• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan produk merupakan faktor yang paling mempengaruhi pengembangan produk maka dari itu hendaknya para pengusaha terus belajar dari pengalaman mereka sehingga dapat meningkatkan penjualan produk dodol di Kabupaten Serdang Bedagai. Maka dari itu para pengusaha hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih strategi pengembangan produk yang akan digunakan misalnya dengan cara memberikan variasi rasa dodol yang baru yang lebih menarik dan mengikuti trend jenis makanan terkini dan terus mengembangkan usaha mereka demi tercapainya tujuan bisnis mereka.

2. UKM dodol di Kabupaten Serdang Bedagai hendaknya lebih memperhatikan fasilitas yang akan digunakan ataupun membeli peralatan produk yang baru sebagai cadangan apabila terdapat kerusakan pada

rasa original, durian, kacang dan pandan sehinggan konsumen tidak jenuh dengan rasa yang itu-itu saja. Jangan terlalu meniru strategi yang dilakukan oleh pesaing, karena apabila sebuah usaha sudah mendapat kepercayaan dari konsumen maka konsumen tersebut akan terus menjadi pelanggan tetap dari toko tersebut.

3. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk menambah variabel lain yang berkaitan erat secara teori terhadap keberhasilan usaha, serta memperluas ruang lingkup penelitian, agar hasil penelitian dapat diperluas.

BAB II

TIN JAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Strategi Pengembangan Produk

Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Tjiptono,2008:3).

Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan

ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:203), pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.

Strategi pengembangan produk dikemukakan oleh Swastha (2010:29-30): 1. Memperbaiki bentuk-bentuk yang telah ada. Dalam strategi ini

perusahaantetap menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi baru dari produknya.

2. Memperluas lini produk. Semua ditujukan untuk menawarkan lebih banyak alternatif pilihan kepada pembeli tentang produknya.

3. Menambah model yang ada. Disini perusahaan menambah beberapa variasi baru pada produknya.

4. Meniru strategi pesaing. Beberapa pengusaha berpendapat bahwa hubungan antara biaya pengembangan produk dengan laba yang akan diperoleh pada waktu mendatang adalah tidak pasti.

5. Menambah produk yang tidak ada kaitannya dengan lini yang ada. Strategi ini dianggap mahal karena produkbaru sering menggunakan proses

produksi yang baru, demikian juga fasilitas-fasilitas untuk promosi dan distribusinya.

Strategi pengembangan produk adalah bagian dari strategi korporasi (corporate strategy). Dalam strategi pengembangan produk terdapat potensi keuntungan maupun risiko dari aktifitas pengembangan produk, dan banyak faktor yang menyebabkan suatu organisasi mempertimbangkan melakukan

pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi menemukan bahwa pendekatan strategi managerial pada aktifitas pengembangan produk baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga meminimasi biaya dan risiko.

Pengembangan produk menurut Lamb, et al (2000:450) adalah strategi pemasaran yangmemerlukan penciptaan produk baru yang dapat dipasarkan, proses merubah aplikasi untuk teknologi baru ke dalam produk yang dapat dipasarkan.

Menurut Swastha (2010:29-30), pengembangan produk adalah suatu proses penemuan ide untuk barang dan jasa termasuk merubah, menambah atau merumuskan kembali sebagian dari sifat-sifat pokok yang sudah ada dalam segi corak, merek dan kuantitas. Pengembangan produk dilaksanakan dengan tujuan untuk melayani pasar yang telah ada sekarang dengan lebih meningkatkan penjualan, memenuhi usaha menemukan barang baru yang lebih baik, serta melaksanakan aktivitas-aktivitas dari teknik penelitian, perekayasaan dan perancangan produk.

Sedangkan menurutHenry Simamora (2000:458) pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial, didasarkan pada asumsi bahwa para pelanggan menginginkan unsur – unsur baru yang akan membantu mencapai tujuan perusahaan.

Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman produk(Ulrich dan Steven, 2001:2).

kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk, yaitu: 1. Pemasaran

Fungsi pemasaran menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.

2. Perancangan (design)

Fungsi perancangan memainkan peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik,software dan lain-lain) dan desain industri (estetika,user interface).

