• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Perjanjian Kredit Bank

BAB III. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT

D. Pengertian Perjanjian Kredit Bank

Perjanjian kredit adalah perjanjian pinjam pakai habis yang tunduk kepada Pasal 1754 KUH Perdata40

39

Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, 2001,hal. 39-140.

yang merupakan kelompok perjanjian khusus (bernama), sehingga perjanjian kredit tergolong dalam kategori KUH Perdata.

40

S. Mantayborbir, et.all, Pengurusan Piutang Macet Pada PUPN/BUPLN (Kajian Teori dan Praktik), Pustaka Bangsa, Jakarta, 2001, hal. 18.

Dari ketentuan ini dapat diketahui bahwa Undang-undang Perbankan menunjuk “ Perjanjian Pinjam Meminjam “ sebagai acuan dari perjanjian kredit, yang diatur dalam Pasal 1754 KUH Perdata, disebutkan bahwa, perjanjian pinjam meminjam ialah “Perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang bisa habis karena pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula “.

Dalam ketentuan perbankan yang berlaku hingga saat ini, belum ditemukan secara tegas tentang bagaimana seharusnya bentuk perjanjian kredit itu dibuat.

Dari definisi kredit yang dikemukakan dalam Undang-undang Perbankan, maka elemen-elemen dari perjanjian kredit itu adalah :

a. Para pihak.

1) Undang-undang Perbankan mengemukakan bahwa pihak yang diperbolehkan untuk menyalurkan atau menyediakan kredit adalah badan tertentu saja yaitu Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat dan bentuk usaha lain yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah (Pasal 21 ayat (1) dan (2)).

2) Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya, wajib mendapat izin usaha sebagai bank umum atau perkreditan rakyat dari Menteri setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia, kecuali kegiatan menghimpun dana dari masyarakat tersebut diatur dalam Undang-undang tersendiri (Pasal 16).

b. Bunga.

Undang-undang Perbankan menentukan bahwa untuk perjanjian kredit ini dapat disyaratkan bunga, namun tidak ada ketentuan tingkat bunga.

c. Batas maksimum pemberian kredit.

Di dalam Undang-undang Perbankan ditentukan bahwa Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan oleh bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan (Pasal 11 ayat (1)).

d. Jaminan.

Jaminan merupakan pengamanan bagi pemberi kredit. Undang-undang Perbankan menentukan bahwa yang dapat menjadi jaminan adalah kelayakan proyek dan barang jaminan, serta hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan.

e. Jangka waktu.

Di dalam perjanjian kredit perlu ditentukan jangka waktu, karena kredit adalah pinjaman dan akhirnya pada suatu waktu harus dikembalikan kepada penyedia kredit.

f. Bentuk perjanjian kredit.

Di lingkungan perbankan perjanjian baku sudah lazim dipergunakan. Perjanjian baku adalah perjanjian yang materinya ditentukan terlebih dahulu

secara sepihak oleh kreditur dan ditawarkan kepada masyarakat untuk digunakan secara massal atau individual.

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITUR/NASABAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK MANDIRI REGIONAL

I/SUMATERA I TBK., MEDAN

A. Proses Terjadinya Perjanjian Kredit Bank pada PT. Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk., Medan

Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti proses perjanjian kredit bank adalah: “Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud mempermudah calon Debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku”.41

Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa proses terjadinya perjanjian kredit dilakukan dengan beberapa tahap dimana tujuannya adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, baik itu diterima ataupun ditolak.

Sedangkan Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti proses perjanjian kredit bank adalah :

1. Persiapan kredit

2. Analisis atau penilaian kredit.. 3. Keputusan kredit.

4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit.

41

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Alfabeta, Bandung, 2004, hal. 55.

5. Supervisi kredit dan pembinaan debitur.42

Berdasarkan kutipan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa proses terjadinya perjanjian kredit dilakukan demi lancarnya proses pemberian kredit. Prosedur yang dilaksanakan dirancang dengan maksud memudahkan para calon Debitur untuk melaksanakan transaksi kredit. Adapun penyajianya dalam bentuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak, baik oleh pihak Bank atau bukan Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.

