• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Peneliti memberikan saran agar para subjek tetap menjaga dan memberikan ekspresi perasaan yang positif bagi lingkungan dimana mereka berada, tanpa harus mengalami kecemasan dan keraguan. Para subjek harus bisa mendorong dirinya sendiri untuk dapat keluar dari persoalan yang mereka alami, sehingga dengan sikap postif yang dimiliki para subjek, lingkungan sekitar dapat belajar dan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi dalam kehidupan mereka. Seperti yang terjadi pada kasus subjek 2 yang mampu mendorong dirinya secara positif

untuk mengkoordinir sesama pengungsi supaya tidak hidup dalam penyesalan dan ketakutan akibat menjadi korban konflik.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat sosial diharapkan dapat memberikan dukungan yang postif bagi para perempuan korban konflik dalam menemukan jati diri untuk bangkit dari keterpurkan akibat konflik. Hal-hal konkrit yang dapat diberikan bagi para perempuan korban konflik adalah dengan tidak mendiskriminasikan mereka dalam lingkungan sosial, masyarakat sosial harus merangkul para korban konflik dalam setiap kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam masyarakat.

3. Bagi Psikolog dan Pekerja Sosial

Para psikolog sosial agar dapat menemukan intervensi yang tepat dalam menangani proses penangan psikis bagi perempuan-perempuan yang menjadi korban konflik. Psikolog dan pekerja sosial harus mampu mengkaji dan menerapkan teori-teori psikologi sosial dalam kasus-kasus kekerasaan yang melibatkan perempuan.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Disarankan untuk peneliti berikutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang menggali lebih dalam mengenai perempuan-perempuan yang menjadi korban konflik, serta menggali kompetensi budaya-budaya lokal sebagai model pendekatan bagi para korban, seperti pendekatan budaya pela gandong yang ada di Maluku yang dapat diterapkan dalam proses resiliensi bagi korban-korban kekerasaan perempuan akibat konflik. Bukan hanya untuk perempuan korban konflik Ambon tetapi semua perempuan korban konflik yang terjadi di Indonesia dan dimana

saja. Penelitian melalui pendekatan etnografi dan feminisme, dapat digunakan untuk melengkapi data penelitian, melalui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan dapat menjawab siklus permasalahan dan tantangan yang dihadapi saat ini dan masa yang akan datang, sebab kedepan masih banyak kasus-kasus kekerasaan perempuan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bagi Pemerintah Daerah

Diharapkan pemerintah daerah untuk memfasilitasi dan memberikan ruang untuk pengembangan ketrampilan perempuan korban konflik, memberikan kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pelatihan-pelatihan. Pemerintah kota Ambon agar memperhatikan kebutuhan perempuan pasca konflik dengan membuat kebijakan yang berperspektif pada perempuan. Contohnya memperhatikan kebutuhan akan akses kesehatan dan pendidikan yang berbasis gender.

DAFTAR PUSTAKA

Amirrachman, A. 2007. Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso, Jakarta: ICIP.

Algifari, A, 2007, Rekonstruksi Pluralisme Agama di Bumi Kalimantan Tengah, Kalimantan: Borneo Pustaka.

Ahmed, A.S, 2007, Post-traumatic stress disorder, resilience and vulnerability. Advances is Psychiatric Treatment. Bandung. Bartels, D, 2000. Tuhanmu Bukan Lagi Tuhanku: Perang Saudara

Muslim-Kristen di Maluku Tengah (Indonesia) Setelah Hidup Berdampingan dengan Toleransi dan Kesatuan Etnis Yang Berlangsung Selama Setengah Milenium. Jakarta.

Bonanno, G. A., Renicke, C., & Dekelv, S., 2005. Self enhancement among high exposure survivors of the September 11 terrorist Attack: resilience or social maladjusment. Journal Of Personality and Social Psychology. Vol 25, No. 6: 64-74 Bubandt, N & Molnar, A. 2004. Di Pinggir Konflik: Kekerasan, Politik, dan

Kehidupan Sehari-hari di Indonesia Bagian Timur Indonesia,

Jurnal Perempuan Vol 7, No. 2: 101-110

Bergeman, C. S., Ong, A. D., Bisconti, T. L., & Wallace, K. A. 2006. Undrestimate the human capacity to thrive after extremely aversive events? American Journal of Psychology, Vol 33. 11-18

Compton, W.C. 2005. Introduction to Positive Psychology. USA: Thomson Wadsworth.

Coser, L. 1965. The Functions of Social Conflict. New York: Free Press. Dahrendorf, R. 1959. Class and Class Conflict in Industrial Society.

California: Standford University Press.

Dharmawan, A. H. 2006, Konflik-Sosial dan Resolusi Konflik: Analisis Sosio-Budaya. Yogyakarta: Tesis Universitas Gajah Mada.

