• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat mendorong perkembangan Perpustakaan Sekolah Luar Biasa Medan.

1. Seharusnya susunan bahan pusttaka di rak disusun berdasarkan nomor klasifikasi, sehingga buku-buku dengan subjek yang sama akan

terkelompok untuk memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka.

2. Pengelola perpustakaan seharusnya mampu mengefektifkan bahan pustaka dan ruangan yang ada supaya lebih menarik dan nyaman bagi pengunjung.

3. Pengadaan bahan pustaka hendaknya dilaksanakan sendiri oleh Perpustakaan tanpa keterlibatan dari pihak luar agar pelaksanaannya lebih efisien.

4. Lokasi perpustakaan SLB-E seharusnya bisa diakses oleh semua siswa, terutama dalam pemilihan tempat yang strategis.

BAB II

PERPUSTAKAAN SEKOLAH 2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Menurut Reitz dalam Hasugian (2004:70) terminologi perpustakaan dalam bahasa inggris adalah library yang berasal dari kata liber yang berarti buku.Dari istilah itu terbentuklah istilah libraries yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Greek dan Romance istilah yang bersesuaian adalah

bibliotheca. Dari istilah ini maka dalam bahasa Belanda perpustakaan

disebut bibliotheek, dalam bahasa Jermandisebut bibliothek, bahasa Prancis bibliotheque, dan pada bahasa Spanyol bibliotheca, serta dalam bahasa Potugis juga disebut bibliotheca. Akan tetapi semua istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani dari kata biblia yang juga artinya adalah tentang buku, kitab.Termasuk istilah kitab suci bible, yang juga berasal dari kata biblia. Oleh karena itu, bible diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Alkitab.

Perpustakaan sekolah merupakan usaha pendidikan. Secara aktif dan positifPerpustakaan Sekolah menyelenggarakan pendidikan yaitu membangkitkan kegemaran dan minat baca, meningkatkan minat baca, membangkitkan minat terhadap hal-hal baru melalui buku-buku referensi, indeks, bibliografi dan lain-lainnya.Selanjutnya perpustakaan sekolah mendidik kerapian, ketertiban disiplin dan tanggungjawab dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca para siswa melalui buku-buku yang tersedia dan dapat menggunakan fasilitas dengan baik.

Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola pemanfaatan koleksi untuk para pemakai perpustakaan.Koleksi perpustakaan terdiri dari bahan-bahan tercetak atau grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain-lain (Soedibyo, 1988:23).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan suatu ruangan yang didalamnya terdapat banyak informasi yang dihimpun dan dikelola dalam berbagai bentuk sehingga dapat dipergunakan oleh pengguna.

Menurut Sulistyo Basuki (1993: 3), “Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual”.

Sedangkan menurut Sutarno NS(2006:11)”Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca”.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah sebuah ruangan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan buku yang dapat digunakan oleh para pengguna.

Reitz (2004: 70) mendefinisikan Perpustakaan Sekolah (school library), A

library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian or media specialist. A school library collection usually contains books, periodicals, and educational media suitable for the grade levels served.

Definisi diatas menyatakan bahwa Perpustakaan Sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf, biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.

Penjelasan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam Sutarno NS (2006: 47), ”Perpustakaan merupakan sarana penunjang proses balajar mengajar di sekolah”. Keberadaanya sebagai salah satu komponen pendidikan merupakan suatu keharusan.

Sedangkan menurut Soeatminah(1992: 37) “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta memberi pelayanan kepada murid dan guru dalam proses belajar mengajar”.

2.2Tujuan dan Fungsi

Menurut Yusuf (2005: 3) Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

b. Membantu menulis kreatifbagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

c. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. d. Menyediakan berbagai sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum.

e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat belajar bagi para siswa.

f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegitan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Menurut Mastini Hardjoprakoso(1992: 10) fungsi Perpustakaan sekolah sebagai perangkat perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian yang terpadu dalam sistem kurikulum mempunyai tugas:

a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar dan mengajar;

b. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga memudahkan penggunanya;

c. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan konsultasi bagi pengajar dan pelajar;

d. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera, mengembangkan daya kreatif;

e. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pengajar dan pelajar tertarik dan dapat menjadi terbiasa dalam menggunakan perpustakaan

Seperti yang dikemukakan oleh Yusuf(2005: 3) Perpustakaan Sekolah mempunyai enam fungsi umum, yaitu:

1. Fungsi Edukatif

Secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2. Fungsi Informatif

Berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

3. Fungsi Rekreasi

Dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan.