Proses perjanjian kredit yang dalam bagian ini adalah kredit modal kerja pada PT. Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk., Medan dilakukan dengan adanya permohonan kredit secara tertulis dan langsung diajukan oleh pemohon ke kantor cabang dengan melampirkan persyaratan tertentu yang dipersyaratkan oleh PT. Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk., Medan. Adapun persyaratan tersebut meliputi:

1. Calon debitur menyampaikan surat/form yang didalamnya memuat tujuan penggunaan kredit.

2. Legalitas Calon debitur

a. Akta pendirian (berikut perubahannya).

b. Copy KTP suami/istri yang masih berlaku + buku nikah (disesuaikan dengan aslinya).

c. Susunan pengurus dan pemegang saham berikut keterangan mengenai hubungan dan atau masing-masing anggota pengurus dengan perusahaan lain (jika ada).

42

d. Curriculum vitae dari para pengurus/pemilik. e. Copy NPWP.

3. Legalitas Usaha a. Perijinan.

b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Instansi yang berwenang.

d. Izin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI) dari Instansi yang berwenang.

e. Izin gangguan sesuai ketentuan yang berlaku di daerah setempat.

f. AMDAL untuk rencana usaha/kegiatan yang diwajibkan atau adanya upaya pengelolaan lingkungan (UKL)

g. Upaya pemantauan lingkungan (UPL) atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (SKPPL) sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Data Keuangan

a. Neraca perhitungan laba/rugi minimal 2 (dua) tahun terakhir termasuk tahun berjalan, atau neraca pembukuan bagi usaha/perusahaan yang baru berdiri atau informasi/data keuangan yang dianggap perlu.

b. Realisasi aktiva minimal 6 (enam) bulan terakhir.

c. Rencana biaya dan pendapatan minimal dalam jangka 1 tahun.43

Setelah menerima berkas permohonan tersebut di atas, kantor PT. Bank

43

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk., Medan harus melakukan identifikasi pendahuluan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Bank memastikan kelengkapan persyaratan kredit. 2. Bank menganalisis laporan keuangan calon debitur. 3. Bank melakukan ceking terhadap ID BI.44

Apabila persyaratan sudah lengkap dan berdasarkan analisa kredit usaha calon debitur layak untuk dibiayai maka bank menyanggupi permohonan kredit debitur, selanjutnya bank akan menerbitkan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK). Setelah SPPK disetujui dan telah disepakati oleh calon debitur maka berdasarkan SPPK tersebut dibuatkan Perjanjian Kredit (dalam limit tertentu dibuatkan PK dalam bentuk akta notaril) dan pengikatan jaminan kredit.45

SPPK berisi:

1. Ketentuan dan persyaratan fasilitas kredit. 2. Batas waktu dan masa berlaku SPPK

3. Informasi suku bunga dasar, jangka waktu kredit

4. Konfirmasi persetujuan maupun perubahan dengan cara menandatangani SPPK tersebut, yang nantinya akan menjadi dasar pembuatan Perjanjian Kredit46

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat proses terjadinya kredit modal kerja di PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan yang dapat digambarkan

44

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

45

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

46

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

sebagai berikut:

Gambar 1

Proses Terjadinya Kredit Modal Kerja di PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan47

Tindakan yang harus dilakukan sejak diajukannya permohonan kredit dari nasabah sampai dengan lunasnya suatu kredit yang diberikan oleh bank harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan petunjuk sebagai berikut :

1. Permohonan kredit.

a. Permohonan fasilitas kredit mencakup :

b. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas, c. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan,

d. Permohonan perpanjangan / pembaharuan masa berlaku kredit yang telah berakhir jangka waktunya,

e. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang

47

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

Pengajuan/ permohonan kredit oleh debitur 1. Bank memastikan kelengkapan persyaratan kredit 2. Bank menganalisis laporan keuangan calon debitur 3. Bank melakukan cekng terhadap ID BI Apabila persyaratan sudah lengkap dan berdasarkan analisa kredit usaha calon debitur layak untuk dibiayai maka bank menyanggupi permohonan kredit debitur, selanjutnya bank akan menerbitkan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) Setelah SPPK disetujui dan telah disepakati oleh calon

debitur maka berdasarkan SPPK tersebut dibuatkan Perjanjian Kredit (dalam limit tertentu dibuatkan PK dalam bentuk akta notaril) dan pengikatan jaminan kredit

sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahan / pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya.

2. Berkas.

Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari :

a. Surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan sah, b. Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan

lengkap diisi oleh nasabah,

c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit. 3. Pencatatan.

Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus yang disediakan.

