesabaran dalam hal:

a. Menghadapi rintangan dan cobaan, karena setiap langkah maju pasti ada rintangannya entah itu besar ataupun kecil. Jika anda kurang kesabaran bisa mengalami frustasi atau berhenti di tengah jalan dan akhirnya cita-cita tidak tercapai.

b. Mengatasi segala permasalahan perlu kesabaran yang dinamis. Tentu saja jiwa sabar akan mampu mengeram gejolak yang meluap-luap dan kesabara akan mampu menstabilkan temperature batin utnuk bisa memecahkan semua persoalan itu dengan rapi dan sempurna.

c. Menghadapi cobaan yang berupa musibah. Musibah itu bentuknya bermacam-macam, musibah dalam berwirausaha bisa berupa kebangkrutan, rugi besar. Musibah jelas tidak kita inginkan, tetapi kalau musibah benar-benar menimpa anda, maka kesabaran merupakan obat yang cukup manjur untuk menyembuhkannya. Sabar merupakan kematangan jiwa dalam mensikapi segala persoalan hidup yang kita hadapi. Sabar juga sebagai obat penyembuh luka hati karena sakit atau karena jiwa terguncang oleh berbagai sebab. Dengan mengutamakan kesabaran membuat hati dan jiwa semakin tangguh, tenang, serta kuat menghadapi cobaan.

2.1.5.4.Mandiri

Menurut Saiman Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindarkan ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas usaha kita.Mandiri artinya bebasnya berdiri di atas kaki sendiri, bukan kaki orang lain. Orang mandiri sering disebut juga orang “merdeka”. Mandiri juga

suatu kemampuan yang didasarkan pada kekuatan, kemauan dan hasrat diri untuk berbuat. Dalam bahasa inggris sering disebut independent, lawan dari dependent.

Menurut Hutagalung, et al (2010:6), bahwa “Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggungjawab pribadi”. Ada beberapa penggolongan tentang mandiri, misalnya jiwa mandiri, ekonomi mandiri, mental mandiri dan lain sebagainya. Mandiri jiwanya berarti seseorang tidak terikat atau bergantung kepada seseorang. Ia hanya bergantung pada Tuhan sebagai Dzat pencipta alam semesta. Jiwanya bebas menentukan apa yang menjadi ketetapannya. Rohaninya merdeka dari tekanan dan belenggu pihak lain. Jiwa mandiri akan mempengaruhi hampir keseluruhan pola pikirnya walaupun secara fisik dia diikat, dipenjarakan, dikurung dan sebagainya. Jiwa merupakan sesuatu yang sangat abstrak. Maka orang tidak bisa begitu saja melihat seseorang mandiri atau tidak. Yang paling mengerti atau tidak. Yang paling mengerti adalah diri orang itu sendiri. Ada orang yang dipenjara tetapi tidak merasa bahwa dia berada dalam bui terali besi, karena dia merasa jiwanya sudah merdeka. Banyak ilmuan dan cendikiawan jaman dahulu yang dipenjarakan penguasanya karena menentang kebijakan atau tidak membenarkan apa yang dibenarnya.

Menurut Rumuhat, et al (2006:362), faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian bersumber dari dalam dan dari luar dirinya.:

1. Faktor dari dalam meliputi keadaan keturunan dan kondisi tubuhnya sejak dilahirkan. Faktor ini juga disebut faktor internal. Segala sesuatu yang dibawa anak sejak anak lahir merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Bermacam-macam sifat dari orangtuanya

akan didapatkan dalam diri seseorang seperti bakat, potensial intelektual, dan potensi pertumbuhan tubuhnya.

2. Faktor dari luar disebut pula faktor eksternal atau faktor lingkungan, yaitu semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya. Lingkungan yang dimaksut adalah lingkungan keluarga maupaun lingkungan sosial.

2.1.5.5. Peka terhadap pasar/dapat baca peluang pasar.

Menurut Saiman (2014:58), bahwa “prinsip peka terhadap pasar/dapat membaca peluang pasar adalah prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar di tingkat local, regional, maupun internasional”. Peluang pasar kecil apapun harus didefinisikan dengan baik, sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut dengan baik.

Menurut Suryana (2008:35), bahwa “Semakin tinggi kemampuan wirausaha dalam mengerjakan berbagai tugas, semakin besar pula kemungkinan untuk mengelola peluang menjadi seumber daya produktif”. Seorang wirausaha senantiasa belajar, belajar, dan belajar. Kehidupan ini penuh dengan berbagai peluang dan kesempatan untuk maju, bertumbuh, dan berkembang. Banyak sekali rahasia kehidupan yang harus dipecahkan dan hal-hal baru yang diciptakan oleh umat manusia untuk memenuhi impian dan membangun kenyamanan hidup. Oleh karenanya, senantiasa tersedia ruang bagi munculnya gagasan ataupun ide-ide baru, perubahan, penyempurnaan dalam setiap aspek kehidupan manusia.

2.1.5. Pengertian MinatBerwirausaha

Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta atau menyuruh. Lebih lanjut Tarmudji menyatakan

bahwa minat seseorang dapat diekspresikam melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu objek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Tarmudji, 2006:87). Minat Berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri mahasiswa untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisasi, mengatur menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut(Subandono, 2007).

