V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan setelah pengerjaan Tugas Akhir ini antara lain :
1. Setelah melakukan perancangan, lebih baik bila dilanjutkan pada tahap proses produksi, sehingga antena dapat digunakan langsung pada aplikasi WLAN
2. Ada baiknya mencoba untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan menggunakan aplikasi yang lain,
BAB II
ANTENA MIKROSTRIP
2.1 Antena
Pada sistem komunikasi radio diperlukan adanya antena sebagai pelepas energi elektromagnetik ke udara (ruang bebas), atau sebaliknya sebagai penerima energi itu dari ruang bebas.Antena merupakan bagian yang penting dalam sistem komunikasi sehari-hari.Antena kita jumpai pada pesawat televisi, telepon genggam, radio, dan lain-lain.
Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan dan atau menerima gelombang elektromagnetik. Antena sebagai alat pemancar (transmitting antenna) adalah sebuah transducer (pengubah) elektromagnetis, yang digunakan untuk mengubah gelombang tertuntun di dalam saluran transmisi menjadi gelombang yang merambat di ruang bebas, dan sebagai alat penerima (receiving antenna) mengubah gelombang ruang bebas menjadi gelombang tertuntun.[1]
Dengan defenisi antena di atas, diketahui suatu kepastian bahwa di setiap sistem komunikasi nirkabelterdapat komponen yang bisa mengubah gelombang tertuntun menjadi gelombang ruang bebas dan kebalikannya, komponen ini adalah antena. Pada sistem komunikasi nirkabelyang modern, sebuah antena harus berfungsi sebagai antena yang bisa memancarkan dan menerima gelombang dengan baik untuk suatu arah tertentu[1].
2.2 Antena Mikrostrip
Ide atau konsep antena mikrostrip diusulkan pertama kalinya oleh Deschamps pada awal tahun 1950 dan baru dibuat pada sekitar tahun 1970 oleh Munson dan Howell, dan merupakan salah satu antena gelombang mikro yang digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem telekomunikasi modern saat ini seperti : Personal Communication System (PCS), Mobile Satellite Communications, Direct Broadcast Television (DBS), Radio Detection And Ranging (Ra-dar) dan Global Positioning System (GPS) [2].
Antena mikrostrip merupakan salah satu jenis antena yang berbentuk papan tipis yang mampu bekerja pada frekuensi yang sangat tinggi.Antena mikrostrip dibuat dengan menggunakan sebuah substrate yang mempunyai tiga buah lapisan struktur dari substrate tersebut. Struktur tersebut terdiri dari patch antena yang sangat tipis (t<<�0, �0adalah panjang gelombang di ruang hampa) dan bidang pentanahan atau ground plane yang dapat dicetak pada satu atau lebih dielektrik
substrate (h<<�0 , biasanya 0.0003 �0 ≤ h ≤0.05 �0 )[2]. Bagian-bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan memiliki fungsi seperti dijelaskan sebagai berikut [3] :
1. Pacth, merupakan bagian dari antena mikrostrip yang berfungsi sebagai elemen peradiasi gelombang elektromagnetik ke ruang bebas yang terletak dibagian paling atas antena. Bentuk patch antena mikrostrip bermacam-macam, diantaranya segiempat, lingkaran, segitiga, circular ring dan lain sebagainya.
2. Substrate dielektrik, merupakan bagian dari antena mikrostrip yang berfungsi untuk menyalurkan gelombang elektromagnetik yang berasal
dari patch. Dalam perancangan antena mikrostrip, karakteristik substrate
sangat berpengaruh pada besar parameter-parameter antena. Ketebalan dielektrik substratememiliki pengaruh besar terhadap bandwidth antena mikrostrip, dengan menambah ketebalan substrate dapat memperbesar
bandwidth [4].