4. Kelengkapan dan berkas permohonan.

Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya. Selama permohonan kredit sedang diproses, maka berkas permohonan harus dipelihara dalam berkas permohonan.

5. Formulir daftar isian permohonan kredit.

Untuk memudahkan bank memperoleh data yang diperlukan, bank mempergunakan daftar isian permohonan kredit yang harus diisi oleh nasabah, formulir neraca, daftar rugi/laba.

6. Penyidikan dan analisis kredit.

Penyidikan (Investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi : a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur,

b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan, baik data ekstren/intern. Termasuk informasi antar bank dan pemeriksaan pada daftar hitam dan daftar kredit macet.

c. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.

d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.

7. Pekerjaan yang dilakukan analisis kredit meliputi :

a. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidaknya dipertimbangkan bagi sautu permohonan kredit.

b. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk pengambilan keputusan atas permohonan kredit.

c. Apabila di dalam struktur organisasi bank tidak terdapat pemisahan bagian penyidikan dan analisis, maka pekerjaan tersebut dilakukan oleh pimpinan tertinggi yang ada di bank.

d. Berkas permohonan dan dokumen laporan untuk menyidikan dan analisis harus diperlakukan sesuai dengan sifat rahasia dari informasi yang diperoleh.

e. Petugas penyidikan dan analisis memelihara catatan seperlunya mengenai pekerjaannya, sehingga dapat dijadikan alat untuk mengetahui dan mentransit pekerjaan yang sudah dan sedang dilakukan.

Data pokok minimal harus memuat mengenai aktivitas usaha disertai analisis seperlunya mengenai :

a. Realisasi pembelian, produksi dan penjualan, b. Rencana pembelian, produksi dan penjualan, c. Jaminan,

d. Laporan keuangan,

e. Aktivitas rekening koran (giro),

f. Data kualitatif dari nasabah/calon debitur.

Pihak bank perlu mengadakan penelitian yang semestinya atas kewajaran dan konsistensi dari data dan informasi yang diterima dari calon debitur, hal ini untuk mencegah kesimpulan yang kurang tepat serta memperlambat pengambilan keputusan.

Penelitian atas realisasi usaha mengenai data-data realisasi pembelian, produksi dan penjualan dalam 3 bulan terakhir, hendaknya dibandingkan dengan realisasi bulan-bulan sebelumnya, baik dalam kuantum maupun nilai rupiahnya. Perbandingan dengan aktivitas rekening untuk pinjaman-pinjaman yang sedang berjalan akan sangat bermanfaat. Khusus mengenai realisasi produksi, perlu dibandingkan dengan kapasitas alat/mesin produksi yang bersangkutan. Kenaikan dan penurunan produk hendaknya dijelaskan secara kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian atas rencana usaha minimal 6 bulan mendatang perlu ditelaah dengan seksama dan membandingkannya dengan perkembangan pada bulan-bulan sebelumnya. Dalam kaitannya dengan rencana produksi, harus diteliti

hubungan rencana dengan kapasitas produksi, analisis break even, penjelasan mengenai sumber serta kontuinitas bahan baku dan lainnya.

Dalam meneliti rencana penjualan hendaknya sejauh mungkin dilakukan analisa pasar guna mengetahui market share yang ada, sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan usaha tersebut.

Penelitian dan penilaian barang jaminan tambahan, harus mensortir jenis barang yang dapat diikat sebagai jaminan secara jurisid perfect saja.

Selain jenis dan nama barang yang dapat diikat sebagai jaminan tambahan, jumlah dan harga taksasi serta status kepemilikannya perlu mendapat penjelasan yang cukup.

Penelitian pendahuluan atas laporan keuangan yang diterima dari calon debitur neraca, daftar laba/rugi (minimal 2 tahun terakhir) harus mendapat perhatian atas kebenaran dan kewajarannya.

Petugas analis membuat penjelasan yang diperlukan mengenai besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan (menurut perhitungan petugas analis), proyeksi arus kas, jangka waktu pemakaian kredit dan pelunasannya.

