• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintah, hendaknya lebih berperan serta dalam mengembangkan potensi tanaman tembakau, seperti mengadakan penyuluhan dan pelatihan khusus dan terus mendapingi dan meningkatkan potensi yang ada, agar proses pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat dapat berjalan dengan baik. 2. Kepada masyarakat, masyarakat petani tembakau lebih giat lagi dalam

bekerja untuk penanaman tembakau supaya tradisi penanaman tembakau tetap terjaga. Meski dalam pengembangannya telah mengenal alat-alat modern dan bahan kimia yang dapat meningkatkan kualitas tanaman tembakau.

3. Kepada peneliti selanjutnya, dapat membantu peneliti selanjutnya untuk menambahkan wawasan dan informasi mengenai tradisi petani tembakau, semoga penelitian ini menjadi langkah awal dan menjadi acuan agar kedepannya peneliti-peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini jika tradisi petani tembakaus ekarang peneliti belum tuntaskan, paling tidak usaha bersama untuk meningkatkan nilai HAM dan nilai-nilai sosial lainya dapat teralisasi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010 manajemen penelitian, Jakarta; Rineka Cipta. Afrizal, 2014. Metode penelitian kualitatif.

Cahyono, Bambang, 2005. Tembakau Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Cet. 8. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Jameela, Harjono. “Tenaga Kerja dalam Usaha Tani”. 07 April 2016.

Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Cet.9. Jakarta: RinekaCipta. Nursalam, m. Konstruksi pemberitaan kenaikan harga rokok di kompas. Com

(analisis framing robert n. Entman). Kinesik, 4(2)

Piotr Sztompka. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Cet. 5. Jakarta: Prenada. Rahardjo. 2014. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan pertanian. Yogkarta: Gadja

Mada Universty Press.

Ranjabar, Jacobus. 2014. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Cet. 3. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo pesada

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet. 22. Bandung: Alfabeta.

Supardan, Dadang. 2011. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Cet. 3. Jakarta: Bumi Aksara.

suwandi&Baswori. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT asdi Mahasatya.

Syukri Albani Naasution, Muhammad. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tim Penulis PS.1993. pembudidayaa, Pengolaha dan Pemasaran Tembakau. Jakarta: PT. penebar Swadaya.

DOKUMENTASI

Foto. 1 melakukan wawancara dengan petani tembakau

Foto. 2 melakukan wawancara dengan salah satu penduduk yang betprofesi sebagai seorang petani tembakau

Foto. 3 melakukan wawancara dengan pak uddin

Foto. 4 melakukan wawancara dengan salah satu penduduk yang betprofesi sebagai seorang petani tembakau

Gambar 1

Gambar 2

Foto 6. melakukan wawancara dengan salah satu penduduk yang betprofesi sebagai seorang petani tembakau

TABEL INTERPRETASI

No Konsep Wawancara Teori Interpretasi

1 Kondisi sosial ekonomi masyarakat petani tembakau b. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi a. Abdul Kadir (43 Tahun) yang mengatakan bahwa : “Walaupun saya sebagai seorang guru saya mengambil kerja sampingan sebagai seorang petani tembakau untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya sehari-hari”. b. Ibu Ratna (49 Tahun) yang mengatakan bahwa :“Saya bekerja sebagai seorang petani tetapi saya masih bisa

Teori struktural fungsional

mencukupi keluarga saya sehingga saya bisa menyekolahkan anak saya hingga kuliah”. c. Bapak Nambung (50 Tahun) yang mengatakan bahwa : “Walaupun saya bekerja sebagai petani tembakau dan tidak dipanggil oleh pemilik petani tersebut saya menjadi suka relawan untuk membantu petani tersebut dan diberi upah seikhlasnya saja demi

memenuhi kebutuhan

c. Interaksi sosial, kerjasama dan persaingan keluarga saya sehari-hari”. d. Bapak uddin (56 Tahun) yang mengatakan bahwa :“kondisi sosial masyarakat disini cukup bagus, interaksi terutama dalam hal gotong royong, tolong menolong baik dalam hal

kebersihan acara pernikahan” e. Bapak Andi Rauf

(45 tahun) kepala desa Bijinangka yang mengatakan bahwa : “Petani tembakau sangatlah

mendukung kondisi sosial ekonominya dimana masyarakat setempat dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya” f. Ibu Fatimah (53 Tahun) yang mengatakan bahwa : “Di desa bijinangka tidak pernah terjadi konflik karna masyarakat disini menjunjung tinggi solidaritas dan selalu ada solusi jika terjadi perbedaan pendapat”. 2 Bentuk-bentuk tradisi petani tembakau terhadap kondisi sosial ekonomi

g. Bapak Abdul Rauf selaku kepala Desa disana (45 Tahun) Bijinangka yang

a. Paliserri

b. Massalama

mengatakan bahwa; ”palliserri itu adalah proses dimana masyarakat melakukan tradisi ini sebelum tembakau bertumbuh besar, dia melakukan paliserri dengan menggantungkan daun jatih merah pada pohon tembaka” h. Bapak Udding yang mengatakan bahwa : “setelah kami melakukan panen kami biasanya melakukan Massalama (syukuran) untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang pengcipta”

LEMBAR OBSERVASI

Lampiran 1 Hari/tanggal : Tempat :

No Aspek yang di amati keterangan

1. Lokasi Observasi

2. Dampak yang terjadi dalam mempertahankan tradisi petani tembakau 3. Upaya dalam mempertahankan tradisi

petani tembakau

4. Masalah yang terjadi dalam kondisi sosial ekonomi masyarakat petani tembakau

PEDOMAN WAWANCARA INFORMASI Lampiran II Nama : Usia : Pekerjaan : Pertanyaan.

I. KONDISISOSIAL EKONOMI MASYARAKATPETANI TEMBAKAU DESA BIJINANGKA KECAMATAN SINJAI BORONG

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat petani tembakau di desa Bijinangka ?

2. Bagaimana pendapatan anda selaku kepala desa di Bijinangka mengenai petani tembakau ?

II. BENTUK-BENTUK TRADISI PETANI TEMBAKAU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

1. Bagaimana tradisi petani tembakau dalam mempertahankan kondisi sosial ekonomi di desa Bijinangka ?

2. Apa dampak yang biasa anda dapat dalam mempertahankan tradisi petani tembakau ?

3. Faktor apa yang mendorong petani tembakau dalam mempertahankan tradisi petani tembakau di desa Bijinagka ?

4. Bagaimana langkah-langkah petani tembakau dalam mempertahankan kondisi sosial di desa Bijinangka ?

RIWAYAT HIDUP

Marlina lahir pada tanggal 12 Juni 1995, merupakan anak kedua dari 5bersaudara, pasangan Ahmad dan Hawsah. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar SDN Mbawa, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negri 2 Donggo, dan lulus pada tahun 2011. Kemudian pada tahun yang sama, penulis selanjutkan pendidikan di MAN 3 BIMA dan tamat pada tahun 2014. Dan pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Sosiologi dan berhasil lulus di Program Strata 1 (S1) Kependidikan dan menyelesaikan gelar studi pada tahun 2018 dengan gelar serjana pendidikan.

Dokumen terkait