3. Ground plane, merupakan bagian dari antena mikrostrip yang berfungsi untuk memisahkan substrate dielektrik dengan benda lain yang dapat menggangu radiasi sinyal.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Antena Mikrostrip
Teknologi antena mikrostrip ini sampai sekarang masih merupakan salah satu topik yang menarik di dalam berbagai aplikasi gelombang mikro, baik di bidang akademis, industri, maupun penelitian. Berikut ini Beberapa keuntungan dari antena mikrostrip yaitu [5] :
1. Mempunyai bobot yang ringan dan volume yang kecil.
2. Konfigurasi yang low profile sehingga bentuknya dapat disesuaikan dengan perangkat utamanya.
3. Biaya fabrikasi yang murah sehingga dapat dibuat dalam jumlah yang besar.
4. Mendukung polarisasi linear dan sirkular.
5. Dapat dengan mudah diintegrasikan dengan microwave integrated circuits
(MICs)
6. Kemampuan dalam dual frequency dan triple frequency. 7. Tidak memerlukan catuan tambahan.
Namun, antena mikrostrip juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu : 1. Bandwidth yang sempit
2. Efisiensi yang rendah 3. Penguatan yang rendah
4. Memiliki rugi-rugi hambatan (ohmic loss) pada pencatuan antena array
5. Memiliki daya (power) yang rendah
2.4 Parameter Antena Mirostrip
Kualitas antena dapat dilihat dari kerja parameter antena tersebut. Dengan mengetahui nilai parameter antena, dapat ditentukan apakah suatu antena cocok digunakan pada aplikasi yang diinginkan. Ada beberapa parameter-parameter penting sebagai karakteristik antena yang biasanya ditentukan pada pengamatan medan jauh (far field) [2].
2.4.1 Bandwidth
Bandwidth adalah daerah rentang frekuensi kerja dari suatu antena, dimana pada rentang tersebut antena dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima dan memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu. Pengertian harus dapat bekerja dengan efektif adalah bahwa distribusi arus dan impedansi dari antena pada range frekuensi tersebut benar-benar belum banyak mengalami perubahan yang berarti. Sehingga pola radiasi yang sudah direncanakan serta VSWR yang dihasilkannya masih belum keluar dari batas yang diizinkan.
Nilai Bandwidth dapat diketahui apabila nilai frekuensi bawah dan frekuensi atas dari suatu antena sudah diketahui[6]. Misalkan sebuah antena bekerja pada
frekuensi tengah sebesar fc, namun ia juga masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f1(dibawah fc) sampai dengan f2 (diatas fc), maka lebar bandwidth dari antena tersebut adalah (f1 – f2). Tetapi apabila dinyatakan dalam persen, maka
bandwidth antena tersebut dinyatakan dengan Persamaan 2.1 [7]
��= �2−�1
�� × 100 % (2.1)
Pada antena mikrostrip, ada beberapa jenis bandwidth yang biasanya digunakan dalam perancangan ataupun pengukuran, yaitu [6]:
a. Impedance bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana patch antena berada pada keadaan matching dengan saluran pencatu. Hal ini terjadi karena impedansi dari elemen antena bervariasi nilainya tergantung dari nilai frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan VSWR.
b. Pattern Bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana beamwidth, sidelobe, atau gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu. Nilai tersebut harus ditentukan pada awal perancangan antena agar nilai
bandwidth dapat dicari.
c. Polarization atau axial ratio bandwidth adalah rentang frekuensi di mana polarisasi (linier atau melingkar) masih terjadi. Nilai axial ratio untuk polarisasi melingkar adalah lebih kecil dari 3 dB.
2.4.2 Gain
Gain adalah karakteristik dari antena yang terkait dengan kemampuan suatu antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya atau penerima sinyal dari arah
tertentu. Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi, maka terlebih dahuli harus di tentukan frekuensi kerja (fr) yang di gunakan, agar dapat mencari panjang
gelombang di ruang bebas (λ0) pada persamaan 2.2 [6]
�0 = �
�(2.2)
Setelah nilai (
�
0) di peroleh, maka�
� dapat di hitung. Dimana�
� merupakan panjang gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan 2.3 [6]�� = �ɛ���0
(2.3)
Gain diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.4 [6].