4. Riset atau Penelitian

Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

5. Fungsi Pelestarian

Perpustakaan merawat bahan pustaka, baik secara fisik maupun informasi yang terkandung didalamnya melalui konservasi

(perlindungan, pengawetan) dan preservasi (pemeliharaan, penjagaan).Pemeliharaan bahan pustaka tidak ditujukan pada bahan pustaka yang sudah tua dan rusak saja, tetapi juga pada bahan pustaka yang baru.

6. Fungsi Administrasi

Perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, efisien dan akurat.

2.2.1 Pemanfaatan Perpustakaan

Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002: 928) disebutkan bahwa pemanfaatan memiliki makna “proses, cara atau perbuatan memanfaatkan.”

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan berbagai layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Perpustakaan dikatakan berhasil jika pemustaka dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik dan dari pemanfaatan perpustakaan itu, pemustaka dapat memenuhi kebutuhan informasinya.

Perpustakaan tampak bermanfaat apabila benar-benar mempelancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah.Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi antara lain adalah murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid telah terlatih kearah tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya secara terinci.

Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna

perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah (Darmono, 2007: 199).

Bafadal (2008: 5) menjelaskan mengenai manfaat dari perpustakaan sekolah adalah:

1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-muridterhadap membaca.

2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan balajar mandiriyang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknikmembaca.

5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecepatanberbahasa.

6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggungjawab 7. Perpustakaan sekolah dapat mempelancar murid-murid

dalammenyelesaikan tugas-tugas sekolah.

8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.

9. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa banyak manfaat yang didapat dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Tidak hanya untuk siswa, manfaat perpustakaan juga didapat oleh guru dan staf sekolah untuk menemukan sumber-sumber ajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.3Pengelolaan

Pengelolaan perpustakaan merupakan penyelenggaraan tugas pustakawan dalam mengelola perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan,

pengembangan, pemeliharaan dan pelayanan secara terus-menerus yang semuanya diatur dan dikelola oleh perpustakaan (Soedibyo, 1988: 18).

Dahuri (2006: 46) lebih menjelaskan mengenai definisi dan pengertian pengelolaan dengan menggunakan beberapa pemahaman: 1) pengelolaan merupakan proses yang mempertimbangkan hubungan timbal balik antara kegiatan dan suatu proses penyusunan dan pengambilan keputusan secara rasional; 2) Pengelolaan juga suatu proses kontinu dan dinamis yang mempersatukan/mengharmoniskan kepentingan antara berbagai stakeholders dan kepentingan ilmiah; 3) pengelolaan merupakan penyusunan dan pengimplementasian suatu rencana untuk memanfaatkan dan melindungi ekosistem suatu program kerja.

Pengelolaan merupakan bagian dalam menjalankan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber kegiatan secara efesien disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (Sagala, 2006: 13).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Pada prinsipnya pengelolaan perpustakaan meliputi: 1) Koleksi 2) Pembinaan Koleksi 3) Pengadaan 4) Pengolahan 5) Pemeliharaan 2.4 Koleksi

Menurut Yusuf(2005: 9) yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan. Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan yang semuanya dapat

menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstra kurikuler.

Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur (1998: 2), ”Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

Sedangkan menurut Ade Kohar (2003 : 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”.

Secara fisik, jenis koleksi yang diperlukan untuk suatu perpustakaan sekolah dapat dikelompokkan kedalam kategori buku dan bahan bukan buku.Yang pertama meliputi segala jenis buku,yang terakhir meliputi segala jenis bahan yang tidak termasuk ke dalam kategori buku. Rincian uraiannya sebagai berikut.

Menurut Yusuf(2005: 9) jenis-jenis koleksi terdiri dari: 1. Koleksi Buku

Buku disini bisa bermacam-macam jenisnya.Bisa buku yang bermateri fiksi maupun buku yang bersifat nonfiksi.Baik yang pertama maupun yang kedua masing-masing masih banyak variasi dan jenis dilihat dari segi isi maupun bentuk penyajiannya. Misalnya yang termasuk buku-buku fiksi antara lain ada fiksi umum, fiksi ilmiah, dan fiksi sastra. Sedangkan yang termasuk ke dalam buku-buku nonfiksi antara lain meliputi buku-buku-buku-buku ilmiah, ilmiah populer, informasi umum, dan informasi khusus, termasuk di dalamnya ada buku teks.

Untuk perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik disesuaikan dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku yang berdasarkan jenis materi buku yang bersangkutan, buku nonfiksi, dan buku-buku fiksi.

a. Buku-Buku Nonfiksi

1) Buku teks atau buku pelajaran 2) Buku teks pelengkap

3) Buku penunjang

Berikut diberikan beberapa contoh buku-buku yang tergolong kedalam buku-buku atau koleksi referensi (Yusuf, 2007: 12).

a) Kamus

Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaannya dalam kalimat dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tadi.

b) Ensiklopedia

Ensiklopedia sering disebut orang dengan namakamus besar ilmu pengetahuan manusia. Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahanketerangan ringkas tentang arti dari istilah-istilah tadi.

c) Buku Tahunan

Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir (yang sudah lewat).

d) Buku Pedoman, Buku Petunjuk

Dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pintar, sebab dengan membaca buku sejenis ini orang menjadi pintar dan bisa lebih mengetahui akan sesuatu yang masih samar-samar sebelumnya, serta dapat memperlancar kegiatan yang akan dijalankannya.

e) Direktori

Direktori sering disebut juga dengan buku alamat sebab di dalamnya antara lain memuat alamat-alamat seseorang atau badan.

f) Almanak

Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam-macam keterangan antara lain data statistik, ramalan cuaca, dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu, termasuk informasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.

Bibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat.Ia disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek, atau keterangan lain tentang buku.

h) Indeks

Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai dengan keterangan yang menunjukkan tempat istilah tadi berbeda.

i) Abstrak

Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah.

j) Atlas

Bentuknya seperti buku. Berisi kumpulan peta dan keterangan lain yang ada hubungannya dengan peta tadi, misalnya peta hasil tambang, peta politik, peta demografi, dan lain-lain.

k) Dokumen Pemerintah

Dokumen pemerintah atau sering disebut juga dengan penerbitan yang dicetak atas biaya dan tanggungjawab pemerintah.

b. Buku-Buku Fiksi

Menurut Yusuf(2005: 18) yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Ia ditulis atas dasar kehendak dan hayalan pengarangnya saja. Imajinasi pengarang dan juga termasuk kecenderungan perasaan pada saat menulis sering tertuang dalam wujud tulisan pada buku yang ditulisnya. Buku-buku model fiksi ini biasanya dalam bentuk cerita, baik pendek maupun lengkap. Nama lain untuk buku-buku fiksi ini sering dikaitkan dengan novel, romans. Hanya yang terakhir ini lebih mendekati kepada karya sastra dilihat dari bobot tulisannya.

Contoh buku-buku yang termasuk fiksi (Sumardji, P, 2010) yang banyak beredar di pasaran antara lain adalah:

a) Kabut Sutra Ungu karangan Ike Supomo

c) Sejuta Surat Cinta karangan Freddi S d) Malin Kundang

e) Sangkuriang Dayang Sumbi f) Purba Sari Purbararang g) Mundinglaya Dikusuma

Di perpustakaansekolah, buku-buku yang tergolong dalam karya fiksi ini hendaknya mendapat proporsi yang seimbang dengan karya-karya lain yang bukan nonfiksi.

c. Komik (Buku Cerita Bergambar)

Komik termasuk jenis koleksi, biasanya berupa buku yang banyak digemari oleh anak-anak usia sekolah dasar.

1. Koleksi Bahan Bukan Buku

Yang dimaksud dengan bahan bukan buku adalah bahan atau koleksi yang masih dalam bentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah berkala, gambar, globe, map, surat kabar, dan majalah. Karya-karya selipat seperti brosur,

pamphlet atau selebaran juga termasuk ke dalam jenis bahan bukan buku

(Sumarji, P, 2010).

a. Terbitan Berkala (Majalah dan Surat Kabar)

Terbitan berkala atau publikasi berkala biasanya memuat beberapa artikel atau tulisan dari beberapa pengarang serta berbagai berita dan keterangan lain yang dianggap penting, dengan kala terbit secara teratur dan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan kapan terbit terakhirnya.

b. Pamflet

Pamflet merupakan bahan cetakan yang terdiri dari beberapa lembar, namun tidak dijilid, dan berisi tentang berbagai masalah yang masih hangat dan mutakhir.

c. Brosur

Brosur bisa juga disebut dengan sebaran (atau ada yang mengatakan selebaran).

Guntingan surat kabar disebut juga dengan kliping. e. Gambar atau Lukisan

Gambar atau lukisan adalah bentuk karya seni seseorang yang perlu dihargai keberadaannya.

f. Globe

Globe dikenal pula dengan bola dunia. g. Koleksi Bahan Bukan Buku Lainnya

Surat-surat berharga, piagam penghargaan, pandel kenang-kenangan, plakat, piala, dan sebagainya, biasa juga disimpan di perpustakaan.

2.5Pembinaan atau PengembanganKoleksi

“Pembinaan koleksi adalah kegiatan kerja perpustakaan yang berupa tugas menyediakan sumber informasi dan memberikan pelayanan informasi kepada pemakai, sesuai dengan kebutuhan dan minatnya” (Soetimah, 1993: 66).

