BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
a. Menggunakan sistem komputerisasi untuk administrasi keuangan dan pengelolaan barang untuk meminimalisasi kesalahan pencatatan data yang selama ini dilakukan secara manual.
b. Untuk meningkatkan pendapatan dan pengembangan apotek, sebaiknya menjalin kerjasama dengan dokter yang membuka praktek dengan menyediakan obat apa saja yang diresepkan dokter untuk pasien.
c. Melakukan evaluasi terhadap tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan kinerja apotek.
d. Memperkenalkan apotek kepada masyarakat luas di sekitar perumahan melalui penyebaran brosur dan penyediaan papan penunjuk arah apotek.
DAFTAR ACUAN
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1983). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2380/A/SK/VI/83 Tentang Tanda Khusus Untuk Obat Bebas Dan Obat Bebas Terbatas.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1986). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2396/A/SK/VIII/86 Tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MenKes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.922/MenKes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotik.
Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta: : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Jakarta : Kementerian Negara Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Lampiran 8. Denah Lokasi Apotek Arafah Lapangan Gerbang Utama Jl. Arafah Pr ak te k Do kte r Jl. Qadr Raya
Lampiran 9. Foto Apotek Arafah a. Foto Apotek Tampak Depan
b. Foto Apotek Tampak Samping
Ap ote k Ar af ah Gerbang Arafah I Jl. M in a
Lampiran 10. Layout Ruang Apotek Arafah
Keterangan :
a. Etalase I : Etalase produk pangan dan perbekalan kesehatan rumah tangga
b. Etalase II : Etalase OTC padat, semi padat dan kosmetik
c. Etalase III : Etalase OTC liquid, kosmetika dan alat kesehatan d. Etalase IV : Etalase obat ethical
E ta la se II Etalase I E ta la se II I E ta la se IV
Lampiran 11. Surat Pesanan Barang Apotek Arafah
Jl. Arafah I No. F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang Apoteker : Lily Komiarsih, S.Si.,Apt
SIA : 449.1/kep.367/BPPT.KERSA.208/2011 SIK : KP.01.03.1.3.3367
Surat Pesanan
No Nama Obat/Alkes Jumlah Satuan
Tangerang,………..
Lampiran 12. Kartu Stok Apotek Arafah
Jl. Arafah I No. F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang
KARTU STOK
Nama Barang : ... Pabrik : ... Satuan :... Tgl Masuk Keluar Sisa Distrib. Jmlh BatchNo. ED Jml ParafLampiran 15 . Salinan Resep
Jl. Arafah I No. F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang Apoteker : Lily Komiarsih, S.Si.,Apt
SIA : 449.1/kep.367/BPPT.KERSA.208/2011 SIK : KP.01.03.1.3.3367 COPY RESEP Nomor : ……….. Tanggal : ... Nama Pasien : ……….. Umur : ……….. Nama Dokter : ……….
R/
Tangerang,……… p.c.cLampiran 16. Form Hasil Pemeriksaan Darah HASIL PEMERIKSAAN Nama Pasien : ... Alamat : ... Umur / Tgl. Lahir : ... Tgl. Periksa : ...