G = 4 ��2 (���
2 ) (2.4)
Dimana :
G = Gain antena
�� = Panjang gelombang bahan dielektrik
(���
2 )= Luas Segitiga
Ada dua jenis pnguatan (gain) pada antena, yaitu penguatan absolute dan penguatan relatif.Penguatan absolute di defenisikan sebgai perbandingan antara intensitas yang di peroleh jika daya yang di terima oleh antena radiasi secara isotropik. Intesitas radiasi yang berhubungan dengan daya yang di radiasikan
secara isotropik sama dengan daya yang di terima oleh antena (Pin) dibagi dengan
4π. Penguatan absolut ini dapat di hitung dengan persamaan 2.5[6]: Gain = 4π �(�.⌀)
���
(2.5)
Dimana :�(�.⌀) : intensitas radiasi pada arah tertentu
Pin: intensitas radiasi yang di terima
Selain penguatan absolute, ada juga penguatan relatif.Di defenisikan sebagai perbandingan antara perolehan daya pada antena referensi pada arah yang di referensikan juga. Daya masukan harus sama di antara kedua antena itu. Akan tetapi antena referensi merupakan sumber isotropis yang lossless.Secara umum dapat dihubungkan dengan persamaan 2.6 [6].
G = d 4��(�.⌀)
�����������(2.6)
Dimana :d :jarak antar antena
Pinlossless : intensitas radiasi diterima yang losslees
2.4.3 VSWR
VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum (│V│max) dengan minimum (│V│min).Pada saluran transmisi
ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang direfleksikan (V0-).Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi
Persamaan 2.7 digunakan untuk mencari nilai VSWR atau S.
� = ││⊽│���
⊽│��� =
1+ │г│
1−│г│ (2.7)
Koefisien refleksi tegangan (г) memiliki nilai kompleks, yang merepresentasikan besarnya magnitudo dan phasa dari refleksi.Dimana besar г
ditentukan dengan Persamaan 2.8.
г= �0− �0+
= ��−�0
��+ �0 (2.8)
dimana Z0 adalah impedansi saluran lossless dan ZL adalah impedansi beban.
Untuk beberapa kasus sederhana, ketika bagian imaginer dari г sama dengan nol,
maka :
1. Г = -1 : Merefleksikan negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat
2. Г = 0 : Tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched
sempurna
3. Г = +1 : Refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka
Kondisi yang paling baik adalah ketika nilai VSWR sama dengan 1 atau S = 1, yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching
sempurna. Namun kondisi ini pada prakteknya sulit didapatkan. Oleh karena itu nilai standar VSWR yang diijikankan untuk simulasi dan fabrikasi antena mikrostrip adalah VSWR lebih kecil sama dengan 2 [6].
Return loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena), sehingga tidak semua daya yang diradiasikan melainkan ada yang dipantulkan kembali. Return loss
menunjukkan adanya perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan [6].
Nilai return loss dapat dicari dengan cara memasukkan koefisien tegangan
[Г] ke dalam Persamaan 2.9:
����������= 20 Log10│г│ (2.9)
Nilai return loss yang baik adalah dibawah -9,54 dB, sehingga dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah dalam keadaan matching. Nilai parameter ini menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak.
2.4.5 Pola Radiasi
Pola radiasi didefenisikan sebagai sebuah fungsi matematika atau representasi grafik dalam fungsi koordinat ruang dari sifat radiasi antena. Sifat radiasi dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang meliputi kerapatan flux, intensitas radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Biasanya sifat dari radiasi yang sangat penting ialah persebaran secara tiga dimensi atau dua dimensi dari energi yang diradiasikan antena [3].
Gambar 2.1 Bentuk Grafis Pola Radiasi Antena
2.4.6 Impedansi Masukan
Impedansi masukan adalah perbandingan antara tegangan dan arus.Impedansi masukan disebut juga sebagai impedansi dari antena tersebut pada terminalnya.Impedansi masukan (Zin) terdiri dari bagian real (Rin) dan imajiner (Xin) dan dapat ditulis sesuai Persamaan 2.10.
��� = ( ��� +����) ٠(2.10)
Daya real (Rin) merupakan daya terdisipasi yang menggambarkan hilangnya daya akibat dari panas atau radiasi. Sedangkan komponen imajiner Xin (reaktansiinput) mewakili reaktansi antena serta daya yang tersimpan di sekitar antena [6].