8. Keputusan atas permohonan kredit.

Setiap keputusan permohonan kredit harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analis kredit, bahan pertimbangan atau informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan, harus dibubuhkan secara tertulis (disposisi). 9. Penolakan permohonan kredit.

oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Langkah yang harus diperhatikan adalah :

a. Semua keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada nasabah dengan disertai alasan penolakannya,

b. Surat penolakan permohonan minimal dibuat dalam rangkap tiga : 1) Asli dikirim kepada pemohon,

2) Lembar ke dua beserta salinan surat permohonan nasabah dikirim kepada direksi,

3) Lembar ke tiga untuk arsip.

c. Dalam hal penolakan permohonan baru, jika diminta semua berkas permohonan dapat dikembalikan kepada pemohon, kecuali surat permohannya.

d. Dalam hal penolakan permohonan perpanjangan, berarti jangka waktu kredit tidak diperpanjang. Bank harus menegaskan kepada nasabah agar segera menyelesaikan semua kewajibannya kepada bank atau mengajukan rencana pelunasannya.

e. Dalam hal penolakan tambahan kredit, maka harus ditegakan bahwa nasabah hanya tetap menikmati limit kredit yang telah disetujui semula. Berkas permohonan tambahan tidak dikembalikan kepada pemohon.

f. Dalam hal penolakan perubahan persyaratan lainnya dari kredit yang sedang berjalan, maka nasabah tetap mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan syarat yang telah disetujui semula.

dengan gejala-gejala yang tidak sehat, maka harus diambil tindakan pengamanan berupa inventarisasi jaminan dan memberikan bimbingan dan pengawasan yang lebih ketat terhadap nasabah.

10. Persetujuan permohonan kredit

Adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.

Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, biasanya ditegaskan syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah.

Setelah pengusaha ekonomi kecil mendapatkan kredit yang dimaksudkan, maka dalam proses berikutnya pihak bank tidak akan berlepas diri mengawasi pelaksanaan penggunaan dana yang dikucurkannya kepada pengusaha ekonomi kecil tersebut. Maka dalam tindakan ini selanjutnya akan diberikan pengawasan dan pembinaan kredit oleh pihak bank kepada pengusaha ekonomi lemah.

Dengan adanya persetujuan kredit dan setelah masa pencairan maka tindakan selanjutnya dari pihak PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan adalah melakukan pengawasan atas kredit yang diberikannya tersebut. Didalam setiap perjanjian kredit Bank dengan debitur, telah diperjanjikan bahwa Bank melakukan pengawasan terhadap usaha debitur dan penggunaan kredit termasuk juga melakukan pengawasan terhadap agunan kredit dan sehubungan dengan hal ini Bank juga berwenang melakukan tindakan-tindakan pengawasan, termasuk pemeriksaan atas segala pembukuan, buku-buku korespondensi dan surat-surat

lain baik oleh Bank sendiri maupun oleh pihak yang ditunjuk Bank.48

Suatu hal yang perlu diketahui dari tindakan pengawasan yang dimaksudkan adalah agar kredit yang diberikan oleh pihak bank tersebut dapat tepat guna dan tepat sasaran.

Hal lainnya yang perlu diketahui dari proses perjanjian kredit di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan adalah semua perjanjian kredit yang dibuat oleh Bank Mandiri dengan debiturnya merupakan perjanjian yang tertulis, jadi tidak ada satupun pencairan kredit yang dilakukan sebelum ditandatanganinya perjanjian kredit secara tertulis dan tidak ada perjanjian kredit yang dibuat secara lisan.49 Selain itu perjanjian kredit yang diterapkan juga tidak dalam bentuk baku, mengingat sebelum adanya perjanjian kredit terlebih dahulutelah diterbitkan surat penawaran pemberian kredit (SPPK) dimana, didalamnya berisi kesepakatan antara Bank dan Calon debitur, persetujuan atas penawaran tersebut berupa pembubuhan tanda tangan oleh debitur didalam SPPK. Syarat dan ketentuan dalam Perjanjian Kredit bisa dibicarakan oleh Calon debitur dan Bank.50

48

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

49

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

50

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

B. Perlindungan Hukum Terhadap Debitur/Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Bank pada PT. Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk., Medan