PARAMETER NILAI NORMAL HASIL
G
lu
ko
sa Gula Darah PuasaGula Darah Sewaktu 70 – 110 mg/dl< 140 mg/dl mg/dlmg/dl
Gula Darah 2 jam
Setelah Makan < 120 mg/dl mg/dl
Asam Urat 3 – 7 mg/dl mg/dl
Kolesterol Total < 200 mg/dl mg/dl Tekanan Darah 120 / 80 mmHg / mmHg
Studi Kelayakan Apotek Bersama Praktek Dokter
LAPORAN TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH
JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG
IMELDA PRIANA, S.Farm 1206329713
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK JANUARI 2014
Studi Kelayakan Apotek Bersama Praktek Dokter
LAPORAN TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH
JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
IMELDA PRIANA, S.Farm 1206329713
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK JANUARI 2014
HALAMAN JUDUL ... ii DAFTAR ISI ... iii
1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan ... 2 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 2.1 Studi Kelayakan... 3 2.2 Analisis Break Even Point (BEP) ... 7 3 METODE PENELITIAN ... 9 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 9 3.2 Data ... 9 3.3 Cara Pengumpulan Data... 9 4 PEMBAHASAN STUDI KELAYAKAN APOTEK ARAFAH BERSAMA DENGAN PRAKTEK DOKTER ... 10
4.1 Tujuan Pendirian Apotek ………. . 10 4.2 Pemilihan Lokasi……….. . 10 4.3 Data Hasil Survey………. . 11 4.4 Aspek Pemasaran………... 12 4.5 Pengelolaan Sumber Daya Manusia ... 14 4.6 Perkiraan Konsumen... 15 4.7 Aspek Modal dan Biaya... 15 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 21 5.1 Kesimpulan... 21 5.2 Saran... 21 DAFTAR ACUAN ... 22
1.1 Latar Belakang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasiaan dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan suatu institusi yang didalam pelaksanaannya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah menyediakan obat‐obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga tidak sedikit. Pada saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
Bisnis apotek saat ini tengah menjadi bisnis yang menjamur di Indonesia. Sebagai salah satu alternatif usaha, apotek dipandang sebagai usaha yang menjanjikan secara finansial, namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa persaingan usaha apotek pun cukup banyak dan ketat. Jika apotek tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan resiko kegagalan dikarenakan kondisi yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, untuk memulai usaha pendirian apotek diperlukan suatu studi pengkajian terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi keberlangsungan apotek yang dikenal dengan studi kelayakan. Studi kelayakan adalah suatu metode analisis awal dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan tersebut. Bila dikaitkan dengan pendirian apotek bersama praktek dokter, maka suatu studi kelayakan dalam pendirian apotek bersama praktek dokter berarti suatu penelitian yang
akan dikembangkan dengan usaha bersama praktek dokter untuk melihat kelayakan usaha ditinjau dari segi ekonomi. Dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Studi kelayakan diperlukan agar proyek tidak berhenti di tengah jalan atau tidak menguntungkan (gagal). Pada tugas khusus ini akan dilakukan penilaian terhadap kelayakan pengembangan apotek bersama praktek dokter di Apotek Arafah jl arafah no F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang. Pengembangan apotek akan dilakukan dengan melihat adanya peluang dari segi faktor sarana kesehatan yang kurang di wilayah perumahan, tingkat ekonomi warga yang cukup tinggi serta tingkat pengetahuan warga yang cukup tinggi akan pentingnya kesehatan.
1.2 Tujuan
Untuk menilai kelayakan pengembangan Apotek Arafah menjadi Apotek bersama praktek dokter di jl arafah no F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang.
2.1 Studi Kelayakan
2.1.1 Definisi Studi Kelayakan
Studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu metode penjajakan gagasan (idea) suatu proyek mengenai kemungkinan layak atau tidaknya untuk dilaksanakan. Pendirian suatu apotek yang didahului dengan studi kelayakan belum tentu dapat menjamin keberhasilan apotek tersebut, sebab studi kelayakan pendirian suatu apotek hanya berfungsi sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek.
Tingkat keberhasilan dari suatu apotek dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu kemampuan sumber daya internal termasuk kecakapan manajemen, kualitas pelayanan, produk yang dijual, dan kualitas karyawan serta pengaruh lingkungan eksternal yang tidak dapat dipastikan termasuk pertumbuhan pasar, pemasok, pesaing, dan adanya perubahan peraturan. Sebuah apotek yang pendiriannya dipaksakan, meskipun menurut studi kelayakan tidak layak dilaksanakan, maka bukan peluang yang diperoleh, melainkan resiko kerugian yang akan didapat.
2.1.2 Aspek – aspek Penilaian Studi Kelayakan
Beberapa aspek yang menjadi penilaian dalam studi kelayakan adalah : a. Penilaian aspek manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen operasional antara lain dapat meliputi mengenai rencana strategi manajemen, bentuk dan tata letak bangunan, serta jenis produk yang akan dijual.
b. Penilaian aspek pasar
Dalam menilai aspek pasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain yaitu bentuk dan potensi pasar.
c. Penilaian aspek teknis
Aspek teknis meliputi analisis input dan output berupa barang dan jasa yang akan diperlukan dan dihasilkan suatu proyek. Beberapa hal penting yang
organisasi apotek.
d. Penilaian aspek keuangan
Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan dapat meliputi penilaian terhadap sumber pendanaan (financing) untuk investasi dan perhitungan aliran kas (cash flow) yang akan diperoleh selama investasi. Dalam melakukan penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan suatu proyek dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis antara lain:
1) Metode Analisis Payback Periode (PP).
