• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) di kelas VII-C SMP Negeri 7 Bandung, maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini:

1. Untuk Siswa

Siswa diharapkan selalu membiasakan diri untuk berbaur dengan siswa-siswa lainnya baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu, siswa juga harus membiasakan diri untuk berbicara, bercerita, mengungkapkan perasaan dan ide/gagasan/pemikiran serta berusaha melakukan kerjasama dengan baik sebagai upaya untuk lebih mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.

2. Untuk Guru

Guru hendaknya mempelajari pedoman pelaksanaan metode pembelajaran REACT serta mengimplementasikannya di dalam kegiatan pembelajaran.

Lisna Dwi Agustin, 2014

Menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran REACT tidak lepas dari kemampuan guru dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariatif dan memberikan dorongan serta memfasilitasi siswa untuk berhubungan baik dengan siswa-siswa lainnya melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Khususnya dalam pembelajaran IPS yang tidak lepas dari kajian fenomena sosial, sudah seharusnya guru memperbaharui pengetahuannya sehingga siswa lebih peka dengan kehidupan sosial dan tidak hanya mengembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognititifnya saja namun juga memberikan bekal keterampilan yang dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Untuk Sekolah

Metode pembelajaran REACT dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang lebih baik untuk siswa terutama dalam rangka mengembangkan kecerdasan interpersonal. Sekolah hendaknya memberikan dorongan dan memperkenalkan metode pembelajaran REACT sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitaspembelajaran yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal siswa.

185

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Armstrong, T. (2004). Sekolah Para Juara: Menerapkan Mutiplle Intelligences di Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.

Azwar, S. (1997). Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Baharudin &Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruszz Media.

Chaplin, J. P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartono, K). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gardner, H. (2003). Multiple Intellegence (Kecerdasan Majemuk). Batam: Interaksara.

Goleman, D. (2007). Social Intelligence: Ilmu Baru Tentang Hubungan Antar Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

___________. (2000). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hardini & Puspitasari (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia.

Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. Martuti. (2009). Mengelola PAUD: Dengan Aneka Macam Permainan Meraih

Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Kreasi Wacana Offset.

Moleong, L. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Musfiroh, T. (2008). Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka.

Puskur. (2006). Kurikulum KTSP. Jakarta: Depdiknas.

Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Ruhimat, T. dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.

Lisna Dwi Agustin, 2014

Sadewo, S. A. (2009). Mudahnya Mendidik Anak Beda Karakter dan Bakat, Beda Perlakuan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Safaria, T. (2005). Interpersonal Intellegence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.

Sanjaya, W. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

_________. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya, et al. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn. __________ . (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn. __________. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

__________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Somantri, N. (2007). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Suparno, P. (2004). Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Surya, M. (2004). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Wiriaatmadja, R. (2011). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

B. Skripsi dan Tesis

Fauziah, A. (2007). Peningkatan Pemahaman dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ginanjar, A. (2013). Pengembangan Karakter Rasa Ingin Tahu Dalam Pembelajaran IPS Melalui Strategi Pembelajaran Inquiri Sosial. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kartika, A.D. (2011). Penerapan Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

187

Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Karyadi. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Koneksi Geometri dengan Menerapkan Pendekatan CTL Pada Siswa Mts NU AL Hikmah Semarang. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nopiantini, N. (2008). Profil Kecerdasan Interpersonal Siswa. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Norhamidah, D. (2013). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Topik Suhu dan Kalor. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rahyuwinata, D. (2011). Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Konflik Interpersonal Siswa. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Setiawan, B. (2010). Efektifivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Metode Investigasi Kelompok dalam Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suhena, E. (2009). Pengaruh Strategi REACT dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa. (Desertasi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wahyudi, D. (2013). Kontribusi Kecerdasan Interpersonal, Intrapersonal dan Eksistensial Terhadap Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPS Pada MTs di Kab. Bangkalan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

C. Internet

Azizah, M. (2012). Penerapan Metode REACT dengan Setting Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Pemahaman Persamaan Garis Lurus Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Blitar. Tersedia di: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:m_j26Nbpu fAJ:j urnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC7FE7D9CE93F069022FE0 EEB 7F3BEEA1.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a. (6 Februari 2014).