2.4.7 Keterarahan (Directivity)
Keterarahan dari sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan (rasio) intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata pada satu arah. Intensitas radiasi rata-rata-rata-rata sama dengan jumlah daya yang
diradiasikan oleh antena dibagi dengan 4π. Dengan demikian, keterarahan dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.11 [3].
� = ��
0 = �4 ��
��� (2.11)
Jika arah tidak ditentukan, keterarahan terjadi pada intensitas radiasi maksimum yang didapat dengan Persamaan 2.12 [3].
� = �0 = ����� 0 = 4��� ��� ��� (2.12) dimana : D : Keterarahan D0 : Keterarahan maksimum U : Intensitas radiasi
Umax : Intensitas radiasi maksimum
U0 : Intensitas radiasi pada sumber isotropik Prad : Daya total radiasi
Keterarahan biasanya dinyatakan dalam dB, yaitu 10 Log D0 dB.Dimana Do merupakan maximum directivity dari sebuah antena.Directivity sebuah antena isotropis adalah 1, karena daya yang diradiasikan ke segala arah sama. Untuk antena yang lain, directivity akan selalu lebih dari satu, dan ini adalah figure of merit relatif yang memberikan sebuah indikasi karakteristik pengarahan antena dibandingkan dengan karakteristik pengarahan antena isotropis [3].
2.5 Rugi-Rugi Saluran Mikrostrip
Rugi-rugi pada saluran mikrostrip terjadi pada substrate dan elemen peradiasi antena yang dinyatakan dalam faktor pelemahan (α). Faktor pelemahan yang paling domian pada antena mikrostrip tergantung pada faktor geometri, sifat dielektrik dari substrate dan konduktor, serta frekuensi yang digunakan .Ada 3 jenis rugi-rugi yang utama yaitu rugi-rugi dielektrik, rugi-rugi konduktor, dan rugi-rugi radiasi [10].
2.5.1 Rugi-Rugi Dielektrik
Rugi-rugi dielektrik disebabkan oleh sifat konduktivitas dielektrik dan
dinyatakan sebagai koefisien pelemahan dielektrik (αd).Besarnya rugi-rugi dielektrik pada saluran mikrostrip dinyatakan dengan Persamaan 2.13 [3].
�� = 4.34������� �����−1
��−1 � ���
�0��� ��� � (2.13) dimana:
αd : rugi-rugi dielektrik (dB/cm)
σd : konduktivitas dielektrik (mho/m)
εeff : permitivitas dilektrik relatif efektif (F/m)
εr : permitivitas dielektrik relatif substrat (F/m)
εo : permitivitas ruang hampa (8.854×10-12 F/m) µo : permeabilitas ruang hampa (4π×10-7 H/m)
2.5.2 Rugi-Rugi Konduktor
Suatu saluran mikrostrip yang memiliki rugi-rugi dielektrik yang rendah, maka sumber rugi-rugi utama diakibatkan tidak sempurnanya konduktor yang ada dan besarnya rugi-rugi konduktor dinyatakan dengan Persamaan 2.14 dan 2.15[3].
�� = 8.686�.�� ����� ��� � (2.14) �� = ��.��.� � (Ω) (2.15) dimana: αc : rugi-rugi konduktor (dB/cm) Rs : resistansi permukaan (Ω)
Zo : impedansi karakteristik saluran (Ω)
w : lebar saluran mikrostrip (mm) µ : permeabilitas bahan
σc : konduktivitas konduktor (mho/cm)
Berdasarkan persamaan diatas diperoleh besarnya koefisien pelemahan (α)
merupakan penjumlahan antara rugi-rugi dielektrik (αd) dan rugi-rugi konduktor
(αc) yang dinyatakan dengan Persamaan 2.16 [3].
�= �� +����� ��� � (2.16) dengan:
α : koefisien pelemahan (dB/cm)
αd : rugi-rugi dielektrik (dB/cm)
2.5.3 Rugi-Rugi Radiasi
Rugi-rugi radiasi sangat tergantung pada ketebalan dan konstanta dilektrik
substrate. Rugi-rugi ini dinyatakan dalam bentuk rasio daya yang diradiasikan terhadap daya total yang diberikan ke saluran. Rasio daya yang diradiasikan oleh saluran microstrip open circuit dinyatakan oleh Persamaan 2.17 dan 2.18 [3].
