BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai kandungan kimia dari umbi binahong secara kuantitatif yaitu dengan metode KLT preparatif sehingga dapat diketahui berapa kadar senyawa-senyawa yang terkandung di dalam umbi binahong.
2. Perlu diteliti mengenai potensi antibakteri dari batang, bunga, atau bagian lainnya dari binahong.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat teori dan praktik, hal 33-34, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 1, 5-6, 8, 10-11, 16-17, 25-26, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. Hal 115-122. Fakultas Kedokteran UGM Bagian Mikrobiologi, UGM Press, Jogja
Anonim, 1994. Farmakope Indonesia Edisi IV, 1110-1118, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1995. Farmakologi dan Terapi, 571-583. Bagian Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Jakarta
Anonim, 1996. Staphylococcus aureus .http://www.itis.gov/servlet/singleRpt/
RefRpt?search_topic=all&searchvalue=Staphylococcusaureus .Diakses
tanggal 27 Februari 2007
Anonim, 2000a. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departermen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2000b. Plants For A Future: Database Search Results. http://www.pfaf.ogr/index.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2007 Anonim. 2004. PIW-result-Anredera cordifolia. http://permaculture.info/
index.php. Diakses tanggal 27 Februari 2007
Anonim, 2006a, Koran Merapi: Topik Klinik Alternatif Binahong http://www.koranmerapi.com/article.php?sid=8027). Diakses tanggal 27 Februari 2007
Anonim, 2006b. http://www.liberherbarum.com/pn5494.HTM. Diakses pada 29 Maret 2006
Backer, C.A, 1968. Flora of Java .Volume I. Hal. 240. Noordhoff, Groningen, the Netherlands
Duke, J., 1992. Phytochemical and Ethnobotanical Database. http://www.arsgrin. gov. diakses 27 Januari 2007.
Dwijoseputra, D., 1991. Dasar-Dasar Mikrobiologi. 41-55, Djambatan, Surabaya
Farnsworth, N.R., Phytochemical Screening. Hal 11-19, 35-40, 61-63. Departement of Pharmacognosy and Pharmacology. Colk of Pharmacy, University od Illinois of the Medical Center, Chicago
Gritter, R.J., Bobbit, M. J.,Schwarting, A. E. 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi II, 107-155. Penerbit ITB, Bandung
Gunawan, Didik., Mulyani, Sri, 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Hal 87-90. Penebar Swadaya . Jakarta
Harvey, B., Simon, M.D., 2003. Scientific American Medicine Volume 2. Edisi 2003. Hal 1397-1405. Web MD Inc : New York, USA.
Hendriyana, Yulius 2004. Antibiotik Amoksisilin. http://yulian.firdaus.or.id/ 2004/12/08/antibiotik-amoksisilin Diakses tanggal 22 April 2007
Hugo, W.B dan Russel, A.D. 1987. Pharmaceutical Microbiology. 285-286. Blakwell Sientific Publication, Oxford
Huoghton, P and Raman, A, 1998. Laboratory Handbook for The Fractination of Natural Ekstract .22-52. St. Edmundsburry Press : Sulffolk, Great Britain Jawetz,E. Melnick, J.L, Adelberg, E.A., 1996. Profesional Microbiology.
Diterjemahkan oleh Nugroho, E dan Maulani,R.F, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Meyer, J. J. M, 2004. Antimicrobial activity, toxicity and the isolation of a bioactive compound from plants used to treat sexually transmitted disease.
http://www.elsevier.com/locate/jethpharm. Diakses pada tanggal 27
Februari 2007
Moura-Letts, G., Marcalo,A., 2006. In vivo Wound Healing Activity of Oleanolic Acid Derived from the Acid Hydrolysis of Anredera diffusa. Journal of Natural Products, 2006, vol. 69, No. 6, hal 978-979. Kentucky.
Naim, Rochman, 2006. Kulit Jadi Pertahanan Tubuh Pertama. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/28/ilpeng/994047.htm. Diakses tanggal 27 Februari 2007
Pelzar, M.J., dan Chan E.C.S, 1986, Element of Microbiology. 299-303. Diterjemahkan oleh Hadioetomo, Imas, Tjitrosomo dan Angka. UI Press, Jakarta
Robinson, Trevor.1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. 156-158. Penerjemah: prof. Dr. Kosasih Padmawinata, FMIPA, Penerbit ITB, Bandung
Sato, T., Nagata, M., Engle, L.M., 2005. Evaluation of Antioxidant Activity of Indigenous Vegetables from South and Southeast Asia. http://ss.jircas.affrc.go.jp/english/publication/highlights/2002/pdf/2002-05.pdf . Diakses tanggal 16 Mei 2007
Sulasmono, 1995. Kimia Analisis Intrumen II. 23. Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta
Sumaryono , 2002, Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXI, 3-7. Fak Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya
Suriawiria, U.1986. Pengantar Mikrobiologi Umum. 65-68, Penerbit Angkasa, Bandung
Surini, silvia, 2006. Antiboitik si “Peluru ajaib” (bagian pertama)
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-10-antibiotik,si’peluruajaib(bagianpertama).shtml. Diakses pada tanggal 22 April 2007
Stahl, Egon.1969. Thin Layer Chromatography A Laboratory Handbook. 6-7, 52-59, 245-247, 421-425, 687-693, 705. translate By M.R.F Asworth. Toppan Printing, Singapore
Trease and Evans, 2002. Pharmacognosy. 15th edition. Hal 214-227. University of Nothingham, UK
Tjitrosoepomo, Gembong, 1985. Morfologi Tumbuhan. 104-105. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Vivian, Gabrielle., Fletcher, Alan. 2005. Anredera cordifolia (vine,climber). http://issg.appfa.aucklan.ac.nz/database/species/distribution.asp?si=776&f r=1&sts=. Diakses tanggal 6 Maret 2006.