Menurut Rumihat, et al (2006:365) bahwa “Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat terhadap suatu objek dapat berupa minat terhadap barang, kegiatan atau organisasi. Terbentuknya minat diawali oleh perasaan senang dan sikap positif. Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu sebagai berikut:

1. Minat menimbulkan sikap positif dari suatu objek.

2. Minat adalahsesuatu yang menyenangkan yang timbul dari suatu objek. 3. Minat mengandung unsur penghargaan, menimbulkan suatu keinginan, dan

kegairahan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.

Adapun wirausahawan adalah sesorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya, seperti finansial, bahan mentah, dan tenaga kerja untuk menhasilkan sesuatu yang baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha merupakan gejala psikis ketika sesorang cenderung memperhatikan, memiliki perasaan senang, dan keinginan untuk terlibat dalam pekerjaan wirauaha.

Minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: 1. Sikap kretif,

2. Sikap mandiri, 3. Imajinatif, 4. Motivasi belajar, 5. Bakat, 6. Harga diri, 7. Kepribadian, 8. Jenis kelamin, 9. Usia, 10. Kemampuan, 11. Pengalaman,

12. Kondisi lingkungan tempat tinggal, 13. Informasi, dan

14. Pengetahuan.

Kartono dalam Yuwono (2008:80) menyatakan bahwa “Minat merupakan momen kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting”. Fryer dalam Yuwono (2008:88) menyatakan bahwa “minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang mentimulir perasaan senang pada individu”.

Minat dapat dibentuk melalui pengalaman langsung atau pengalaman yang mengesankan yang menyediakan kesempatan bagi individu untuk mempraktekkan, memperoleh umpan balik dan mengembangkan keterampilan yang mengarah pada efikasi personal dan pengharapan atas hasil yang memuaskan (Lent, Brown, dalam Sondari, 2009).

Riyanti (2003: 21) menjelaskan bahwa “Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakuan apa yang ingin dilakukan bila sesorang memilih”. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan berbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2006:55) menyatakan bahwa ada tujuh alasan mengapa seseorang berminat terhadap kegiatan kewirausahaan, yakni:

1. Ingin memiliki penghasilan yang tinggi. 2. Ingin memiliki karier yang tinggi.

3. Ingin bisa mengarahkan diri sendiri/tidak diatur oleh orang lain. 4. Ingin meningkatkan prestise diri sebagai pemilik bisnis.

5. Ingin menjalankan ide atau konsep yang dimiliki secara bebas. 6. Ingin memiliki kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.

7. Ingin menyumbangkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.

Wirasasmita dalam Suryana (2006:55) dikemukakan beberapa alasan yang menumbuhkan minat seseorang menjadi wirausaha yaitu:

1. Alasan keuangan

Seseorang harus bisa mencari nafkah, mencari pendapatan tambahan agar dapat menjaminan stabilitas keuangannya.

2. Alasan sosial

Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banayk orang, menjadi teladan untuk ditiru oaring lain dan agar dapat bertemu banyak orang.

3. Alasan pelayanan

Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

4. Alasan pemenuhan diri

Seorang atasan harus bisa mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif dan menggunakan potensi pribadi secara maksimum.

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut disajikan ringkasan beberapa hasil penelitian terdahulu yang tampak pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya (2012) Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasisiwa di STIE, MDP, STMIK, MDP, dan STIE MUSI Personal Titude (X1) Subjective Norms (X2) Perceived Behavioral Control (X3) Minat Berwirausaha (Y1) Analisis Regresi Linier Berganda Hasil penelitian Menunjukkan Bahwa Pendidikan Kewirausahaan Berpengaruh Signifikan Terhadap Minat Berwirausaha

Lanjutan Tabel 2.1 No Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

2 Marlize Ganefi, Sri Wulan Windu Ratih, dan Ati Harmini (2012) Enterpreneurshi p Antecedent On Student (Case: Female Students Final Year On Gunadharman University) Efikasi Diri (X1) Persepsi Kesempatan (X2) Pengetahuan Kewirausahaan (X3) Ketakutan Kegagalan (X4) Analisis Regresi Logistik Hirarkikal Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menjadi anteseden berwirausaha pada mahasisiwi semester akhir Universitas

Gunadharma adalah efikasi diri dan perspsi kesempatan

berwirausaha,

sedangkan pengetahuan terhadap wirausahawan lain dan katakutan terhadap kegagalan tidak menjadi faktor penentu mahasisiwi untuk berwirausaha 3 Koranti (2012) Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Minat Berwirausaha Faktor Eksternal (X1) Faktor Internal (X2)

Minat Usaha (Y)

Analisis Linier Berganda

Hasil penelitian bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadharma adalah motivasi berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan adalah kepribadian lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel lingkungan eksternal maupun internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Universitas Gunadharma, baik secara parsial maupun simultan.

Lanjutan Tabel 2.1 No Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 4 Eka Aprilianty (2012) Pengaruh Kepribadian dan Wiarausaha Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan terhadap Minat Berwirausaha Kepribadian (X1) Pengetahuan (X2) Lingkungan (X3) Minat Berwirausaha (Y) Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia Terdapat pengaruh secara bersama-sama anatara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga sebesar 42.2 persen terhadap minat 5 Ximenes (2011) The Influence of Personal and Environmental Factors on Business Start-Ups: A Case Study in the District of Dili and Oecusse, Timor-Leste Demogarfi, Sifat-sifat Pribadi, dan lingkungan memulai bisnis Analisi Linier Berganda Hasil menunjukkan bahwa variabel demografi, Sifat-sifat pribadi, dan faktor lingkungan mempunyai pengaruh positif dan

Dokumen terkait