���� �� = 240.�2 �� ��ℎ ��2�����+1 ���� − ����−1 2��������� �� ��������+1 ���−1�� (2.17) ���� ��
=
�� �� (2.18)dari substitusi persamaan diatas, diperoleh Persamaan 2.19.
�� = 240.�2��ℎ ��2�����+1 ���� − ����−1 2��������� �� ��������+1 ���−1��(2.19) dimana : Rr : rugi-rugi radiasi (dB/cm)
Pt : daya total yang diberikan saluran (dB) Prad : daya yang diradiasikan (dB)
�o : panjang gelombang di udara (m) h : tebal substrat (mm)
εeff : permitivitas dielektrik relatif efektif (F/m)
2.6 Antena Mikrostrip Patch Segitiga
Antena mikrostrip merupakan salah satu antena gelombang mikro yang digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem telekomunikasi modern. Antena mikrostrip merupakan sebuah antena yang tersusun atas tiga elemen, yaitu: elemen peradiasi (radiator), elemen substrate dan elemen pentanahan
(ground).Salah satu bentuk patch antena mikrostrip adalah segitiga. Dalam Tugas Akhir ini, akan dibahas mengenai perancangan antena mikrostrip segitiga sama sisi dengan menggunakan slot[9]. Bentuk segitiga memiliki keunggulan dibandingkan dengan bentuk segi empat : yaitu untuk menghasilkan karakteristik radiasi yang sama, luas yang dibutuhkan oleh bentuk segitiga lebih kecil dibandingkan dengan luas yang dibutuhkan oleh antena mikrostrip bentuk segi empat. Bentuk antena mikrostrip patch segitiga dapat dilihat pada Gambar 2.2[9]
Gambar 2.2 Antena Mikrostrip patch Segitiga
Panjang sisi patch antena segitiga sama sisi dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan 2.20 [3].
ɑ
=
2�3��√ɛ�
dan
ɑe= ɑ+h (ɛ�)-1/2 (
2.20)2.6.1 Antena Mikrostrip Slot
Bentuk Celah (slot) pada antena mikrostrip sebenarnya sama seperti bentuk segi empat panjang dan lebar. Celah (slot) merupakan bagian alternatif dari fungsi elemen peradiasi. Untuk bentuk geometri dasar antena mikrostrip terdiri dari elemen konduktor peradiasi (slot) yang di cetak pada substrat. Elemen
peradiasi dapat di eksitasi oleh saluran transmisi koaksial,saluran mikrostrip,atau kopling elektromagnetik. Bentuk antena mikrostip celah (slot) tunggal dapat di lihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3.Antena celah (slot) tunggal.
Pada antena mikrostrip celah (slot) meliputi suatu slot yang memotong pada bidang tanah dengan saluran mikrostrip, sehingga slot akan tegak lurus dengan konduktor pada saluran mikrostrip.[10]
Penambahan slot pada patch bentuk segitiga membuat luas yang dibutuhkan akan semakin kecil dikarenakan salah satu fungsinya celah (slot) yaitu untuk mereduksi ukurannya.
2.7 Dimensi Antena
Dimensi antena mempresentasikan bentuk serta ukuran dari antena mikrostrip. Untuk dapat menentukan dimensi antena patch segitiga, terlebih dahulu harus diketahui parameter bahan yang akan digunakan seperti ketebalan dielektrik (h), konstanta dielektrik (ε), frekuensi kerja yang diharapkan (f ).
Pengaturan panjang dan lebar antena mikrostrip harus sesuai agar bandwidth yang dihasilkan lebar, karena apabila terlalu pendek maka bandwidth yang dihasilkan sempit sedangkan apabila terlalu panjang maka akan dihasilkan bandwidth yang lebar tetapi efisiensi radiasi nya menjadi kecil.
Pendekatan yang digunakan untuk mencari panjang antena mikrostrippatch segitiga,dapat menggunakan Persamaan 2.21 [3].