CORD. (2012). The REACT Strategy. Tersedia: http://www.cord.org/the-react-learning-strategy (Diakses 5 Februari 2014).

Crawford, M. (2011). Teaching Contextually: Research, Rationale, and Techniques for Improving Student Motivation and Achievementin

Lisna Dwi Agustin, 2014

Mathematics and Science. Tersedia: http://www.cord.org (Diakses 5 Februari 2014).

___________. (2012). Tersedia di: http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-2131.pdf (Diakses 2 Februari 2014)

Mursid, R. (tanpa tahun). Pengaruh Strategi Pembelajaran Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Sosiologi. Tersedia di: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&ved=0CCcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fdigilib.unimed.ac.id% 2Fpublic%2FUNIMED-Article-25757-6R.MURSID%2520%2520SAMI O -14.pdf&ei=UVwVU_7KBsmPrQf-h4DgAQ&usg=AFQjCNE8XbRqoI-1 8qXBw9fa8OJnPZm7rg&sig2=sQHh5zhaeQhrwlW tXMLK2g&bvm=bv .62286460,d.bmk. (Diakses 6 Februari 2014).

Ni’mah, N. (2007). Penerapan Pembelajaran Kontekstual Strategi REACT Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi. Tersedia di: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YIUv LqwBod UJ:lib.uinmalang.ac.id/?mod%3Dth_detail%26id%3D0316002 5+&cd=1&hl=id&c =clnk&client=firefox-a. (Diakses 6 Februari 2014). Silvrz. (2011). Perilaku Prososial. Tersedia di: http://silvrz.blogspot.com

/2011/11/perilaku-prososial.html(Diakses 2 Februari 2014).

Wahyudi, D. (2011). Kontribusi Kecerdasan Interpersonal, Intrapersonal dan Eksistensial Terhadap Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPS. Tersedia di: http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/ 633/pem belajaran-ips-berbasis-kecerdasan-intrapersonal-interpersonal-dan-eksisten sial.html(Diakses 6 Februari 2014).

Wayan, S. I. dkk. (2014). Pendekatan Kontekstual Berbasis REACT Berbantuan Bahan Ajar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPS. Tersedia di: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Fejournal.undiksha.ac.id%2Find ex.php%2FJJPGSD%2Farticle%2Fdownload%2F1886%2F1638&ei=T2oz kKYSLrQeH8YHIDA&usg=AFQjCNHtZuK4OcWUuHPAGyQrTZuFHf CzA&sig2=MgYqKUpcOJ17VB3G1g4RhA&bvm=bv.62286460,d.bmk. (Diakses 6 Februari 2014).

CATATAN LAPANGAN(Field Notes)SIKLUS III Tindakan ke-1

Hari/Tgl/Bulan : Jumat, 28 Maret 2014

Kelas/Sekolah : VII-C/SMP Negeri 7 Bandung Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Waktu : 10.30 – 11.30

Waktu Deskripsi Komentar

10.30 Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Kemudian mulai memeriksa kebersihan kelas dan mengecek kehadiran siswa. Sambil siswa membuang sampah, guru menyiapkan laptop dan LCD dibantu oleh siswa. Karena siswa terbiasa diajak guru melakukan kegiatan experiencing ke luar kelas, banyak siswa yang bertanya “Bu, kita keluar kelas lagi tidak Bu untuk pengamatan?”, “Bu kita mau pengamatan kemana sekarang Bu?’ dll. Salah seorang siswa meluruskan bahwa mereka melakuka kunjungan ke Sungai Cikapundung itu adalah kegiatan experiencing. Setelah itu, guru mengulas materi sebelumnya dilanjutkan dengan melakukan langkah kegiatan relating dengan mengajukan pertanyaan “adakah diantara kalian yang rumahnya

dekat dengan Sungai

Cikapundung?”. Siswa saling

menunjuk siswa lainnya yang rumahnya dekat dengan Sungai Cikapundung. Kemudian siswa mengemukakan pengalamannya sehari-hari yang berkaitan dengan materi. Siswa juga mengemukakan temuannya pada saat mengunjungi Sungai Cikapundung. Guru mengapresiasi siswa yang mengemukakan pengalamnnya.

Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Suasana kelas lebih hidup, karena siswa saling mengemukakan

pengalamnnya. Tidak hanya itu, siswa sudah terlihat lebih kompak dan suasana kelas lebih harmonis, tidak ada lagi siswa yang tampak tidak berbaur dengan siswa lainnya.

10.40 Guru menampilkan video

penyalahgunaan Sungai

Cikapundung dari mulai hilir hingga ke hulu. Kegiatan ini dilakukan guru sebagai langkah experiencing. Langkah experiencing juga dilakukan dengan memberikan tugas siswa per kelompok untuk mengunjungi Sungai Cikapundung. Sebagai langkah experiencing guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menemukakan apa yang mereka temui dan yang mereka rasakan pada saat mengunjungi Sungai Cikapundung. Masing-masing kelompok terlihat kompak menyampaikan temuannya. Salah seorang siswa menjawab siswa “Disana itu panas Bu, airnya keruh dan kotor. Saya melakukan wawancara dengan Ibu-Ibu pemilik warung yang letaknya dekat dengan Sungai Cikapundung, Ibu itu bilang Sungai Cikapundung memang terkadang masih terlihat ada beberapa sampah ikut mengalir, meskipun penyalahgunaan Sungai sudah ditindak lanjuti oleh Walikota namun kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai sulit dihilangkan. Begitu Bu”, “Bau Bu, airnya coklat, kata tukang sapu yang kebetulan ada disana bilang katanya sampah selalu ada dialiran sungai, bahkan saya sendiri yang melihat Bapa-Bapa itu membuang sampah ke

sungai”, dll. Guru melakukan

kegiatan menanya. Siswa aktif memberikan pertanyaan. Salah satu pertanyaan siswa “Bu kenapa masih ada aja yang membuang limbah ke Sungai seperti sampah padahal kan sudah ada aturan katanya untuk tidak membuang sampah ke Sungai?. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengunjungi Sungai Cikapundung sebagai langkah kegiatan experiencing sehingga siswa bisa ikut mengalami dan memahami makna dari materi yang dibahas melalui kegiatan tersebut. Meskipun siswa tampak kecewa karena pada saat kegiatan pembelajaran di kelas tidak melakukan kegiatan experiencing ke luar kelas seperti biasanya, namun guru berhasil menutupi kekecewaan siswa dengan menampilkan video penyalahgunaan Sungai Cikapundung serta memberikan motivasi kepada siswa untuk mengemukakan hasil temuannya pada saat mengunjungi Sungai Cikapundung.

““karena tidak membayar iuran kebersihan sehingga membuang sampahnya ke sungai”, “karena sudah menjadi kebiasaan Bu”, “karena ga ada yang lihat Bu soalnya kalau ada yang lihat pasti ga jadi buang sampahnya ke

sungai”. Jawaban yang diberikan

siswa diiringi dengan gelak tawa mereka, namun guru bisa memfokuskan perhatian siswa kembali. Sebelum memasuki kegiatan applying siswa diberikan kesempatan untuk bertanya “Bu kenapa masih ada aja yang membuang limbah ke Sungai seperti sampah padahal kan sudah ada aturan katanya untuk tidak membuang sampah ke Sungai?. Siswa lainnya secara kompak memberikan jawaban sambil tertawa “karena tidak membayar iuran kebersihan sehingga membuang sampahnya ke sungai”, “karena sudah menjadi kebiasaan Bu”, “karena ga ada yang lihat Bu soalnya kalau ada yang lihat pasti ga jadi buang sampahnya ke sungai”.