3. Manufaktur

Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk. Secara luas, fungsi manufaktur seringkali mencakup pembelian, distribusi dan instalasi.

Menurut Swastha (2010:43) tahap-tahap dalam pengembangan produk meliputi:

1. Tahap Penyaringan

Tahap ini dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk telah tersedia. Dalam tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari

berbagai macam sumber. Adapun informasi atau ide berasal dari manager perusahaan, pesaing, para ahli termasuk konsultan, para penyalur, langganan, atau lembaga lain.

2. Tahap Analisa Bisnis

Pada tahap ini masing-masing ide dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan ide tersebut dapat menghasilkan laba.

3. Tahap Pengembangan

Pada tahap ini, ide-ide yang telah dianalisa perlu dikembangkan karena ide-ide tersebut dianggap lebih menguntungkan. Pengembangan ini tentunya harus sesuai dengan kemampuan perusahaan.

4. Tahap Pengujian

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan, meliputi: pengujian tentang konsep produk, pengujian terhadap kesukaan konsumen, penelitian laboratorium, test penggunaan, operasi pabrik percontohan, dan tahap komersialisasi.

2.1.2 Keberhasilan Usaha

Menurut Suyanto (2010:179) keberhasilan usaha industri kecildi pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan.

Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2010:66) untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang. Dan suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan. Adapun faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha menurut Suryana (2010:67) yaitu:

1. Kemampuan dan kemauan

Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi seorang wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras

Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3.Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihkan ketika ada kesempatan. Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup

berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir, 2006: 172). 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat

Analisis Hasil Penelitian 1. Kristiningsih, Trimarjono Adrianto (2014) Analisis Faktor- Faktor yang Mempeng aruhi Perkemba ngan Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus pada UKM di Wilayah Surabaya) Independen: Umur, Jenis Kelamin, Pengalaman Kerja, Pendidikan, Sikap dan Mental Pengusaha, Asal Perusahaan, Lama Waktu Operasi, Ukuran Usaha,Sumbe r Modal, Lokasi. Akses Informasi, Analisis Diskrimi nan

Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis diskriminan, menemukan bahwa dari 39variabel/sub variabel karakteristik

individu, karakteristik UKM yang diajukan dalam

penelitian ini ternyata ada 13 variabel yang secara

signifikanmempengaruhiperk embangan. Menengah di wilayah Surabaya yaitu: kemauan kerja keras (hardworker), kepercayaan diri, kemauan belajar, ambisi untukmaju,

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat

Analisis Hasil Penelitian Legalitas,Ak ses Modal, Dukungan Pemerintah, RencanaAks es Modal, Dukungan Pemerintah, Rencana Bisnis, Tim Manajemen, Persaingan, Inovasi. Dependen: Menurun, Tetap, Meningkat.

memperoleh pasar baru, Informasi tentang pesaing, informasi

peluang usaha,

informasipengembangan produk, kemudahan akses modal,

dukungan kebijakan pemerintah, dan pengelolaan manajemen keuangan dan usaha kecil.

2. Delyardi (2014) Pengaruh Lokasi Dan Lingkungan Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Lima Independen: Lokasi usaha, karakteristik bisnis. Dependen: Strategi bisnis Analisis Regresi Linear Berganda

1. Lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Lingkungan jasa berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Faktor di luar lokasi dan lingkungan jasa, seperti ; people, product, price, proses dan promosi juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat Analisis Hasil penelitian 3. Hermanto Bambang (2011) Pengaruh Lokasi Usaha, Karakteristik Bisnis Terhadap Kinerja usaha Industri Kecil di Sulawesi Utara Independen: Lokasi usaha, karakteristik bisnis. Dependen: Strategi bisnis dan kinerja usaha.

1. Lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi bisnis 2. Lokasi usaha berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha 3. Karakteristik bisnis

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap strategi bisnis

4. Karakteristik bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha

5. Strategi bisnis berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja usaha 4. Kiran, Vasanth, Mousumi Majumdar, Krishna Kishore (2012) Inovasi dalam In- Store Promosi: Efek pada Keputusan Pembelian Konsumen Independen: merek dan produk yang dimiliki oleh toko Dependen: Strategi bisnis yang digunakan

Promosi penjualan mencakup hal-hal seperti kontes dan permainan, undian,hadiah produk, sampel kupon, program loyalitas, dan diskon telah terbukti meningkatkan keputusan pembelian. Bidang periklanan telah berkembang dan mencapai masa dalam cara-cara yang dianggap tak terbayangkan satu dekade yang lalu

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat Analisis Hasil penelitian 5. Kenneth C. Adeile, Dr. Amue, GJ (2012) Produk Baru Dan Pengembang an Konsumen Perilaku Inovatifmena rgetkan jumlah produk yang dihasilkan Independen: Menghasilka n produk yang lebih baik, mengganti produk yang ada dengan biaya yang lebih rendah, Dependen: Strategi bisnis dan kinerja usaha Analisis Studi Empiris Validasi

Selalu mencari cara berkembang produk baru yang akan menarik dan meningkatkan perilaku adopsi konsumen, selalu mengetahui kepribadian konsumen individu dan prefensi dalam merancang dan berkembang produk baru. Pemasaran strategi terus menciptakan persepsi abadi produk mereka di benak konsumen.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,2010:60).

Menurut Kuncoro (2003:44) kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literature. Variabel yang akan diteliti

antara lain strategi pengembangan produk sebagai variabel bebas dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini kerangka konseptual yang dijelaskan adalah variabel strategi pengembangan produk terhadap keberhasilan usaha.

Adapun kaitan antara strategi pengembangan produk (X) dan kerberhasilan usaha (Y), yaitu strategi pengembangan produk yang menjadi kunci sukses dari keberhasilan suatu usaha dalam meningkatkan penjualan. Karena dengan melakukan strategi pengembangan produk maka peluang suatu usaha untuk mendapatkan pelanggan baru akan semakin besar. Bila pelanggan bertambah maka penjualan akan semakin meningkat. Dan dengan adanya strategi strategi pengembangan produk maka konsumen akan dihadapkan pada pilihan produk yang lebih banyak dan beragam. Pengusaha yang kreatif dan inovatif dengan produk yang beragam akan memberikan nilai bagi konsumen. Menurut Swastha dan Irawan (2012:233-234) strategi pengembangan produk atau modifikasi produk dilakukan dengan cara mengubah sifat-sifat produk yang dapat menarik para pemakai atau pembeli baru.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut:

Sumber :Swastha (2012)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Strategi

Pengembangan Produk (X)

Keberhasilan Usaha (Y)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono,2010:306).Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah:strategi pengembangan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadapkeberhasilan usaha produk dodol durian di Kabupaten Serdang Bedagai.

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Usaha kecil menengah merupakan unit usaha yang banyak dijumpai (dominan) pada setiap negara, salah satunya termasuk Indonesia. Usaha kecil menengah (UKM) juga merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, peran penting tersebut telah mendorong banyak negara termasuk juga Indonesia agar terus berupaya untuk mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah).

Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat. Pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan konsumen dan berusaha agar produknya lebih unggul dari produk pesaing.

Hal ini merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha untuk memulai bisnis baru. Dimana sekarang semakin banyaknya wirausahawan di kota Medan yang memiliki inovasi dan kreativitas dalam mencari peluang untuk memulai sesuatu yang baru ataupun yang memberikan sesuatu hal yang ada.

Usaha kecil menengah merupakan salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha dalam memulai bisnis. Tak terkecuali dalam memulai usaha dodol durian. Dodol durian secara umum merupakan industri yang

ini, tidak hanya mengandalkan produk yang sudah ada terus menerus, tetapi pengusaha harus melakukan pengembangan produk dan penyempurnaan produk agar produksi dodol yang dihasilkan diterima oleh konsumen.

Industri dodol durian secara umum merupakan bagian dari industri makanan jadi, dimana salah satu jenis industri yang dikelompokkan dalam agroindustri hilir yang memanfaatkan buah durian sebagai salah satu bahan baku produksinya. Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer di beberapa daerah di Indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dodol yang diolah dari buah dan dodol yang dibuat dari tepung, antara lain tepung ketan dan tepung beras. Dodol buah terbuat dari daging buah yang dihancurkan, kemudian dimasak dengan penambahan bahan makananlainnya. Bahan yang umum digunakan dalam pembuatan dodol adalah buah durian. Durian merupakan salah satu jenis tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara.