�= 2�
3��√ɛ� (2.21) dimana :
εr : konstanta dielektrik
c : kecepatan cahaya diruang bebas (3×108 m/s2)
fr : frekuensi kerja antena (Hz)
2.7.1 Menentukan Lebar Saluran Pencatu
Dalam perancangan antena mikrostrip terlebih dahulu kita harus menghitung dimensi antena yang akan di buat yang meliputi panjang sisi patch -nya. Setelah di peroleh panjang sisi segitiga dari patch, langkah selanjunya adalah menentukan ukuran saluran pencatu inset dilakukan dengan menghitung lebar dan panjangnya. Lebar saluran pencatu inset di hitung dengan persamaan 2.22 [3]
�0
ℎ =
8��
�2�−2 (2.22)
Persamaan (2.22) berlaku untuk nilai �0
ℎ < 2, sedangkan untuk �0
ℎ > 2 nilai W0 ditunjukkan oleh Persamaan (2.23) [5].
�0 ℎ = 2 ��� −1−ln(2� −1) +��−1 2�� ���(� −1) + 0.39−0.61 �� �� (2.23)
dengan A dan B bernilai seperti Persamaan (2.24) dan (2.25). �= �0 60���+1 2 +��−1 2�� �0.23 +0.11 �� � (2.24) �= 377� 2�0√�� (2.25)
Untuk menghitung panjang saluran pencatu (y0) digunakan Persamaan (2.26), dimana persamaan ini valid untuk nilai 2 ≤ εr ≤ 10 [8].
�0= 10−4(0.001699��7+ 0.13761��6−6.1783��5+ 93.187��4−682.69��3+
2561.9��2−4043��+ 6697)�
ℎ (2.26)
2.8 WLAN
Perkembangan komunikasi wireless di abad ini sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan manusia ingin berkomunikasi dengan sesamanya tanpa dibatasi oleh jarak dan tempat. Komunikasi wireless yang sedang berkembang saat ini adalah
WLAN dan WiMAX dimana kelebihan dari kedua teknologi ini adalah mobilitas dan produktivitas tinggi, kemudahan dan kecepatan instalasi serta fleksibel.
WLAN adalah suat
802.11 adalah sebuah standart yang digunakan dalam jaringan Wireless / jaringan Nirkabel dan di implementasikan di seluruh peralatan Wireless yang ada. 802.11 di keluarkan oleh IEEE sebagai standart komunikasi untuk bertukar data di udara/ nirkabel.
gelombang radio sebagai media tranmisinya.
IEEE 802.11b merupakan pengembangan dari standar IEEE 802.11 yang asli, yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan hingga 5.5 Mb/s atau 11 Mb/s tapi tetap menggunakan frekuensi 2.45 GHz. Dikenal juga dengan IEEE 802.11
HR. Padaprakteknya, kecepatan maksimum yang dapat diraih oleh standar IEEE 802.11b mencapai 5.9 Mb/s pada protokol TCP, dan 7.1 Mb/s pada protokol UDP.
Metode transmisi yangdigunakannya adalah DSSS.
Standard ini sempat diterima oleh pemakai didunia dan masih bertahan sampai saat ini.Tetapi sistem b bekerja pada band yang cukup kacau, seperti gangguan pada Cordless dan frekuensi Microwave dapat saling menganggu bagi daya jangkaunya. Standard 802.11b hanya memiliki kemampuan tranmisi standard dengan 11Mbps atau rata rata 5MBbit/s yang dirasakan lambat, mendouble (turbo mode) kemampuan wireless selain lebih mahal tetapi tetap tidak mampu menandingi kemampuan tipe a dan g.
Tabel 2.1Chanel WLAN
Frekuensi 2.4Ghz mungkin frekuensi yang paling banyak digunakan dalam WLAN.2.4Ghz digunakan oleh 802.11, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n standart IEEE. Frekuensi 2.4Ghz yang dapat digunakan oleh WLAN dibagi b agi menjadi channel yang berkisar dari 2.4000 sampai 2.4835 Ghz. Di US memiliki 11 Channel, dan setiap channel mempunyai lebar pita 22 Mhz. Beberapa Channel overlap / tumpang tindih dengan yang lainnya dan menyebabkan interferensi.