10.50 Guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan applying dengan melakukan kegiatan pemecahan masalah terkait penyebab, dampak serta solusi untuk mengatasi masalah

penyalahgunaan Sungai

Cikapundung menjadi tempat pembuangan limbah. Siswa membuat tugas tersebut dengan mind mapping. Siswa terlihat saling membagi tugas membawa perlengkapan untuk membuat mind mapping. Mereka melakukan kerjasama dengan baik dan saling membantu dalam membuat mind mapping. Dalam langkah cooperating dilakukan guru dengan membagi siswa ke dalam

Siswa tampak lebih dekat dengan siswa lainnya. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, suasana kelas menjadi lebih hangat. Di sela-sela diskusi siswa saling mencurahkan ide/gagasannya juga saling berbagi dan bercerita yang menunjukan hubungan mereka semakin membaik dan sebagai indikasi mereka mampu mengembangkan kecerdasan interpersonal.

beberapa kelompok secara acak. Siswa sudah tidak merasa keberatan berteman satu kelompok dengan siapapun, dan tampak menikmati kegiatan diskusi kelompok yang dilakukannya. Kegiatan membuat mind mapping berjalan lancar. Semua siswa terlibat dalam diskusi kelompok. Meskpin ada salah satu kelompok yang tidak membawa perlengkapan dengan lengkap sehingga harus meminjam ke kelompok lain, namun hal ini dapat segera diatasi.

11.15 Diakhir kegiatan pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya terkait materi yang telah dibahas. Tidak lama kemudian bel pulang berbunyi dan membuyarkan perhatian siswa. Tidak lupa guru mengingatkan siswa untuk mempresentasikan hasil mind mappingnya pada pertemuan berikutnya. Guru bersama dengan siswa berdoa bersama bersama. Sebelum keluar kelas guru mengarahkan siswa untuk membersihkan kelas dan mengangkat kursinya masing-masing ke atas meja. Pada pukul 11.33 guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam.

Siswa tampak antusias bertanya dan tidak saling menjatuhkan pendapat, dan menyudutkan pendapat siswa lain. Siswa juga mampu secara terbuka memberikan pujian kepada siswa lain yang mind mappingnya tampak bagus. Pembelajaran yang dilakukan telah menunjukan

siswa mampu

mengembangkan kecerdasan interpersonalnya dengan baik.

CATATAN LAPANGAN(Field Notes)SIKLUS III Tindakan ke-2

Hari/Tgl/Bulan : Jumat, 11 April 2014

Kelas/Sekolah : VII-C/SMP Negeri 7 Bandung Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Waktu : 10.30 – 11.30

Waktu Deskripsi Komentar

10.30 Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Kemudian mulai memeriksa kebersihan kelas dan mengecek kehadiran siswa. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru memberikan pertanyaan “apa yang akan terjadi apabila Sungai dibiarkan menjadi tempat pembuangan limbah?”. Seperti biasanya siswa menjawab sambil gelak tawa namun kondisi kelas dapat segera kondusif kembali. . Beberapa jawaban siswa “menimbulkan berbagai penyakit Bu”, “menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi yang menggunakan sungai sebagai sumber mata pencaharian Bu”, “kasihan yang suka mandi sungai Bu, tidak akan bisa mandi”.

Siswa terlihat lebih kompak dan luwes berbaur dengan siswa lainnya. Begitupun dalam

mengemukakan pendapat, siswa tidak segan

mengemukakan pendaoatnya karena tidak lagi saling memberikan ledekan dan menjatuhkan pendapat.

10.40 Guru melakukan kegiatan experiencing dengan menampilkan beberapa gambar-gambar terkait dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan Sungai Cikapundung menjadi tempat pembuangan limbah serta fenomena yang menggambarkan kebiasaan beberapa orang masyarakat yang menyalahgunaan sungai Cikapundung sebagai tempat pembuangan limbah. Beberapa orang siswa berpendapat “kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Sungai mungkin Bu”, “tidak ada

aturan yang tegas Bu”, “sudah menjadi

kebiasaan Bu jadi sulit merubahnya meskipun

ada aturan yang tegas”. Selanjutnya guru dan

siswa melakukan kegiatan tanya jawab.

Dengan

menampilkan video berupa fenomena sosial seperti demikian, membuat siswa lebih terbuka dengan kehidupan sosial yang nyata. Hal ini ditunjukan dengan beberapa komentar kritisnya.

11.50 Sebelum melakukan kegiatan transfering guru menanyakan mind mapping yang telah dibuat siswa dan siswa secara kompak dengan kelompoknya mengacungkan hasil mind mapping yang telah mereka buat. Selanjtunya masing-masing kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan menampilkan mind mapping.. Siswa tampak fokus dengan kegiatan presentasi yang sedang berlangsung. Pada saat sesi tanya jawab dilakukan siswa sudah mampu bersikap lebih baik dan tidak menimbulkan perselisihan.

Suasana kelas kondusif dan hubungan diantara siswa semakin harmonis

11.20 Guru mengevaluasi dan meluruskan beberapa jawaban yang dikemukakan oleh siswa serta memberikan apresiasi kepada siswa karena telah membuat mind mapping yang bagus-bagus. Kemudian guru mengulas materi. Selanjutnya guru memberikan kesimpulan terkait materi yang telah sama-sama dibahas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya terkait materi yang telah dibahas. Beberapa orang siswa memberikan pertanyaan dan mencoba memberikan jawaban kepada temannya. Tidak lama kemudian bel pulang berbunyi dan membuyarkan perhatian siswa. Guru bersama dengan siswa berdoa bersama bersama. Sebelum keluar kelas guru mengarahkan siswa untuk membersihkan kelas dan mengangkat kursinya masing-masing ke atas meja. Pada pukul 12.30 guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam.

Siswa tampak antusias bertanya dan tidak saling menjatuhkan

pendapat, dan menyudutkan

pendapat siswa lain. Siswa juga mampu secara terbuka memberikan pujian kepada siswa lain

yang mind

mappingnya tampak bagus. Pembelajaran yang dilakukan telah menunjukan siswa mampu mengembangkan kecerdasan interpersonalnya dengan baik.

CATATAN LAPANGAN(Field Notes) SIKLUS I Tindakan ke-1

Hari/Tgl/Bulan : Jumat, 14 Maret 2014

Kelas/Sekolah : VII-C/SMP Negeri 7 Bandung Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Waktu : 10.30 – 11.30

Waktu Deskripsi Komentar

10.32 Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Kemudian mulai memeriksa kebersihan kelas dan mengecek kehadiran siswa. Setelah itu, guru mengulas materi sebelumnya dilanjutkan dengan melakukan langkah kegiatan relating dengan mengajukan pertanyaan “adakah disini

yang rumahnya di Cieunteung?”,

“pernahkah tempat tinggal kalian terkena musibah banjir?”, “lalu upaya apa yang biasanya dilakukan masyarakat lakukan sebagai upaya untuk mengatasi agar banjir tidak terulang kembali?”. Beberapa orang siswa mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan. “Pernah Bu, melakukan kebersihan lingkungan, tapi tetap kalau hujan masih sering banjir Bu”, “Saya Bu, membuang sampah pada tempatnya tapi tetep saja banjir Bu”, dan lain-lain. ”. Kemudian guru bertanya “seharian ini apa kalian sudah melakukan perilaku

membuang sampah sembarangan?”. Siswa

menjawab, “Tidak Bu”, “Bu saya pernah membuang sampah sembarangan tapi itu cuma bungkus permen karet Bu, kecil sampahnya”, “Kalau tidak lupa sih, seharian ini saya selalu membuang sampah pada tempah sampah Bu”. Beberapa siswa yang mencoba menjawab pertanyaan dari guru ditimpali oleh siswa lain dengan memberikan ejekan dan tawaan.