Payback Period adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima.
Payback Period = jumlah nilai investasi x 1 tahun Jumlah kas yang masuk per tahun
Indikatornya adalah:
Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maximum PP yang ditetapkan, maka proyek tersebut layak dilaksanakan
Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maximum PP yang ditetapkan, maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan Bila PP yang diperoleh waktunya = maximum PP yang
ditetapkan, maka proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak.
2) Metode Analisis Return On Investment (ROI)
Analisis Return On Investment adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih per tahun dengan nilai investasi.
Indikatornya adalah :
Bila ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman, maka proyek dikatakan layak dilaksanakan
Bila ROI yang diperoleh < dari bunga pinjaman, maka proyek dikatakan tidak layak dilaksanakan
Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek boleh dilaksanakan dan boleh juga tidak.
2.1.3 Tahapan dalam Pembuatan Studi Kelayakan
Tahapan (proses) dalam membuat sebuah studi kelayakan pendirian apotek, dapat terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap:
a. Penemuan gagasan
Gagasan atau ide yang muncul baik berupa lokasi apotek yang cocok, bentuk dan struktur organisasi yang sesuai, produk yang akan dijual maupun gagasan lain kemudian didiskusikan, dianilisis, dan dilaksanakan apabila gagasan tersebut memang tepat.
b. Penelitian lapangan
Gagasan yang telah disetujui kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian di lapangan. Untuk keperluan tersebut, maka data - data yang dibutuhkan antara lain data ilmiah melalui analisis data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan eksternal yang ada di sekitar lokasi seperti nilai strategis sebuah lokasi, data kelas konsumen, peraturan yang berlaku di daerah tersebut dan tingkat persaingan yang ada saat ini serta data non ilmiah melalui instuisi atau feeling yang diperoleh setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
c. Evaluasi data lapangan
Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian di lapangan, dapat dilakukan dengan cara memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yang terdiri dari data lingkungan di sekitar lokasi (external factor) meliputi tipe konsumen yang akan dilayani (pemukiman, perkantoran), tingkat
data kemampuan sumber daya yang dimiliki (internal factor) meliputi sumber daya yang ada saat ini seperti kemampuan keuangan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan produk, dan kemampuan pengelolaan (manajemen).
d. Pembuatan rencana
Setelah usulan proyek disetujui, kemudian menetapkan waktu (time schedule) untuk memulai pekerjaan sesuai dengan skala prioritas yaitu menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja, mengurus izin, membangun atau merehabilitasi gedung, merekrut karyawan, menyiapkan barang dagangan dan sarana pendukung, serta memulai operasional.
e. Pelaksanaan rencana kerja.
Dalam melaksanakan setiap pekerjaan, dibuatkan suatu format yang berisi tentang jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan, mencatat setiap penyimpangan yang terjadi, membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya.
2.1.4 Manfaat Studi Kelayakan
Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap studi kelayakan antara lain yaitu :
a. Pengusaha
Untuk dapat mengetahui apakah gagasan usahanya layak dilaksanakan atau tidak, karena dengan adanya studi kelayakan pengusaha dapat mengambil peluang atau dapat menghindari resiko kerugian.
b. Kreditor
Untuk dapat mengkaji apakah proyek tersebut pantas diberiakan kredit atau tidak. Meskipun ada faktor-faktor lain yang dijadikan pertimbangan seperti besarnya nilai jaminan, bonafiditas pengusaha, dan tingkat hubungan kedua belah pihak
c. Investor
Untuk dapat menganalisa apakah menanamkan modal pada proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak.
Break Even Point (BEP) adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Posisi keadaan kinerja apotek yang seperti ini disebut sebagai posisi titik pulang pokok atau titik impas.
a. Yang dimaksud dengan Total pendapatan atau revenue (TR - total revenue) adalah jumlah penjualan yang diperoleh dari hasil kali harga (P -price) dengan jumlah unit barang (Q - quantity) pada suatu periode tertentu
b. Yang dimaksud dengan Total biaya (TC) adalah biaya yang terdiri dari: 1) Biaya variable (VC - variable cost) adalah suatu jenis biaya yang secara
proporsional berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah (volume) penjualan atau produksi. Bila jumlah penjualan naik, maka biaya ini juga akan naik atau sebaliknya. Contoh biaya variable biaya pembelian barang dagangan, bahan baku.