Karena alasan ini, Channel 1, 6, dan 11 adalah channel yang sering digunakan karena sinyalnya tidak overlap.
2.9 AWR Microwave Office 2004
Awr Microwave Office 2004merupakan software yang digunakan untuk mendesain dan menganalisis kinerja pada radio frequency (RF), microwave,
millimeterwave, analog, dan desain RFIC yang memungkinkan untuk
menggambar langsung kedalam sistem AWR. Microwave Office (MWO) dan
Analog Office (AO) memungkinkan untuk merancang desain sirkuit yang rumit secara linear, non-linear, serta struktur elektromagnet, dan menampilkan layout
dari desain tersebut. Software ini juga bekerja dengan cepat dan menganalisis secara akurat.
Microwave Office merupakan solusi perangkat lunak yang paling komprehensif dalam merancang berbagai jenis rangkaian microwave dan RF.
Microwave office terkenalkarena memiliki user interface yang intuitif. Keunikan dari arsitekturnya membuat perangkat ini dapat berintegrasi dengan produk AWR yang lain, perangkat-perangkat terbaru, perangkat lunak dengan aplikasi khusus dari perusahaan mitra dengan tujuan untuk memudahkan dan mempercepat dalam menyelesaikan rancangan-rancangan pada frekuensi tinggi. Adapun kemampuan dan aplikasi dari Microwave Office adalah sebagai berikut:
Kemampuan :
a. Perancangan schematic/layout.
b. Simulasi rangkaian linier dan non linier. c. Analisa EM
d. Sintesis, optimasi, dan analisis hasil e. DRC/L vs skematik
f. Process designs kits (PDKs) dari berbagai perancangan
Aplikasi :
a. Microwave Integrated Circuits (MIC). b. Papan cetak perancangan RF (PCB). c. Rakitan microwave terpadu.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangAntena mikrostrip adalah suatu konduktor metal yang menempel di atas
ground plane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik. Antena mikrostrip tersusun atas 3 komponen yaitu: ground plane, substratedan patch peradiasi.
Antena mikrostrip merupakan salah satu antena gelombang mikro yang digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem telekomunikasi moderen saat ini.Hal ini disebabkan karena ukuran antena mikrostrip yang kecil dan beratnya yang ringan membuat jenis antena ini sederhana untuk dibuat dan mudah untuk diintegrasikan.[1]
Antena adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem komunikasi wireless/nirkabel(tanpa kabel). Semakin populernya komunikasi
nirkabel membuat kebutuhan akan antena meningkat. Seiring dengan semakin majunya teknologi semikonduktor, menyebabkan ukuran dari perangkat komunikasi yang digunakan semakin mengecil.Oleh karena itu dibutuhkan suatu antena dengan bentuk fisik yang mudah difabrikasi serta memiliki performa tinggi untuk diaplikasikan pada perangkat telekomunikasi nirkabel yang ada. Antena mikrostrip adalah jawaban dari permasalahan diatas[1].
Salah satu bentuk patch dari antena mikrostrip adalah bentuk segi tiga sama sisi. Dimana bentuk segitiga memiliki keunggulan dibandingkan dengan bentuk
rectangular (segiempat), yaitu untuk menghasilkan karakterisasi radiasi yang sama, luas yang dibutuhkan untuk antena segitiga lebih kecil dibandingkan luas antena bentuk segiempat.
Bentuk celah atau slot pada antena mikrostrip sebenarnya sama dengan bentuk antena segi empat dengan panjang dan lebar. Celah atau slot merupakan bagian alternatif dari fungsi elemen peradiasi, dimana salah satu pengaruhnya adalah untuk mereduksi ukurannya.[1]
Pada tugas akhir ini di lakukan studi tentang penggunaan slot pada antena mikrostrip patch segi tiga. Adapun parameter yang di analisis adalah ukuran slot, ukuran patch, VSWR (Voltage Standing WaveRatio), dan gain.Studi dilakukan dengan menggunakan simulator AWR.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada Tugas Akhir ini yaitu:
1. Perancangan antena mikrostrip patch segitga.
2. Perancangan slot pada antena mikrostrip patch segitiga. 3. Analisis perancangan slot terhadap ukuran patch.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui