• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Peluncuran sertifikat tanah elektronik dalam pelayanan pendaftaran tanah di Indonesia merupakan langkah inovatif dari BPN untuk meningkatkan layanan publik. Agar tujuan baik ini dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat hendaknya sosialisasi mengenai sertifikat tanah elektronik lebih ditingkatkan lagi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap

fungsi dan manfaat sertifikat tanah elektronik sebagai alat bukti hak kepemilikan tanah.

2. Diharapkan pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN dapat membuat peraturan serta kebijakan yang jelas dan tegas mengenai sistem pelayanan publik yang berbasis digital atau elektronik. Dengan adanya peraturan serta kebijakan yang jelas dan tegas, niscaya masyarakat pasti akan dapat lebih menerima pelaksanaan modernisasi pelayanan publik bidang pertanahan yang dapat menyejahterahkan masyarakat. Hal ini juga untuk menghindari penyalahgunaan sistem digitalisasi pelayanan pertanahan.

3. Kementerian ATR/BPN terkhusus BSSN harus terus mengikuti perkembangan zaman yang sehubungan dengan keamanan data demi meningkatkan keamanan data sertifikat tanah elektronik, karena dengan seiring berkembangnya teknologi maka seharusnya akan semakin banyak pula berbagai variasi inovasi-inovasi yang dapat membantu meningkatkan keamanan data-data elektronik.

Daftar Pustaka A. Buku

Amiruddin, & Ratna, K. (2012). Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Arba, M. (2019). Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Bosu, B. (1997). Perkembangan Terbaru Sertipikat (Tanah, Tanggungan, dan Condominium). Jakarta: Mediatama Saptakarya.

Chomzah, A. A. (2002). Hukum Pertanahan Seri Hukum Pertanahan I Pemberian Hak Atas Tanah Negara, Seri Hukum Pertanahan II Sertipikat dan Permasalahannya. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Harsono, B. (2003). Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.

Hasan, A. M. (2009). Kontrak Minyak dan Gas Bumi Berazas Keadilan dan Kepastian Hukum. Jakarta: Fikahati Aneska.

Hutagulung, A. S. (2012). Hukum Pertanahan di Belanda dan Indonesia. Denpasar:

Pustaka Larasan.

Kusumo, S. M. (2013). Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Lubis, M. Y., & Lubis, A. R. (2010). Hukum Pendaftaran Tanah di Indonesia.

Bandung: Mandar Maju.

Muhammad Yamin, e. a. (2019). Hukum Agraria Lanjutan. Medan: USU Press.

Mukti, A. (2006). Pokok-Pokok Bahasan Hukum Agraria. Medan: USU Press.

Narbuko, C., & Achmadi, A. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Parlindungan, A. P. (1986). Pandangan Kondisi Pelaksanaan Undang-Undang Pokok Agraria. Bandung: Alumni.

Parlindungan, A. P. (1991). Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria.

Bandung: Mandar Maju.

Parlindungan, A. P. (1994). Pendaftaran Tanah di Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Ratna, N. K. (2016). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya Pustaka Pelajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saleh, W. (1982). Hak Anda Atas Tanah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santoso, U. (2010). Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santoso, U. (2012). Hukum Agraria Komprehensif. Jakarta: Kencana.

Sembiring, J. J. (2010). Panduan Mengurus Sertifikat Tanah. Jakarta: Visi Media Pustaka.

Sidharta, B. A. (2009). Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju

Siregar, T. A. (2007). Pendaftaran Tanah Kepastian Hak. Medan: Multi Grafik Medan.

Soehadi, R. (1990). Penyelesaian Sengketa Tanah Sesudah Berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria. Surabaya: Karya Anda.

Soerodjo, I. (2003). Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia. Surabaya:

Arkola.

Soimin, S. (2004). Status Hak dan Pembebasan Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.

Sumardjono, M. S. (2008). Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta:

Kompas.

Sutedi, A. (2007). Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya. Jakarta: Sinar Grafika.

Sutedi, A. (2011). Sertifikat Hak atas Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.

Wahid, M. (2008). Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah, Suatu Analisis dengan Pendekatan Terpadu Secara Normatif dan Sosiologis.

Jakarta: Republikan.

Widhi, A.P. (2015). Digitalisasi dan Alih Media. Malang: Universitas Bramelati.

Zaidar. (2010). Dasar Filosofi Hukum Agraria Indonesia. Medan: Pustaka Bangsa Press.

B. Peraturan Perundang-undangan.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Undang-Undang Nomor8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

Peraturan Menteri ATR/ Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Sertipikat Elektronik

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara

Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna

Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-Badan Hukum yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas Tanah

Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 7 Tahun 2016 tentang Bentuk dan Isi Sertifikat Hak atas Tanah.

Herzien Inlandsch Reglement

C. Jurnal

Agustiwi, Asri. (2014) Hukum dan Kebijakan Hukum Agraria di Indonesia, Karanganyar.

Harsono, B. (t.thn.). Land Registration in Indonesia Paper Law Asia. Jakarta:

Conference.

Refialy, L. (2015). Pengamanan Sertifikat Tanah Digital Menggunakan Digital Signature SHA-512 dan RSA.

Sibuea, Harris Yonathan. (2011) Arti Penting Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali, Jakarta.

Sahono, Lina M. (2012) Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah dan Implikasi Hukumnya, Surabaya

Sumardjono, Maria S.W. (1997) Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum dalam Pendaftaran Tanah, Makalah, Yogyakarta.

Utama, Yos Juhan. (2014) Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara, Modul 1, Banten.

Very, Y. R. (2020). Sistem Informasi Pengarsipan Sertifikat Tanah pada Badan Pertanahan Nasional Aceh Besar. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Volume Nomor 2, 52-59.

C. Internet

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pendaftaran, diakses pada 29 Oktober 2021 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tanah, diakses pada 29 Oktober 2021

https://glints.com/id/lowongan/qr-code-adalah/#.YYvZT2BBw_4, Diakses pada 10 November 2021

https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/11/06/kominfo-ajak-masyarakat-amankan-sertifikat-tanah-dengan-migrasi-menjadi-sertifikat-elektronik, diakses pada 11 November 2021

https://ekonomi.bisnis.com/read/20210204/9/1352391/dua-kota-jadi-pilot-project-sertifikat-tanah-elektronik-dimana-saja, diakses pada 11 November 2021

https://kominfo.go.id/content/detail/12924/program-ptsl-pastikan-penyelesaian-sertifikasi-lahan-akan-sesuai-target/0/artikel_gpr, diakses pada 11 November 2021

https://www.atrbpn.go.id/?menu=baca&kd=RhP/iN113Bh6vjON2I9nmv0K0H1b Sz5sXg5E+rUZoAYb0rQeeulsw6GPlYgww6r6, diakses pada 11 November 2021

https://bssn.go.id/tugas-dan-fungsi-bssn/diakses, diakses pada 19 November 2021 https://bsre.bssn.go.id, diakses pada 19 November 2021

Dokumen terkait