Dengan guru

menghubungkan materi dengan pengalaman siswa memudahkan siswa untuk memahami materi, hanya saja guru

tidak banyak

memberikan motivasi kepada siswa untuk mengemukakan

pengalamannya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

10.45 Guru melakukan langkah kegiatan mengamati dengan menampilkan menampilkan gambar-gambar terkait dengan fenomena banjir di Cieunteung,

Dengan menampilkan fenomena nyata melalui gambar serta video, membuat siswa terbuka

kebiasaan membuang sampah sembarangan serta gambar-gambar terkait dampak-dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa banjir. Selanjutnya menampilkan video yang merupakan potongan berita banjir di Cieunteung. Siswa tampak memperhatikan tayangan yang sedang ditampilkan. Salah seorang siswa memberikan tanggapan “Bu, kalau kita sadar membuang sampah, terus orang lain ga sadar, kan percuma Bu. Lingkungannya tetap kotor dan bisa saja

menimbulkan banjir”. Tanggapan siswa

tersebut menimbulkan celotehan siswa lain “Dilaporkan saja ke Pak RT biar diusir”, “Aturannya harus ditegaskan”, “Ditegur

sama semua warga”.Kemudian guru

mengarahkan siswa melakukan kegiatan exepriencing yang dilakukan dengan mengunjungi parit sekolah. Siswa tampak antusias dan beriringan menuju parit. Di parit guru menjelaskan bahwa parit adalah simulasi kecil dar peristiwa banjir di Cieunteung. Pada saat melakukan kegiatan experiencing tersebut beberapa orang siswa tampak bercanda, lari kesana kemari dan tidak fokus dengan kegiatan yang sedang dilakukan.

mengenai fenomena sosial yang dekat dengan kehidupannya sehingga mendorong siswa untuk lebih peka. Selanjutnya dengan mengajak siswa ke parit mengarahkan siswa untuk memahami makna dari materi yang sedang dibahas dan ikut mengalami dari peristiwa Banjir sesungguhnya yang terjadi Cieunteung serta memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Namun guru kurang memberikan bimbingan dan arahan secara

maksimal dalam

melakukan kegiatan experiencing ke parit sehingga beberapa orang siswa tidak fokus dan asyik bermain dan bercanda dengan temannya.

11.10 Setelah melakukan kegiatan experiencing guru mengarahkan siswa kembali ke kelas. Namun karena letak parit melewati kantin sehingga dijadikan kesempatan oleh beberapa orang siswa laki-laki untuk membeli minum dan terlambat masuk kelas. Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa dan mengarahkan siswa untuk mengemukakan hasil pengamatannya.

Guru tidak secara tegas mengarahkan siswa kembali ke dalam kelas

sehingga siswa

seenaknya

memanfaatkan waktu untuk mampir kesana kemari bahkan ke jajan di kantin sertabersikap santai untuk masuk kelas.

11.15 Guru mengarahkan siswa untuk mengemukakan hasil pengamatannya. Siswa bergantian menyampaikan hasil pengamatannya. Kemudian guru memberikan kesimpulan terkait materi yang telah sama-sama dibahas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Namun bel berbunyi tanda jam pelajaran

Suasana kelas menjadi gaduh karena siswa berlomba-lomba ingin menjadi yang pertama dalam menyampaikan hasil pengamatan. Pada akhirnya, siswa saling meledek hingga saling

berakhir, sontak membuat siswa kegirangan dan membuyarkan perhatian siswa. Namun siswa masih duduk di tempatnya masing-masing dan sempat mendengarkan pemberitahuan guru terkait materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Setelah selesai guru bersama dengan siswa berdoa bersama bersama. Pada pukul 11.33

Dokumen terkait