Everal, D. R., Altrows, J. K., & Paulson, L. B. 2006. Creating a future: a study of resilience in suicidal female adolescents, Jounal of Counseling & Development, Vol 13. 43-55

Friborg, O., Hjemdal, O., Rosenvinge, J. H., & Martinussen, M. 2003. A new rating scale for adult resilience: what are the central protective resorces behind healthy adjustment? International Journal of methods in psychiatric Research, Vol 90. 195-206 Grotberg, H.E. 1995. A Guide Promoting Resilience in Children:

Strengthening The Human Spirit. Bernard Van Leer Foundation.

Hadar, I.A. 2000. Ambon Damai Lebe Bae : Community recovery in Ambon. Kerjasama dengan IDE & the British Council. Jakarta.

Isaacson, B. L. 2001. The role of positive emotions in positive psychology: The broanden-and-build theory of positive emotions, Journal America Psychologist, Vol 29. No, 90: 77-85

Langvard, G.D. 2007. Resilience and commitment to change: a case study of a nonprofit organization. Dissertation. Capella University.

Margawati, M & Aryanto, T. 2000. Konflik antar Agama atau Politisasi Agama, Jurnal Antropologi Indonesia, Vol. 63. No, 10. 60-68 Maguire, B., & Hagan, P. 2007. Disasters and Communities:

Understanding Social resilience. The Australian Journal Of Emergency Management, Vol 56. 225-236

Masten, A.S. Best, K.M. & Garmezy, N. 1990. Resilience adn development: Contributions from the study of children who overcome adversity. Development and Psychopathology. Moleong, J. L. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mahfuzh, M. J. 2007. Psikologi Anak dan remaja Muslim. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Marantika, L. 2007. “Peran Strategis Perempuan Untuk Perdamaian di

Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso, ICIP Jakarta,

Laporan: Selayang Pandang GPP, Ambon.

Mufid, A. S. 2001. Dialog Agama dan Kebangsaan. Jakarta: Zikrul Hakim. Narayanan. A. 2007. Probalistic Orientation and Resilience. Journal of

The Indian Academy of Applied Psychology, Vol 33, 111-119 Pruitt, D. G. & Rubin, J. Z. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Pelu, H. & Ufi, J. A. 2005. “Peranan Civil Society Dalam Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah Kepulauan Partisipatif

Yang Sensitif Bencana di Provinsi Maluku”, Makalah:

Seminar LDP- UNDP-Bappeda, Unpatti, Ambon.

Rembulan, C. L. 2009. Penguatan resiliensi dengan pelatihan strategi koping fokus emosi pada remaja putri yang tinggal di panti asuhan. Yogyakarta: Tesis Universitas Gadjah Mada.

Santoso, T. 2002. Teori-Teori Kekerasan, Jakarta: Ghalia Indonesia. Saputra, A & Syarbaini, S. 2007. Sebab-sebab Munculnya Konflik

Separatis di Thailand Selatan. Jakarta: Universitas Budi Luhur.

Skinner, E. A., Edge, K., Altman. J., & Hayley, S. 2003. Searching for structure of coping: a review and critique of category system for classifying ways of coping. Psychological Bulletin, Vol 2. 20-27

Sulastri, A. 2007. Kearifan lokal jawa dan resiliensi terhadap trauma psikologis pada korban selamat bencana gempa bumi di Bantul Yogyakarta. Kajian Politik Lokal & Sosial-Humaniora.

Yogyakarta: Tesis Universitas Gajah Mada.

Samaddar, S., & Okada, N. 2007. The process of community's coping capacity development in the Sumida Ward, Tokyo - A case study of rainfall harvesting movement. Annuals of Disaster. Tokyo.

Sriyanto, A. 2007. Penyelesaian Konflik Berbasis Budaya Lokal, Jurnal Sosiologis Vol. 5, STAIN Purwokerto.

Sholichatun, Y. 2008. Pengembangan Resiliensi Santri di Pondok Pesantren. Psikoislamika: Jurnal Psikologi Islam, Vol 19. 5-13

Siswanto, 2007. Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan, & Perkembangannya. Yogyakarta: Andi.

Taum, Y. Y. 2006. Masalah-masalah Sosial dalam Masyarakat Multietnik, BKSNT Yogyakarta.

Tamagola, A.T. 2007. “Anatomi Konflik Komunal di Indonesia: Kasus

Maluku, Poso dan Kalimantan 1998-2002, Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso, Jakarta: ICIP.

Toisuta, H. 2007. “Damai-Damai di Maluku!”, Revitalisasi Kearifan Lokal:

Studi resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso, Jakarta: ICIP.

Taylor, S. E. 2006. Health Psychology: Sixth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Tood, J.L., & Worell, J. 2000. Resilience in low-income, Employed, African American women. Psychology of Women Quarterly.

Ufi, J.A. 2006. “Gender Sebagai Konstruksi Sosial Budaya”, Makalah,

Lokakarya Gender: Komisi Perempuan Keuskupan Amboina, Ambon.

Werner, E.E. 1993. Risk, Resilience, and Recovery; Perspectif From The Kauailongitudinal Study. Development and Psychopathology.

Dokumen terkait