2) Biaya tetap (FC -fix cost) adalah jenis biaya yang secara total akan tetap, walaupun terjadi perubahan pada volume penjualan atau jumlah produksi. Contoh biaya tetap : biaya gaji pegawai, biaya tak langsung (listrik, tilpon, air), biaya bunga pinjaman.
3) Keuntungan (Profit) adalah sisa pendapatan dari total penjualan bersih (TR) setelah dikurangi dengan total biaya (TC) yaitu biaya variable (VC) biaya tetap (FC)
TR = TC atau TR - TC = 0
TR = P x Q
TC = VC + FC
mengetahui hubungan antara variable penjualan, biaya pembelian barang (variable cost) dan biaya tetap (fix cost) serta keuntungan (profit) yang dihasilkan perusahaan pada suatu periode tertentu.
Fungsi analisis BEP antara lain adalah untuk merencanakan:
a. Jumlah Penjualan, pada tingkat penjualan berapa, labanya dapat menutup biaya variable dan biaya tetap yang dikeluarkan oleh apotek.
b. Jumlah laba (rugi), berapa jumlah keuntungan (kerugian) yang akan diperoleh apotek, ketika jumlah penjualan dan jumlah biaya tercapai pada tingkat tertentu.
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada radius sekitar 2 km dari lokasi Apotek Arafah yaitu di sekitar perumahan Villa Ilhami Islamic Tangerang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2013.
3.2 Data
Data pada penelitian ini adalah:
a. Data jumlah penduduk perumahan Villa Ilhami dan pemukiman penduduk kampung Gunung Sari.
b. Data sarana kesehatan yaitu Rumah Sakit, praktek dokter dan Apotek (Pada radius 2 km dari lokasi apotek).
3.3 Cara Pengumpulan Data
a. Data kependudukan diperoleh dari jumlah estimasi penduduk sekitar 2 km dari lokasi Apotek Arafah.
b. Data mengenai sarana kesehatan diperoleh dari observasi lapangan secara langsung pada radius 2 km dari lokasi Apotek Arafah.
STUDI KELAYAKAN APOTEK ARAFAH BERSAMA PRAKTEK DOKTER
4.1 Tujuan Pendirian Apotek
Tujuan pendirian dari Apotek Arafah antara lain : a. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
b. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi apoteker.
c. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi, dan konsultasi kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat.
4.2 Pemilihan Lokasi
Nama apotek yang akan dikembangkan bersama dengan praktek dokter adalah Apotek Arafah yang terletak di jalan arafah no F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang. Lokasi apotek cukup stragis di dalam perumahan dan belum adanya apotek pesaing lain yang ada di perumahan tersebut.
Data‐data pendukung yang menunjang aspek pasar yaitu: a. Kepadatan Penduduk
Apotek Arafah berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang sedang, berada pada komplek perumahan Villa Ilhami dan berjarak 500 meter dari perkampungan warga.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek Arafah yang berada di lingkungan perumahan elit, dekat dengan sekolah, kampus dan perkantoran. Dengan demikian tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan cukup baik. Keadaan ekonomi secara relative cukup baik.
Rumah Sakit Qdar dan Rumah Sakit Siloam Karawaci, tempat praktek dokter serta apotek (radius 2 km).
d. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek sebagai pesaing adalah 2, yaitu Apotek Rinita dan Apotek Mart
e. Keamanan
Lingkungan Apotek Arafah berada pada daerah dengan keamanan yang baik karena berada pada lokasi perumahan yang di jaga dengan tenaga keamanan yang selalu melakukan penjagaan keliling beberapa kali dalam sehari secara bergantian.
f. Mudah dijangkau
Lokasi Apotek cukup mudah dijangkau untuk warga sekitar perumahan karena terletak di antara perumahan warga.
4.3 Data Hasil Survey
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan, diperoleh data‐data sebagai berikut :
a. Data Penduduk
No. Data penduduk Jumlah penduduk
1 Perumahan Villa Ilhami 1000
2 Pemukiman Kampung Gunung Sari 400
Jumlah total penduduk 1400
b. Data Penunjang Kesehatan
No. Nama Jarak Output resep per hari
1 RS Qdar 1,5 km 200 lembar
2 RS Siloam Karawaci 3 km 400 lembar
3 Praktek dokter silvi 100 m 10 lembar
1 Apotek Rinita 1,2 km Dokter kulit
2 Apotek Mart 1,8 km Dokter umum
4.4 Aspek Pemasaran a. Kekuatan / Strength
Kekuatan yang dimiliki oleh Apotek Arafah adalah :
1. Apotek dengan konsep pelayanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian pharmaceutical care.
2. Petugas apotek yang handal dan loyal, terdiri dari tenaga yang sudah berpengalaman dan tenaga‐tenaga muda yang penuh semangat dan kreatif. 3. Apoteker yang selalu stand‐by di apotek, siap memberikan layanan dan
konsultasi seputar obat.
4. Harga obat yang relative terjangkau oleh pelanggan.
b. Kelemahan / Weakness
1. Merupakan apotek yang belum terlalu dikenal oleh warga perumahan Villa Ilhami.
2. Lokasi apotek tidak berada dipinggir jalan utama atau tidak di bagian ujung perumahan.
3. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri. 4. Tidak adanya pelayanan meracik obat.
Untuk menutupi kelemahan tersebut maka:
1. Nama apotek harus dibuat besar, jelas, dan mudah terlihat, begitu juga dengan tulisan pada papan nama dan neon box, dapat dibuat tanda/marka apotek di tepi jalan, dan petunjuk arah lokasi apotek.
2. Sebaiknya melakukan kerjasama dengan praktek dokter yang sudah mempunyai pasien tetap sehingga dapat lebih memperkenalkan apotek ke masyarakat luas.
3. Sebaiknya menyediakan pelayanan meracik obat untuk meningkatkan pendapatan apotek.
Jumlah penduduk, terutama disekitar apotek cukup padat karena berada pada kawasan perumahan Villa Ilhami dan dekat dengan perkampungan warga Gunung Sari, sehingga dapat menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial.
Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan untuk menjadi pelanggan. Masyarakat golongan ini mempunyai daya beli cukup tinggi, karena itu apotek harus dikonsep sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keinginan pelanggan seperti mereka. Sebagai contoh apotek dilata agar bersih, nyaman, elegan, tanpa menimbulkan konsep mahal, sehingga tetap dapat menarik pelanggan dari kelas sosial menengah ke bawah.
2. Jumlah Fasilitas Kesehatan (rumah sakit, praktek dokter dan apotek) belum terlalu banyak di kawasan Perumahan tersebut, sehingga dapat menjadikan apotek sebagai fasilitas kesehatan yang mudah di jangkau untuk pengobatan swamedikasi.
3. Melayani resep obat dan pengantaran obat ke rumah pelanggan apotek. d. Ancaman / Threaths
Ancaman terutama datang dari kompetitor / pesaing, yaitu apotek lain di sekitar Apotek Arafah. Berikut diuraikan kelemahan dan kelebihan dari apotek pesaing.
1. Apotek Rinita
Kelebihan apotek “Rinita” : berada dipinggir jalan raya sehingga mudah untuk dilihat orang dan mendapat drop in customer ketika melewati apotek dan terdapat praktek dokter kulit.
Kekurangan apotek “Rinita” : apotek berada dipinggir jalan raya yang sering macet, obat-obat yang disediakan tidak terlalu banyak jenisnya, obat yang disediakan sebagian besar hanya obat untuk resep dokter kulit, penerangan kurang sehingga apotek terkesan gelap dan tidak adanya kursi untuk konsumen jika menunggu obat.
praktek dokter umum, desain interior apotek cukup menarik dan bersih, ruangan terasa sejuk dan nyaman dengan konsep swalayan.
Kekurangan apotek “Mart” : apotek berada dipinggir jalan yang sering macet, kurangnya lahan parkir sehingga menyulitkan konsumen untuk parkir kendaraan, papan nama tidak terlihat dengan jelas, desain eksterior apotek kurang menarik sehingga tidak terlihat seperti apotek.