Wagner, H. Bladt, S., and Zgainski, C.M., 1984. Plant Drug Analysis : a Thin Layer Cromatography Atlas, Springer-Verlag, Tokyo
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melakukan Determinasi dari Balai Penelitian Tanaman Obat
Lampiran 2. Determinasi Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Lampiran 3. Foto Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan foto serbuk
Foto Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Lampiran 4. Foto Hasil Uji Pendahuluan Serbuk Umbi Binahong dengan Uji Tabung
Lampiran 5. Foto Hasil Uji Alkaloid Serbuk Umbi Binahong dengan Uji Tabung
Keterangan :
Foto A1 : Larutan Uji + Pereaksi Dragendorff A2 : Larutan Uji + Pereaksi Meyer
Lampiran 6. Foto Hasil Uji Antrakinon Serbuk Umbi Binahong dengan Uji Tabung
Keterangan :
A. Lapisan atas yang dipisahkan dari larutan B. Lapisan bawah + KOH 0,5 N
Lampiran 7. Foto Hasil Uji Polifenol Serbuk Umbi Binahong dengan Uji Tabung
Keterangan :
A. Serbuk + air (dipanaskan di atas penangas air + FeCl3)
Lampiran 8. Foto Hasil Uji Tanin Serbuk Umbi Binahong dengan Uji Tabung
Lampiran 10. Foto Hasil KLT Ekstrak Etanol Umbi Binahong dengan Deteksi UV 254, UV 365, dan uap amoniak pada Analisis Flavonoid
Keterangan : I : Deteksi UV 254 a. Sampel b. Pembanding Rutin 0,05 % II : Deteksi UV 365 a. Sampel b. Pembanding Rutin 0,05 % III : Deteksi Uap Amoniak
a. Sampel
Lampiran 11. Foto Hasil KLT Ekstrak Etanol Umbi Binahong dengan deteksi UV 254, UV 365, pereaksi Dragendorf pada Analisis Alkaloid
Keterangan : I : Deteksi UV 254 a. Sampel b. Pembanding Skopolamin (1%) II : Deteksi UV 365 a. Sampel b. Pembanding Skopolamin (1%) III: Deteksi pereaksi Dragendorf
a. Sampel
Lampiran 12. Foto Hasil KLT Ekstrak Etanol Umbi Binahong dengan deteksi UV 254, UV 365, dan pereaksi FeCl3 pada Analisis Polifenol
Keterangan : I : Deteksi UV 254 a. Sampel b. Pembanding Eugenol 1% II : Deteksi UV 365 a. Sampel b. Pembanding Eugenol 1% III: Deteksi pereaksi FeCl3
a. Sampel
Lampiran 13. Foto Hasil KLT Ekstrak Etanol Umbi Binahong dengan deteksi UV 254, UV 365, dan pereaksi FeCl3 pada Analisis Tanin
Keterangan : I : Deteksi UV 254 a. Sampel
b. Pembanding Asam tanat 1% II : Deteksi UV 365
a. Sampel
b. Pembanding Asam tanat1% III : Deteksi pereaksi FeCl3
a. Sampel
Lampiran 14. Foto Hasil KLT Ekstrak Etanol Umbi Binahong dengan deteksi UV 254, UV 365, dan pereaksi Anisaldehid Asam Sulfat pada Analisis Saponin
Keterangan : I : Deteksi UV 254 a. Sampel
b. Pembanding Glizerizae Radix 1% II : Deteksi UV 365
a. Sampel
b. Pembanding Glizerizae Radix 1% III : Deteksi pereaksi Anisaldehid Asam Sulfat
a. Sampel
Lampiran 15. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Binahong terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan Metode Difusi paperdisk
Keterangan : A: Kontrol Positif (Amoksisilin 0,03 %) B: Kontrol Negatif (DMSO)
C: Ekstrak etanol umbi binahong 100% D: Ekstrak etanol umbi binahong 75% E: Ekstrak etanol umbi binahong 50% F: Ekstrak etanol umbi binahong 25%
Lampiran 16. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Binahong terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dengan Metode Difusi Paperdisk
Keterangan : A: Kontrol Negatif (DMSO)
B: Kontrol Positif (Amoksisilin 0,03 %) C: Ekstrak etanol umbi binahong 100% D: Ekstrak etanol umbi binahong 75% E: Ekstrak etanol umbi binahong 50% F: Ekstrak etanol umbi binahong 25%
Lampiran 17. Foto Kontrol Pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Kontrol pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853
Foto Kontrol Pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923
BIOGRAFI PENULIS
Skripsi ini disusun oleh Martina Herlianawati. Anak sulung dari dua bersaudara yang lahir di Klaten, 13 Juli 1985 dari pasangan Bapak FX. Untung Puryanto dan Tarsicia Sri Setyani.
Penulis mulai mengenyam pendidikan di TK. S
dampingi oleh para pendamping dan pamong
t Maria Banyutemumpang (1989-1991), kemudian melanjutkan ke SD Kanisius Banyutemumpang (1991-1997), dan SLTPK St. Maria Banyutemumpang (1997-2000).
Setelah itu penulis dibimbing dan di
asrama di SMU PL. Van Lith Muntilan. Tiga tahun kemudian penulis lulus dan melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.