Menurut Sulistyo-Basuki(1991: 427) “pengertian pengembangan koleksi lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan”. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku-buku tertentu untuk perpustakaan.

Adapun syarat pembinaan koleksi menurut Soetimah (1993: 66) adalah : 1) Minat dan kebutuhan pemakai perpustakaan.

2) Dana dan sarana. 3) Prosedur dan tata kerja. 4) Laporan.

MenurutHerlina (2009) prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan agar pembinaan dan pengembangan koleksi dapat di laksanakan dengan efisien dan efektif adalah:

1. Prinsip Relevansi

Pembinaan koleksi seyogyanya relevan dengan tujuan perpustakaan. Karena setiap jenis perpustakaan mempunyai tujuan tersendiri yang berbeda satu sama lain, maka pembinaan koleksinya pun berbeda-beda.

Pembinaan koleksi hendaknya berorientasi pada minat dan kebutuhan pemakai secara secara individual atau pribadi agar dapat membantu perkembangannya. 3. Prinsip Kelengkapan

Koleksi perpustakaan diusahakan agar lengkap dan setiap jenis pustaka mendapat perhatian yang seimbang agar perawatan dan pemanfaatannya merata.

4. Prinsip Kemutakhiran

Bahan pustaka yang dihimpun hendaknya dipilih yang mutakhir sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar pemakai dapat memperoleh informasi yang selalu sesuai dengan perkembangan zaman.

5. Prinsip Kerja Sama

Hendaknya pembinaan koleksi adalah hasil dari kerjasama dari setiap pihak yang berkepentingan, baik user-nya sendiri ataupun dari perpustakaan luar. Pada umumnya kegiatan pembinaan koleksi meliputi:

1. Pengadaan bahan pustaka 2. Pengolahan bahan pustaka

3. Pemeliharaan/perawatan bahan pustaka.

2.5.1 Pengadaan

“Kegiatan pengadaan bahan pustaka adalah kegiatan mengadakan bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakaan” (P. Sumarji 1993: 23). Sedangkan menurut Eva Philips dalam bukunya membina perpustakaan (1992: 108) “pengadaan adalah kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi”.

Menurut Sulistyo Basuki (2001: 17) pengadaan bahan pustaka merupakan konsep yang mengacu kepada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk mengembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi serta mencapai sasaran unit informasi. Rangkaian kegiatan pengadaan bahan atau koleksi di perpustakaan sekolah ini meliputi kegiatan pemilihan koleksi dan cara atau teknik pengadaannya.

Dasar dari pengadaan koleksi untuk perpustakaan sekolah adalah dengan memerhatikan kebutuhan-kebutuhan segenap anggota masyarakat sekolah yang bersangkutan, terutama para murid dan guru.

Dalam pengadaan bahan pustaka biasanya perpustakan memiliki suatu kebijakan. Menurut Eva Philips (1992: 109) kebijakan pengadaan dari suatu organisasi tergantung pada beberapa hal yaitu :

a. Anggaran

b. Tujuan dan perioritas dari organisasi c. Jenis pemakai dan kebutuhannya

d. Hubungan dengan perpustakaan atau pusat informasi lain e. Kekhususan

f. Staf perpustakaan g. Bahasa

Pengadaan bahan pustaka biasanya diperoleh dengan cara pembelian, hadiah, sumbangan, tukar menukar dan titipan.

1) Pembelian

Pembelian langsung atau pemesanan kepada penerbit, toko buku, atau agen, baik pemesanan secara tetap (standing order) atau sesuai kebutuhan. Adapun alat bantu dalam pemilihan bahan pustaka adalah:

a. Katalog penerbit baik dalam maupun luar negeri b. Bibliografi nasional dan internasional

c. Bibliografi khusus berbagai bidang ilmu d. Daftar tambahan koleksi perpustakaan e. Timbangan buku dan iklan

Setelah buku dipilih maka selanjutnya adalah melakukan pemesanan buku. Menurut Yuyu Yulia (1993: 43) pemesanan buku dapat dilakukan melalui berbagai saluran yang ada yaitu :

a. Toko Buku

Pembelian secara langsung ketoko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang memiliki dana relatifkecil hingga pembelian juga dalam jumlah judul dan eksemplar yang kecil.

b. Penerbit

Pemesanan bahan pustaka dapat dilakukan melalui penerbit baik dalam maupun luar negeri.

Adapun cara pemesanannya adalah :

1. Tentukan penerbit yang dapat melayani pemesanan buku perpustakaan

2. Buatlah daftar pemesanan buku yang dikelompokkan menurut

Dokumen terkait