Lembaga perbankan adalah lembaga yang mengandalkan kepercayaan masyarakat, hal ini dikarenakan bank sangat membutuhkan masyarakat dalam melakukan kegiatan usahanya. Guna tetap mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap bank maka pemerintah harus melindungi masyarakat dari tindakan lembaga ataupun oknum pegawai bank yang tidak bertanggung jawab. Perlindungan terhadap nasabah dalam bidang pelayanan perbankan merupakan suatu ketentuan yang tidak boleh diabaikan begitu saja, dikarenakan nasabah merupakan unsur yang sangat berperan sekali dalam dunia perbankan, dalam ari kata mati hidupnya perbankan bersandarkan pada kepercayaan dari pihak masyarakat/nasabah. Dalam rangka pemberdayaan nasabah jasa perbankan, maka Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang bertanggung jawab sebagai pelaksana otoritas moneter sangat diharapkan sekali mempunyai kepeduliannya. Dengan berlakunya PBI No.7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah memberikan konsekuensi logis terhadap pelayanan jasa perbankan yang ada. Oleh karena itu, pelaku usaha jasa perbankan dituntut untuk:

1. Memberikan pelayanan terbaik dalam melakukan kegiatan usahanya.

2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan jasa yang diberikannya.

3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

4. Menjamin kegiatan usaha perbankan berdasarkan ketentuan standar perbankan yang sudan berlaku.51

Mekanisme yang digunakan dalam rangka perlindungan nasabah oleh Bank Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Memperketat perizinan bank.

Memperketat pemberian izin untuk suatu pendirian bank baru adalah salah satu cara agar bank tersebut kuat dan berkualitas sehingga dapat memberikan keamanan bagi nasabahnya. Undang-Undang Perbankan menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi apabila suatu bank akan didirikan berupa persyaratan sebagai berikut :

a. Susunan Organisasi b. Permodalan

c. Kepemilikan

d. Keahlian di bidang perbankan e. Kelayakan rencana kerja

2. Memperketat pengaturan di bidang perbankann

Pengaturan ini meliputi ketentuan mengenai permodalan, manajemen, kualitas aktiva produktif, likuiditas, rentabilitas dan lain-lainnya. Ketentuan pengaturan tersebut baik secara langsung maupun tak langsung bertujuan melindungi pihak nasabah.

51

3. Memperketat pengawasan bank

Dalam rangka meminimalkan resiko yang ada dalam bisnis bank, maka pihak otoritas, khususnya Bank Indonesia harus melakukan tindakan pengawasan dan pembinaan tehadap bank-bank yang ada baik terhadap bank-bank pemerintah maupun terhadap bank swasta.

Bank Indonesia sebagai pengawas tidak dapat mencampuri secara langsung urusan intern dari bank yang yang diawasinya itu, sebab pengendalian bank tersebut tetap menjadi kewenangan pengurus bank tersebut. Oleh karena itu, harus jelas batas-batas dari ikut campur tangan Bank Indonesia sehingga tidak mengambil porsi kewenangan dari pengurusan bank tersebut. Namun demikian Bank Indonesia tetap sebagai pengawas bank-bank agar memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabah dan melindungi kepentingan nasabahnya.

Hubungan hukum yang terjadi antara nasabah dengan bank dapat terwujud dari suatu perjanjian (dalam hal perjanjian kredit). Pada pelaksanaanya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan dalam melepaskan kreditnya lebih sering menggunakan perjanjian kredit notariil, yaitu yang hanya boleh dibuat atau dihadapan notaris. Oleh sebab itu perlindungan hukum terhadap debitur/nasabah dalam perjanjian kredit pada Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk Medan dilakukan sesuai syarat dan ketentuan dalam perjanjian kredit.52

Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap debitur/nasabah dalam perjanjian kredit pada Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk Medan,

52

Hasil Wawancara Dengan Bapak Basril selaku Team Leader Refional Legal PT. Bank Mandiri (Persero) TBk Medan, tanggal 9 November 2015.

maka kedua belah pihak baik bank maupun nasabah masing-masing memiliki hak dan kewajiban yaitu:

1. Nasabah

a. Hak Nasabah Debitur :

1) Menikmati/menggunakan fasilitas kredit sesuai perjanjian kredit

2) Memperoleh informasi/dokumen dan penjelasan terkait dengan fasilitas kredit yang diterimanya dan agunan kredit

3) Memohon restrukturisasi kredit dengan memenuhi ketentuan yang berlaku di Bank dan fasilitas kredit akan direstrukturisasi apabila menurut kebijakan bank restrukturisasi tersebut memang bisa dikabulkan

b. Kewajiban Nasabah Debitur :

1) Membayar pokok kredit, bunga, denda dan biaya lainnya sesuai perjanjian kredit.

2) Menyerahkan agunan kepada bank untuk diikat sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

3) Mengasuransikan agunan kredit yang insurable.

Dokumen terkait