Salah satu keputusan pemasaran yang harus diambil adalah keputusan tentang pengembangan produk. Keputusan tersebut menjadi sangat penting, karena usaha ini tidak bisa hanya mengandalkan produk yang sudah ada secara terus-menerus, tetapi pengusaha harus melakukan suatu usaha yaitu melalui pengembangan produk dan penyempurnaan produk tersebut.

Pengembangan produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambali jenis yang ada, juga harus mampu mengelolanya dalam menghadapi perubahan selera, teknologi dan persaingan yang semakin meningkat sehingga dapat mempertemukan keinginan pasar melalui produk karena konsumen cenderung mencari produk yang baru di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain yaitu, perubahan selera, rasa bosan terhadap produk lama, prestise, dan mengingikan produk yang mempunyai kelebihan dan keunggulan. Pengembangan produk perlu dilakukan oleh setiap pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya itu sendiri dan dengan pengembangan produk dapat meningkatkan hasil penjualan apabila produk dapat meningkatkan hasil penjualan apabila produk yangdikembangkan itu dapat diterima atau sesuai dengan selera konsumen.

Pengembangan produk itu sendiri bukanlah merupakan hal yang mudah karena dalam pengembangan produk itu sendiri terdapat banyak hambatan. Tidak sedikit usaha kecil menengah (UKM) yang mengalami kegagalan dalam mengembangkan produknya yang disebabkan karena perusahaan tersebut tidak dapat memecahkan hambatan.

Begitu juga dengan usaha dodol durian yang memiliki hambatan. Dalam hal produk, perusahaan akan tampil dengan produk lama yang kemungkinan besar sudah mengalami kejenuhan di pasar, maka usaha dodol ini tidak dapat bersaing dengan pesaingnya yang telah mampu mengembangkan produknya. Setiap usaha mengkehendaki adanya inovasi dan pengembangan produk, yang pada akhirnya menjadi suatu keharusan agar usaha tersebut dapat bertahan hidup atau bahkan lebih berkembang lagi.

Obyek dalam penelitian ini adalah dodol durian yang dijual di pasar bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Pasar Bengkel di Medan merupakan produsen penjual dodol durian skala industri rumah tangga (home industry) terbesar dan ternama di Kota Medan, dimana Kota Medan sendiri

merupakan ikon dalam produksi buah durian yang terkenal dengan kekhasan rasanya.

Meskipun banyak peluang yang dimiliki dengan menghasilkan dodol durian tetapi ancaman juga terdapat dalam usaha dodol durian dimana persaingan dengan usaha dodol durian lainnya yang tidak kalah terkenalnya dimedan seperti dodol pandan, dan sebagainya.

Menurut Suryana (2010:2) kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Dengan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Menurut Pandji (2004:244), faktor -faktor yang mendorong wirausahawan mengembangkanusaha kecil menengah (UKM) antara lain, peluang, modal, berani mengambil resiko, emosional, inovatif, pendidikan, proaktif.

Berdasarkan uraian tersebutmaka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang strategi apa sebenarnya yang digunakan para wirausahawan dodol untuk mengembangkan usaha ini. Adapun penelitian ini berjudul“Strategi Pengembangan Produk Terhadap Keberhasilan Usaha Produk Dodol Durian Di Kabupaten Serdang Bedagai.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

Apakah strategi pengembangan produk berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dodol durian di Kabupaten Serdang Bedagai?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisisstrategi pengembangan produk terhadap keberhasilan usaha produk dodol durian di Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi UKM dodol, sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan

bagi pengusaha dodol durian lainnya untuk mempertahankan usahanyadalam persaingan yang ketat dan sebagai masukan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor-faktor yang memotivasi berkembangnya usaha kecil dalam usaha.

b. Bagi peneliti, untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala berpikir khususnya dalam bidang kewirausahaan. c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat

memberikanperbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP

KEBERHASILAN USAHA PRODUK DODOL DURIAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh strategi pengembangan produk terhadap keberhasilan usahadi Kabupaten Serdang Bedagai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif dan menggunakan metode analisis regresi linear sederhana. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder, populasi dalam penelitian ini berjumlah 45 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling. Data

Dokumen terkait